EBT seperti biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi berkelanjutan di masa depan. Biogas dihasilkan dari proses digestifikasi limbah organik oleh bakteri anaerobik tanpa udara dan terdiri atas metana dan karbon dioksida yang bermanfaat sebagai bahan bakar. Potensi biogas besar di Indonesia namun perlu disebarluaskan dan ditingkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatannya.
3. AGENDA
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
EBT
01 02 03 04 05 06 07 08
&
ENERGI
BIOGAS
DIGESTIFIKASI
&
KESETARAAN
FAKTOR
TERBENTUKNYA
BIOGAS
JENIS
DIGESTER
&
METANA
PEMANFAATAN
BIOGAS
&
PRINSIP
KERJA
POTENSI
BIOGAS DI
INA
&
KENDALA
PENERAPAN
BIOGAS
PENERAPAN
BIOGAS DI
LUAR
NEGERI
KESIMPULAN
&
SARAN
4. Sumber daya alam yang Pemanfaatannya saat ini sangat dibutuhkan untuk
menunjang kebutuhan hidup makhluk hidup terutama manusia. EBT pun dapat
menjadi sebuah energi yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
(Sustainable Energy) hingga masa yang akan datang.
EBT ( Energi Baru Terbarukan)
Energi yang dihasilkan dari limbah organik seperti kotoran ternak, atau limbah
dapur seperti sayuran yang sudah digunakan. Limbah-limbah tersebut akan
melalui proses urai yang dinamakan anaerobik digester di ruang kedap udara.
Energi Biogas
Biogas yang dihasilkan oleh mikroorganisme merupakan campuran gas yang
terdiri atas metana (CH4), karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain
seperti H2S.
Jumlah metana dalam biogas 54–70%, karbon dioksida 27–43%, gas lainnya
memiliki persentase kecil. Tingkat metana dalam biogas menentukan seberapa
besar nilai kalor biogas (nilai kalor metana: 590 – 700 Kcal/m3).
Energi dalam biogas tak kalah dg bahan bakar gas yang berasal dari sumber
lainnya. Sebagai perbandingan, coalgas dan watergas masing-masing memiliki
kalor spesifik 586 Kcal/m3 dan 302 Kcal/m3. Nilai kalor biogas masih di bawah
gas alam (967 Kcal/m3).
5. Digestifikasi
Proses pembusukan bahan organik oleh bakteri anaerobik pada kondisi
tanpa udara, yang menghasilkan biogas dan pupuk cair
Bahan Organik
Bakteri Anaerobik
Alamiah Buatan
Dalam Air
(Rawa)
Dalam Usus
(Hewan)
Digester
Humus Biogas Tinja Biogas Pupuk Cair
Biogas
8. Bakteri anaerob sangat sensitif terhadap
perubahan suhu. Suhu optimum utk
terjadinya proses dekomposisi
anaerobik adalah sekitar 35oC. Bila suhu
terlalu rendah aktivitas bakteri akan
menurun dan mengakibatkan produksi
biogas akan menurun. Bila suhu terlalu
tinggi bakteri akan mati dan produksi
biogas akan terhenti.
Pengaruh pH dan
Alkalinitas
2
3
1
Pengaruh Suhu
Alkalinitas besaran yg
menunjukkan jumlah karbonat
dalam larutan. Keasaman (pH)
sangat berpengaruh terhadap
proses dekomposisi anaerobik,
karena bakteri yang terlibat dalam
proses ini hanya bisa bertahan
hidup pada interval pH 6,5-8.
Semakin besar semakin banyak
gas dihasilkan.
Ukuran Reaktor Biogas
(digester)
Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Biogas
9. Kubah
Tetap
JENIS DIGESTER
Memiliki 2 bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna
material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri
pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana..
Strukturnya harus kuat karena harus menahan gas agar tidak
terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-
dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya menyerupai
kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak
bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada
digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Floating
Drum
Keuntungan : biaya konstruksi lebih murah dibanding reaktor
terapung dan perawatannya lebih mudah.
Kerugian : sering terjadi kehilangan gas pada bagian kubah,
tekanan gas tidak stabil/fluktuatif.
Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah,
perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan
peralatan bergerak menggunakan drum. Drum bisa bergerak naik turun
yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester.
Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah
gas yang dihasilkan.
Keuntungan : bisa melihat langsung volume gas yang tersimpan pada
drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang
terapung sehingga tekanan gas konstan.
Kerugian : biaya material konstruksi dari drum lebih mahal, drum
mudah berkarat shg bagian pengumpul gas memiliki umur yang lebih
pendek dibandingkan jenis kubah tetap.
10. 01
02
03
04
05
06
METANA
Metana bisa digunakan sebagai bahan
bakar digunakan untuk berbagai
keperluan termasuk menggerakkan
generator listrik.
Jika konsentrasi gas metana kurang
dari 65% hanya cocok untuk
kompor gas harus dilakukan
pemurnian.
Hasil eksperimen : kotoran 2
ekor sapi bisa menghasilkan
biogas utk menyalakan 2 buah
lampu 45 watt selama 5 jam.
Sampah rumah tangga sebagian besar
berupa bahan organik (74%) dan sisanya
(26%) berupa bahan yang sulit terurai,
cukup banyak digunakan untuk biogas.
Secara umum, unsur dalam sampah
yang dapat dimanfaatkan menjadi
biogas adalah sebesar 69% saja.
Sampah rumah tangga yang volumenya
amat besar di perkotaan seharusnya
bisa dimanfaatkan untuk pembangkitan
energi listrik.
11. Biogas digunakan pada mesin bakar internal untuk menghasilkan energi gerak.
Pemanfaatan Biogas
Biogas juga bisa menggerakkan turbin gas sebagai penghasil tenaga gerak
dengan cara membakar gas metana hingga menghasilkan tekanan gas.
12. Energi Biogas
1. Tangki homogenization
2. Pemuat Biomasa padat
3. Bioreactor (digester)
4. Alat Pencampur (Pengaduk)
5. Gasholder (penyimpanan gas)
6. Pencampur (Pengaduk) air dan Sistem Panas
7. Sistem gas
8. Stasiun Pompa (pumping unit)
9. Sistem pembuangan berupa pupuk organic
(baik cair maupun padat)
10. Condensate extractor ( system pemisah antara
Bio-Gas dengan Uap air)
11. Co-generation unit (Unit pembangkitan
dengan bahan bakar Bio-Gas)
13. Sampah organik padat (pupuk, kotoran) diangkut oleh rel berjalan (conveyor) ke tanki
penyimpanan kotoran, di tangki utama sampah dicampur, setelah dicampur suhunya akan hangat
untuk itu diperlukan suhu ideal. Biasanya tangki penyimpanan mempunyai daya tampung untuk
2-3 hari. Sampah padat dapat diisi juga ke tangki itu untuk dicampur atau dimasukan ke digester
melalui keran pengisian. Sampah organik cair dipompa ke Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
dengan pompa atau jalur pipa dari tempat penyulingan sampah organic cair. stasiun pompa
kotoran (SPS) dipisahkan dengan lokasi digester. Dari tangki pencampuran dan kran biomasa
(pupuk, kotoran atau tempat penyulingan air kotor) disalurkan ke Digester (reaktor Organik).
Didalam Digester sampah organic cair tadi diaduk dengan pengaduk, pengadukan ini sendiri
dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan bahan baku dan kelembamannya,
Pengadukan ini biasanya dilakukan oleh slopped mixer, mesin pengaduk tipe “paddle giant” atau
pengaduk tipe submersed. Didalam digester diperlukan pemanasan, pemanasan ini biasanya
dilakukan oleh air panas (suhu in 60o, suhu out 40o) Jika Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
dilengkapi dengan unit co-generation, Pemanasan digester dapat dilakukan oleh generator yang
mendinginkan air. generator yang mendinginkan air mempunyai suhu 90° dan sebelum panas ini
disalurkan ke sistem Pemanas Digester, panas ini dicampur dengan air dengan suhu 40° sehingga
sistem pemanas menerima air dengan suhu 60°. Panas ini bertujuan untuk membantu proses
Fermentasi yang dilakukan oleh bakteri an-aerob (bakteri yang membantu dalm proses
penguraian) terhadap sampah organic yang dimasukan ke dalam digester. Proses penguraian ini
sendiri memerlukan waktu 20-40 hari tergantung dari ukuran partikel samaph cair dan ukuran
digester, setelah dilakukannya proses Fermentasi maka dihasilkan Bio-Gas ((50-70% Metana (CH4)
dan 50-30% carbon dioksida (CO2)) , dan Pupuk Organik (dalam bentuk padat maupun cair).
PRINSIP KERJA
15. PT Austindo Aufwind New
Energy
Kapasitas 1,8 MW
Pembangkit listrik tenaga biogas yang berlokasi di Perkebunan Pulau
Belitung adalah yang pertama dimiliki ANJ. Pembangkit ini dibangun
dan dikelola PT Austindo Aufwind New Energy (AANE) yang tujuan
utamanya mengurangi emisi gas rumah kaca dari perkebunan. Hal ini
dilakukan dengan mengikat gas metana yang dihasilkan dari proses
pembusukan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) dan
membakarnya untuk menghasilkan listrik.
PLTBg di Indonesia
16. 03
02
01
Teknologi yang diterapkan kurang
praktis dan perlu pemeliharaan
yang seksama.
Kurang
sosialisasi.
Kurangnya pengetahuan masyarakat
(terutama para petani dan peternak)
tentang pemeliharaan digester.
Kendala Biogas belum populer di Indonesia ?
17. Produksi biogas dalam skala kecil sudah umum dilakukan di pedesaan. Akhir
1993, seperempat juta petani telah mempunyai digester biogas, dengan
produksi metan sekitar 1,2 miliar m3 per tahun .
CINA
Teknologi biogas telah berkembang dan didiseminasikan secara luas untuk
memenuhi kebutuhan energi di pedesaan, misalnya untuk pompa irigasi dan
listrik. Sampai saat ini telah dibangun lebih dari 2 juta digester dan
menyumbangkan hampir 200.000 pekerjaan tetap (KAROTTKI dan OLESEN,
1997). Setiap orang yang membangun instalasi biogas berhak mendapat
sumbangan uang dari pemerintah pusat .
INDIA
Telah sangat maju dalam hal pengembangan, pemasaran dan ekspor
renewable energy yang berasal dari angin dan biomasa.
DENMARK
PENERAPAN DI
NEGARA
18. Produksi biogas merupakan salah satu yang paling pesat dan telah dibangun
beberapa ratus konstruksi biogas (HARTMANN dan AHRING, 2005)
JERMAN
Membuat model integrasi sumber bahan baku yang berasal dari limbah kota
dan industri untuk menghasilkan tenaga listrik dan pupuk.
TANZANI
A
Teknologi biogas telah diperkenalkan sejak 1950. Tahun 1958 Tunnei
Technology Limited membangun sekitar 150 instalasi biogas di beberapa
negara bagian tersebut. Ada sekitar 600.000 peternak yang memiliki 2 - 6
sapi dengan sistem gembala yg berpotensi untuk proyek biogas. (NJOROGE,
2002)
KENYA
PENERAPAN DI
NEGARA
19. KESIMPULAN Saran
Sumber
Materi
Perlu di Sosialisasikan
kembali Mengenai EBT
Biogas Sehingga
masyarakat Indonesia
Memahami Mengenai EBT
tersebut dan dapat
diterapkan
Sumber bahan baku
biogas yang ada di
Indonesia tersedia secara
melimpah dan segera
dimanfaatkan secara
maksimal
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-
berita/melihat-lebih-dekat-pembangkit-listrik-biogas-
komersil-pertama-di-indonesia
https://environment-indonesia.com/articles/energi-
biogas-alternatif-ramah-lingkungan/