Kampung Naga adalah kampung adat di Desa Neglasari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung ini masih memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan nenek moyang. Masyarakatnya membagi pemukiman ke dalam kawasan suci, bersih, dan kotor. Sumber airnya berasal dari mata air dan sungai. Mata pencaharian masyarakatnya meliputi bertani, kerajinan tangan, peternakan, dan warung. Kesen
2. Sejarah
Kampung
Naga
Kampung ini merupakan kampung adat,
yang mana masih berpegang teguh pada
adat istiadat yang diturunkan dari nenek
moyang mereka dan masih dianut
kepercayaan nya hingga saat ini. Tidak
terceritakan jelas mengapa disebut
kampung naga. Tetapi “naga” ini hanyalah
sebatas sebutan agar mudah diingat.
3. Lokasi
Kampung Naga ini
berlokasi di desa
Neglasari, Kecamatan
Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat. Disebelah
Selatan dibatasi oleh
sawah-sawah penduduk,
dan di sebelah timur
dibatasi dengan kali
yang dibatasi dengan
Gunung Cikuray.
dan
Topografi
4. Sengked
(Tangga yang sudah ditembok)
Terdapat sekitar
429 anak tangga
Kemiringan kurang
lebih 45 derajat Jaraknya sekitar
500 meter
6. Pola Pemukiman
Pola pemukiman Kampung Naga merupakan pola
mengelompok yang disesuaikan dengan keadaan
tanah yang ada dengan sebuah lahan kosong
(lapang) di tengah-tengah kampung. Masyarakat
Kampung Naga membagi peruntukan lahan ke
dalam tiga kawasan, yaitu:
• Kawasan Suci
• Kawasan Bersih
• Kawasan Kotor
10. Sumber Air
Air untuk kebutuhan kampung Naga berasal dari
dua sumber yang dialirkan, yaitu melalui buluh
bambu, dari mata air di sebelah Selatan kampung,
yang digunakan hanya untuk minum dan memasak.
Sedangkan untuk keperluan mandi, MCK, dan
berwudhu, itu berasal dari sungai Ciwulan dan air
permukaan yang melewati sawah yang masuk ke
bak – bak penyaringan untuk dialirkan ke bak air
wudhu dan jamban.
13. Sistem
Perekonomian
Dalam Sistem Perekonomian, Mata
Pencaharian Warga Kampung Naga
diantaranya:
1. Bertani
2. Membuat Kerajinan Tangan
3. Beternak (Ayam, Ikan, Kambing)
4. Membuka Warung
14.
15. Kesenian
Kesenian dari adat Kampung Naga ini
merupakan warisan leluhur masyarakat
Kampung Naga, yang diantara nya adalah:
terbangan, angklung, beluk, dan rengkong.
Untuk di acara tertentu misalnya seperti
Khitanan Massal, Kesenian yang biasanya
dipakai yaitu Angklung, yang mana dimainkan
oleh 15 orang.
16. Macam-macam Upacara Adat Naga
1. Menyepi
Dilakukan oleh masyarakat
Kampung Naga pada hari
selasa, rabu, dan hari sabtu.
2. Hajat Sasih
Dilaksanakan oleh seluruh
warga adat Sa-Naga. Baik
yang bertempat tinggal di
Kampung Naga maupun di
luar Kampung Naga.
3. Perkawinan
Dilakukan setelah selesainya
akad nikah.
17. Sistem Kemasyarakatan
Kemasyarakatan di Kampung Naga masih sangat
lekat dengan budaya gotong royong, hormat
menghormati, dan mengutamakan kepentingan
golongan diatas kepentingan pribadi.
Formal, yang terdiri dari:
• RT
• RW
Non Formal, yang terdiri dari:
• Kepala Dusun
Lembaga Pemerintahan
Lembaga Adat
• Kuncen, bertugas sebagai pemangku
adat dan memimpin upacara adat dalam
berziarah.
• Punduh, bertugas sebagai penasehat
Kuncen maupun masyarakat.
• Lebe, bertugas untuk mengurus orang
yang sudah meninggal.