1. 1
Jadilah Diri Sendiri!
Kita yang ‘orang biasa’ ini, cobalah berpenampilan sebagai ‘orang biasa’. Jangan pernah kita menjadi -- seolah-olah – ‘orang yang luar biasa’, padahal kita tak memiliki apa-apa seperti ‘mereka’.
Ketika kita berpenampilan bukan sebagai ‘diri kita’ dengan kejujuran dan kebersahajaan sebagai diri kita yang sesungguhnya, kita akan selalu tersiksa, karena kita harsus senantias menipu diri kita dan – juga – setiap orang yang kita jumpai dan menjumpai diri kita.
Ketika ‘kita’ tampilkan diri kita seolah-olah ‘orang yang luar biasa’, padaha kita adalah orang ‘biasa saja’, maka diri kita tak akan pernah benar-benar mendapatkan kedamaian, ketenteraman dan kebahagian. Kita akan terus diliputi perasaan was-was, karena kita selalu akan bersembunyi di balik topeng kepalsuan diri kita.
Karena diri kita terus dipaksa oleh ‘sesuatu yang kita ciptakan sendiri’ untuk menampilkan diri kita yang penuh dengan kepalsuan, maka diri kita pun akan selalu terengah-engah untuk tampil dengan segala kebohongan yang senantiasa memaksa diri kiat untk berpenampilan serba ‘palsu’.
Oleh karenanya, mari kita belajar untuk au dan berani untuk menjadi diri kita sendiri dan tampil sebagai diri kita ‘sejati’ tanpa topeng-topeng kepalsuan.
Segeralah kita menyadari kekeliruan diri kita selama ini, agar kita segera bisa kembali menjadi diri kita sendiri.
Dengan kejujuran dan kebersahajaan, insyâallâh, diri kita akan selalu diliputi oleh ketenangan, kedamaian dan kebahagian.
Ingat firman Allah, … لاَ تَحْزَنْ إِنَ اللَّهَ مَعَنَا … (janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita). Serangkaian kata indah Nabi Muhammad s.a.w. yang diucapkan kepada sahabatnya Abu Bakar ash-Shiddiq di Gua Tsur, ketika Sang Sahabat mengeluh dengan keberadaannya, karena dirinya ‘merasa’ tengah berada dalam ancaman para musuhnya. [QS at-Taubah/9: 40]. Dan juga firmanNya: “وَاصْبِرُواْ إِنَ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ” (… bersabarlah, (karena) sesungguhnya Allah selalu beserta orang-orang yang bersabar) [QS al-Anfâl/8: 46].
Kenapa ‘kita’ tak pernah percaya diri untuk tampil sebagai diri kita sendiri?
Mari kita ‘bersabar’ untuk – dengan sikap istiqâmah -- selalu berani tampil sebagai ‘diri kita sendiri’, dengan sikap percaya diri dan kerendah-hatian, tanpa kesombongan dan kerendah-dirian.