Dokumen ini membahas tentang penyakit schistosomiasis di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Penyakit ini disebabkan oleh cacing parasit Schistosoma japonicum dan ditularkan melalui keong perantara Oncomelania hupensis lindoensis. Kabupaten Poso merupakan daerah endemis dengan 23 desa terinfeksi yang tersebar di 5 kecamatan. Upaya yang dilakukan untuk pemberantasan antara lain survei, pengobatan massal, pening
3. 2
Schistosomiasis di Indonesia ditemukan pada tahun 1937 oleh Brug & Tesch di Lindu ada
perkelahian antar penduduk di Anca, yang meninggal di otopsi di RS. Palu, ditemukan hati
bengkak, dikirim spesimen ke Surabaya dicurigai ada telur S.japonicum mulai dicari
keong perantaranya, baru ditemukan tahun 1972.
Th. 1974; ditemukan daerah endemis lain, yaitu Napu. Prevalensi tertinggi
69% di Winowanga (Carney et al, 1974)
Tahun 2006: ditemukan keong oncomelania HL di Lengkeka, Bada (Penelitian
Balitbangkes RI)
Tahun 2008: ditemukan penderita Schistosomiasis di Bada (Penelitian
Balitbang P2B2 Donggala, 2008)
S c h i s t o s o m i a s i s d i I n d o n e s i a
4. 3
PENDAHULUAN
Schistosomiasis
masih menjadi
masalah
Kesehatan
masyarakat (PR + 1
%)
Fokus keong tersebar
cukup luas dan bevariasi
jenisnya serta berada
disekitar area
pemukiman,
persawahan,
perkebunan penduduk.
Perilaku masyarakat
yang berisiko ketika
beraktifitas di
wilayah fokus keong.
Kompleksitas siklus
hidup cacing
schistosoma
membutuhkan peran
lintas sektor dalam
strategi
penanggulangannya
.
Optimalisasi integrasi
kegiatan oleh lintas sektor
terkait dalam
pemberantasan
Schistosomiasis (SK
Bupati Poso no.
188.45/0319/2019,
tanggal 11 Maret 2019
“Tim Terpadu
Pengendalian
Schistosomiasis di Kab.
Poso tahun 2019”)
5. 4
SCHISTOSOMIASIS
(Schistosoma Japonicum)
• Penyakit parasit yang disebabkan
oleh cacing trematoda darah dari
genus schistosoma.
• Schistosoma japonicum adalah
spesies cacing di Indonesia
• Keong perantara adalah
Oncomelania hupensis lindoensis
6. 5
SPECIES GEOGRAPHIUTCAL DISTRIBTION
INTESTINAL
SCHISTOSOMIASIS
Schistosoma mansoni AFRICA, THE MIDDLE EAST, THE
CARRIBEAN, BRAZIL, VENEZUELA,
SURINAME
Schistosoma japonicum CHINA, INDONESIA, THE PHILIPPINES
Schistosoma mekongi CAMBODIA, LAOS
Schistosoma guiinensis,
S.intercaulatum
RAIN FOREST ARES IN CENTRAL AFRICA
UROGENITAL
SCHISTOSOMIASIS
Schistosoma
haematobium
AFRICA, THE MIDDLE EAST
JENIS – JENIS SCHISTOSOMIASIS
8. 8
NO KECAMATAN PENDUDUK LUAS (km2
)
1 LORE UTARA (7 DESA) 13.403 864,61
3 LORE TIMUR (5 DESA) 5.482 423,87
2 LORE PEORE (4 DESA) 3.305 327,87
4 LORE TENGAH ( 1 DESA ) 483 95,35
5 LORE BARAT (6 DESA) 3.164 428,2
25.837
DAERAH ENDEMIS
SCHISTOSOMIASIS DI KABUPATEN
POSO :
23 DESA DI 5 KECAMATAN
GAMBARAN UMUM
13. 15
ONCOMELANIA HUPENSIS LINDOENSIS
• Bersifat amfibi
• Cangkang :
• Panjang maks 6 mm,
• Bentuk : kerucut, permukaan halus, 6,5 – 7,5
lingkaran
• Warna : hitam, kelabu sampai coklat
• Ukuran aperture : 2,38 x 1,75 mm
• Alis : Warna kuning muda sampai kuning jeruk
• Sercaria :
• Permukaan badan dan ekor berduri halus dan
ujung ekor bercabang, PB 125 µm & ekor 180-230
µm
• Batil isap mulut berbentuk oval dgn permukaan
luar berduri
• 48 jam tidak menemukan host maka akan mati
Mirasidium di dalam keong menjadi sporokista anak dan menghasilkan serkaria
( 1 larva 100.000 serkaria)
22. 30
Perlu adanya kegiatan
peningkatan
pengetahuan masyarakat
untuk pencegahan dan
pengendalian
schistosomiasis melalui
Kader Pembangunan
Manusia (KPM) di Desa
Intensifikasi &
Ekstensifikasi pertanian
Penguatan Peran Tim
Pengendalian
Schistosomiasis di
Kabupaten melalui OPD
terkait, Kecamatan dan
Desa.
Dukungan anggaran
terutama dalam kegiatan
pemberantasan dan
penyemprotan habitat
keong
Pengobatan massal bagi
Penderita penyakit
Schistosomiasis oleh
Kementerian atau OPD
terkait.
Tindak Lanjut