2. Kompetensi Dasar
1. 1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya
3. 2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data
dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan
dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar
4. 3.2. Menganalisis data hasil obervasi tentang
berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis
dan ekosistem) di Indonesia.
4.2. Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
berdasarkan hasil analisis data ancaman
kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan
dalam berbagai bentuk media informasi.
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem dan lingkungan hidup.
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses
Peka dan peduli terhadap permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya
6. Menganalisis data hasil obervasi tentang
berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen,
jenis dan ekosistem) di Indonesia.
Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
berdasarkan hasil analisis data ancaman
kelestarian berbagai keanekaragaman hewan
dan tumbuhan khas Indonesia yang
dikomunikasikan dalam berbagai bentuk
media informasi.
7. MATERI
1. Konsep Keanekaragaman Hayati (Kehati)
2. Keanekaragaman Hayati di Indonesia (KHI)
3. Hutan Hujan Tropis di Indonesia
4. Usaha Pelestarian KeHati
5. Klasifikasi MH
8. 1. Konsep Keanekaragaman Hayati
• Kehati adalah keseluruhan variasi baik bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat di
temukan pada tingkat gen, spesies, ataupun
tingkat ekosistem. Dengan demikian, perbedaan
antara berbagai organisme ataupun ekosistem
disebabkan adanya variasi yang dimiliki oleh
masing-masing organisme (ekosistem).
11. a. Tingkat gen
• Keanekaragaman tingkat gen adalah keanekaragaman
atau variasi yang dapat ditemukan di antara organisme
dalam satu spesies. Misalnya, beberapa perbedaan ciri
dan sifat yang ditemukan di antara sesama manusia.
Walaupun sama-sama dalam satu spesies, yaitu Homo
sapiens, tetapi di antara kita mempunyai bentuk
hidung, mata, rambut, tinggi tubuh, warna kulit,
ataupun kecerdasan yang berbeda.
12.
13.
14. b. Tingkat Spesies atau Jenis
• Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah
keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme
yang tergolong dalam spesies yang berbeda, baik yang
termasuk dalam satu famili maupun tidak. Misalnya,
apabila membandingkan tanaman padi, jagung,
mangga, dan kelapa ataupun di antara kucing, ayam,
dan burung merpati.
• Perbedaan yang terdapat di antara organisme beda
spesies lebih banyak dibandingkan dengan di antara
organisme satu spesies. Dua organisme beda spesies
mempunyai perbedaan susunan gen yang lebih banyak
daripada yang tergolong dalam satu spesies. Apalagi
jika mereka hidup di tempat dengan kondisi lingkungan
yang berbeda.
15.
16. c. Tingkat Ekosistem
• Keanekaragaman tingkat ekosistem adalah keanekaragaman yang dapat ditemukan di
antara ekosistem. Susunan biotik dan abiotik setiap jenis ekosistem di permukaan
bumi tidaklah sama. Lingkungan abiotik sangat berpengaruh terhadap komposisi
biotik suatu ekosistem sehingga dua wilayah dengan kondisi abiotik berbeda
umumnya mengandung komposisi organisme yang berbeda pula. Sebagai contoh
adalah sebagai berikut. Mengapa pohon kelapa lebih banyak kita temukan di daerah
pantai, aren lebih banyak di temukan di daerah pegunungan, dan kelapa sawit lebih
banyak ditemukan di daerah dataran rendah? Ketiga jenis pohon di atas masins-
masing membutuhkan syarat tumbuh berupa dukungan faktor abiotik yang berbeda.
Pertumbuhan pohon kelapa di daerah pegunungan tidak akan sebaik di daerah
pantai.
• Posisi geografis suatu ekosistem di permukaan bumi juga mempengaruhi
keanekaragamannya. Komposisi organisme ekosistem hutan di daerah tropis akan
berbeda dengan di daerah subtropis atau kutub. Semakin jauh jarak yang
memisahkan dua ekosistem pada umumnya memperbesar perbedaan unsur abiotik
di antara keduanya. Akibatnya, jenis organismenya pun akan semakin berbeda,
walaupun mungkin kedua ekosistem tersebut sama-sama ekosistem air ataupun
sama-sama ekosistem darat.