Eksistensialisme menurut Heidegger berfokus pada pertanyaan tentang makna keberadaan manusia dan pencarian identitas melalui kebebasan dan tanggung jawab atas pilihan. Heidegger menekankan pentingnya refleksi diri untuk memahami makna kehidupan dan hubungan manusia dengan dunia.
2. Apa Sih itu eksistensialisme
Directions:
adalah salah satu aliran besar dalam filsafat,
khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme
mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-
Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan
utama yang berhubungan dengan eksistensialisme
adalah soal kebebasan kebebasan manusia terus
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang
pahamnya berpusat pada manusia individu yang
bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas
tanpa memikirkan secara mendalam mana yang
benar dan mana yang tidak benar karena sadar
kalau kebenaran itu relatif menurut dan individu
bebas menentukannya bisa dibilang juga opsional
3. Heidegger dilahirkan di sebuah keluarga desa di Meßkirch,
Jerman, dan diharapkan kelak menjadi seorang pendeta. Pada
masa remajanya, ia dipengaruhi oleh Aristoteles yang
dikenalnya lewat teologi Kristen. Konsep tentang “Ada”
4. Menurut Martin Heidegger keberadaan hanya akan akan dapat dijawab
melalui ontologi artinya jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia dan
dicari artinya dalam hubungan itu. Metode untuk ini adalah metodologi
fenomenologis. Jadi, yang penting hanya menemukan arti keberadaan itu. Satu
satunya yang berada dalam arti sesungguhnya adalah beradanya manusia.
menurut heidegger lagi
Eksistensi atau keadaan actual yang terjadi dalam ruang dan waktu. Eksistensi
menunjukan kepada “suatu benda yang ada di sini dan sekarang”. Eksistensi
berarti bahwa jiwa atau manusia diakui adanya atau hidupnya. Sementara
esensi adlaah kebalikannya, yaitu sesuatu yang membedakan antara suatu
benda dan corak- corak benda lainnya. Esensi adalah yang menjadikan benda
itu seperti apa adanya.
5. Dalam hal ini, Heidegger sangat bergantung pada filsafat Husserl
fenomenologi. Seperti Husserl, Heidegger mengambil sangat serius makna asli
Yunani dari kata "fenomena," yang secara harfiah berarti "yang
mengungkapkan itu sendiri." Bagi Heidegger, yang secara unik manusia juga
yang mengungkapkan dirinya dalam proses yang berkelanjutan pilihan,
keputusan ,komitmen, dan menjadi. Di sini, meskipun, "menjadi" tidak adanya
cukup pasif, melainkan itu adalah keterlibatan aktif dengan dunia - sehingga
Dasein Jerman, atau "berada di sana," kadang-kadang diterjemahkan
sebagai "kehadiran."
Karena itu, Heidegger berpendapat bahwa bagi seseorang "berada di
dunia" bukan masalah lokasi spasial dan temporal, melainkan cara berada -
sebuah cara hidup, tidak seperti "jatuh cinta" atau "berada dalam politik "ini.
Dunia ini tidak wadah impersonal manusia seperti gelas adalah wadah air,
melainkan adalah bidang perhatian manusia di mana kita menemukan dan
mengembangkan potensi penuh kami.
6. RIYANTO, Armada. Berfilsafat “Being And Time” Martin Heidegger:
Catatan Sketsa. Studia Philosophica et Theologica
Haroni¹, Nanang, and Sari Monik Agustin. "WARISAN PERSPEKTIF FILSAFAT
KOMUNIKASI MARTIN HEIDEGGER: Karya dan Pemikiran." Jurnal
CommLine Vol 1.2 (2010).
Muniroh, S. (2013). Dasein dan Keberakaran: Penafsiran Konsep'Ada-di-
dalam'dan Pemikiran Martin Heidegger dalam Being and Time, § 28-38
(Doctoral dissertation, Driyarkara School of Philosophy).
Alrafi, F
., & Mendrofa, J. F
. Analisis Filosofis Otentisitas Dasein dalam
Kajian Eksistensialisme Martin Heidegger.
https://www.kompasiana.com/arilpratama/552a586a6ea834d129552
d28/eksistensialisme-menurut-martin-heidegger#
id.wikipedia.org-heidegger-martin