Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Non Revenue Water (NRW) yang merupakan air yang hilang dalam sistem distribusi air minum. Dokumen ini menjelaskan pengertian, penyebab, dan langkah-langkah penurunan NRW seperti pembentukan District Metering Area dan perbaikan infrastruktur jaringan distribusi.
5. TUJUAN PENURUNAN NRW
MANFAAT PENURUNAN NRW
Meningkatkan jumlah ketersediaan air untuk dikonsumsi
Menunda kebutuhan investasi untuk pembangunan sistem penyediaan
air minum (SPAM) baru karena kebutuhan pelanggan baru dapat
dipenuhi dari air yang dapat dihemat.
Menurunkan biaya operasi.
Meningkatkan pendapatan karena lebih banyak air yang dapat terjual.
Pemanfaatan sumber air baku yang ada akan lebih optimal.
Penyelenggaraan SPAM air minum mendapatkan akses tambahan dalam
bentuk perputaran uang yang dihasilkan sendiri (self-generated cash
flow)
Penyelenggaraan SPAM mengurangi sambungan-sambungan ilegal
sehingga menciptakan keadilan antar para pengguna;
Penyelenggaraan SPAM lebih efisien dan berkelanjutan bisa
meningkatkan layanan pelanggan
Melindungi kesehatan masyarakat karena adanya kebocoran pipa
6. STAKEHOLDER NRW
Pemerintah
Penyelenggara SPAM
Masyarakat
• Pengaturan
• Pembinaan
• Pembangunan
• Pengawasan
Pelaksana dengan melakukan kegiatan
program penurunan NRW yang meliputi
kegiatan merencanakan, melaksanakan
konstruksi, mengelola, memelihara,
merehabilitasi, memantau, dan/atau
mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik
program penurunan NRW dan pelayanan air
minum
Pengawasan dengan
menyampaikan laporan dan/atau
pengaduan kepada Pemerintah,
PDAM atau pihak-pihak terkait
jika mengetahui adanya tindakan
pencurian air, kebocoran pada
pipa, dan hal-hal lain yang
menyebabkan kehilangan air.
8. Nama Perusahaan
Tahun
2014 2016 2017
PDAM DKI Jakarta “PAM Jaya” 41,5% 41,0% 43,3%
PDAM Kota Bandung 32,2% 40,2% 45,3%
PDAM Kota Denpasar 34,0% 36,5% 37,6%
PDAM Kota Malang 12,8% 12,2% 20,2%
PDAM Kota Bogor 33,1% 29,3% 31,0%
PDAM Kota Yogyakarta 37,0% 38,2% 35,1%
PDAM Kota Surabaya 26,8% 26,1% 26,8%
PDAM Provinsi Sumatera Utara 25,9% 25,4% 27,6%
Tingkat NRW
Nasional (2017) :
32,80%
:
z Sumber : Laporan Audit Kinerja BPKP Tahun 2017
Tingkat NRW saat ini di beberapa PDAM di Indonesia
9. NERACA AIR
Rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperhitungkan air yang dimasukkan
ke dalam sistem distribusi dan pendistribusiannya, baik yang dapat dilacak
penggunaannya maupun yang hilang. Neraca air sebaiknya dilakukan setiap tahun
sekali.
Untuk memahami ke mana saja perginya air yang disuplai ke dalam sistem jaringan distribusi.
Menghasilkan data-data yang andal untuk perhitungan keuangan/bisnis.
Mengungkap ketersediaan/keandalan data dan tingkat pemahaman terhadap situasi ATR.
Sebagai petunjuk langsung menuju perbaikan.
Alat untuk komunikasi dan benchmarking, karena menggunakan indikator-indikator yang
disepakati, seragam dan dapat diperbandingkan di seluruh dunia.
Menciptakan kesadaran tentang adanya masalah NRW
MANFAAT
NERACA
AIR
10. NRW = Volume Input Sistem – Konsumsi Resmi Berekening
11. INVENTARISASI LANGKAH-LANGKAH
PENURUNAN NRW
Test Isolasi, Stop Test, Step Test, Pembacaan Meter Pelanggan dan Test Akurasi
Meter Pelanggan
Pembentukan District Meter Area (DMA)
Penggantian Pipa dan Perbaikan Kebocoran Pipa
Penggantian Meter Pelanggan
Mengatasi Sambungan Liar
Kebocoran pada pipa menyebabkan kehilangan air fisik. Hal ini terjadi karena faktor
usia pemasangan pipa yang sudah tua, karat pada pipa, kerusakan pipa karena
kelebihan beban
Penggantian meter pelanggan perlu diprioritaskan terhadap laporan meter
macet tidak jalan, meter buram yang tidak terbaca dan meter rusak
lainnya.
Penanganan sambungan liar dilakukan survey house to house.
Survey tersebut dilakukan untuk meninjau kemungkinan adanya
sambungan liar seperti pada bekas tutupan, pemakaian tidak
wajar (nol) dan analisa tekanan air.
12. DISTRICT METER AREA
1. Pengendalian tekanan air distribusi
lebih mudah dan ideal
2. Analisa water balance lebih mudah
3. Melakukan tindakan kehilangan air
lebih mudah
4. Prioritas kegiatan deteksi kebocoran
TUJUAN DMA
13. 1. Konsep dasar peta jaringan
2. DED Dma
3. Analisa hidrolika
4. Batas Isolasi
PERENCANAAN DISTRIC METER AREA (DMA) SISTEM
JARINGAN PIPA DISTRIBUSI YANG IDEAL
Dilakukan untuk:
1. Memperkecil kesalahan saat
melaksanakan isolasi dma
2. Analisa kebutuhan proyeksi jangka
panjang.
3. Sebagai analisa kalibrasi dma
15. KONSEP DASAR PEMBENTUKAN
DMA
• DMA harus dipandang sebagai bagian sistem yang besar dalam
konteks saat ini maupun pada masa yang akan datang, untuk
memonitor aliran dan analisa di dma
• Dalam keadaan ini, sering kali sistem dibagi dalam beberapa DMA
• Setiap DMA dianalisis secara terpisah kehilangan airnya, sehingga
bisa dibuat prioritas awal tindakan penurunan kehilangan air nya
yang tinggi.
• Analisa hidrolik sistem jaringan pipa distribusi pada DMA
• Batas-batas DMA sebaiknya menggunakan blind
16. MANFAAT PEMBENTUKAN DMA
1. Pengendalian tekanan air distribusi lebih
mudah dan Ideal
2. Analisa water balance lebih mudah
3. Melakukan tindakan kehilangan air lebih
mudah
4. Prioritas Kegiatan Deteksi kebocoran
17. Ultrasonic Flow Meter
Insertion Probe
Meter Induk Dma
Pressure Logger
PRV
Metal Detektor
Valve Resilient
Manometer
Notebook
INSTRUMENT PENDUKUNG KEHILANGAN
AIR
19. IMPLEMENTASI UPAYA SISTEM PERBAIKAN
NRW
Lesson Learned
DMA Martanegara
July 2016 Aug 2016 Sep 2016 Oct 2016
Jun 2016
May 2016 Nov 2016
Apr 2016
Mar 2016
• START OF PRE-FS WORKS
Pada kerjasama antara Manila Water Asia Pacific (MWAP) dan PDAM Tirtawening Kota Bandung
dilakukan sebuah pilot project untuk penurunan NRW yaitu dengan melakukan studi kelayakan dan
pembentukan DMA Martanegara. DMA percontohan memiliki sekitar 360 rumah tangga dimana tingkat
NRW awal sebesar 59%. Perusahaan akan menerapkan dua strategi untuk mengatasi kerugian sistem
yaitu penerapan solusi teknis yang tepat, serta pendidikan publik untuk mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam melaporkan kebocoran
21. PENURUNAN NRW
TERGANTUNG PADA BANYAK FAKTOR
NRW
Dukungan
pelanggan
Manajemen
Aset
Alokasi
keuangan
Dukungan
manajemen
Operasional
Administrasi
Kecakapan
Teknik
O&M
22. STUDI KASUS
Failure Story
Berikut adalah salah satu contoh kegagalan strategi penurunan NRW di salah satu PDAM di Indonesia yaitu PDAM X.
Pembahasan ini merujuk pada Technical Feasibility Study for PDAM X yang disampaikan oleh Development Alternatives,
Inc. for the United States Agency (2006). Berdasarkan hasil perkiraan permintaan air di Kota X, pada tahun 2015 untuk
melayani seluruh pelanggan (100% pelayanan) yaitu dengan kebutuhan air sebesar 1010 liter/detik dimana kapasitas
instalasi pengolahan yaitu IPA XYZ sebesar 1100 L/s. Dengan menerapkan standar NRW sebesar 20%, kebutuhan air
produksi instalasi belum mencukupi karena dibutuhkan 1260 L/s produksi air. Apalagi jika ternyata NRW gagal
diturunkan dan tetap berada pada nilai 40% maka untuk melayani wilayah Selatan dibutuhkan produksi air sebesar
1683 L/s. Berikut pada Tabel.5 Ditampilkan kebutuhan produksi air untuk memenuhi 100% permintaan air pada tahun
2015 dengan nilai NRW tiap tahunnya.
Kebutuhan air (L/s) 1010 1010 1010 1010 1010 1010
%NRW 40 30 20 10 8 5
Produksi yang
dibutuhkan (L/s)
1683 1443 1263 1122 1098 1063
23. Dari Tabel.4 dapat dilihat, agar kapasitas air IPA XYZ yaitu 1100 L/s dapat mencukupi kebutuhan air di wilayah
Selatan, maka PDAM Kota X harus menurunkan NRW menjadi paling tinggi 8%. JIka lebih dari 8%,maka
perusahaan harus menaikan kapasitas atau mengurangi pelanggan yang dilayani sehingga tidak seluruh
keluarga dapat memperoleh air bersih. Dengan menerpaan standar NRW sebesar 20% pun, tidak semua
keluarga dapat terlayani.
Hal yang menjadi masalah adalah dalam Excecutive Summary Feasibility Study IPA XYZ (2006) terdapat sebuah
penyataan yang mana hal ini merujuk pada kesalahan pemahaman mengenai nilai NRW. Dalam dokumen
tersebut disebutkan bahwa “Dengan perkiraan pertumbuhan penduduk dalam proyek, ternyata feasibility
study masih menggunakan asumsi 40% NRW”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penambahan
kapasitas produksi belum diiringi dengan kebijakan penurunan NRW yang pasti. Terlihat bahwa pengelolaan
DMA dan perbaikan operasinya dan NRW yang rendah merupakan kebutuhan dalam menghadapi krisis air
yang ada.
24. STUDI KASUS
Success Story
PDAM Kota Malang. Penanganan kebocoran air
yang dilakukan oleh PDAM Kota Malang bahkan
merupakan salah satu yang terbaik di Pulau Jawa..
2010
41,06%
2011
33,59%
2012
29,99%
2013
26,62%
2014
20,16%
2015
18,33%
PENURUNAN NRW PDAM KOTA MALANG
PENURUNAN NRW
DMA
Teknologi
Operasional
Tim
Penurunan
NRW
25. ALASAN BELUM MELAKUKAN
PENGENDALIAN NRW
Menganggap tidak ada masalah dengan NRW (mis
air baku banyak tersedia)
Menganggap wajar adanya NRW
Kurangnya pemahaman akibat NRW
Kurangnya pemahaman penyebab NRW
Kurangnya pemahaman cara melakukan
pengendalian NRW
Menganggap bukan prioritas
Menganggap tidak menguntungkan
Tidak ada SDM dan peralatan yang memadai
Dll
26. ALASAN BELUM BERHASIL MELAKUKAN
PENGENDALIAN NRW
Tidak ada kebijakan yang mendorong pengendalian
NRW cenderung penambahan kapasitas
Tidak / Kurangnya komitment dari managemen dan staff
PDAM
Tidak adanya bagian/tim yang bertanggung jawab atas
NRW
Kurang memahami cara melakukan pengendalian NRW
Tidak ada program yang terencana dengan baik
Program tidak dilakasanakan sesuai dengan rencana
Keterbatasan kemampuan SDM / peralatan
We will define and describe the term NRW later; up front I would like to make clear that we talk about two very different kinds of losses that are essentially independent of each other:
Physical losses, leakage
Commercial losses: fraud and theft, customer meter inaccuracies, erroneous meter readings,
People don’t realize what’s involved in NRW reduction and that it takes a concerted effort to succeed
Here an illustration of the main conditions that have to come together to reduce NRW:
Management support: without having management behind it strongly and indefinitely it’s not going to work
Financial Allocation: without investment no gain
Customer support: battling fraud; willing to live with inconveniences; respect for infrastructure; if consumers are in favor, politician will follow
O&M: physical losses are closely linked to O&M; poorly maintained systems have a shorter life span and leak more; poor operation can lead to high pressures which in turn create more leaks
Asset management: least cost resource allocation decisions looking at different options to improve services: maintenance, rehabilitation, replacement, additions, demand management, loss reduction; least cost analysis based on comparing, evaluating alternatives, tradeoffs based on life cycle cost/benefit principles
Commercial operations: a good, customer friendly commercial system well operated will do wonders
Capacity/know how: it’s not rocket science but initiating and implementing programs requires quite a bit of knowledge and experience