1. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
Pencemaran Limbah Industri Pabrik Tahu di Kota Banda Aceh
Penulis: Kelompok 6
Santa Permatanta (2010103010080)1, Melia Yunita (2010103010023)2, dan Lia
Oktaviani (2010103010078)³
Mata Kulliah : Politik Lingkungan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Sanntaaa5@gmail.com
Received : 30 Mei 2022 ; Accepted: 30 Mei 2022; Published: 31 Mei 2022
Abstract
MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) are business activities carried out by
individuals or individual-owned business entities. The difference with large businesses can be
seen from the total net worth of business actors and annual sales results. The businesses built
in this MSME also vary, such as culinary, fashion, grocery and so on. One of the most popular
businesses is culinary, for example, one of the MSMEs in the city of Banda Aceh has set up a
small factory to produce tofu, as we know the name of the factory certainly produces a lot of
waste, be it solid, gas, or liquid waste. The presence of wastes is certainly unavoidable in an
industrial house, then it is the role of government policies that will later be questioned in a
pollution and environmental damage.
Keywords: MSMEs, Waste, Pollution, Government Policy
Abstrak
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah aktivitas usaha yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha milik perorangan. Perbedaannya dengan usaha besar dapat dilihat
dari jumlah kekayaan bersih pelaku usaha dan hasil penjualan tahunan. Usaha yang dibangung
dalam UMKM ini juga bermacam-macam seperti kuliner, Fashion, kelontong dan lain
sebagainnya. Salah satu usaha yang banyak digemari adalah kuliner misalnnya pada salah salah
UMKM di kota Banda Aceh ini mendirikan sebuah pabrik kecil guna memproduksi tahu,
seperti yang kita ketahui yang Namanya pabrik tentu menghasilkan banyak limbah baik itu
limbah padat, gas, maupun cair. Kehadiran limbah-limbah tentu tidak terelakan lagi dalam
sebuah rumah industri, lalu peran serta kebijakan pemerintahlah yang nantinya akan
dipertanyakan dalam sebuah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Kata Kunci: UMKM, Limbah, Pencemaran, Kebijakan Pemerintah
2. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
PENDAHULUAN
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan
ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi
tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya
serta ada seorang atau lebih yang bertanggung, tak hanya itu pabrik juga banyak memberikan
lowongan kerja sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak dampak positif yang dihasilkan
oleh sebuah pabrik. Namun dari semua hal positif ada hal yang tak dapat dihindari yaitu
“limbah” kehadiran limbah menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam mendirikan
sebuah pabrik industri.
Salah satu pabrik industri yaitu beberapa pabrik tahu di kota Banda Aceh, seperti yang kita
ketahui limbah tahu itu memiliki berbagai macam limbah baik itu limbah padat, gas maupun
cair, salah satunya pabrik tahu di gampong batoh yang dimana pabrik tahu tersebut mengaliri
limbah cairnya ke aliran sungai di tengah-tengah pemukiman warga sekitar yang tak jarang
membuat munculnya aroma yang tak sedap, selain itu limbah cair yang dihasilkan oleh
membuat habitat makluk hidup dalam air menjadi rusak karena menimbulkan pencemaran
lingkungan khususnya dalam air yang dialiri oleh limbah cair tersebut.
Maka dari itu kami kelompok 6 melakukan penelitian tentang respon serta melihat apa saja
kebijakan yang diambil oleh pemerintah kota Banda Aceh dalam mengatasi masalah limbah
yang dihasilkan oleh rumah industri.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pemecahan permasalahan termasuk metode studi pustaka.
Menurut Nazir 2003, metode studi Pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan
dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kami menggunakan metode ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan tempat karena tak seorang diantara kami anggota kelompok berdomisili
di kota Banda Aceh, lebih dari itu menurut kami metode ini cukup relevan dikarena
pembahasan mengenai limbah bukan merupakan hal baru sehingga memudahkan kami dalam
melakukan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Limbah
1. Pengertian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu usaha kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak
terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air
limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Berdasarkan Pasal 1 butir (20) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan:
“Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.”Berdasarkan Pasal 1 butir (21) Undang-
3. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menyatakan: “Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.”
2. Jenis Limbah
a. Jenis limbah berdasarkan jenis senyawa
1) Limbah Organik
Limbah organik memiliki definisi berbeda yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan
tujuan penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan
segala limbah yang mengandung unsur karbon (C), sehingga meliputi limbah dari makhluk
hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa- sisa tumbuhan mati),
kertas, plastik, dan karet. Namun, secara teknis sebagian besar orang mendefinisikan limbah
organik sebagai limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah
busuk. Artinya, bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan
bahan organik sintetik (buatan) yang juga sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan karet,
tidak termasuk dalam limbah organik. Hal ini berlaku terutama ketika orang memisahkan
limbah padat (sampah) di tempat pembuangan sampah untuk keperluan pengolahan limbah.
Limbah organik yang berasal dari makhluk hidup mudah membusuk karena pada makhluk
hidup terdapat unsur karbon (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang rantai kimianya relatif
sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan
jamur. Hasil pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa
gas metana (CH4) yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.
2) Limbah Anorganik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah organik meliputi limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan
aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik
(misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki
unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah organik,
pengertian limbah organik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah anorganik
dalam bentuk padat (sampah).
Agak sedikit berbeda dengan pengertian di atas secara teknis, limbah anorganik didefinisikan
sebagai segala limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh
mikroorganisme pengurai. Dalam hal ini, bahan organik seperti plastik, kertas, dan karet juga
dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit diurai oleh
4. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
mikroorganisme sebab unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang
(polimer).
b. Jenis limbah berdasarkan wujudnya
1) Limbah cair
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah yaitu sisa dari suatu hasil
usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil
buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa
air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.
Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:
a) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air
sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
b) Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah
atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan
melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran
yang membuka atau yang terhubung ke permukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang
atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau
perkebunan.
d) Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas
permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-
partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik
dapat menimbulkan dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi
sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan
oleh limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor industri maupun domestik
untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun
harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang
5. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan
limbah cair dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi, pengolahan
secara fisika, dan pengolahan secara kimia.
2) Limbah padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk
padat. Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu,
kain, dll. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai berikut:
a) Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-
bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa
makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
b) Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau
organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
c) Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
d) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang,
seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
e) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan, seperti dedaunan, kertas dan plastik.
f) Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang berasal dari buangan
industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah padat itu sendiri.
Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan lagi serta mempunyai nilai
ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam, namun ada juga yang tidak bisa
dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan lagi biasanya dibuang,
dibakar, atau ditimbun begitu saja. Beberapa industri tertentu limbah padat yang dihasilkan
terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau areal luas yang
dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut.
3) Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara alami udara
mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll. Penambahan gas ke udara
yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang
dihasilkan berlebihan dapat mencemari udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel
adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu,
6. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui
penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung.
Limbah gas yang dibuang ke udara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan atau
cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut.
Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat. Seperti limbah gas yang
dihasilkan
oleh suatu pabrik dapat mengeluarkan gas yang berupa asap, partikel serta debu. Apabila ini
tidak ditangkap dengan menggunakan alat, maka dengan dibantu oleh angin akan memberikan
jangkauan pencemaran yang lebih luas. Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan
tergantung dari sumber limbah.
4) Limbah suara
Limbah suara yaitu limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat di udara. Limbah
suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronik dan
sumber-sumber yang lainnya.
3. Limbah Home Industri ( Pabrik Tahu )
Tahu adalah jenis makanan yang memiliki nilai gizi, mengandung protein dengan bahan dasar
kacang kedelai. Kebutuhan terhadap kedelai mencapai 2,3 juta ton pertahun, dimana 40% yang
dikonsumsi berupa tahu, 50% berupa tempe dan 10% minyak kedelai (Buchori et al., 2012).
Industri tahu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga dapat memberi
dampak negatif karena limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan (Matilda et al.,
2016).
Pengolahan tahu akan menghasilkan buangan atau ada sisa yang dapat berupa limbah. Limbah
apabila tidak dilakukan penanganan dengan baik akan menyebabkan pencemaran (Indah et al.,
2014). Limbah tahu merupakan sisa pengolahan kedelai yang terbuang karena tidak terbentuk
menjadi tahu. Limbah tahu ada dalam bentuk padat dan cair.
A.Limbah Padat
Limbah padat yang merupakan kotoran hasil pembersihan kedelai, sisa bubur biasa disebut
ampas tahu, ampas tahu biasa digunakan sebagai pakan ternak Unggas. Yang dimana Menurut
Yusrizal (2002), ampas tahu digunakan dalam ransum yang digunakan sebagai pakan itik
mojosari fase stater tidak menimbulkan dampak negatif terhadap performansnya. Ampas tahu
yang digunakan dalam ransum itik Mojosari sampai level 15 %. Hal ini berarti ampas tahu bisa
diberikan sebagai bahan pakan untuk itik Mojosari dalam fase stater dan finisher karena ampas
tahu tidak mempengaruhi performans dari itik Mojosari itu sendiri. Pemberian ampas tahu
7. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
untuk mengetahui kualitas karkas broiler dilakukan oleh Yuni Sofrianti (2001) diperoleh hasil
bahwa pemberian ampas tahu kedalam ransum broiler sampai level 36 % tidak menurunkan
kualitas karkas broiler. Menurut Dessita (2003) pemberian ampas tahu sampai level 20% yang
diberikan pada puyuh (Cortunix-cortunix japonica) umur 1-6 minggu tidak memberikan efek
negatif terhadap performans puyuh umur 1-6 minggu dibandingkan ransum normal. Sedangkan
pemberian ampas tahu sampai level 10% yang diberikan pada puyuh (Cortunix-cortunix
japonica) setelah 6 bulan produksi secara kumulatif tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap konsumsi ransum, produksi telur, berat telur dan konversi ransum (Ferdinan
sembiring, 2002). Terhadap produksi telur puyuh, pemberian tepung ampas tahu dalam ransum
taraf 10% pada puyuh umur 20-32 minggu secara kumulatif tidak berdampak negatif terhadap
konsumsi ransum, prouksi telur, berat telur dan konversi ransum (Suparyanto, 2003).
B.Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah hasil dari pencucian tahu, berupa limbah cair. Limbah yang
dominan terbuang yaitu dalam bentuk cair dan berpotensi mencemari perairan. Pada proses
produksi tahu akan menghasilkan limbah cair yang berasal dari pembersihan kedelai,
pembersihan peralatan, perendaman, pencetakan dan apabila dibuang langsung ke perairan
akan berbau busuk dan mencemari lingkungan (Kaswinarni, 2008). Menurut Rolia & Amran
(2015), limbah tahu yang tidak diolah berbau dan berwarna hitam.
Industri tahu yang menghasilkan limbah cair, apabila tidak dilakukan pengelolaan dan di
dibuang ke perairan, akan mempengaruhi sifat fisik, kimia air yang berpengaruh pada
kelangsungan hidup organisme perairan. Para pelaku usaha tidak menyadari dan minimnya
wawasan tentang pengelolaan limbah cair tahu yang akan berdampak ke lingkungan (Nasir et
al., 2015). Air limbah tahu harus dilakukan pengolahan sebelum limbah tersebut dibuang ke
perairan untuk mencegah timbulnya masalah buangan limbah tahu (Suganda et al., 2014).
Limbah Industri tahu memiliki kandungan bahan C-organik, yang mempengaruhi kadar BOD
dan COD. Menurut Herlambang (2005) buangan dari tahu yang mengandung bahan organik
dan gas seperti oksigen terlarut (O2), hydrogen sulfida (H2S), Karbondioksida (CO2), dan
amoniak (NH3). Gas-gas ini apabila melebihi standar, maka akan berpengaruh terhadap
kehidupan biota perairan. Menurut Agung & Winata (2011), limbah tahu yang mengandung
BOD, COD dan bahan organik tinggi akan berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan.
Kelangsungan hidup biota yang ada dalam perairan akan sangat dipengaruhi oleh kualitas air.
Kualitas air akan berubah apabila ada bahan yang masuk, seperti bahan organik yang dapat
mencemari perairan, menghasilkan produk dekomposisi berupa ammonia (NH3), CO2, H2S,
& asam asetat yang dapat bersifat racun bagi biota perairan, dan menurunnya kualitas perairan
yang menyebabkan gangguan terhadap kehidupan biota akuatik. Apabila limbah ini dialirkan
ke sungai terus menerus, berdampak buruk pada lingkungan perairan termasuk bagi ikan-ikan
budidaya yang dipelihara pada keramba di lingkungan perairan tersebut, & ekosistem
lingkungan perairan menjadi tidak stabil.
8. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
4. Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh Mengenai Limbah Pabrik Tahu
Kota Banda Aceh sendiri memiliki jumlah industri tahu yaitu 21 buah di tahun 2017,
Kecamatan Lueng Bata 2 buah. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau
hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap
melestarikan fungsinya.4Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam
itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.Sungai merupakan komponen lingkungan yang memberi manfaat bagi kehidupan manusia
termasuk untuk menunjang keseimbangan lingkungan.Kegiatan di berbagai bidang secara tidak
langsung berdampak terhadap pencemaran sungai yang berasal dari limbah Industri. Perusakan
lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Dalam menangani limbah pabrik tahu, Peran Pemerintah Kota Banda Aceh, dikutip dari artikel
yang berjudul “Ini Rancangan Qanun yang Sedang Dibahas DPRK Banda Aceh” yang dimuat
oleh Sadhali 15/April/2022, yang dimana hasil dari pembahasan dalam artikel tersebut ialah
pembuatan rancangan Qanun ( Raqan ) yang dilakukan oleh Ketua Badan Legislasi (Banleg)
Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh.
"Untuk tahun 2022, memang kemarin baru mulai pembahasan beberapa qanun yang lagi kita
bahas," kata Heri Julius selaku Ketua Badan Legislasi (Banleg) Dewan Perwakilan Rakyat
Kota (DPRK) Banda Aceh.
Heri menyebutkan, “ pada 2022 ini ada beberapa rancangan qanun yang pembahasannya sudah
mencapai tahap akhir. Raqan tersebut ditargetkan rampung tahun ini. Adapun rancangan qanun
yang tengah dibahas itu yakni raqan soal pengelolaah limbah yang berasal dari usulan
Pemerintah Kota Banda Aceh. Qanun ini pembahasannya sudah mencapai 70 persen. Tapi
memang sudah memasuki tahap akhir itu. Kali ini memang banyak inisiatif, yang dari Pemko
kayaknya cuma satu usulan rancangan qanun soal pengelolaan limbah," kata Heri Julius.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya Peran Pemerintah Kota
Banda Aceh, dalam menanggulangi Pengelolaan Limbah Industri Rumahan, khususnya pabrik
tahu belum cukup kuat. Yang dimana hal tersebut dapat dilihat dari masih dirancangnya dalam
qanun ( raqan ) yang masih belum rampung di bahas ataupun masih dalam tahap 70 %.
9. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
PENUTUP
Permasalahan pencemaran sungai merupakan permasalahan baru di abad modern ini sehingga
tidak ditemukan keterangan yang jelas tentang pencemaran sungai berasal dari limbah cair
Industri Tahu, pencemaran sungai dapat merugikan kemaslahatan umat dan bertentangan
dengan hukum. Selain air sungai tersebut tidak dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari,
kualitas air sungai yang buruk dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem air.
Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya
kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu kebutuhan umat manusia dan makhluk
hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk
terhadap kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam kesehatan
manusia. Ganguan terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya.
Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan – bahan berbahaya
yang dibuang ke perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran
limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem
diperairan pun semakin terancam.
Untuk menanggulangi pencemaran limbah pabrik tahu yaitu di perlukan peraturan – peraturan
seperti UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk
mengatur berbagai macam kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh para industri
yang merusak kualitas dan baku mutu lingkungan hidup, dan yang melakukan perbuatan
melawan hukum berupa pencemaran limbah yang dapat merusak lingkungan hidup dan dapat
membahayakan kesehatan pada manusia dan pada ekosistem yang berada diperairan, jikalau
para industri melanggar ketentuan yang telah di berlakukan oleh pemerintah maka para idustri
tersebut wajib mendapatkan sanksi yang telah diberlakukan berdasarkan Undang – Undang
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima Kasih untuk semua orang yang membantu kami dalam membuat penelitian,
terkhususnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, ibu dosen pengampu pada mata kuliah Politik
Lingkungan Novita Sari S.IP, M.IP, orangtua kami, teman dan seluruh rekan semua.
10. Volume 1, Issue 1, Mei2022
Journal of
Political Sphere (JPS)
DAFTAR PUSTAKA
Kaswinarni, F. 2007. “Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu”.
Thesis. Semarang: Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro.
Lilis, 2008, Pengolahan limbah Cair Tempe dengan Menggunakan Filter Karbon Aktif,,jurnal
Ilmiah Satya Negara. 4 (2): 4250.
Metcalf, dan Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse. Fourth Edition.
International edition. New York : McGraw- Hill.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.5 Tahun 2014 Tentang Baku
Mutu Air Limbah. Diakses Pada Tanggal 6 November 2019.
Tarru. R. O, Tarru. H. E, Rapang. D. 2015. Analisis Dampak Buangan Limbah Cair Pada Aliran
Sungai. SA ҆ DAN ( Strategi Kasus Pabrik Tahu Dan Tempe Sumber Wangi
Tallunglipu, 6 (1): 14-17.
Yahya V.J, 2016, Pengolaham Limbah Industri Tahu,vandajulita.blogspot.com/2016/01/pe
ngolaham-limbah-industri-tahu.html.