SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
BIDANG KURIKULUM 
Wakasek Bidang Urusan Kurikulum 
(Mohamad Arif Hasan, S.Pd., M.Pd.) 
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SINGAPARNA 
A. Struktur Kurikulum 2013 
1. 
Pengertian 
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan 
selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Pada tahun pelajaran 2014-2105 SMA Negeri 
1 Singaparna unutk kelas X sdan kelas XI telah dan sedang menggunakan implementasi kurikulum 
2013, sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 
Singaparna disusun berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar kompetensi mata 
pelajaran. 
Muatan Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan 
kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kurikulum kekhasan satuan pendidikan. 
a.Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional 
Untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. 
b.Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah 
Muatan Kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas 
sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh 
pemerintah provinsi Jawa barat dan kabupaten Tasikmalaya.
Muatan lokal yang berlaku di SMAN 1 Singaparna yaitu Bahasa Sunda, sesuai dengan SK Gubernur Jawa 
Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang standar kompetensi dasar serta panduan penyusunan 
kurikulum mata pelajaran bahasa Sunda dan sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan 
Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan 
Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013 
ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala 
Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan 
Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten 
Tasikmalaya. 
c.Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan 
Muatan kekhasan SMAN 1 Singaparna yaitu pembacaan Asmaul Husna secara serempak; berupa program 
kegiatan yang dilaksanakan setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai. 
2. Kelompok Mata Pelajaran Wajib 
Kelompok mata pelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua 
warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan 
kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik , masyarakat dan bangsa. 
Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA sebagai berikut: 
Tabel 1: Mata pelajaran wajib kurikulum SMAN 1 Singaparna 
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER 
MINGGU 
X XI XII 
Kelompok A (Wajib) 
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 
4. Matematika 4 4 4 
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 
6. Bahasa Inggris 2 2 2 
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2 
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 
10. Bahasa Sunda (Mulok) 2 2 2 
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26 
Kelompok C (Peminatan) 
Mata Pelajaran Peminatan Akademik 12 16 16 
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat 6 4 4 
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 44 46 46 
Mata pelajaran wajib kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan 
oleh pusat, sedangkan mata pelajaran wajib kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang 
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan konten local yang dikembangkan 
oleh pemerintah daerah. 
Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 2 
jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi 
waktu belajar 3 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan 
seterusnya. 
3. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan 
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik 
mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di 
perguruan tinggi. dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan 
tertentu. 
Tabel 2: Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna 
MATA PELAJARAN Kelas 
X XI XII 
Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26
Kelompok C (Peminatan) 
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) 
I 1 Matematika 3 4 4 
2 Biologi 3 4 4 
3 Fisika 3 4 4 
4 Kimia 3 4 4 
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IIS) 
II 1 Geografi 3 4 4 
2 Sejarah 3 4 4 
3 Sosiologi 3 4 4 
4 Ekonomi 3 4 4 
Mata Pelajaran Pilihan 
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4 
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 70 74 74 
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 44 46 46 
4. Beban Belajar 
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu 
semester, dan satu tahun pembelajaran. 
a.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. 
Beban belajar satu minggu untuk kelas X adalah 44 jam pembelajaran. Durasi satu jam pembelajaran 
adalah 45 menit. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 34 minggu dan paling banyak 38 
minggu.
b.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna diatur dalam bentuk sistem paket 
Beban belajar dengan system paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum merupakan pengaturan 
alokasi untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun 
ajaran. Beban belajar pada system paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan 
kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri di SMAN 1 Singaparna yaitu 
0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu 
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. 
5. Peminatan dan Pilihan Lintas Minat 
Kurikulum SMAN 1 Singaparna dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar 
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam 
bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan mata pelajaran antar Kelompok Peminatan (Lintas Minat). 
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA) 
dan kelompok Ilmu-ilmu Sosial (IIS). Sejak mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, di kelas X seorang peserta 
didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan kelompok peminatan 
berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, hasil tes penempatan (placement test) 
ketika mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, dan tes bakat/minat oleh guru BK atau Psychotest. 
Selain harus mengikuti seluruh mata pelajaran di kelompok peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti 
mata pelajaran tertentu untuk lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran di kelas X dan 4 jam pelajaran di kelas 
XI dan XII. Penentuan mata pelajaran kelompok pilihan lintas minat di SMA Negeri 1 Singaparna 
dilaksanakan dengan memberikan angket kepada siswa untuk memilih 2 (dua) mata pelajaran di luar mata 
pelajaran kelompok peminatannya dengan ketentuan sebagai berikut: 
1. Peserta didik kelompok peminatan MIA memilih 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok 
peminatan Ilmu Ilmu Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) dan 1 (satu) mata 
pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia, 
Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab) 
2. Peserta didik kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (IIS) memilih 1 (satu) mata pelajaran 
dari kelompok peminatan MIA (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia) dan 1 (satu) mata 
pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia, 
Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab). 
Dari hasil pengumpulan angket pemilihan mata pelajaran Lintas Minat diperoleh hasil sebagai berikut: 
Tabel 3. Data Angket Pemilihan Lintas Minat Kelas X Tahun Pelajaran 2014/2015 
Peminatan MIA = 193 Siswa Peminatan IIS = 160 Siswa 
Bahasa Inggris 138 Siswa Bahasa Inggris 95 Siswa 
Bahasa Indonesia 40 Siswa Bahasa Indonesia 40 Siswa 
Bahasa Arab 15 Siswa Bahasa Arab 25 Siswa 
Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa
Ekonomi 119 Siswa Matematika 25 Siswa 
Sejarah 0 Siswa Biologi 116 Siswa 
Sosiologi 48 Siswa Fisika 19 Siswa 
Geografi 48 Siswa Kimia 0 Siswa 
Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa 
6. Kompetensi Inti 
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus 
dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang 
pendidikan tertentu mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, 
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor). Kompetensi inti menggambarkan 
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Berfungsi sebagai unsur 
pengorganisasi (organizing element) KD; pengikat organisasi vertikal dan horizontal KD. Organisasi vertikal 
KD adalah keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya 
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten 
yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran 
dengan konten KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang 
sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. 
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan 
1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1), 
2. sikap sosial (kompetensi 2), 
3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan 
4. penerapan pengetahuan (kompetensi 4). 
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap 
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial 
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang 
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). 
Tabel 4: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas 
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI IN TI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII 
1. Menghayati dan mengamalkan 
ajaran agama yang dianutnya 
1. Menghayati dan mengamalkan 
ajaran agama yang dianutnya 
1. Menghayati dan mengamalkan 
ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan 
perilaku jujur, disiplin, 
tanggungjawab, peduli 
(gotong royong, kerjasama, 
toleran, damai), santun, responsif 
dan pro-aktif 
dan menunjukkan sikap 
sebagai bagian dari solusi atas 
berbagai permasalahan dalam 
berinteraksi secara efektif dengan 
lingkungan sosial dan alam serta 
dalam menempatkan diri sebagai 
cerminan bangsa dalam 
pergaulan dunia. 
2. Menghayati dan mengamalkan 
perilaku jujur, disiplin, 
tanggungjawab, peduli 
(gotong royong, kerjasama, 
toleran, damai), santun, responsif 
dan pro-aktif dan menunjukkan 
sikap sebagai bagian dari solusi 
atas berbagai permasalahan 
dalam berinteraksi secara efektif 
dengan lingkungan sosial dan 
alam serta dalam menempatkan 
diri sebagai cerminan bangsa 
dalam pergaulan dunia 
2. Menghayati dan mengamalkan 
perilaku jujur, disiplin, 
tanggungjawab, peduli (gotong 
royong, kerjasama, toleran, 
damai), santun, responsif dan pro-aktif 
dan menunjukkan sikap 
sebagai bagian dari solusi atas 
berbagai permasalahan dalam 
berinteraksi secara efektif dengan 
lingkungan sosial dan alam serta 
dalam menempatkan diri sebagai 
cerminan bangsa dalam 
pergaulan dunia 
3. Memahami,menerapkan, 
menganalisis pengetahuan 
faktual, konseptual, prosedural 
berdasarkan rasa ingintahunya 
tentang ilmu pengetahuan, 
teknologi, seni, budaya, dan 
humaniora dengan wawasan 
kemanusiaan, 
kebangsaan,kenegaraan, dan 
peradaban terkait penyebab 
fenomena dan kejadian, serta 
menerapkan pengetahuan 
prosedural pada bidang kajian 
yang spesifik sesuai dengan 
bakat dan minatnya untuk 
memecahkan masalah 
3. Memahami, menerapkan, dan 
menganalisis pengetahuan 
faktual, konseptual, prosedural, 
dan metakognitif 
berdasarkan rasa ingin tahunya 
tentang ilmu pengetahuan, 
teknologi, seni, budaya, dan 
humaniora dengan wawasan 
kemanusiaan, kebangsaan, 
kenegaraan, dan peradaban 
terkait penyebab fenomena dan 
kejadian, serta menerapkan 
pengetahuan prosedural pada 
bidang kajian yang spesifik sesuai 
dengan bakat dan minatnya untuk 
memecahkan masalah 
3. Memahami, menerapkan, 
menganalisis dan mengevaluasi 
pengetahuan faktual, konseptual, 
prosedural, dan metakognitif 
berdasarkan rasa ingin tahunya 
tentang ilmu pengetahuan, 
teknologi, seni, budaya, dan 
humaniora dengan wawasan 
kemanusiaan, kebangsaan, 
kenegaraan, dan peradaban 
terkait penyebab fenomena dan 
kejadian, serta menerapkan 
pengetahuan prosedural pada 
bidang kajian yang spesifik sesuai 
dengan bakat dan minatnya untuk 
memecahkan masalah 
4. Mengolah, menalar, dan 
menyaji dalam ranah konkret dan 
ranah abstrak terkait dengan 
pengembangan dari yang 
dipelajarinya di sekolah secara 
mandiri, dan mampu 
menggunakan metoda sesuai 
kaidah keilmuan 
4. Mengolah, menalar, dan 
menyaji dalam ranah konkret dan 
ranah abstrak terkait dengan 
pengembangan dari yang 
dipelajarinya di sekolah secara 
mandiri, bertindak secara efektif 
dan kreatif, serta mampu 
menggunakan metoda sesuai 
kaidah keilmuan 
4. Mengolah, menalar, menyaji, 
dan mencipta dalam ranah 
konkret dan ranah abstrak terkait 
dengan pengembangan dari yang 
dipelajarinya di sekolah secara 
mandiri serta bertindak secara 
efektif dan kreatif, dan mampu 
menggunakan metoda sesuai 
kaidah keilmuan 
7. Kompetensi Dasar 
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari 
Kompetensi Inti dan dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Unit organisasi terkecil dari Kompetensi 
Dasar adalah mata pelajaran. Organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan 
kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti. 
Kompetensi Dasar SMA diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik 
(peminatan). Konten atau kompetensi terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber 
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan 
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. 
Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu 
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan 
perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin 
ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun 
humanisme. Filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan 
filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak 
perlu terikat pada kaidah filosofi esensialisme dan perenialisme. 
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti 
sebagai berikut: 
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. 
B. Kerangka Dasar, Struktur dan Muatan KTSP (Kurikulum 2006) 
1. Kerangka Dasar 
a). Kelompok Mata Pelajaran 
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) 
menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang 
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 
4. kelompok mata pelajaran estetika; 
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. 
Tabel 5: Cakupan Kelompok Mata Pelajaran 
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 
1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan 
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman 
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak 
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral 
sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 
2. Kewarganega-raan dan 
Kepribadian 
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta 
didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan 
kualitas dirinya sebagai manusia. 
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa 
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi 
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, 
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan 
pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku 
anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. 
3. Ilmu Pengetahuan dan 
Teknologi 
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada 
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan 
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta 
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, 
kreatif dan mandiri. 
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada 
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi 
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan 
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. 
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada 
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi 
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan 
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. 
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada 
SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan 
teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian 
kerja. 
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk 
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan 
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan 
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni 
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual 
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam 
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan 
kebersamaan yang harmonis. 
5. Jasmani, Olahraga dan 
Kesehatan 
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada 
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta 
menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. 
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada 
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik 
serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. 
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada 
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 
potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja 
sama, dan hidup sehat. 
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup 
sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif 
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, 
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan 
penyakit lain yang potensial untuk mewabah. 
B.) PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM 
DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM DI SETIAP SATUAN PENDIDIKAN 
MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP SEBAGAI BERIKUT: 
1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk 
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan 
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya 
secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 
2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan 
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk 
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang 
lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, 
kreatif, efektif, dan menyenangkan. 
3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, 
pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik 
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke- 
Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. 
4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima 
dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, 
ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan 
prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). 
5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber 
belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, 
dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat 
dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). 
6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan 
daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan 
pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok 
dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
2. Struktur Kurikulum 
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik 
dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada set iap 
satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban 
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar 
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan 
lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang 
pendidikan dasar dan menengah. 
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan 
selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna 
disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. 
Pada tahun pelajaran 2014/2015, struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk kelas XII 
memanfaatkan 4 jam tambahan untuk mata pelajaran tertentu. Sehingga struktur kurikulum SMA Negeri 1 
Singaparna untuk XII tahun pelajaran 2014/2015, jumlah jam pembelajarannya menjadi 44 jam 
pembelajaran per minggu, dengan perincian 39 jam pembelajaran mengacu pada struktur kurikulum yang 
tercantum dalam standar isi, 4 jam pembelajaran memanfaatkan jam tambahan, dan untuk mengefektifkan 
bimbingan dialokasikan 1 jam pembelajaran untuk Bimbingan dan Konseling (B.K) masuk ke k elas. Dan 
ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala 
Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan 
Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten 
Tasikmalaya. 
a. Struktur Kurikulum Kelas XII 
Struktur Kurikulum Kelas XII SMA Negeri 1 Singaparna selengkapnya disajikan pada tabel berikut: 
Tabel 6: Struktur Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Singaparna kelas XII IPA dan kelas XII IPS. 
Komponen Alokasi Waktu Keterangan 
Kelas XII IPA Kelas XII IPS 
Sem 5 Sem 6 Sem 5 Sem 6 
A. Mata Pelajaran 
1. Pendidikan Agama 
2 2 2 2 
1. Pendidikan 
Kewarganegaraan 
2 2 2 2 
1. Bahasa Indonesia 
4 4 4 4 
1. Bahasa Inggris 
4 4 5** 5** **S.I = 4 jam
1. Matematika 
5* 5 - - *S.I= 4 jam 
1. Fisika 
5* 5 - - *S.I= 4 jam 
1. Kimia 
5* 5 - - *S.I= 4 jam 
1. Biologi 
5* 5 - - *S.I= 4 jam 
1. Sejarah 
1 1 3 3 
1. Geografi 
- - 4 4 **S.I= 3 jam 
1. Ekonomi 
- - 5 5 **S.I= 4 jam 
1. Sosiologi 
- - 4 4 **S.I= 3 jam 
1. Seni Budaya 
2 2 2 2 
1. Pendidikan Jasmani, Olah 
Raga, dan Kesehatan 
2 2 2 2 
1. Teknologi Informasi dan 
Komunikasi 
2 2 2 2 
1. Keterampilan Bahasa Asing 
(Arab) 
2 2 2 2 
B. Muatan Lokal 
1. Bahasa Sunda 
2 2 2 2 
1. Kitab Kuning 
1 1 1 1 
1. C. BK 
1 1 1 1 
D. Pengembangan Diri (2)* (2)* (2)* (2)* 
Jumlah 45 45 45 45 
(2)* Ekuivalen 2 jam pembelajaran
3. Muatan Kurikulum 
1) Mata Pelajaran 
Mata pelajaran di SMA Negeri 1 Singaparna kabupaten Tasikmalaya beserta alokasi waktu untuk masing-masing 
kelas tercantum pada struktur kurikulum. Mata pelajaran tersebut harus ditempuh oleh peserta didik 
di SMA Negeri 1 Singaparna selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. 
Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dibagi kedalam tiga 
kelompok, yaitu : 
a. Kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013 membuka 2 peminatan yaitu Peminatan Matematika dan 
Ilmu ALam atau MIA dan Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial atau IIS. 
b. Kelas XII IPA merupakan program penjurusan program studi IPA menggunakan 
kurikulum KTSP (Kurikulum 2006). 
1. Kelas XII IPS merupakan program penjurusan program studi IPS menggunakan 
kurikulum KTSP (Kurikulum 2006). 
Kurikulum Kelas X dan kelas XI telah menggunakan kurikulum 2013 menyediakan 2 peminatan yaitu MIA 
dan IIS terdiri dari 6 mata pelajaran Wajib A, 4 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2 
mata pelajaran pilihan lintas minat. (Tercantum dalam struktur kurikulum 2013 tabel 2). 
Kurikulum kelas Kelas XII IPA terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal 
dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6). 
Kurikulum kelas XI IPS dan kelas XII IPS terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran 
muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6). 
2) Muatan Lokal 
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan 
potensi dan ciri khas daerah termasuk keunggulan daerah. 
Jenis Muatan Lokal yang dikembangkan di sekolah, untuk daerah Jawa Barat telah dikeluarkan SK 
Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi Dasar serta Panduan 
Penyusunan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Sunda dan Sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas 
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang 
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun 
pelajaran 2012/2013 ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan 
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu 
pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di 
Kabupaten Tasikmalaya. 
3) Kegiatan Pengembangan Diri 
Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian dari 
isi kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian 
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan 
ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, 
bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi 
talenta peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan 
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta 
didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah. 
Jenis-jenis pengembangan diri yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Singaparna dibagi kedalam beberapa 
bidang sebagai berikut: 
A.Bidang Pengembangan IPTEK 
1). Kelompok Pembinaan OSN (Olimpiade Sains Nasional), yang meliputi: 
- Kelompok / Study Club Matematika 
- Kelompok / Study Club Fisika 
- Kelompok / Study Club Kimia 
- Kelompok / Study Club Biologi 
- Kelompok / Study Club Astronomi 
- Kelompok / Study Club TIK 
- Kelompok / Study Club Ekonomi 
- Kelompok / Study Club Kebumian 
- Kelompok / Study Club Geografi 
2). Kelompok Bahasa Inggris 
3). Kelompok KIR 
B.Bidang Olah Raga 
1). Kelompok Bola Basket 
2). Kelompok Sepak Bola 
3). Kelompok Footsal 
4). Kelompok Voli Ball 
5). Kelompok Karate (BKC) 
6). Kelompok Perisai Diri 
7). Kelompok Bulu Tangkis 
C.Bidang Seni 
1). Kelompok Seni Musik 
2). Kelompok Seni Rupa 
3). Kelompok Theater 
4). Kelompok Karawitan 
5). Kelompok Seni Tari
D.Bidang Pembinaan Akhlak, Sosial, dan Kemasyarakatan 
1). Kelompok Ikatan Remaja Masjid (IREMA) 
2). Kelompok PMR 
3). Kelompok Pramuka 
4) Kelompok Paskibra 
5).Patroli Keamanan Sekolah (PKS) 
Untuk menentukan pilihannya, peserta didik diberikan angket pilihan jenis ekstra kurikuler /pengembangan 
diri yang disediakan oleh sekolah. Peserta didik boleh memilih lebih dari satu pilihan asalkan waktu 
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dipilih peserta didik tidak bersamaan. 
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai yaitu pada siang/ sore 
hari (Program dan jumlah peserta ada pada Pembina masing-masing kegiatan pengembangan diri/ ekstra 
kurikuler). 
4) Pengaturan Beban Belajar 
Beban belajar yang diberlakukan di SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yaitu sistem paket. 
Sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan 
mengikuti seluruh program pembelajaran dan bahan ajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai 
dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMA Negeri 1 Singaparna. 
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban 
belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peseta didik untuk mengikuti program 
pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban 
belajarpenugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada SMA yang menggunakan sistem paket yaitu 
0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu 
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. 
Uraian tentang jumlah minggu efektif per tahun tercantum dalam kalender pendidikan, sedangkan jumlah 
jam pelajaran pertahun untuk setiap mata pelajaran dijelaskan dalam program tahunan setiap mata 
pelajaran. 
5) Ketuntasan Belajar 
Kriteria ketuntasan belajar minimal di SMA Negeri 1 Singaparna ditentukan oleh masing-masing guru mata 
pelajaran berkoordinasi dengan ketua MGMP sekolah. Kriteria ketuntasan belajar minimal ini akan 
ditingkatkan secara berkelanjutan sehingga mencapai kriteria ideal untuk sebuah ketuntasan. Kendatipun 
dalam Kurikulum 2013 penilaian pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala nilai 1-4 (berdasarkan 
Lampiran Keputusan Dirjen Dikmen No: 717/D/Kep/2013), akan tetapi penentuan Kriteria Ketuntasan 
Belajar Minimal (KKM) tetap diperlukan sebagai acuan batas minimal ketuntasan belajas siswa, akan tetapi 
hasil akhir di Lembar Capaian Kompetensi (LCK) peserta didik tetap menggunakan konversi pada skal nilai 
1-4. 
Penentuan kriteria ketuntasan minimal mengacu kepada tiga aspek,yaitu: 
1. Kompleksitas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) 
2. Intake Siswa (kemampuan rata-rata peserta didik) 
3. Kemampuan sarana dan prasarana pendukung
Tabel 7: KKM Kelas X 
MATA PELAJARAN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Semester 1 Semester 2 
Kelompok A (Wajib) 
1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 
2,66 
2,66 
1. Pendidikan Pancasila & 
Kewarganegaraan 
2,66 2,66 
1. Bahasa Indonesia 
2,66 2,66 
1. Matematika 
2,66 2,66 
1. Sejarah Indonesia 
2,66 2,66 
6. Bahasa Inggris 2,66 2,66 
Kelompok B (Wajib) 
7. Seni Budaya 2,66 2,66 
8. Penjasorkes 2,66 2,66 
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66 
10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66 
Kelompok C (Peminatan) 
Peminatan MIA 
1. Matematika 
2,66 2,66 
1. Biologi 
2,66 2,66
MATA PELAJARAN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Semester 1 Semester 2 
1. Fisika 
2,66 2,66 
1. Kimia 
2,66 2,66 
Peminatan IIS 
1. Geografi 
2,66 2,66 
1. Sejarah 
2,66 2,66 
1. Sosiologi 
2,66 2,66 
1. Ekonomi 
2,66 2,66 
Kelompok D (Lintas Minat) 
1. Bahasa Inggris 
2,66 2,66 
1. Bahasa Indonesia 
2,66 2,66 
1. Bahasa Arab 
2,66 2,66 
Tabel 8: KKM Kelas XI 
MATA PELAJARAN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Semester 1 Semester 2 
Kelompok A (Wajib) 
1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 
2,66 
2,66 
1. Pendidikan Pancasila & 
Kewarganegaraan 
2,66 2,66
MATA PELAJARAN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Semester 1 Semester 2 
1. Bahasa Indonesia 
2,66 2,66 
1. Matematika 
2,66 2,66 
10. Sejarah Indonesia 2,66 2,66 
6. Bahasa Inggris 2,66 2,66 
Kelompok B (Wajib) 
7. Seni Budaya 2,66 2,66 
8. Penjasorkes 2,66 2,66 
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66 
10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66 
Kelompok C (Peminatan) 
Peminatan MIA 
1. Matematika 
2,66 2,66 
1. Biologi 
2,66 2,66 
1. Fisika 
2,66 2,66 
1. Kimia 
2,66 2,66 
Peminatan IIS 
1. Geografi 
2,66 2,66
MATA PELAJARAN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Semester 1 Semester 2 
1. Sejarah 
2,66 2,66 
1. Sosiologi 
2,66 2,66 
1. Ekonomi 
2,66 2,66 
Kelompok D (Lintas Minat) 
1. Bahasa Inggris 
2,66 2,66 
1. Bahasa Indonesia 
2,66 2,66 
1. Bahasa Arab 
2,66 2,66 
Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 
KOMPONEN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Kelas XII 
Sem. 5 Sem. 6 
A. MATA PELAJARAN 
1. Pendidikan Agama 
80 
80 
2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80 
3. Bahasa Indonesia 79 79 
4. Bahasa Inggris 78 78 
5. Matematika 78 78
6. Fisika 78 78 
7. Kimia 78 78 
8. Biologi 78 78 
9. Sejarah 78 78 
10. Seni Budaya 79 79 
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 
Kesehatan 
78 78 
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78 
78 
13. Bahasa Arab 78 78 
1. B. MUATAN LOKAL : 
1. Bahasa Sunda 
2. Kitab Kuning 
79 
80 
79 
80 
Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 
KOMPONEN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Kelas XII 
Sem. 5 Sem. 6 
A. MATA PELAJARAN 
1. Pendidikan Agama 
80 
80 
2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80 
3. Bahasa Indonesia 79 79
KOMPONEN 
Kriteria Ketuntasan Minimal 
Kelas XII 
Sem. 5 Sem. 6 
4. Bahasa Inggris 78 78 
5. Matematika 78 78 
6. Sejarah 79 79 
7. Geografi 78 78 
8. Ekonomi 78 78 
9. Sosiologi 79 79 
10. Seni Budaya 77 77 
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 
Kesehatan 
78 78 
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78 78 
13. Bahasa Arab 78 78 
B. MUATAN LOKAL: 
1. Bahasa Sunda 
3. Kitab Kuning 
79 
80 
79 
80 
Ketuntasan belajar setiap indikator dalam setiap Kompetensi Dasar dengan rentang angka 0 – 100. Kriteria 
ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 1 Singaparna untuk setiap mata pelajaran dibuat pada awal 
semester dan dijadikan dasar untuk penentuan KKM semester berikutnya. Diharapkan kriteria ketuntasan 
minimal terus meningkat untuk mencapai KKM ideal (100%). 
6) Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1).Kenaikan Kelas 
a. Waktu Kenaikan Kelas 
Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun dengan memperhatikan kriteria kenaikan kelas dan 
diputuskan melalui keputusan rapat dewan guru. 
b. Kriteria Kenaikan Kelas 
1) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90 % dari total kehadiran seluruhnya. 
2) Menunjukan sikap, prilaku, dan budi pekerti yang baik. 
3) Tidak terlibat tindak kriminal. 
4) Tidak terlibat narkoba dan perkelahian. 
5) Tidak melawan guru dan tenaga kependidikan lainnya, baik secara fisik maupun non-fisik. 
6) Siswa kelas X dinyatakan naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki nilai semua mata 
pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai 
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, 
keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua 
7) Siswa kelas XI dinyatakan naik ke kelas XII, apabila siswa yang bersangkutan memiliki nilai semua mat a 
pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai 
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, 
keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua 
c. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa 
Untuk mengumpulkan dan mengolah informasi dalam menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik 
dan untuk menentukan kenaikan kelas peserta didik dari kelas X ke kelas XI atau dari kelas XI ke kelas XII 
di SMA Negeri 1 Singaparan, pendidik dan satuan pendidikan melakukan penilaian terhadap peserta didik. 
Penilaian tersebut diberikan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir 
semester, dan ulangan kenaikan kelas. 
d. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar. 
Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai komulatif dari hasil pencapaian standar kompetensi 
(SK) dan kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang t erkait, 
yang diperoleh melaui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan 
kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil remedial. 
SMA Negeri 1 Singaparna membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata 
pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan hasil belajar (rapor), dan menyampaikan laporan 
dimaksud kepada orang tua / wali peserta didik. Penentuan nilai pada Lembar Capaian Kompetensi 
(Peserta Didik (LCKPD) atau buku laporan hasil belajar (rapor) untuk setiap mata pelajaran di kelas X dan 
XI ditentukan dengan menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK/UTK dibagi 4. Untuk NR= Nilai 
Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS= Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan 
Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas, UTK = Ujian Tingkat Kompetensi khusus di kelas XI 
(tingkat 5). 
Penentuan penilaian sikap sosial dan spiritual ditentukan melalui penilaian ; 
1. Observasi 
2. Penilaian diri 
3. Penilaian antar peserta didik, dan
4. Jurnal 
Penentuan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui ; 
1. Hasil Tes tulis atau ulangan harian atau UTS/UTK/UKK 
2. Penugasan individu atau kelompok 
Penentuan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui ; 
1. Penilaian Hasil Praktikum 
2. Penilaian Projek atau tugas-tugas belajar (Learning task),dan 
3. Penilaian portofolio/kumpulan karya peserta didik 
Konsep penilaian di SMA Negeri 1 Singaparna mengacu pada konsep penilaian kurikulum 2013 antara lain 
; 
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara 
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. 
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta 
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. 
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan 
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik 
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam 
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. 
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur 
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk 
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik 
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur 
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. 
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada 
periode tersebut. 
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh 
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di 
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada 
semester tersebut. 
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan 
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk 
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi 
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi 
tersebut.3 
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK 
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah 
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK 
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat 
kompetensi tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan 
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam 
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. 
Untuk peserta didik kelas XII penilaian dalam Laporan HAsil Belajar Peserta Didik (LHBPD) menggunakan 
rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK dibagi 4. NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS= 
Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas. 
Lembar Capaian Kompetensi Peserta Didik atau Laporan hasil belajar (rapor) berupa buku yang 
didalamnya mencakup: 1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format 
kecakapan kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia dan kepribadian, 6) 
ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik. 
e. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan 
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami 
kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu 
pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran 
remedial yang diakhiri dengan tes. Teknik yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara 
lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, 
pengamatan, dan sebagainya. Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah: 
1). Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada pesrta didik yang kurang perhatian saat 
mengikuti pelajaran; 
2). Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar 
yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat 
tinggal, pergaulan, dan sebagainya. 
3). Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri 
mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan sebagainya. 
Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial: 
1). Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah 
peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%. 
2). Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta 
didik yang mengikuti remedial maksimal 20%. 
3). Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 
20% tetapi kurang dari 50%. 
4). Pemanfaatan tutor teman sebaya. 
Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang 
dilaksanakan di luar jam tatap muka. Nilai akhir dari hasil remedial adalah sesuai dengan nilai KKM. 
Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan 
minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Teknik yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain 
melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. 
Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misalnya 
belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior 
dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan 
antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Pelaksanaan 
pemberian pengayaan dapat dilakukan dengan cara: 
1). Belajar Kelompok 
2). Belajar mandiri 
3). Pembelajaran berbasis tema 
4). Percepatan dan akselerasi 
Pemberian pembelajaran pengayaan hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik 
atau merupakan pendalaman dari kompetensi/materi secara umum. Dengan demikian tersedia waktu bagi 
peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai 
dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan 
dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar 
kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk 
portofolio, dan tidak berpengaruh pada nilai. 
2).Kelulusan 
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan 
lulus setelah : 
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 
b. memperoleh nilai minimal baik (nilai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok 
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, 
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ; 
1. lulus ujian sekolah; 
d. lulus ujian nasional; 
e. tidak melanggar peraturan/ tata tertib sekolah. 
SMA Negeri 1 Singaparna menyelenggarakan ujian nasional dan ujian sekolah dan menentukan kelulusan 
peserta didik dari ujian nasional/ujian sekolah sesuai dengan POS (prosedur operasi standar) ujian 
nasional/ujian sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Ujian Nasional didukung oleh suatu 
system yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. 
Pada tahun pelajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Singaparna menargetkan kelulusan peserta didik dalam 
ujian nasional/ujian sekolah mencapai 100% lulus dengan rata-rata nilai diatas 8,0 baik untuk program IPA 
maupun program IPS. 
SMA Negeri 1 Singaparna dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan melaksanakan program-program 
antara lain: 
1). Pemberian jam pembelajaran tambahan bagi peserta didik kelas XII yang akan mengikuti 
ujian nasional/ujian sekolah.
2). Bekerjasama dengan Balai Bahasa UPI Bandung, menyelenggarakan tes bahasa Inggris 
PTESOL (tes bahasa Inggris setara TOEFL) bagi siswa kelas XII dalam upaya 
meningkatkan dan mengukur kemampuan bahasa Inggris. 
3) Bekerjasama dengan Media pembelajaran berbasis web yaitu www.simponiku.com dalam 
melaksanakan tryout online dan pembelajaran mandiri. 
Dalam mengantisipasi peserta didik yang belum lulus ujian akhir, SMA Negeri 1 Singaparna memfasilitasi 
peserta yang belum lulus untuk mengikuti ujian ulangan atau mengikuti ujian nasional paket C. 
7) Kriteria Penjurusan (Kurikulum KTSP/2006) 
a. Waktu Penjurusan 
1) Penentuan penjurusan program studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial 
dilaksanakan pada akhir semester 2 kelas X. 
2) Pelaksanaan penjurusan semua program studi yaitu mulai semester 1 kelas XI. 
Mulai tahun pelajaran 2013/2014, peminatan dilaksanakan pada awal masuk ke kelas X (Kurikulum 2013). 
b. Kriteria Penjurusan 
1) Minat Siswa 
Untuk mengetahui minat siswa dapat dilakukan melalui pemberian angket/kuesioner dan wawancara, atau 
cara lain yang dapat mendeteksi minat siswa. 
2) Nilai Akademik 
Siswa yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program studi tertentu yaitu IPA atau IPS boleh memiliki 
nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran yang bukan menjadi ciri 
khas program studi tersebut. 
Siswa yang naik ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai yang tidak tuntas 3 (tiga) mata 
pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang akan diikuti 
oleh siswa. 
Contoh : 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika, dan Sejarah (dua mata 
pelajaran ciri khas program studi IPA dan satu ciri khas program studi IPS) maka siswa tersebut secara 
akademik dapat dimasukan ke program studi bahasa. Akan tetapi, SMA Negeri 1 Singaparna pada tahun 
pelajaran 2014/2015 tidak membuka program studi bahasa, maka siswa seperti pada contoh ini dapat 
dimasukkan pada program studi IPS. 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan 
Matematika (dua mata pelajaran ciri khas program Bahasa dan satu ciri khas program IPA) maka siswa 
tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPS. 
- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi, dan Bahasa Inggris (dua 
mata pelajaran ciri khas program studi IPS dan satu mata pelajaran ciri khas program studi Bahasa) maka 
siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPA.
Perlu diperhatikan prestasi pengetahuan dan pemahaman konsep, sikap, dan praktek mata pelajaran yang 
menjadi ciri khas program studi IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) dibandingkan dengan mata 
pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPS (Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi). 
Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud dapat dilakukan melalui program remedial yang diakhiri 
dengan ujian. Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi tertentu lebih 
dari nilai program studi lainnya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program studi yang nilai prestasi 
mata pelajarannya lebih unggul. Apabila antara minat dan bakat tidak cocok/tidak sesuai, maka wali kelas 
dengan pertimbangan guru BK dapat memutuskan program studi apa yang dapat dipilih oleh siswa, perlu 
juga diperhatikan minat siswa. 
3) Hasil tes Psikologi 
SMA Negeri 1 Singaparna telah mengadakan kerjasama dengan lembaga layanan tes psikologi Universitas 
Pendidikan Indonesia (UPI) bagi peserta didik untuk mengetahui tingkat kecerdasan (IQ), pengambilan 
program studi yang sesuai, serta pemilihan jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan 
kemampuannya. 
4) Kuota Sekolah 
Pada tahun pelajaran 2014/2015, rombongan belajar kelas XII SMAN 1 Singaparna menyediakan kuota 6 
rombongan belajar untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 5 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu 
Pengetahuan Sosial (IPS). 
8) Mutasi Peserta Didik 
a. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Masuk 
SMA Negeri 1 Singaparna akan menerima peserta didik pindahan dari sekolah lain, dengan ketentuan: 
1. Peserta didik yang akan pindah ke SMAN 1 Singaparna berasal dari SMA/MA negeri yang 
menggunakan kurikulum yang sama dengan SMAN 1 Singaparna. 
2. Perpindahan peserta didik dari SMA/MA dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan administrative 
maupun seleksi lainnya. 
3. Perpindahan peserta didik hanya dapat dilakukan setelah memiliki Lembar Capaian Kompetensi Peserta 
Didik (LCKPD) atau buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) minimal satu semester. 
4. Mempunyai nilai LCKPD atau LHBPD minimal nilai KKM di SMAN 1 Singaparna, atau mempunyai nilai 
di bawah KKM paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran. 
5. Membawa surat persetujuan orang tua, rekomendasi dari sekolah asal, dan rekomendasi dari dinas 
pendidikan kabupaten/kota. 
6. Menyerahkan fotokopi Ijazah dan SKHUN SMP/MTs. yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah 
7. Menyerahkan Surat Keterangan Sehat Jasmani dari dokter. 
8. Menyerahkan Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah asal yang menyatakan tidak terlibat 
tindakan kriminal/kenalan remaja dan penyalahgunaan narkoba. 
9. Membuat surat pernyataan bersedia mengikuti program sekolah dan bersedia mentaati peraturan dan 
tata tertib peserta didik SMAN 1 Singaparna. 
1. Membayar ketentuan keuangan yang ditetapkan oleh SMAN 1 Singaparna. 
2. Kuota sekolah masih memungkinkan. 
b. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Keluar
SMAN 1 Singaparna akan memberikan rekomendasi mutasi siswa keluar dengan ketentuan sebagai 
berikut: 
1. Ada permintaan dari orangtua/wali peserta didik. 
2. Telah belajar di SMAN 1 Singaparna minimal 1 semester dan telah memiliki LCKPD atau buku LHBPD. 
3. Telah menyelesaikan seluruh ketentuan keuangan dan ketentuan administrative lainnya yang ditetapkan 
oleh SMAN 1 Singaparna. 
4. Telah mengembalikan seluruh buku pinjaman dari perpustakaan SMAN 1 Singaparna. 
9) Pendidikan Kecakapan Hidup 
Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. Kecakapan hidup 
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran/pengalaman belajar dan penilaian. Kecakapan hidup mencakup 
kecakapan kesadaran diri, kecakapan berpikir, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik. 
a. Prinsip umum implementasi kecakapan hidup 
Implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara integral 
pada semua mata pelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembekalan kecakapan hidup 
merupakan pesan pendidikan atau “ hidden curriculum” yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara 
penyampaian bukan pada materi pesannya. 
Secara umum prinsip implementasi konsep kecakapan hidup adalah : 
1).Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarah pada prinsip learning to think , learning to do, 
learning to be, learning to live. 
2).Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel ( fleksible learning) dan pembelajaran yang 
menyenangkan ( enjoyable learning). 
3).Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasaan. 
4).Perancangan pembelajaran mengacu kepada keterpaduan penguasaan personal skill, social skill, 
akademik skill,dan vokasional skill. 
5).Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA) yaitu siswa 
sebagai subjek bukan objek. 
6).Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadinya proses belajar, bukan terjadinya proses 
mengajar. 
b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran 
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang dimiliki siswa, dapat 
dirancang melalui penggunaan model mengajar sebagai berikut : 
1).Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi 
dan berinteraksi antara sesama siswa, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota 
team, kemampuan bekerja dalam team dan lain-lain. 
2).Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisa dan memecahkan persoalan yang terjadi di 
lingkungan siswa. Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada siswa agar siswa lebih peka dalam 
mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang terjadi. 
3).Metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu, 
menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berpikir berdasarkan 
fakta yang ada dan didukung oleh landasan teori yang telah ditanamkan atau diberikan melalui tanya jawab
dan ceramah. Siswa diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antara yang satu 
dengan yang lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik lebih tertanam. 
4).Metode pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di depan kelas. Metode ini 
dapat digunakan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menuangkan pokok -pokok pikiran atau ide-ide 
yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikannya secara lisan, mengeluarkan ide-ide atau 
gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi dan hal - 
hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain. 
5).Debat grup, metode ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi, mengeluarkan 
pendapat, menghargai pendapat lain, tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, 
dan menghargai adanya perbedaan sudut pandang terhadap sesuatu. 
6).Metode inquiri (penyelidikan) dan discovery (penemuan), dapat digunakan untuk melatih kemampuan 
siswa dalam mencari hubungan dengan merumuskan hipotesis, menganalisis dan menyimpulkan hasil 
kajian, melatih berpikir logis, serta memotivasi minat insting siswa untuk belajar melalui proses penemuan 
dan lain-lain. 
7). Model cooperative learning dengan beberapa strategi pembelajaran. 
10) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global 
SMA Negeri I Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengimplementasikan pendidikan berbasis keunggulan 
lokal dengan membekali peserta didik tatakrama, sopan santun, taat beragama, dan arif terhadap budaya 
lokal yang disiratkan pada setiap mata pelajaran agar peserta didik memiliki jiwa santun dan bijak akan jati 
diri dan lingkungannya. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, SMAN 1 Singaparna akan membekali peserta 
didiknya dengan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. 
Sedangkan implementasi dari pendidikan berbasis keunggulan global, peserta didik dibekali juga ilmu 
pengetahuan dan teknologi, diberikan pula materi pelajaran tentang keterampilan berbahasa yaitu bahasa 
Arab. 
KALENDER PENDIDIKAN 
A. Kalender Pendidikan 
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu 
tahun pelajaran yang mencakup kegiatan permulaan tahun pelajaran, jumlah minggu efektif belajar satu 
tahun pelajaran, waktu pembelajaran efektif dan jadwal waktu libur. 
Setiap permulaan tahun pelajaran, SMA Negeri 1 Singaparna menyusun kalender pendidikan untuk 
mengatur kegiatan pembelajaran selama 1 tahun pelajaran yang mencakup permulaan awal tahun 
pelajaran, munggu efektif, minggu tidak efektif, dan jadwal waktu libur. 
Pengaturan waktu di sekolah mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, 
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah 
pusat/pemerintah daerah. 
Kalender pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 
1. Permulaan tahun pelajaran adalah awal kegiatan pembelajaran pada awal tahun 
pelajaran setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh 
pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun 
pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan minggu efektif sesuai dengan kebutuhan dan 
keadaan (need assement). 
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi 
jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah 
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. 
4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan tidak diadakannya kegiatan pembelajaran 
terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan 
Nasional dan ketetapan khusus Kepala Daerah Tingkat kabupaten Tasikmalaya. 
5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir 
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar 
nasional, dan hari libur khusus. 
6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan 
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun. 
7. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serenrak disesuaikan dengan Peraturan 
Pemerintah Provinsi/Kabupaten. 
B. Alokasi Waktu 
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran pada 
setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap 
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. 
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran pada setiap minggu meliputi jumlah 
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan 
pengembangan diri. 
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakannya kegiatan pembelajaran terjadwal pada 
satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar 
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari -hari besar 
nasional, dan hari libur khusus. 
1. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan 
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan 
1 Minggu efektif belajar : 
1. Semester 1 : 17 minggu 
2. Semester 2 : 18 minggu 
100 hari 
102 hari 
Digunakan untuk 
kegiatan 
pembelajaran 
efektif 
2 Jeda tengah semester : 
1. Semester 1 
-
2. Semester 2 - 
3 Jeda antar semester 2 pekan 
4 Libur akhir tahun pelajaran 3 pekan 
5 Hari libur kegamaan disesuaikan 
6 Hari libur umum/nasional disesuaikan 
7 Hari libur khusus disesuaikan 
8 Kegiatan khusus sekolah 1 pekan 
1. Penetapan Kalender Pendidikan : 
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada 
bulan Juni tahun berikutnya. 
2. Hari libur ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan 
atau Menteri Agama dalam hal ini yang terkait dengan hari raya keagamaan. 
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur 
serentak untuk satuan-satuan pendidikan. 
1. Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Singaparna untuk tahun Pelajaran 2014/2015 (pada 
halaman berikutnya). 
Copyright © 2014. smanspa.sch.id All Rights Reserved. 
Designed by bombasweb.

More Related Content

What's hot

Desain induk penyiapan kurikulum 2013
Desain induk penyiapan kurikulum 2013Desain induk penyiapan kurikulum 2013
Desain induk penyiapan kurikulum 2013Otto Ono Gallery
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesiakarindilla
 
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)Pendidikan Matematika
 
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975Amphie Yuurisman
 
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiasandykarimun
 
jenis-jenis Kurikulum di INDONESIA
jenis-jenis Kurikulum di INDONESIAjenis-jenis Kurikulum di INDONESIA
jenis-jenis Kurikulum di INDONESIAmerlin monim
 
Struktur ktsp sma
Struktur ktsp smaStruktur ktsp sma
Struktur ktsp smaIrwan Hasan
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guruNuni Nur
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruBudhi Emha
 
Hsp bio.tg.5bm
Hsp bio.tg.5bmHsp bio.tg.5bm
Hsp bio.tg.5bmslnair
 
Struktur kurikulum sma
Struktur kurikulum smaStruktur kurikulum sma
Struktur kurikulum smaWayan Sumertha
 
Desain Induk Kurikulum 2013
Desain Induk Kurikulum 2013Desain Induk Kurikulum 2013
Desain Induk Kurikulum 2013alvinnoor
 
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di IndonesiaSejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di IndonesiaT. Astari
 

What's hot (18)

Desain induk penyiapan kurikulum 2013
Desain induk penyiapan kurikulum 2013Desain induk penyiapan kurikulum 2013
Desain induk penyiapan kurikulum 2013
 
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
 
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)Struktur kurikulum sd smp sma   19 feb2013 (1)
Struktur kurikulum sd smp sma 19 feb2013 (1)
 
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
SEJARAH KURIKULUM TAHUN 1947, 1952, 1968, 1975
 
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
 
jenis-jenis Kurikulum di INDONESIA
jenis-jenis Kurikulum di INDONESIAjenis-jenis Kurikulum di INDONESIA
jenis-jenis Kurikulum di INDONESIA
 
Struktur ktsp sma
Struktur ktsp smaStruktur ktsp sma
Struktur ktsp sma
 
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guru
 
Hsp bio.tg.5bm
Hsp bio.tg.5bmHsp bio.tg.5bm
Hsp bio.tg.5bm
 
Sman 2 wakorsel 16
Sman 2 wakorsel 16Sman 2 wakorsel 16
Sman 2 wakorsel 16
 
Struktur kurikulum sma
Struktur kurikulum smaStruktur kurikulum sma
Struktur kurikulum sma
 
Desain Induk Kurikulum 2013
Desain Induk Kurikulum 2013Desain Induk Kurikulum 2013
Desain Induk Kurikulum 2013
 
Bio form5
Bio form5Bio form5
Bio form5
 
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di IndonesiaSejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
Sejarah Perkembangan Kurikulum Dikdas Di Indonesia
 

Similar to Bidang kurikulum

struktur_kurikulum
struktur_kurikulum struktur_kurikulum
struktur_kurikulum Opick Smash
 
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013muriokryan
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Bambang Giwank
 
materi mpls kurikulum online.pptx
materi mpls kurikulum online.pptxmateri mpls kurikulum online.pptx
materi mpls kurikulum online.pptxmuhamadyusuf112
 
Makalah kurikulum
Makalah kurikulumMakalah kurikulum
Makalah kurikulumechan_vega
 
02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt
02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt
02_ktsp-smk.ppt2101938862.pptnurlailihm
 
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxIMADEBILLYRAMA
 
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptxAKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptxSaeranSaeran
 
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptxwokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptxlutfi584351
 
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,1802081.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208Achmad Junaidi
 
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006MA'ARIF NU CILACAP
 
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,1802081.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208MA'ARIF NU CILACAP
 
Struktur Kurikulum SMK.pdf
Struktur Kurikulum SMK.pdfStruktur Kurikulum SMK.pdf
Struktur Kurikulum SMK.pdfPutriNaila8
 
Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013
Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013
Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013heru anto
 
PPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptx
PPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptxPPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptx
PPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptxRizkyJowo
 

Similar to Bidang kurikulum (20)

struktur_kurikulum
struktur_kurikulum struktur_kurikulum
struktur_kurikulum
 
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014
Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014
Kurikulum 2013 Permen 58 th 2014
 
Kurikulum 2013 1
Kurikulum 2013 1Kurikulum 2013 1
Kurikulum 2013 1
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
materi mpls kurikulum online.pptx
materi mpls kurikulum online.pptxmateri mpls kurikulum online.pptx
materi mpls kurikulum online.pptx
 
Makalah kurikulum
Makalah kurikulumMakalah kurikulum
Makalah kurikulum
 
02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt
02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt
02_ktsp-smk.ppt2101938862.ppt
 
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
 
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptxAKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
 
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
 
CP,TP,ATP Kurmer (1).pptx
CP,TP,ATP Kurmer (1).pptxCP,TP,ATP Kurmer (1).pptx
CP,TP,ATP Kurmer (1).pptx
 
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptxwokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
 
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,1802081.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
 
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
STANDAR ISI (SI) - PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
 
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,1802081.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
1.permendiknas no. 22 tahun 2006 si,180208
 
Struktur Kurikulum SMK.pdf
Struktur Kurikulum SMK.pdfStruktur Kurikulum SMK.pdf
Struktur Kurikulum SMK.pdf
 
Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013
Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013
Berikut perbandingan antara kurikulum tahun 2006 dan 2013
 
PPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptx
PPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptxPPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptx
PPT DOKUMEN 1 KURIKULUM.pptx
 

Recently uploaded

Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Bidang kurikulum

  • 1. BIDANG KURIKULUM Wakasek Bidang Urusan Kurikulum (Mohamad Arif Hasan, S.Pd., M.Pd.) STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SINGAPARNA A. Struktur Kurikulum 2013 1. Pengertian Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Pada tahun pelajaran 2014-2105 SMA Negeri 1 Singaparna unutk kelas X sdan kelas XI telah dan sedang menggunakan implementasi kurikulum 2013, sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna disusun berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar kompetensi mata pelajaran. Muatan Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kurikulum kekhasan satuan pendidikan. a.Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional Untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. b.Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah Muatan Kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh pemerintah provinsi Jawa barat dan kabupaten Tasikmalaya.
  • 2. Muatan lokal yang berlaku di SMAN 1 Singaparna yaitu Bahasa Sunda, sesuai dengan SK Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang standar kompetensi dasar serta panduan penyusunan kurikulum mata pelajaran bahasa Sunda dan sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013 ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten Tasikmalaya. c.Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan Muatan kekhasan SMAN 1 Singaparna yaitu pembacaan Asmaul Husna secara serempak; berupa program kegiatan yang dilaksanakan setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai. 2. Kelompok Mata Pelajaran Wajib Kelompok mata pelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik , masyarakat dan bangsa. Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA sebagai berikut: Tabel 1: Mata pelajaran wajib kurikulum SMAN 1 Singaparna MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU X XI XII Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Matematika 4 4 4 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib)
  • 3. 7. Seni Budaya 2 2 2 8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 10. Bahasa Sunda (Mulok) 2 2 2 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26 Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik 12 16 16 Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat 6 4 4 JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 44 46 46 Mata pelajaran wajib kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat, sedangkan mata pelajaran wajib kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan konten local yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan seterusnya. 3. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi. dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu. Tabel 2: Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna MATA PELAJARAN Kelas X XI XII Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26
  • 4. Kelompok C (Peminatan) Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) I 1 Matematika 3 4 4 2 Biologi 3 4 4 3 Fisika 3 4 4 4 Kimia 3 4 4 Peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IIS) II 1 Geografi 3 4 4 2 Sejarah 3 4 4 3 Sosiologi 3 4 4 4 Ekonomi 3 4 4 Mata Pelajaran Pilihan Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4 Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 70 74 74 Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 44 46 46 4. Beban Belajar Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. a.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu untuk kelas X adalah 44 jam pembelajaran. Durasi satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 34 minggu dan paling banyak 38 minggu.
  • 5. b.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna diatur dalam bentuk sistem paket Beban belajar dengan system paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum merupakan pengaturan alokasi untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada system paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri di SMAN 1 Singaparna yaitu 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. 5. Peminatan dan Pilihan Lintas Minat Kurikulum SMAN 1 Singaparna dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan mata pelajaran antar Kelompok Peminatan (Lintas Minat). Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA) dan kelompok Ilmu-ilmu Sosial (IIS). Sejak mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, di kelas X seorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan kelompok peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, dan tes bakat/minat oleh guru BK atau Psychotest. Selain harus mengikuti seluruh mata pelajaran di kelompok peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran di kelas X dan 4 jam pelajaran di kelas XI dan XII. Penentuan mata pelajaran kelompok pilihan lintas minat di SMA Negeri 1 Singaparna dilaksanakan dengan memberikan angket kepada siswa untuk memilih 2 (dua) mata pelajaran di luar mata pelajaran kelompok peminatannya dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Peserta didik kelompok peminatan MIA memilih 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) dan 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab) 2. Peserta didik kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (IIS) memilih 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok peminatan MIA (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia) dan 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab). Dari hasil pengumpulan angket pemilihan mata pelajaran Lintas Minat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Data Angket Pemilihan Lintas Minat Kelas X Tahun Pelajaran 2014/2015 Peminatan MIA = 193 Siswa Peminatan IIS = 160 Siswa Bahasa Inggris 138 Siswa Bahasa Inggris 95 Siswa Bahasa Indonesia 40 Siswa Bahasa Indonesia 40 Siswa Bahasa Arab 15 Siswa Bahasa Arab 25 Siswa Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa
  • 6. Ekonomi 119 Siswa Matematika 25 Siswa Sejarah 0 Siswa Biologi 116 Siswa Sosiologi 48 Siswa Fisika 19 Siswa Geografi 48 Siswa Kimia 0 Siswa Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa 6. Kompetensi Inti Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor). Kompetensi inti menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) KD; pengikat organisasi vertikal dan horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran dengan konten KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan 1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1), 2. sikap sosial (kompetensi 2), 3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan 4. penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). Tabel 4: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI IN TI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
  • 7. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 7. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti dan dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar adalah mata pelajaran. Organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh
  • 8. seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik (peminatan). Konten atau kompetensi terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaidah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. B. Kerangka Dasar, Struktur dan Muatan KTSP (Kurikulum 2006) 1. Kerangka Dasar a). Kelompok Mata Pelajaran Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. kelompok mata pelajaran estetika; 5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Tabel 5: Cakupan Kelompok Mata Pelajaran No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 2. Kewarganega-raan dan Kepribadian Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
  • 9. No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja. 4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. 5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan
  • 10. No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. B.) PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM DI SETIAP SATUAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP SEBAGAI BERIKUT: 1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. 4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). 5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). 6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
  • 11. 2. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada set iap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pada tahun pelajaran 2014/2015, struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk kelas XII memanfaatkan 4 jam tambahan untuk mata pelajaran tertentu. Sehingga struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk XII tahun pelajaran 2014/2015, jumlah jam pembelajarannya menjadi 44 jam pembelajaran per minggu, dengan perincian 39 jam pembelajaran mengacu pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi, 4 jam pembelajaran memanfaatkan jam tambahan, dan untuk mengefektifkan bimbingan dialokasikan 1 jam pembelajaran untuk Bimbingan dan Konseling (B.K) masuk ke k elas. Dan ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten Tasikmalaya. a. Struktur Kurikulum Kelas XII Struktur Kurikulum Kelas XII SMA Negeri 1 Singaparna selengkapnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 6: Struktur Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Singaparna kelas XII IPA dan kelas XII IPS. Komponen Alokasi Waktu Keterangan Kelas XII IPA Kelas XII IPS Sem 5 Sem 6 Sem 5 Sem 6 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 1. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 1. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 1. Bahasa Inggris 4 4 5** 5** **S.I = 4 jam
  • 12. 1. Matematika 5* 5 - - *S.I= 4 jam 1. Fisika 5* 5 - - *S.I= 4 jam 1. Kimia 5* 5 - - *S.I= 4 jam 1. Biologi 5* 5 - - *S.I= 4 jam 1. Sejarah 1 1 3 3 1. Geografi - - 4 4 **S.I= 3 jam 1. Ekonomi - - 5 5 **S.I= 4 jam 1. Sosiologi - - 4 4 **S.I= 3 jam 1. Seni Budaya 2 2 2 2 1. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2 2 1. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2 1. Keterampilan Bahasa Asing (Arab) 2 2 2 2 B. Muatan Lokal 1. Bahasa Sunda 2 2 2 2 1. Kitab Kuning 1 1 1 1 1. C. BK 1 1 1 1 D. Pengembangan Diri (2)* (2)* (2)* (2)* Jumlah 45 45 45 45 (2)* Ekuivalen 2 jam pembelajaran
  • 13. 3. Muatan Kurikulum 1) Mata Pelajaran Mata pelajaran di SMA Negeri 1 Singaparna kabupaten Tasikmalaya beserta alokasi waktu untuk masing-masing kelas tercantum pada struktur kurikulum. Mata pelajaran tersebut harus ditempuh oleh peserta didik di SMA Negeri 1 Singaparna selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu : a. Kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013 membuka 2 peminatan yaitu Peminatan Matematika dan Ilmu ALam atau MIA dan Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial atau IIS. b. Kelas XII IPA merupakan program penjurusan program studi IPA menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum 2006). 1. Kelas XII IPS merupakan program penjurusan program studi IPS menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum 2006). Kurikulum Kelas X dan kelas XI telah menggunakan kurikulum 2013 menyediakan 2 peminatan yaitu MIA dan IIS terdiri dari 6 mata pelajaran Wajib A, 4 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2 mata pelajaran pilihan lintas minat. (Tercantum dalam struktur kurikulum 2013 tabel 2). Kurikulum kelas Kelas XII IPA terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6). Kurikulum kelas XI IPS dan kelas XII IPS terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6). 2) Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan potensi dan ciri khas daerah termasuk keunggulan daerah. Jenis Muatan Lokal yang dikembangkan di sekolah, untuk daerah Jawa Barat telah dikeluarkan SK Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Sunda dan Sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013 ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten Tasikmalaya. 3) Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian dari isi kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik.
  • 14. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah. Jenis-jenis pengembangan diri yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Singaparna dibagi kedalam beberapa bidang sebagai berikut: A.Bidang Pengembangan IPTEK 1). Kelompok Pembinaan OSN (Olimpiade Sains Nasional), yang meliputi: - Kelompok / Study Club Matematika - Kelompok / Study Club Fisika - Kelompok / Study Club Kimia - Kelompok / Study Club Biologi - Kelompok / Study Club Astronomi - Kelompok / Study Club TIK - Kelompok / Study Club Ekonomi - Kelompok / Study Club Kebumian - Kelompok / Study Club Geografi 2). Kelompok Bahasa Inggris 3). Kelompok KIR B.Bidang Olah Raga 1). Kelompok Bola Basket 2). Kelompok Sepak Bola 3). Kelompok Footsal 4). Kelompok Voli Ball 5). Kelompok Karate (BKC) 6). Kelompok Perisai Diri 7). Kelompok Bulu Tangkis C.Bidang Seni 1). Kelompok Seni Musik 2). Kelompok Seni Rupa 3). Kelompok Theater 4). Kelompok Karawitan 5). Kelompok Seni Tari
  • 15. D.Bidang Pembinaan Akhlak, Sosial, dan Kemasyarakatan 1). Kelompok Ikatan Remaja Masjid (IREMA) 2). Kelompok PMR 3). Kelompok Pramuka 4) Kelompok Paskibra 5).Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Untuk menentukan pilihannya, peserta didik diberikan angket pilihan jenis ekstra kurikuler /pengembangan diri yang disediakan oleh sekolah. Peserta didik boleh memilih lebih dari satu pilihan asalkan waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dipilih peserta didik tidak bersamaan. Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai yaitu pada siang/ sore hari (Program dan jumlah peserta ada pada Pembina masing-masing kegiatan pengembangan diri/ ekstra kurikuler). 4) Pengaturan Beban Belajar Beban belajar yang diberlakukan di SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yaitu sistem paket. Sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan bahan ajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMA Negeri 1 Singaparna. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peseta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajarpenugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada SMA yang menggunakan sistem paket yaitu 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Uraian tentang jumlah minggu efektif per tahun tercantum dalam kalender pendidikan, sedangkan jumlah jam pelajaran pertahun untuk setiap mata pelajaran dijelaskan dalam program tahunan setiap mata pelajaran. 5) Ketuntasan Belajar Kriteria ketuntasan belajar minimal di SMA Negeri 1 Singaparna ditentukan oleh masing-masing guru mata pelajaran berkoordinasi dengan ketua MGMP sekolah. Kriteria ketuntasan belajar minimal ini akan ditingkatkan secara berkelanjutan sehingga mencapai kriteria ideal untuk sebuah ketuntasan. Kendatipun dalam Kurikulum 2013 penilaian pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala nilai 1-4 (berdasarkan Lampiran Keputusan Dirjen Dikmen No: 717/D/Kep/2013), akan tetapi penentuan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) tetap diperlukan sebagai acuan batas minimal ketuntasan belajas siswa, akan tetapi hasil akhir di Lembar Capaian Kompetensi (LCK) peserta didik tetap menggunakan konversi pada skal nilai 1-4. Penentuan kriteria ketuntasan minimal mengacu kepada tiga aspek,yaitu: 1. Kompleksitas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) 2. Intake Siswa (kemampuan rata-rata peserta didik) 3. Kemampuan sarana dan prasarana pendukung
  • 16. Tabel 7: KKM Kelas X MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal Semester 1 Semester 2 Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 2,66 2,66 1. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2,66 2,66 1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66 1. Matematika 2,66 2,66 1. Sejarah Indonesia 2,66 2,66 6. Bahasa Inggris 2,66 2,66 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2,66 2,66 8. Penjasorkes 2,66 2,66 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66 10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66 Kelompok C (Peminatan) Peminatan MIA 1. Matematika 2,66 2,66 1. Biologi 2,66 2,66
  • 17. MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal Semester 1 Semester 2 1. Fisika 2,66 2,66 1. Kimia 2,66 2,66 Peminatan IIS 1. Geografi 2,66 2,66 1. Sejarah 2,66 2,66 1. Sosiologi 2,66 2,66 1. Ekonomi 2,66 2,66 Kelompok D (Lintas Minat) 1. Bahasa Inggris 2,66 2,66 1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66 1. Bahasa Arab 2,66 2,66 Tabel 8: KKM Kelas XI MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal Semester 1 Semester 2 Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 2,66 2,66 1. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2,66 2,66
  • 18. MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal Semester 1 Semester 2 1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66 1. Matematika 2,66 2,66 10. Sejarah Indonesia 2,66 2,66 6. Bahasa Inggris 2,66 2,66 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2,66 2,66 8. Penjasorkes 2,66 2,66 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66 10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66 Kelompok C (Peminatan) Peminatan MIA 1. Matematika 2,66 2,66 1. Biologi 2,66 2,66 1. Fisika 2,66 2,66 1. Kimia 2,66 2,66 Peminatan IIS 1. Geografi 2,66 2,66
  • 19. MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal Semester 1 Semester 2 1. Sejarah 2,66 2,66 1. Sosiologi 2,66 2,66 1. Ekonomi 2,66 2,66 Kelompok D (Lintas Minat) 1. Bahasa Inggris 2,66 2,66 1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66 1. Bahasa Arab 2,66 2,66 Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas XII Sem. 5 Sem. 6 A. MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 80 80 2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80 3. Bahasa Indonesia 79 79 4. Bahasa Inggris 78 78 5. Matematika 78 78
  • 20. 6. Fisika 78 78 7. Kimia 78 78 8. Biologi 78 78 9. Sejarah 78 78 10. Seni Budaya 79 79 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 78 78 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78 78 13. Bahasa Arab 78 78 1. B. MUATAN LOKAL : 1. Bahasa Sunda 2. Kitab Kuning 79 80 79 80 Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas XII Sem. 5 Sem. 6 A. MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 80 80 2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80 3. Bahasa Indonesia 79 79
  • 21. KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas XII Sem. 5 Sem. 6 4. Bahasa Inggris 78 78 5. Matematika 78 78 6. Sejarah 79 79 7. Geografi 78 78 8. Ekonomi 78 78 9. Sosiologi 79 79 10. Seni Budaya 77 77 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 78 78 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78 78 13. Bahasa Arab 78 78 B. MUATAN LOKAL: 1. Bahasa Sunda 3. Kitab Kuning 79 80 79 80 Ketuntasan belajar setiap indikator dalam setiap Kompetensi Dasar dengan rentang angka 0 – 100. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 1 Singaparna untuk setiap mata pelajaran dibuat pada awal semester dan dijadikan dasar untuk penentuan KKM semester berikutnya. Diharapkan kriteria ketuntasan minimal terus meningkat untuk mencapai KKM ideal (100%). 6) Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
  • 22. 1).Kenaikan Kelas a. Waktu Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun dengan memperhatikan kriteria kenaikan kelas dan diputuskan melalui keputusan rapat dewan guru. b. Kriteria Kenaikan Kelas 1) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90 % dari total kehadiran seluruhnya. 2) Menunjukan sikap, prilaku, dan budi pekerti yang baik. 3) Tidak terlibat tindak kriminal. 4) Tidak terlibat narkoba dan perkelahian. 5) Tidak melawan guru dan tenaga kependidikan lainnya, baik secara fisik maupun non-fisik. 6) Siswa kelas X dinyatakan naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki nilai semua mata pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua 7) Siswa kelas XI dinyatakan naik ke kelas XII, apabila siswa yang bersangkutan memiliki nilai semua mat a pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua c. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa Untuk mengumpulkan dan mengolah informasi dalam menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik dan untuk menentukan kenaikan kelas peserta didik dari kelas X ke kelas XI atau dari kelas XI ke kelas XII di SMA Negeri 1 Singaparan, pendidik dan satuan pendidikan melakukan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian tersebut diberikan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. d. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar. Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai komulatif dari hasil pencapaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang t erkait, yang diperoleh melaui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil remedial. SMA Negeri 1 Singaparna membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan hasil belajar (rapor), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua / wali peserta didik. Penentuan nilai pada Lembar Capaian Kompetensi (Peserta Didik (LCKPD) atau buku laporan hasil belajar (rapor) untuk setiap mata pelajaran di kelas X dan XI ditentukan dengan menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK/UTK dibagi 4. Untuk NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS= Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas, UTK = Ujian Tingkat Kompetensi khusus di kelas XI (tingkat 5). Penentuan penilaian sikap sosial dan spiritual ditentukan melalui penilaian ; 1. Observasi 2. Penilaian diri 3. Penilaian antar peserta didik, dan
  • 23. 4. Jurnal Penentuan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui ; 1. Hasil Tes tulis atau ulangan harian atau UTS/UTK/UKK 2. Penugasan individu atau kelompok Penentuan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui ; 1. Penilaian Hasil Praktikum 2. Penilaian Projek atau tugas-tugas belajar (Learning task),dan 3. Penilaian portofolio/kumpulan karya peserta didik Konsep penilaian di SMA Negeri 1 Singaparna mengacu pada konsep penilaian kurikulum 2013 antara lain ; 1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. 2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. 4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. 8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.3 9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
  • 24. 10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. Untuk peserta didik kelas XII penilaian dalam Laporan HAsil Belajar Peserta Didik (LHBPD) menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK dibagi 4. NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS= Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas. Lembar Capaian Kompetensi Peserta Didik atau Laporan hasil belajar (rapor) berupa buku yang didalamnya mencakup: 1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format kecakapan kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia dan kepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik. e. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial yang diakhiri dengan tes. Teknik yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah: 1). Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada pesrta didik yang kurang perhatian saat mengikuti pelajaran; 2). Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan sebagainya. 3). Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan sebagainya. Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial: 1). Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%. 2). Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%. 3). Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. 4). Pemanfaatan tutor teman sebaya. Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka. Nilai akhir dari hasil remedial adalah sesuai dengan nilai KKM. Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Teknik yang
  • 25. dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misalnya belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Pelaksanaan pemberian pengayaan dapat dilakukan dengan cara: 1). Belajar Kelompok 2). Belajar mandiri 3). Pembelajaran berbasis tema 4). Percepatan dan akselerasi Pemberian pembelajaran pengayaan hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik atau merupakan pendalaman dari kompetensi/materi secara umum. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan tidak berpengaruh pada nilai. 2).Kelulusan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus setelah : a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai minimal baik (nilai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ; 1. lulus ujian sekolah; d. lulus ujian nasional; e. tidak melanggar peraturan/ tata tertib sekolah. SMA Negeri 1 Singaparna menyelenggarakan ujian nasional dan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian nasional/ujian sekolah sesuai dengan POS (prosedur operasi standar) ujian nasional/ujian sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Ujian Nasional didukung oleh suatu system yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. Pada tahun pelajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Singaparna menargetkan kelulusan peserta didik dalam ujian nasional/ujian sekolah mencapai 100% lulus dengan rata-rata nilai diatas 8,0 baik untuk program IPA maupun program IPS. SMA Negeri 1 Singaparna dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan melaksanakan program-program antara lain: 1). Pemberian jam pembelajaran tambahan bagi peserta didik kelas XII yang akan mengikuti ujian nasional/ujian sekolah.
  • 26. 2). Bekerjasama dengan Balai Bahasa UPI Bandung, menyelenggarakan tes bahasa Inggris PTESOL (tes bahasa Inggris setara TOEFL) bagi siswa kelas XII dalam upaya meningkatkan dan mengukur kemampuan bahasa Inggris. 3) Bekerjasama dengan Media pembelajaran berbasis web yaitu www.simponiku.com dalam melaksanakan tryout online dan pembelajaran mandiri. Dalam mengantisipasi peserta didik yang belum lulus ujian akhir, SMA Negeri 1 Singaparna memfasilitasi peserta yang belum lulus untuk mengikuti ujian ulangan atau mengikuti ujian nasional paket C. 7) Kriteria Penjurusan (Kurikulum KTSP/2006) a. Waktu Penjurusan 1) Penentuan penjurusan program studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan pada akhir semester 2 kelas X. 2) Pelaksanaan penjurusan semua program studi yaitu mulai semester 1 kelas XI. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, peminatan dilaksanakan pada awal masuk ke kelas X (Kurikulum 2013). b. Kriteria Penjurusan 1) Minat Siswa Untuk mengetahui minat siswa dapat dilakukan melalui pemberian angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat mendeteksi minat siswa. 2) Nilai Akademik Siswa yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program studi tertentu yaitu IPA atau IPS boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program studi tersebut. Siswa yang naik ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai yang tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang akan diikuti oleh siswa. Contoh : - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika, dan Sejarah (dua mata pelajaran ciri khas program studi IPA dan satu ciri khas program studi IPS) maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi bahasa. Akan tetapi, SMA Negeri 1 Singaparna pada tahun pelajaran 2014/2015 tidak membuka program studi bahasa, maka siswa seperti pada contoh ini dapat dimasukkan pada program studi IPS. - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas program Bahasa dan satu ciri khas program IPA) maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPS. - Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi, dan Bahasa Inggris (dua mata pelajaran ciri khas program studi IPS dan satu mata pelajaran ciri khas program studi Bahasa) maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPA.
  • 27. Perlu diperhatikan prestasi pengetahuan dan pemahaman konsep, sikap, dan praktek mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPS (Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi). Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud dapat dilakukan melalui program remedial yang diakhiri dengan ujian. Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi tertentu lebih dari nilai program studi lainnya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul. Apabila antara minat dan bakat tidak cocok/tidak sesuai, maka wali kelas dengan pertimbangan guru BK dapat memutuskan program studi apa yang dapat dipilih oleh siswa, perlu juga diperhatikan minat siswa. 3) Hasil tes Psikologi SMA Negeri 1 Singaparna telah mengadakan kerjasama dengan lembaga layanan tes psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bagi peserta didik untuk mengetahui tingkat kecerdasan (IQ), pengambilan program studi yang sesuai, serta pemilihan jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuannya. 4) Kuota Sekolah Pada tahun pelajaran 2014/2015, rombongan belajar kelas XII SMAN 1 Singaparna menyediakan kuota 6 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 5 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 8) Mutasi Peserta Didik a. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Masuk SMA Negeri 1 Singaparna akan menerima peserta didik pindahan dari sekolah lain, dengan ketentuan: 1. Peserta didik yang akan pindah ke SMAN 1 Singaparna berasal dari SMA/MA negeri yang menggunakan kurikulum yang sama dengan SMAN 1 Singaparna. 2. Perpindahan peserta didik dari SMA/MA dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan administrative maupun seleksi lainnya. 3. Perpindahan peserta didik hanya dapat dilakukan setelah memiliki Lembar Capaian Kompetensi Peserta Didik (LCKPD) atau buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) minimal satu semester. 4. Mempunyai nilai LCKPD atau LHBPD minimal nilai KKM di SMAN 1 Singaparna, atau mempunyai nilai di bawah KKM paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran. 5. Membawa surat persetujuan orang tua, rekomendasi dari sekolah asal, dan rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota. 6. Menyerahkan fotokopi Ijazah dan SKHUN SMP/MTs. yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah 7. Menyerahkan Surat Keterangan Sehat Jasmani dari dokter. 8. Menyerahkan Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah asal yang menyatakan tidak terlibat tindakan kriminal/kenalan remaja dan penyalahgunaan narkoba. 9. Membuat surat pernyataan bersedia mengikuti program sekolah dan bersedia mentaati peraturan dan tata tertib peserta didik SMAN 1 Singaparna. 1. Membayar ketentuan keuangan yang ditetapkan oleh SMAN 1 Singaparna. 2. Kuota sekolah masih memungkinkan. b. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Keluar
  • 28. SMAN 1 Singaparna akan memberikan rekomendasi mutasi siswa keluar dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Ada permintaan dari orangtua/wali peserta didik. 2. Telah belajar di SMAN 1 Singaparna minimal 1 semester dan telah memiliki LCKPD atau buku LHBPD. 3. Telah menyelesaikan seluruh ketentuan keuangan dan ketentuan administrative lainnya yang ditetapkan oleh SMAN 1 Singaparna. 4. Telah mengembalikan seluruh buku pinjaman dari perpustakaan SMAN 1 Singaparna. 9) Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. Kecakapan hidup terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran/pengalaman belajar dan penilaian. Kecakapan hidup mencakup kecakapan kesadaran diri, kecakapan berpikir, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik. a. Prinsip umum implementasi kecakapan hidup Implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara integral pada semua mata pelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembekalan kecakapan hidup merupakan pesan pendidikan atau “ hidden curriculum” yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi pesannya. Secara umum prinsip implementasi konsep kecakapan hidup adalah : 1).Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarah pada prinsip learning to think , learning to do, learning to be, learning to live. 2).Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel ( fleksible learning) dan pembelajaran yang menyenangkan ( enjoyable learning). 3).Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasaan. 4).Perancangan pembelajaran mengacu kepada keterpaduan penguasaan personal skill, social skill, akademik skill,dan vokasional skill. 5).Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA) yaitu siswa sebagai subjek bukan objek. 6).Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadinya proses belajar, bukan terjadinya proses mengajar. b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang dimiliki siswa, dapat dirancang melalui penggunaan model mengajar sebagai berikut : 1).Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antara sesama siswa, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota team, kemampuan bekerja dalam team dan lain-lain. 2).Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisa dan memecahkan persoalan yang terjadi di lingkungan siswa. Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada siswa agar siswa lebih peka dalam mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang terjadi. 3).Metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berpikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung oleh landasan teori yang telah ditanamkan atau diberikan melalui tanya jawab
  • 29. dan ceramah. Siswa diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik lebih tertanam. 4).Metode pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di depan kelas. Metode ini dapat digunakan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menuangkan pokok -pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikannya secara lisan, mengeluarkan ide-ide atau gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi dan hal - hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain. 5).Debat grup, metode ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat lain, tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya perbedaan sudut pandang terhadap sesuatu. 6).Metode inquiri (penyelidikan) dan discovery (penemuan), dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam mencari hubungan dengan merumuskan hipotesis, menganalisis dan menyimpulkan hasil kajian, melatih berpikir logis, serta memotivasi minat insting siswa untuk belajar melalui proses penemuan dan lain-lain. 7). Model cooperative learning dengan beberapa strategi pembelajaran. 10) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global SMA Negeri I Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengimplementasikan pendidikan berbasis keunggulan lokal dengan membekali peserta didik tatakrama, sopan santun, taat beragama, dan arif terhadap budaya lokal yang disiratkan pada setiap mata pelajaran agar peserta didik memiliki jiwa santun dan bijak akan jati diri dan lingkungannya. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, SMAN 1 Singaparna akan membekali peserta didiknya dengan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Sedangkan implementasi dari pendidikan berbasis keunggulan global, peserta didik dibekali juga ilmu pengetahuan dan teknologi, diberikan pula materi pelajaran tentang keterampilan berbahasa yaitu bahasa Arab. KALENDER PENDIDIKAN A. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup kegiatan permulaan tahun pelajaran, jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran, waktu pembelajaran efektif dan jadwal waktu libur. Setiap permulaan tahun pelajaran, SMA Negeri 1 Singaparna menyusun kalender pendidikan untuk mengatur kegiatan pembelajaran selama 1 tahun pelajaran yang mencakup permulaan awal tahun pelajaran, munggu efektif, minggu tidak efektif, dan jadwal waktu libur. Pengaturan waktu di sekolah mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah pusat/pemerintah daerah. Kalender pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Permulaan tahun pelajaran adalah awal kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
  • 30. 2. Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan minggu efektif sesuai dengan kebutuhan dan keadaan (need assement). 3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. 4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan tidak diadakannya kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan ketetapan khusus Kepala Daerah Tingkat kabupaten Tasikmalaya. 5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. 6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun. 7. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serenrak disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Provinsi/Kabupaten. B. Alokasi Waktu Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran pada setiap minggu meliputi jumlah pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakannya kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari -hari besar nasional, dan hari libur khusus. 1. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan 1 Minggu efektif belajar : 1. Semester 1 : 17 minggu 2. Semester 2 : 18 minggu 100 hari 102 hari Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif 2 Jeda tengah semester : 1. Semester 1 -
  • 31. 2. Semester 2 - 3 Jeda antar semester 2 pekan 4 Libur akhir tahun pelajaran 3 pekan 5 Hari libur kegamaan disesuaikan 6 Hari libur umum/nasional disesuaikan 7 Hari libur khusus disesuaikan 8 Kegiatan khusus sekolah 1 pekan 1. Penetapan Kalender Pendidikan : 1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. 2. Hari libur ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan atau Menteri Agama dalam hal ini yang terkait dengan hari raya keagamaan. 3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan. 1. Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Singaparna untuk tahun Pelajaran 2014/2015 (pada halaman berikutnya). Copyright © 2014. smanspa.sch.id All Rights Reserved. Designed by bombasweb.