Pria di Jordan berselingkuh dengan wanita online tanpa sadar bahwa wanita itu adalah istrinya sendiri. Mereka terkejut ketika bertemu dan saling menuduh tidak setia sehingga memutuskan bercerai. Artikel ini membahas tentang kejaran kesetiaan yang semakin langka di masyarakat modern akibat pandangan bahwa rumput tetangga lebih hijau. Ia menekankan bahwa kekurangan pasangan bukan alasan untuk berselingk
1. Tetap Setia
Mungkin kisah yang terjadi di kota Amman, Jordania, tergolong langka, unik
sekaligus mengundang geli. Seorang pria Jordania yang bernama Bakr Melhem merasa
kesepian karena hidup terpisah dengan istrinya yang berada di luar kota. Pria
ini iseng-iseng “berselingkuh“ dengan wanita lain dalam dunia maya melalui
chatroom (ruang ngobrol) di internet. Setelah tiga bulan saling chatting, mereka
benar-benar merasa cocok dan saling jatuh cinta. Bahkan sepasang kekasih di
dunia maya ini berniat menikah. Mereka lantas membuat janji untuk bertemu di
sebuah tempat. Namun saat mereka berdua bertemu, mereka terkejut dan terkesima.
Bukannya apa-apa, tapi ternyata “wanita selingkuhan“ di internet ini adalah
istrinya sendiri. Kontan saja mereka berdua saling menuduh bahwa ia pasangan
yang tidak setia. Rencana perkawinanpun batal dan sebaliknya mereka berdua
sepakat untuk cerai karena satu sama lain tidak setia!
Kesetiaan memang menjadi barang langka bagi peradaban dunia modern ini. Begitu
mudahnya seorang suami berselingkuh dengan wanita lain, sementara itu si istri
juga tidak mau kalah dan segera mencari pria idaman lain (PIL). Ujung-ujungnya
pun sudah bisa ditebak, mereka memutuskan untuk cerai. Yang menyedihkan, hal
yang seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan orang yang tidak kenal Tuhan,
sebaliknya banyak orang juga bercerai karena tidak ada lagi kesetiaan.
Semua ketidaksetiaan ini biasanya dipicu oleh pendapat umum yang berkata bahwa
rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput di
halaman kita sendiri. Terjebak dengan pandangan yang seperti ini membuat satu
sama lain mengorbankan kesetiaan demi mendapatkan sesuatu yang lebih “hijau“,
padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Perbedaan pendapat memang kerap kali terjadi dan kekurangan-kekurangan pasangan
kita memang akan semakin terlihat, tetapi itu bukan berarti melegalkan
ketidaksetiaan kita. Justru di saat kita melihat ada kekurangan dan kelemahan di
sana sini, tugas kitalah untuk menutup dan menjadi pelengkap baginya. Andaikata
setiap orang punya pandangan seperti ini, tentu ketidaksetiaan dan
perselingkuhan bisa ditekan sampai titik nol!
Tidak ada yang melegalkan ketidaksetiaan, termasuk kekurangan dan kelemahan
pasangan kita.