3. Menganalisis makna
iman kepada qadha
dan Qadar Allah swt.
sesuai Al-Qur’an dan
hadits
Peran optimis, ikhtiar,
dan tawakkal manusia
terhadap ketentuan
qadha dan Qadar Allah
swt.
Hikmah kesadaran
beriman kepada qadha
dan qadar Allah swt.
Perilaku yang
Mencerminkan
Kesadaran Beriman
kepada qadha dan
qadar Allah swt.
Peta
Konsep
4. Pengertian Qadha
• Qadha secara bahasa; hukum, ketetapan, kehendak, pemberitahuan, dan
penciptaan
• Qadha secara istilah; ketetapan Allah swt. tentang segala sesuatu yang
berkenaan dengan makhluk, dengan menciptakan (menghidupkan),
meniadakan (mematikan), dan merubah (keadaan mereka) sebelum
menciptakannya sejak zaman azali (terdahulu) sesuai dengan iradah-Nya yang
Maha Sempurna
5. Pengertian Qadar
• Qadar secara bahasa; akhir atau batas sesuatu, kadar, ukuran, dan kepastian
• Qadar secara istilah; apa yang Allah swt. takdirkan sejak zaman azali
(terdahulu) yang berkaitan dengan apa yang akan terjadi pada (semua)
makhluk-Nya
6. Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar
• Iman kepada Qadha dan Qadar; mengimani dan meyakini segala informasi
Allah swt. yang disampaikan dalam Al-Qur’an dan Rasulullah saw. jelaskan
dalam hadits mengenai Qadha dan Qadar Allah swt.
• Beriman kepada qadha dan Qadar Allah swt. memiliki kedudukan sebagai
rukun iman yang keenam, setelah beriman kepada hari akhir (kiamat).
• Qadha adalah sesuatu yang berkaitan dengan mahluk Allah swt. dan belum
terjadi. Sifatnya masih berupa tulisan yang berada dio lauh mahfuz. Sedangkan
Qadar adalah sesuatu yang berkaitan dengan mahluk dan sudah terjadi,
sehingga dapat diketahui oleh manusia.
7. Dalil Naqli tentang Qadha dan Qadar Allah swt.
Allah swt. menciptakan makhluk berdasarkan Qadar
اَّنِإ
َّ
َّلُك
َّ
ءْيَش
َّ
ُهاَنْقَلَخ
َّ
َدَقِب
َّ
ر
(
القمر
:
49
)
Artinya:
“Sungguh, kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”(Q.S. Al-
Qamar/54: 49)
8. Dalil Naqli tentang Qadha dan Qadar Allah swt.
Qadha dan Qadar Allah swt. untuk setiap makhluk telah
tertulis di Lauhil Mahfuz
اَم
ََّابَصَأ
َّْنِم
َّ
ةَبي ِ
صُم
يِف
َِّ
ضْرَ ْ
اْل
ََّو
ََّ
ل
يِف
َّ
ْمُكِسُفْنَأ
ََّّ
لِإ
يِف
َّ
ابَتِك
َّْنِم
َّ
ِلْبَق
َّْنَأ
اَهَأَرْبَن
ََّّنِإ
ََّكِلَذ
َّ
َلَع
ى
َّ
ِللا
َّ
يرِسَي
(
الحديد
:
22
)
Artinya:
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri,
semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauhil Mahfuz) sebelum kami mewujudkannya.
Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah swt.” (Q.S. AL-Hadid/ 57: 22)
9. Dalil Naqli tentang Qadha dan Qadar Allah swt.
Antara kehendak Allah swt. dan kehendak makhluk
َّْنَمِل
َّ
َءَاش
َّ
ْمُكْنِم
َّْنَأ
َّ
َميِقَتْسَي
(
28
)
اَمَو
ََّونُءَاشَت
ََّّ
لِإ
َّ
َأ
َّْن
َّ
َءَاشَي
َّ
ُللا
َّ
بَر
ََّينِمَلاَعْلا
(
29
)
(
التكوير
:
28
-
29
)
Artinya:
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus
(28). Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan seluruuh alam (29).” (Q.S. At-Takwir/81: 28-29)
10. Hubungan Qadha dan Qadar Allah swt.
• Takdir Muallaq
Takdir muallaq adalah takdir yang
erat kaitannya dengan usaha (ikhtiar)
manusia. Artinya, usaha atau ikhtiar
manusia mempunyai pengaruh
terhadap takdir, sehingga usaha
manusia mendatangkan hasil seperti
yang dicita-citakan oleh manusia.
• Takdir Mubram
Takdir mubram adalah takdir yang
terjadi pada diri manusia dan tidak
dapat diusahakan atau tidak dapat
diubah melalui usaha manusia.
Artinya, usaha manusia sudah tidak
dapat lagi berpengaruh terhadap
qadha dan Qadar Allah swt.
Melalui hubungan antara usaha manusia dengan qadha dan Qadar
Allah swt., para ulama berpendapat bahwa Qadar itu ada dua macam,
yaitu;
11. Peran Optimis terhadap ketentuan Qadha dan
Qadar Allah swt.
• Optimis adalah sikap seseorang yang memiliki harapan positif dalam
menghadapi segala hal atau persoalan. Seseorang yang optimis akan tetap
semangat menghadapi semua permasalahan. Jika tidak berhasil dalam
menyelesaikan suatu permasalahan, dia akan mencoba lagi untuk kedua
kalinya, jika kembali gagal, dia akan mencoba lagi sampai berhasil.
Sebaliknya jika seorang pesimis, maka akan menyerah dan tidak mau
berusaha lagi. Hal tersebut merupakan sebuah usaha yang dilakukan
manusia untuk mendatangkan hasil yang dicita-citakan, dan hal tersebut
mempunyai pengaruh terhadap takdir
Pengertian Optimis
12. Dalil Naqli tentang Perintah Optimis
َّ
ْلُق
اَي
ََّيِداَبِع
ََّينِذَّلا
واُفَرْسَأ
َّ
َع
ىَل
َّ
ْمِهِسُفْنَأ
ََّ
ل
َّ
َنْقَت
واُط
َّْنِم
َّ
ِةَمْحَر
َّ
ِللا
ََّّنِإ
َّ
َللا
َُّرِفْغَي
وُنالذ
ََّب
اًعيِمَج
َّ
ُهَّنِإ
ََّوُه
َّ
َغْلا
َُّورُف
َّ
ُمي ِحَّالر
(
الزمر
:
53
)
Artinya:
“Katakanlah: “Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri! janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang maha Pengampun , Maha Penyayang.” (Q.S. Az-Zumar/39:
53)
13. Bentuk-bentuk
Optimis
1. Mampu
menghentikan dan
menahan pikiran
negatif
2. Selalu merasa
gembira dan
bersyukur
meskipun
berada pada
situasi sulit
3. Selalu yakin
bahwa
kesempatan
terbuka lebar
4. Sering
memotivasi dan
mendorong
orang lain untuk
berbuat baik dan
positif
5. Mampu
menerima hal
yang sudah tidak
bisa diubah lagi
14. Peran Ikhtiar terhadap ketentuan Qadha dan
Qadar Allah swt.
• Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab ikhtaara-yakhtaaru-ikhtiyaraan yang
berarti memilih. Ikhtiar diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang
yang berusaha berarti memilih.
• Adapun menurut istilah, ikhtiar adalah berusaha dengan mengerahkan
segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keinginan
yang dicita-citakan. Ikhtiar juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-
sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia
maupun di akhirat.
Pengertian Ikhtiar
15. Dalil Naqli tentang perintah berikhtiar
اَذِإَف
َِّتَي ِ
ضُق
َّ
ُة َ
َلَّصال
واُرِشَتْناَف
يِف
َِّ
ض ْرَ ْ
اْل
واُغَتْباَو
َّْنِم
َّْضَف
َّ
ِل
َّ
ِللا
واُُركْاذَو
َّ
َللا
اًيرِثَك
َّ
ْمُكَّلَعَل
وُحِلْفُت
ََّن
(
الجمعة
:
10
)
Artinya:
“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (Q.S. Al-
Jumu’ah/62: 10)
16. Bentuk-bentuk
Ikhtiar
1. Mau bekerja keras
dalam mencapai suatu
harapan dan cita-cita
2. Selalu bersemangat
dalam menghadapi
kehidupan
3. Tidak mudah
menyerah dan putus
asa
4. Disiplin dan penuh
tanggungjawab
5. Giat bekerja
dalam rangka
memenuhi
kebutuhan hidup
6. Rajin berlatih dan
belajar agar bisa
meraih apa yang
diinginkan
17. Peran Tawakkal terhadap ketentuan Qadha dan
Qadar Allah swt.
• Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah swt. setelah semua proses
pekerjaan atau amalan lain sudah dilakukan secara optimal. Tawakkal harus dilakukan
ada usaha dan kerja keras dengan menyerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan
tetapi, ketika seseorang belum berusaha secara optimal untuk mencapai suatu angan
atau cita-citanya,kemidian ia pasrah atau berserah diri, maka orang tersebut belum
dapat dikatakan tawakkal.
• Serahkan semua urusan hanya kepada Allah swt., jangan menggantungkan sesuatu
kepada selain Allah swt. sebab hanya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala
sesuatu. Segala usaha dan kerja keras tidak akan berarti apa-apa,jika Allah swt. tidak
menghendaki keberhasilan atas usaha itu. manusia boleh berharap dan ahrus berusaha
dengan segenap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat
menentukan suatu usaha itu berhasil atau gagal
18. Dalil Naqli tentang perintah Tawakkal
اَمِبَف
َّ
ةَمْحَر
ََّنِم
َّ
ِللا
ََّتْنِل
َّ
ْمُهَل
ََّو
َّْوَل
ََّتْنُك
اًّظَف
َّ
َظيِلَغ
ا
َّ
ِبْلَقْل
واضَفْن َ
ل
َّْنِم
ََّكِل ْوَح
َُّفْعاَف
َّ
ْنَع
َّ
ْمُه
َّْرِفْغَتْساَو
َّ
ْمُهَل
ََّو
َّ
ْمُهْرِوَاش
يِف
َِّ
رْمَ ْ
اْل
اَذِإَف
ََّتْمََزع
َّ
ْلَّكَوَتَف
ىَلَع
َّ
ِللا
ََّّنِإ
َّ
َللا
َّ
ب ِحُي
ََّينِلِكَوَتُمْلا
(
ال
عمران
:
159
)
Artinya:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemahlembut
terhadap mereka. sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakkal.” (Q.S. Ali-Imran/3: 159)
19. Bentuk-bentuk
Tawakal
1. Melakukan
sesuatu atas dasar
ibadah kepada Allah
swt.
5. Bersikap tegar
dan tenang
dalam keadaan
berhasil ataupun
gagal
4. Tidak bersikap
otoriter atau
memaksakan
kehendak dan
keninginan kepada
siapapun
3. Bersikap
pasrah dan siap
menerima apa
pun setelah
berusaha
maksimal
2. Tidak
menggantungkan
keberhasilan
suatu
usahakepada
selain Allah swt.
20. Kaitan Takdir Allah swt. dengan sikap optimis, ikhtiar
dan tawakkal
Takdir, optimis, ikhtiar, dan tawakkal adalah empat hal yang sulit
untuk dipisahkan. Dengan kemahakuasaan-Nya , Allah swt.
menciptakan undang-undang, peraturan, dan hukum yang tidak dapat
diubah oleh siapa pun. Sementara itu, manusia diberi kebebasan
untuk memilih dan diberi hak untuk bekerja dan berusaha demi
mewujudkan pilihannya. Akan tetapi, setiap manusia tidak dapat dan
tidak dibenarkan memaksaan kehendak kepada Allah untuk
mewujudkan keinginannya.
21. Hikmah beriman kepada qadha dan Qadar
• Mempunyai semanmgat ikhtiar (berusaha)
• Mendorong kemajuan dan kemakmuran
• Menghindari sifat sombong dan putus asa
• Melatih sifat husnuzzan (prasangka baik)
• Melatih kesabaran dan rasa syukur
• Terhindar dari sifat ragu dan penakut
• Bersifat optimis dan giat bekerja
• Jiwanya tenang
22. Perilaku yang Mencerminkan Kesadaran Beriman kepada
qadha dan Qadar Allah swt. dalam kehidupan sehari-hari
• Selalu bersikap qana’ah (menerima dan bersyukur) terhadap apa yang telah diberikan Allah swt. kepadanya.
• Selalu memuliakan dirinya sendiri dan membebaskan diri dari sikap penghambaan kepada mahluk atau
mengharap pemberian orang lain.
• Memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu memiliki kemauan yang tinggi dan menjauhkan diri dari kemalasan,
berpangku tangan, dan pasrah kepada keadaanya.
• Bertekad dan bersungguh-sungguh dalam segala hal, senantiasa memanfaatkan peluang yang datang
kepadanya, dan sangat ,menginginkan segala kebaikan, baik untuk di akhirat atau pun di dunia.
• Bersiakp adil, baik pada saat senang maupun sedih. Artinya kenikmatan yang diperoleh tidak membuatnya
sombong, musibah yang menimpa tidak membuatnya berputus asa.
• Terhindar dari penyakit dengki kepada manusia atas karunia yang Allah swt. berikan kepada mereka,
selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah swt. yang bersifat syar’I dan ketentuan-
ketentuannya yang bersifat sunnatullah, serta menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah swt.
semata.
23. Kaitan antara Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah swt. dengan
sikap optimis, ikhtiar, dan tawakkal
• Kaitan antara Beriman kepada Qadha dan
Qadar Allah swt. dengan siakp optimis
Di antara contoh sikap optimis adalah:
1. Yakin dan percaya bahwa dalam setiap
musibah dan ujian selalu ada kenikmatan
yang menunggu.
2. Senantiasa berharap atas rahmat dan
pertolongan Allah swt. di segala masalah,
musibah, dan ujian.
3. Mengerjakann ujian dengan kemampuan
sendiri.
4. Selalu bersyukur atas nikmat dan rahmat
yang Allah berikan.
Sikap-sikap optimis tersebut banyak
kaitannya dengan qadha dan Qadar Allah
swt. yaitu menerima dan mensyukuri segala
pemberian yang diberikan Allah. Dengan
demikian, ada keterkaitan yang erat antara
beriman kepada qadha dan Qadar Allah
dengan sikap optimis. Sehingga umat islam
semakin yakin terhadap qadha dan qdar
Allah swt., manusia akan hidup semakin
optimis dalam menghadapi masa depan.
Sekurang-kurangnya bagi seorang hamba
Allah yang beriman tetap berkeyakinan
bahwa kalau tidak memperoleh
kebahagiaan di dunia, masih ada harapan
meraih kebahagiaan kelak di akhirat.
24. • Kaitan antara Beriman kepada Qadha dan Qadar dengan Perilaku
Ikhtiar
Tidak dibenarkan bagi umat uslam yang memunyai keinginan atau cita-
cita, namun hanya berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali.
Selanjutnya usaha tersebut harus diikuti denagn doa, memohon kepada
Allah swt. agar keinginan tersebut dapat terwujud.
seseorang yang beriman kepada qaha dan Qadar secara benar, sungguh-
sungguh dan sepenuh hati akan menumbuhkan sikap positif. Sikap
positif tersebut adalah selalu mewujudkan segala bentuk keinginan.
Karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali manusia
itu sendiriyang mengubah dengan melalui ikhtiar (berusaha).
25. • Kaitan antara Beriman kepada qadha dan Qadar dengan tawakkal
kepada Allah swt.
seseorang yang memiliki sikap tawakkal berarti telah memiliki modal
awal yang baik. Seandainya hasil usha tidak memuaskan, dapat
menerima denagn lapang dada dan penuh kesabaran. Sebaliknya, jika
hasil usahanya sangat memuaskan, tidak sombong dan tidak angkuh.
Karena hal tersebut semata-mata merupakan karunia dari Allah swt.
ingat bahwea manusia hanya berkewajiban untuk berusaha, sedangkan
keputusan sepenuhnya merupakan hak Allah swt.
seseorang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah secara benar,
sungguh-sungguh dan sepenuh hati, sangat berkaitan erat dengan sikap
positif dalam perilaku kehiduan sehari-hari. Sikap positif tersebut adalah
tumbuh dan berkembangannya sikap tawakkal