SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan
Penyempitan pembuluh darah jika terjadi di otak dapat mengakibatkan stroke, dan
penyempitan pembuluh darah di jantung dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner.
Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan oleh plak yang terbentuk akibat penumpukan
lemak dalam darah. Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida dan fosfolipid.
Kolesterol dan trigliserida dalam tubuh selain diperoleh dari makanan yang dikonsumsi juga
dapat disintesis oleh hati dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh
(Dalimartha, 2008:7).
Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida dan fosfolipid. Kolesterol dan
trigliserida dalam tubuh selain diperoleh dari makanan yang dikonsumsi juga dapat disintesis
oleh hati dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh (Dalimartha, 2008:7).
Trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipase menghasilkan asam lemak bebas yang
disekresikan ke dalam usus (Lehninger 1988:346). Kolestrol tetap diserap dalam bentuk
kolesterol. Asam lemak bebas yang melewati sel mukosa akan diubah kembali menjadi
trigliserida, sedangkan kolesterol diesterifikasi menjadi kolesterol ester (Wahyudi, 2009:2).
Trigliserida bersama dengan protein, fosfolipid dan kolesterol bergabung membentuk
kilomikron. Trigliserida dalam kilomikron akan dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi
asam lemak dan monogliserida, kemudian asam lemak dioksidasi menjasi asetil-KoA
(Dachriyanus dkk, 2007).
Yoghurt merupakan minuman fermentasi yang mengandung bakteri probiotik yang
terbukti dapat memperbaiki proses pencernaan, mencegah diare, mengurangi resiko timbulnya
kanker atau tumor dalam saluran pencernaan dan organ lain serta mereduksi jumlah kolesterol
dalam darah. Hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada
dosis yoghurt 1,25% dari berat badan, nyata dapat menurunkan jumlah mikroba patogen, dan
pada dosis 2% nyata menurunkan kolesterol dan trigliserida darah pada mencit hingga 25%
(Lovita, 2003). Pemberian mikroba probiotik ternyata dapat membantu mendegradasi
kolesterol dengan cara mengkonversi kolesterol menjadi asam empedu kolat sehingga dengan
demikian konsentrasi kolesterol dalam darah dapat direduksi dan kadar kolesterol dalam darah
menjadi stabil.
Penelitian tentang aktivitas tanaman kelor sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu
ekstrak daun kelor pada dosis 75 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total darah
tikus normal sebesar 47,5% (Muniandy, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) terhadap kadar kolesterol total dan LDL
kolesterol dosis III (7,444 mg/kg BB) merupakan dosis yang mampu menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL kolesterol sebanding dengan kelompok positif, dengan persentase
penurunan kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 69,46% dan 63,29% ( Dwitiyanti,
2015 ). Saat ini kelor belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan hanya sebagian kecil
yang memanfaatkan untuk sayur. Beberapa inovasi pembuatan produk dari daun kelor sudah
pernah dilakuan sebelumnya, tetapi belum ada produk minuman fermentasi yang terbuat dari
daun kelor, terutama yoghurt. Hasil determinasi menunjukkan bahwa kandungan daun kelor
yang memiliki peran penting dalam antioksidan yaitu flavonoid yang dapat menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL kolesterol (Rajanandh et al., 2012). Oleh sebab itu perlu dilakukan
penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Yogurt Daun Kelor dan Seduhan daun
Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kadar Kolesterol LDL Imunohistokimia Hati Pada
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hewan Hiperkolesterolemia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah pemberian berbagai dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa
oleifera) mempengaruhi kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih
(Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia?
2. Apakah interaksi antara yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera)
mempengaruhi perbedaan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih
(Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia?
3. Berapakah dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) yang
efektif dalam menurunkan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih
(Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Pengaruh pemberian dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa
oleifera) terhadap kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus
norvegicus) model hiperkolesterolemia.
2. Menganalisis interaksi antara yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa
oleifera) mempengaruhi perbedaan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada
tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia.
3. Dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) yang efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus
norvegicus) model hiperkolesterolemia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi dunia pendidikan yaitu hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat
dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian kesehatan dan fitofarmaka serta
pemanfaatan yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera)
mempengaruhi kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus
norvegicus) model hiperkolesterolemia.
2. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu memberikan sumbangan pengetahuan dan
teknologi mengenai manfaat yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa
oleifera) terhadap kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus
norvegicus) model hiperkolesterolemia.
3. Manfaat bagi masyarakat yaitu memberikan alternatif yogurt daun kelor dan seduhan
daun kelor (Moringa oleifera) dapat kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada
tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia dan aman bagi kesehatan.
4. Manfaat bagi peneliti yaitu memberikan pengetahuan lebih luas tentang pemberian
yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar kolesterol
LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model
hiperkolesterolemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Terbentuknya Kolesterol
Kolesterol merupakan bagian lemak yang cenderung menempel di dinding pembuluh
darah sehingga lama kelamaan menimbulkan penyempitan pembuluh darah, yang akibatnya
akan meningkatkan tekanan darah dan biasanya berlanjut dengan gangguan jantung bahkan
stroke. Meski ada berbagai obat untuk mengatasi ancaman kolesterol, cara yang lebih aman
dan alami untuk menurunkan kolesterol adalah lewat modifikasi pola makan dengan makanan
fungsional yang mampu menurunkan kadar kolesterol.
2.1.1 Kolesterol
Kolesterol merupakan kelompok steroid, suatu zat yang termasuk golongan lipid
dengan rumus molekul C27H45OH dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi – 5,6 kolesten, hal
ini karena kolesterol mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada
C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 danC17 (Mayes, 2003). Struktur molekul kolesterol
ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.4 Struktur molekul kolesterol
(Sumber: Murray et al., 2009)
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua sel manusia. Pada tubuh
manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (korteks
adrenal), dan jaringan syaraf. Kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini
merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Apabila terdapat dalam konsentrasi yang
tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau dan mempunyai titik lebur 150-151℃. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam
pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh
darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya elastisitas dan kelenturan
pembuluh darah.
Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah,
maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah
lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya. Bila
penyempitan terjadi di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah
satu diantaranya ialah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan
larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat maka bagian asam berwarna kekuningan
dan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang
berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida
asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah,
kemudian biru dan hijau ini di sebut reaksi Lierbeman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini
ternyata sebanding dengan kosentrasi kolesterol. Karena reaksi Lierberman Burchard dapat
digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal
terdapat antara 150-200 miligram tiap 100 ml darah (Poedjiadi, 2007).
2.13Biosintesis Kolesterol
Pada umumnya kolesterol terdapat di dalam semua macam jaringan hewan dan
manusia. Dalam Wirahadikusumah (1995), biosintesis kolesterol yang paling giat berlangsung
dalam jaringan hati, kulit, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar kelamin. Sedangkan dalam
jaringan lemak, otot urat nadi, dan otak dewasa, kegiatan sintesis berada pada tingkat rendah.
Asetat merupakan prazat utama dalam sintesis kolesterol. Skema biosintesis kolesterol sesuai
Gambar 2.5
Gambar 2.5 Biosintesis kolesterol
(Sumber: King, 2001. http://www.1cro.com/mwking/cholesterol.html)
Murray (2009), biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu:
1. Sintesis mevalonat dari asetil-KoA. Sintesis mevalonat merupakan langkah kunci dalam
pengaturan sintesis kolesterol. Sintesis kolesterol berlangsung di luar mitokondria, awalnya
dua molekul asetil-KoA bersatu untuk membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh
tiolase sitosol. Asetoasetil-KoA mengalami kondensasi dengan molekul asetoasetil-KoA
lain yang dikatalisis oleh HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA yang direduksi
menjadi mevalonat oleh NADPH dan dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase. Enzim 3-
hidroksi-3-metil-glutaril CoA reductase (HMG-KoA reduktase) tersebut adalah tahap
regulatorik utama di jalur sintesis kolesterol dan merupakan tempat kerja golongan obat
penurun kadar kolesterol paling efektif, yaitu inhibitor HMG-KoA reduktase (golongan
statin).
2. Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat melalui pengeluaran CO2 menjadi isopentenil
difosfat.
3. Kondensasi enam unit isoprenoid untuk membentuk skualen.
4. Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk yaitu lanosterol.
5. Pembentukan kolesterol dari lanosterol
Kolesterol dalam tubuh manusia sumbernya 2 yaitu berasal dari diet makanan asal
hewan yang mengandung kolesterol dan juga disintesis oleh liver dari asetil-KoA (asetil-KoA
berasal dari penguraian karbohidrat dan lemak).
2.14 Lipoprotein
Lipoprotein tersusun atas inti yang sukar larut (non polar) yang terdiri atas ester
kolesterol dan trigliserida serta bagian yang mudah larut (polar) yang terdiri dari protein,
fosfolipid dan kolesterol bebas. Zat-zat lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat
sintesisnya menuju seluruh sel-sel tubuh yang memerlukannya (Murray et al., 2009). Swanson
et al., (2012), komponen protein (disebut apoprotein) dinyatakan sebagai A, B, C, dan E.
Gambar 2.6 Struktur lipoprotein
(Sumber: Anonymous, 2011)
Montgomery et al., (1993) menjelaskan bahwa trigliserida dan ester kolesterol terletak
dalam tengah pusat makromolekul. Lipid nonpolar dikelilingi oleh mantel permukaan berupa
fosfolipida, kolesterol tak teresterkan (bebas) dan satu atau lebih jenis apolipoprotein yang
sering disebut sebagai apoprotein, yang ketiganya bersifat amfipatik. Gugus-gugus nonpolar
(rantai asil lemak dari fosfolipida, struktur cincin kolesterol, dan rantai aminoasil hidrofobik
dari apoprotein) berinteraksi dengan trigliserida dan kolesterol yang ada dalam tengah pusat,
seperti terlihat pada Gambar 2.6 diatas. Sebaliknya, gugus-gugus polar mantel lipid permukaan
dan apoprotein berinteraksi dengan air dan penyusun-penyusun ionik plasma, dengan demikian
akan melarutkan kompleks makromolekul dalam lingkungan berair.
Menurut Almatsier (2000) dan Swanson et al., (2012) terdapat 5 jenis lipoprotein darah,
yaitu:
1. Kilomikron, merupakan jenis lipoprotein darah yang paling kurang padat, kandungan
lemaknya tinggi, densitas rendah, komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit
protein. Kilomikron adalah lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi
mengangkut lipid berasal dari makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh.
2. Lipoprotein berkepadatan sangat rendah (Very Low Density Lipoprotein/ VLDL),
memiliki kandungan lipid tinggi, lebih padat daripada kilomikron tetapi masih
mengandung triasilgliserol yang banyak. Kurang lebih sebanyak 20 % kolesterol terbuat
dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali
bekerja dengan memecah trigliserida. Kemudian, VLDL akan mengikat kolesterol yang
ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena
kekurangan trigliserida dan menjadi LDL.
3. Lipoprotein berkepadatan sedang (intermediate density lipoprotein/IDL), terbentuk dalam
plasma selama terjadi perubahan VLDL menjadi LDL. IDL lebih padat daripada VLDL
dan mengandung kurang dari setengah jumlah triasilgliserol VLDL. IDL memiliki 2 fungsi
utama yaitu mengeluarkan kelebihan asam lemak dari hati dan mengambil ester kolesterol
yang telah terbentuk dalam plasma.
4. Lipoprotein berkepadatan rendah (Low Density Lipoprotein/LDL), mengandung
triasilgliserol kurang dari IDL dan lebih banyak protein dan karena itu lebih padat daripada
IDL, LDL mengandung paling banyak kolesterol dan esternya. LDL dibuat dari lemak
endogenous di hati. Kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol jahat. Hal tersebut
dikarenakan LDL yang teroksidasi di pembuluh darah oleh sel-sel perusak (scavenger
pathway) sehingga tidak dapat kembali ke dalam aliran darah. Hal tersebut akan
mengakibatkan penumpukan dalam pembuluh darah yang menyebabkan aterosklerosis.
Lipoprotein berkepadatan tinggi (High Density Lipoprotein/HDL), adalah lipoprotein yang
paling padat, mengandung triasilgliserol paling sedikit dan mengandung protein paling banyak dari
semuapartikel lipoprotein. HDLdisintesisdalamhati danusushalusyangmasukke alirandarah.HDL
akan mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada pada aliran darah dan menyerahkannya ke
lipoproteinlainuntukdiangkutkembali ke hati guna diedarkankembali ataudikeluarkandari tubuh.
Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol
maka HDL ini sering disebut kolesterol baik.
2.1.5 Metabolisme Lipoprotein
Metaboliseme lipoprotein dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur
metabolisme endogen, dan jalur reserve cholesterol transport. Kedua jalur pertama
berhubungan dengan metabolisme kolesterol LDL dan trigliserid (Gambar 2.7), sedangkan
jalur reverse cholesterol transport (Gambar 2.8) khusus mengenai metabolisme HDL (Adam
J.F, 2006).
a. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain kolesterol yang
berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama
empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang
berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan
diserap sebagai asam lemak bebas, sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus
asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol akan
mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid
dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron.
Kilomikron masuk ke saluran limfe dan akhirnya masuk ke dalam aliran darah melalui
duktus torasikus. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi Free Fatty Acid (FFA). Asam lemak
bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila
terdapat dalam jumlah yang banyak, sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk
pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida
akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa oleh
hati (Guyton, 2008).
b. Jalur Metabolisme Endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati akan diekskresikan ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah
lipoprotein B 100. Dalam sirkulasi, trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah IDL yang juga akan mengalami
hidrolisis dan berubah menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak
mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan
steroidogenik lainnya yang mempunyai reseptor LDL.
Sebagian dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh
Scavenger Receptor-A (SR-A) di makrofage dan akan menjadi foam cell (sel busa). Semakin
banyak kadar kolesterol LDL dalam plasma maka akan semakin banyak yang mengalami
oksidasi dan ditangkap oleh makrofag (Adam, JF. 2006).
Gambar 2.7 Metabolisme lipoprotein
(Sumber: St George’s, 2006
http://www.elu.sgul.ac.uk/rehash/guest/scorm/294/package/content/images/liver_lipoprotein.
gif)
c. Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung
apolipoprotein (Apo) A, C, dan E; dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus
halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1. HDL
nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag.
Setelah mengambil kolesterol di makrofag HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa
yang berbentuk bulat. Kolesterol bebas yang terdapat di bagian dalam dari makrofag akan
dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut Adenosine
Triphospate-binding Cassette Transporter-1 (ABC-1) sehingga dapat diambil oleh HDL
nascent. Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan
diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim Lechitin Cholesterol Acytransferase
(LCAT). Sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur
pertama ialah ke hati dan jalur kedua adalah kolesterol ester akan dipertukarkan dengan
trigliserida dari VLDL dan IDL (Adam, JF. 2006).
Gambar 2.8 Jalur reverse cholesterol transport
(Sumber: http://www.nature.com/nrd/journal/v7/n1/images/nrd2353-f2.jpg)
Adapun faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol dalam jaringan yakni
terjadi peningkatan kolesterol jika:
a. Ambilan lipoprotein yang megandung kolesterol oleh reseptor, misal reseptor LDL atau
reseptor scavenger
b. Ambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke membran sel
c. Sintesis kolesterol
d. Hidrolisis ester kolesterol oleh enzim ester kolesteril hidrolase
Sedangkan penurunan kolesterol terjadi akibat:
a. Aliran keluar kolesterol dan membran sel ke lipoprotein yang potensial kolesterolnya
rendah, khususnya HDL3 atau HDL diskoid, atau pra β-HDL, dan didorong oleh enzim
Lesitin Cholesterol Asiltransferase (LCAT).
b. Esterifikasi kolesterol oleh enzim Asil-KoA Cholesterol Asiltransferase (ACAT).
c. Penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon, atau asam
empedu di hati (Mayes, 2003).
2.1.6 Mekanisme Hiperkolesterolemia
2.2 Tanaman Kelor ( Moringa oleifera ) Sebagai Ektrak Daun
Dr Gary Bracey, seorang ahli kesehatan di Afrika, mempublikasikan dalam
moringadirect.com, bahwa serbuk daun Kelor mengandung: vitamin A, 10 kali lebih banyak
dibanding wortel, vitamin B1 4 kali lebih banyak dibanding daging babi, vitamin B2 50 kali
lebih banyak dibanding sardines, vitamin B3, 50 kali lebih banyak dibanding Kacang, vitamin
E 4 kali lebih banyak dibanding minyak jagung, beta carotene 4 kali lebih banyak dibanding
wortel, zat besi 25 kali lebih banyak dibanding bayam, zinc, 6 kali lebih banyak dibanding
almond, kalium 15 kali lebih banyak dibanding pisang, kalsium 17 kali dan 2 kali lebih banyak
dibanding susu, protein 9 kali lebih banyak dibanding yogurt, asam amino 6 kali lebih banyak
dibanding bawang putih, poly Phenol 2 kali lebih banyak dibanding red wine, serat (Dietary
Fiber), 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada umumnya, GABA (gamma-aminobutyric
acid) 100 kali lebih banyak dibanding beras merah.
Gambar : 1.1 Perbandingan Nutrisi Daun Kelor Segar dan Serbuk, dengan beberapa sumber nutrisi lainnya.
Sumber : (Diolah dari : Fuglie LJ (1999) The Miracle Tree: Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics. Church World Service,
Dakar. 68 pp.; revised in 2001 and published as The Miracle Tree: The Multiple Attributes of Moringa, 172 pp.)
Kelor telah lama digunakan dalam tradisi medis Ayurvedic dari India untuk memerangi
penyakit kardiovaskular dan obesitas atau kegemukan. Kolesterol merupakan elemen penting
dalam membangun dan memperbaiki sel-sel dalam tubuh. Pada dasarnya, ada dua tipe dasar
kolesterol yaitu Lipoprotein low-density (LDL) dan high-density (HDL). Masing-masing
memainkan peran yang sangat berbeda dalam menjaga kesehatan fisik. HDL membantu
menghilangkan timbunan lemak dari aliran darah, meningkatkan kesehatan jantung dan
pembuluh darah yang sehat dan mempromosikan arteri. Sedangkan LDL yang lebih dikenal
sebagai kolesterol jahat dan memiliki hampir efek berlawanan pada tubuh, menyebabkan
timbunan lemak terbentuk dalam pembuluh darah dan berkontribusi terhadap penyakit jantung,
stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Sel darah putih dalam aliran darah mencegah
serangan LDL yang menyebabkan peradangan dan memburuknya penyumbatan yang
disebabkan oleh kolesterol.
Peningkatan kadar kolesterol jahat dalam tubuh berhubungan dengan peningkatan risiko
penyakit pembuluh darah dan atheroschlerosis serta arteriosclerotic yang merupakan penyakit
kardiovaskular. Selain itu, LDL telah diketahui menjadi penyebab berkurangnya sistem
kekebalan tubuh yang menjadi ancaman signifikan terhadap kesehatan dan kebugaran.
Mengontrol tingkat LDL dalam darah dan sistem peredaran darah sangat penting untuk
memperpanjang hidup dan meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, terutama pada
individu yang sebagian besar menderita kelebihan berat badan atau obesitas. Banyak makanan
yang menjadi penyebab meningkatnya kadar LDL dalam aliran darah. Namun, studi medis
menunjukkan bahwa 80% dari hasil produksi kolesterol justru berasal dari dalam tubuh itu
sendiri, terutama dalam hati selama pemecahan makanan. Sementara mempertahankan
kolesterol yang sehat, diet rendah lemak sangat membantu dalam mengurangi kolesterol,
namun perubahan pola makan saja biasanya tidak cukup untuk mengelola kadar kolesterol jahat
secara efektif.
Kelor dan kolesterol Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology
pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penurunan yang signifikan dalam kadar kolesterol jahat
pada tikus dilaboratorium, terjadi saat serbuk Kelor ditambahkan kedalam makanan normal
mereka sehari hari. Percobaan ini memperbandingkan dampak pada tikus yang diberi diet
tinggi lemak serta diet standar, hasilnya menunjukan pemberian daun Kelor berdampak sangat
nyata pada menurunya kadar kolesterol secara keseluruhan. Kelompok kontrol juga diberi diet
normal dan tinggi lemak, namun tidak menunjukkan pengurangan LDL dalam serum darah
tikus tersebut. Hasil ini memberikan bukti konkret untuk membenarkan klaim yang dibuat oleh
tenaga medis Ayurvedic selama berabad-abad, yang menyatakan bahwa daun Kelor
menawarkan perlindungan terukur terhadap penumpukan kolesterol jahat dalam darah. Hasil
Uji Coba the Lipid Research Clinics Primary Prevention yang diterbitkan pada 1984,
menunjukkan bahwa pengurangan secara keseluruhan kadar kolesterol dalam darah memiliki
efek langsung dan terukur pada jumlah kasus baru dari penyakit jantung dan angina. Dalam
istilah awam, mengurangi kolesterol juga mengurangi kemungkinan penyakit jantung yang
serius. Bahkan, mengurangi kadar kolesterol jahat sebesar 25% dapat menghasilkan
pengurangan tingkat serangan jantung, stroke dan kolesterol lainnya yang berhubungan dengan
penyakit sebanyak 50%.
Kelor kaya dengan senyawa yang mengandung gula sederhana, rhamnosa dan kelompok
yang cukup unik dari senyawa yang disebut glucosinolates dan isothiocyanates (Fahey et al,
2001; Bennett et al, 2003). Daun Kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena
kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, phenolic
dan karotenoid (Anwar et al, 2005;. Makkar dan Becker, 1996).
Kelor mengandung asam amino esensial Metionin berperan utama memasok sulfur untuk
tubuh. Hal ini diketahui untuk mencegah masalah pada rambut, kulit, dan kuku sambil
menurunkan kadar kolesterol karena akan meningkatkan produksi lesitin dalam hati. Metionin
mengurangi lemak hati dan melindungi ginjal yang mengurangi iritasi kandung kemih. Selain
itu, Treonin adalah bagian penting dari kolagen, elastin, dan protein enamel. Tidak hanya
membantu metabolisme, treonin membantu mencegah tertimbunnya lemak dalam hati,
meningkatkan pencernaan tubuh dan kesehatan saluran usus. Tryptophan Mendukung sistem
kekebalan tubuh, meredakan insomnia, mengurangi kecemasan, depresi, dan gejala sakit
kepala migrain. Hal ini juga berpean dalam mengurangi risiko arteri dan kejang jantung karena
bekerja dengan lisin untuk mengurangi kadar kolesterol.
2.3 Tinjauan Yogurt
Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu
yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari
susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu
alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan
protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH
4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya
kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi,
biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti
L.acidophilus, bulgaricus, casei dan bifidus. Karena kultur yoghurt mengandung enzim-
enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant
dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya
akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya (Krisno, 2011).
Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam
bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai
komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan
aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan citarasa
yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan
derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5.
Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri
menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah
laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim
β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi produk akhir
asam laktat.
Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam laktat+CO¬¬2 + H2O
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi pada
suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses ini memakan waktu 1-3 hari yang
merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa, kental dan bening encer
dan rasanya asam. Setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya
dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah
industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan dengan
menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius selama 2,5 jam sampai 3,5
jam. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat mengubah susu menjadi yogurt
yang melalui proses fermentasi.
Penelitian pada beberapa orang yang mengonsumsi yoghurt secara teratur dalam jumlah
dan waktu tertentu menunjukkan adanya penurunan jumlah kolesterol dalam serum darahnya.
Hal bisa terjadi karena bakteri asam laktat yang ada dalam yoghurt dapat mendegradas i
kolesterol menjadi coprostanol yang merupakan zat yang tak dapat diserap oleh usus sehingga
akan dibuang oleh tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan kolesterol oleh bakteri
Lactobacillus dapat mencapai kisaran 20-40 persen.
Hasil penelitian Iwasaki (1994), strain bakteri asam laktat dapat memproduksi enzim yang
disebut Bile Salt Hydrolase (BSH). Enzim ini dapat bekerja mendekonjugasi garam empedu
sehingga akan meningkatkan asam empedu dekonjugasi yang tidak mudah diserap oleh usus
halus dibanding asam empedu konjugasi. Asam empedu dekonjugasi akan terbuang lewat tinja,
sehingga jumlah asam empedu yang kembali ke hati berkurang. Untuk menyeimbangkan
jumlah asam empedu, tubuh akan mengambil kolesterol dalam darah sebagai prekursor. Proses
itu pada gilirannya akan menurunkan kadar kolesterol darah secara keseluruhan (Lee, 2002).
2.2 Hipotesis
H1: Ada pengaruh pemberian yogurt daun kelor dengan sedhan daun kelor terhadap
kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus norvegicus). H2: Pada dosis 1,44 gram/hari sebagai
dosis yang efektif menurunkan kadar kolesterol pada darah tikus putih model
hiperkolesterolemia.
Pemberian yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor
Gambar 2. Bagan aktivitas Yogurt Daun Kelor dan Seduhan Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar
kolesterol.
Tikus Putih Hiperkolesterolemia
Dengan Perlakuan
Kadar Kolesterol Apo B-100 akan
meningkat ↑
Perlakuan Kontrol
Seduhan
Daun Kelor
Yogurt Ekstrak
Daun Kelor
Ekstrak
Daun Kelor
Air
Di Larutkan
Kadar Kolesterol Apo B-100 menurun↓
Yogurt
Daun Kelor
Bakteri
probiotik
dapat
mendegradasi
kolesterol
Senyawa
antioksidan
yaitu flavonoid,
phenolic,
karotenoid dan
asam askorbat.
Di campur jadi satu menjadi yogurt
daun kelor
Air
hangat
Senyawa
antioksidan
yaitu flavonoid,
phenolic,
karotenoid dan
asam askorbat.
Dalam hati kolesterol
↓
Empedu
Dalam kantung empedu,
empedu disimpan
Dalam usus halus empedu
mengemulsi lemak
Empedu diabsorpsi
kembali ke dalam darah
Kuning telur bebek dan minyak babi
Seduhan Daun Kelor
Pemberian yogurt daun kelor menjadi coprotanol
dalam usus besar empedu dibuang melalui feses.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Universitas Brawijaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 22 Juli 2017.
3.2 Prosedur Pelaksanaan
3.2.1 Pengujian secara
Kerangka Operasional
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Aklimasi
Pengelompokan Sampel
Kontrol Perlakuan
Tanpa Perlakuan Yogurt
Daun Kelor
Tanpa Perlakuan Seduhan
Daun Kelor
Yogurt Daun Kelor Seduhan Daun Kelor
Tikus Putih (Rattus
norvegicus ) di Bedah
Isolasi Hati Tikus Putih
(Ratus norvegicus )
Isolasi Hati
Spektrofotometer
Kadar Kolesterol
3.3 Persiapan Hewan Coba
Tikus putih (Rattus norvegicus) yang digunakan dalam penelitian usia 2 minggu telah
mendapatkan persetujuan darikomisi etik penelitian universitas Brawijaya ethical clearance
no.127-KEP-UB. Sebelum penelitian dimulai terlebih dahulu dipersiapkan tempat
pemeliharaan hewan coba, yaitu kandang yang diletakkan dalam animal chamber pathogen
free, tempat makan, minum dan tempat pakan Tikus putih. Kemudian dilakukan aklimatisasi
di laboraturium selama 1 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).
Tikus Putih di bagi menjadi 3 perlakuan. Sebagaimana yang tertera pada Tabel 1.1.
No Kelompok Perlakuan kode Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 Kontrol A - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Yogurt daun kelor B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Seduhan daun kelor C + + + + + + + + + + + + + + + +
4 Induksi D * * * * * * * * * * * * * * * *
Keterangan : (-) : Tanpa Perlakuan
(√) : Yogurt daun kelor
(+) : Seduhan daun kelor
(*) : Induksi
3.4 Induksi Akumulasi Yogurt Daun Kelor dan Seduhan Daun Kelor (Moringa oleifera)
Pada Kadar Kolesterol Apo B-100
Induksi akumulasi yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera)
merupakan perlakuan penelitian melalui kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dosis
yogurt daun kelor dengan dosis 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml sedangkan seduhan daun kelor
dengan dosis 2,6 ml; 3,6 ml dan 4,6 ml. Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan diberi
pakan standar serta pakan tinggi kolesterol selama 30 hari untuk membuat tikus menjadi
hiperkolesterolemia.
Pakan standar yang diberikan menggunakan pakan AD II. Dalam 100 gram pakan
standar mengandung karbohidrat 51%, protein kasar 15%, lemak kasar 3-7%, serat kasar
6%, abu 7%, kalsium 0,9-11%, phosphor 0,6-0,9%, air 12%, antibiotika, dan coccidiostat
sebanyak 20 mg/hari, sedangkan pakan tinggi kolesterol menggunakan kuning telur bebek
mentah 4 ml/hari dan lemak babi 1,5 ml/hari. Data yang dikumpulkan meliputi perhitungan
jumlah asupan standar, pemantauan berat badan tikus setiap 7 hari sekali untuk
masingmasing perlakuan dan data kadar kolesterol Apo B - 100 hiperkolesterolemia dan
akhir.
3.5 Cara Menyonde
Tikus dipegang(kondisi tangan mengguunakan sarung tangan yang telah disemprot
alkohol 70% pada kaki kiri, kepala berada pada telunjuk, ibu jari dan jari tengah berada
didekat rahang, antara jari manis dan kelingking memegang bagian ekor, tangan kanan
memegang sonde yang berisi umbi porang, kemudian dimasukkan kedalam mulut agak
menekan lidah dan didorong masuk ke dalam esofagus. Penyondean dilakukan pada pagi
hari.
3.6 Tahap Pembuatan Yogurt daun Kelor (Moringa oleifera)
Proses pembuatan yoghurt daun kelor (Moringa Oleifera L) melalui tiga bagian yaitu
bagian pembuatan ekstrak kelor, pembuatan yoghurt dan pembuatan yoghurt esktrak daun
kelor. Pembuatan ekstrak kelor diawali dengan pengumpulan bahan (kelor) setelahnya kelor
tersebut dipisahkan antara ranting dan daun kelor setelah itu daun kelor dicuci, proses
pencucian bertujuan untuk membuat daun kelor bersih dan higienis. Setelah pencucian
dilakukan penimbangan (100 gr) setelah proses penimbangan dilakukan proses penghancuran
dengan penambahan 100 ml air. Setelah itu kelor yang sudah hancur disaring (pres)
menggunakan kain dan di peroleh ekstrak daun kelor. Pembuatan yoghurt diawali dengan
penyiapan bahan baku berupa susu sapi murni (3 liter) setelahnya susu sapi di rebus hingga
mencapai suhu kurang lebih 750C agar protein susu tidak hancur, perebusan bertujuan
membunuh mikroorganisme yang bersifat toksik sehingga proses homogenisasi dapat tercapai.
Setelah melalui proses perebusan susu didinginkan sampi suhu 450C, pendinginan ini
bertujuan untuk memberi lingkungan yang optimal bagi bakteri asam laktat sehingga dapat
berkembang biak dengan baik. Setelah suhu 450C starter yoghurt dimasukan (12 liter susu 250
ml starter). Setelah proses penambahan starter susu harus diinkubasi selama kurang lebih 24
jam dan 48 jam (2 perlakuan). Pembuatan yoghurt kelor dimulai dengan persiapan yoghurt
dan ekstrak daun kelor, dan setelahnya dilaksanakan penambahan dan perlakuan sesuai
rancangan percobaan. Pengamatan sifat fisiko kimia meliputi analisa pH (SNI 06-6989.11-
2004), analisa kadar kalsium (Titrasi, Apriantono, 1989), analisa viskositas (sudarminto dan
susanto, 1998) serta analisa kadar protein (metode kjeldahl), pengamatan organoleptik meliputi
pengamatan rasa, warna, aroma dan tekstur. Data dari pengamatan sifat fisik, kimia dilakukan
uji analisis ragam ANOVA dengan selang kepercayaan 5% dan 1%. Apabila ditemukan
pengaruh terhadap salah satu variabel maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan selang
kepercayaan 1%. Untuk uji organoleptik menggunakan uji Friedman. Perlakuan terbaik
menggunakan metode indeks efektifitas.
3.7 Pembuatan Seduhan Daun Kelor
Pembuatan seduhan daun kelor diperoleh dari 3,75 gram/kg berat badan yang diseduh
dengan 3,6 ml air hangat. Dosis bubuk daun kelor sebesar 3,75 g/kgbb diperoleh dari 11,1 g
daun kelor segar. Penentuan dosis diperoleh dari konversi dosis kuersetin sebesar 10 mg/kg
berat badan tikus. Cara pembuatan bubuk daun kelor seperti penelitian sebelumnya yaitu
dengan mengeringkan 11,1 g daun kelor segar, selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan
grinder. Proses pengeringan dilakukan di tempat teduh dan bebas serangga, hewan pengerat,
serta debu.
3.8 Tahap Pengujian Optimalisasi Dosis
Masing-masing perlakuan menggunakan 5 ulangan yogurt daun kelor (Moringa
oleifera) yang sudah di fermentasi dicampur dengan ektrak daun kelor dan seduhan daun
kelor dilarutkan dengan air. Masing-masing medium ditambahkan ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera) pada yogurt daun kelor dengan dosis 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml sedangkan
seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml; 3,6 ml dan 4,6 ml.
Penelitian dilaksanakan dengan enam tahap yaitu aklimatisasi, pengambilan darah
awal, pemberian pakan tinggi kolesterol, pengambilan darah kedua, pemberian yoghurt
daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) serta pengambilan darah akhir.
Selanjutnya kelompok P1 dan P2 diberikan yoghurt daun kelor dengan dosis 2.5 ml/hari,
3,5 ml/hari dan 4.5 ml/hari serta pada seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml/hari, 3,6
ml/hari dan 4,6 ml/hari selama 21 hari. Pengambilan darah dari plexus retro-orbitalis tikus
Sprague Dawley yang kemudian darah disentrifuge untuk mendapatkan serumnya. Kadar
kolesterol diukur dengan metode enzimatik dengan spektrofotometer.
3.9 Analisa Kadar Yogurt Daun Kelor ( Moringa oleifera)
Uji kadar pengambilan isolasi serum darah pada seduhan daun kelor (Moringa
oleifera) dilakukan untuk penurunan kadar kolesterol pada Tikus putih (Ratus norvegicus ).
Pada pengamatan yogurt daun kelor dengan dosis 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml. Pembuatan yogurt
daun kelor dimulai dengan persiapan ekstrak daun kelor dan setelahnya dilakukan penambahan
dan perlakuan sesuai percobaan. Pengamatan sifat fisiko kimia meliputi analisa pH (SNI 06-
6989/11-2004), analisa kadar kalsium (Titrasi, Apriantono, 1989), analisa viskositas
(sudarminto dan susanto,1989) serta analisa kadar protein (metode kjeldhal), pengamatan
organoleptik meliputi warna, rasam aroma dan tekstur.
Data dari pengamatan sifat fisik, kimia dilakukan uji analisis ragam ANOVA dengan
selang kepercayaan 5% dan 1 %. Apabila ditemukan pengaruh terhadap variabel maka
dilanjutkan uji DMRT. Uji organoleptik menggunakan uji Friedma. Perlakuan terbaik
menggunakan metode indeks efektifitas.
4.0 Analisa Seduhan daun Kelor ( Moringa oleifera)
Uji kadar pengambilan isolasi serum darah pada seduhan daun kelor (Moringa oleifera)
dilakukan untuk penurunan kadar kolesterol pada Tikus putih (Ratus norvegicus ). Pada
pengamatan seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml; 3,6 ml dan 4,6 ml.
Pembuatan seduhan daun kelor diperoleh dari 3,75 gram/kg berat badan yang diseduh
dengan 3,6 ml air hangat. Dosis bubuk daun kelor sebesar 3,75 g/kgbb diperoleh dari 11,1 g
daun kelor segar. Penentuan dosis diperoleh dari konversi dosis kuersetin sebesar 10 mg/kg
berat badan tikus. Cara pembuatan bubuk daun kelor seperti penelitian sebelumnya yaitu
dengan mengeringkan 11,1 g daun kelor segar, selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan
grinder. Proses pengeringan dilakukan di tempat teduh dan bebas serangga, hewan pengerat,
serta debu. Pemberian otak kambing dan seduhan dilakukan dengan sonde.
Data yang diperoleh diolah dengan proram komputer. Data yang telah ada, diuji
normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk karena n< 50. Perbedaan kadar kolesterol dan sesudah
perlakuan masing – masing kelompok diuji dengan dependent pair t-test karena data
berdistribusi normal Untuk melihat perbedaan antara kelompok kontrol dengan perlakuan
digunakan uji independent t test.
4.1 Analisa Kadar Kolesterol
4.2 Analisis Data
Uji menggunakan pengambilan isolasi hati pada pengamatan yogurt daun kelor dan
seduhan daun kelor (Moringa oleifera) dilakukan untuk penurunan kadar kolesterol pada
tikus putih (Ratus norvegicus ). Data kadar kolesterol pada isolasi serum darah sebelum dan
sesudah perlakuan kelompok diuji dengan dependent-t test bila distribusi data normal.
Apabila tidak berdistribusi normal dilakukan uji statistik non parametrik Wilcoxon.
Kemudian, pengukuran kadar kolesterol dilakukan setelah perbedaan pengaruh dari kedua
kelompok perlakuan pemberian sediaan dan kadar kolesterol hewan uji yang didapatkan di
analisis secara statistika dengan ANOVA dan uji lanjutan dengan Tukey HSD (ISSN, 2015).

More Related Content

Similar to PENURUNAN KOLESTEROL

DOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxDOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxSriRiaranti
 
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaskadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaseruna18
 
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdfATIQOHSAg
 
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdfATIQOHSAg
 
Hdl cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"
Hdl    cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"Hdl    cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"
Hdl cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"Okta Yosiana Dewi
 
Nutrisi pada pasien kolesterol
Nutrisi pada pasien kolesterolNutrisi pada pasien kolesterol
Nutrisi pada pasien kolesterolRizky maulana
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
 
Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010semar60
 
JAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsulesJAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsulessemar60
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Warnet Raha
 
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdftoaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdfhypo2
 
Pengaruh buah merah terhadap tekanan darah
Pengaruh buah merah terhadap tekanan darahPengaruh buah merah terhadap tekanan darah
Pengaruh buah merah terhadap tekanan darahAlex Bleskadit
 
39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...FitriaKurniawati7
 
39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...AgathaHaselvin
 
Kesehatan 4 cara menurunkan kolesterol & asam urat
Kesehatan 4   cara menurunkan kolesterol & asam uratKesehatan 4   cara menurunkan kolesterol & asam urat
Kesehatan 4 cara menurunkan kolesterol & asam uratFitri Indra Wardhono
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...
PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...
PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...Retno Kuswantoro
 

Similar to PENURUNAN KOLESTEROL (20)

DOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxDOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptx
 
Lp kolesterol
Lp kolesterolLp kolesterol
Lp kolesterol
 
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaskadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
 
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
 
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
229-Article Text-474-1-10-20130325.pdf
 
Hdl cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"
Hdl    cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"Hdl    cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"
Hdl cholestrol "Analis Kesehatan Poltekkes Semarang"
 
Nutrisi pada pasien kolesterol
Nutrisi pada pasien kolesterolNutrisi pada pasien kolesterol
Nutrisi pada pasien kolesterol
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010Presentation jaonori2010
Presentation jaonori2010
 
JAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsulesJAO-NORI seaweed capsules
JAO-NORI seaweed capsules
 
04 14-30-48-88revisi metsat
04 14-30-48-88revisi metsat04 14-30-48-88revisi metsat
04 14-30-48-88revisi metsat
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4
 
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdftoaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
 
Pengaruh buah merah terhadap tekanan darah
Pengaruh buah merah terhadap tekanan darahPengaruh buah merah terhadap tekanan darah
Pengaruh buah merah terhadap tekanan darah
 
39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637 id-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
 
39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
39637-ID-pengaruh-asam-lemak-jenuh-tidak-jenuh-dan-asam-lemak-trans-terhadap-...
 
Kesehatan 4 cara menurunkan kolesterol & asam urat
Kesehatan 4   cara menurunkan kolesterol & asam uratKesehatan 4   cara menurunkan kolesterol & asam urat
Kesehatan 4 cara menurunkan kolesterol & asam urat
 
Dislipidemiaaaa pdf
Dislipidemiaaaa pdfDislipidemiaaaa pdf
Dislipidemiaaaa pdf
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...
PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...
PENYAKIT JANTUNG KORONER : ATEROSKLEROSIS VERSUS KOLESTEROL TINGGI & BAGAIMAN...
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 

Recently uploaded (8)

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 

PENURUNAN KOLESTEROL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan Penyempitan pembuluh darah jika terjadi di otak dapat mengakibatkan stroke, dan penyempitan pembuluh darah di jantung dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan oleh plak yang terbentuk akibat penumpukan lemak dalam darah. Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida dan fosfolipid. Kolesterol dan trigliserida dalam tubuh selain diperoleh dari makanan yang dikonsumsi juga dapat disintesis oleh hati dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh (Dalimartha, 2008:7). Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida dan fosfolipid. Kolesterol dan trigliserida dalam tubuh selain diperoleh dari makanan yang dikonsumsi juga dapat disintesis oleh hati dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh (Dalimartha, 2008:7). Trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipase menghasilkan asam lemak bebas yang disekresikan ke dalam usus (Lehninger 1988:346). Kolestrol tetap diserap dalam bentuk kolesterol. Asam lemak bebas yang melewati sel mukosa akan diubah kembali menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol diesterifikasi menjadi kolesterol ester (Wahyudi, 2009:2). Trigliserida bersama dengan protein, fosfolipid dan kolesterol bergabung membentuk kilomikron. Trigliserida dalam kilomikron akan dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak dan monogliserida, kemudian asam lemak dioksidasi menjasi asetil-KoA (Dachriyanus dkk, 2007). Yoghurt merupakan minuman fermentasi yang mengandung bakteri probiotik yang terbukti dapat memperbaiki proses pencernaan, mencegah diare, mengurangi resiko timbulnya kanker atau tumor dalam saluran pencernaan dan organ lain serta mereduksi jumlah kolesterol
  • 2. dalam darah. Hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada dosis yoghurt 1,25% dari berat badan, nyata dapat menurunkan jumlah mikroba patogen, dan pada dosis 2% nyata menurunkan kolesterol dan trigliserida darah pada mencit hingga 25% (Lovita, 2003). Pemberian mikroba probiotik ternyata dapat membantu mendegradasi kolesterol dengan cara mengkonversi kolesterol menjadi asam empedu kolat sehingga dengan demikian konsentrasi kolesterol dalam darah dapat direduksi dan kadar kolesterol dalam darah menjadi stabil. Penelitian tentang aktivitas tanaman kelor sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu ekstrak daun kelor pada dosis 75 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total darah tikus normal sebesar 47,5% (Muniandy, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) terhadap kadar kolesterol total dan LDL kolesterol dosis III (7,444 mg/kg BB) merupakan dosis yang mampu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol sebanding dengan kelompok positif, dengan persentase penurunan kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 69,46% dan 63,29% ( Dwitiyanti, 2015 ). Saat ini kelor belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan hanya sebagian kecil yang memanfaatkan untuk sayur. Beberapa inovasi pembuatan produk dari daun kelor sudah pernah dilakuan sebelumnya, tetapi belum ada produk minuman fermentasi yang terbuat dari daun kelor, terutama yoghurt. Hasil determinasi menunjukkan bahwa kandungan daun kelor yang memiliki peran penting dalam antioksidan yaitu flavonoid yang dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol (Rajanandh et al., 2012). Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Yogurt Daun Kelor dan Seduhan daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kadar Kolesterol LDL Imunohistokimia Hati Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Hewan Hiperkolesterolemia. 1.2 Rumusan Masalah
  • 3. Berdasarkan latar belakang , maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pemberian berbagai dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) mempengaruhi kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia? 2. Apakah interaksi antara yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) mempengaruhi perbedaan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia? 3. Berapakah dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia? 1.3 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Pengaruh pemberian dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. 2. Menganalisis interaksi antara yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) mempengaruhi perbedaan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. 3. Dosis yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. 1.4 Manfaat Penelitian
  • 4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi dunia pendidikan yaitu hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian kesehatan dan fitofarmaka serta pemanfaatan yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) mempengaruhi kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. 2. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu memberikan sumbangan pengetahuan dan teknologi mengenai manfaat yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. 3. Manfaat bagi masyarakat yaitu memberikan alternatif yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) dapat kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia dan aman bagi kesehatan. 4. Manfaat bagi peneliti yaitu memberikan pengetahuan lebih luas tentang pemberian yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar kolesterol LDL imunohistokimia hati pada tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Terbentuknya Kolesterol Kolesterol merupakan bagian lemak yang cenderung menempel di dinding pembuluh darah sehingga lama kelamaan menimbulkan penyempitan pembuluh darah, yang akibatnya akan meningkatkan tekanan darah dan biasanya berlanjut dengan gangguan jantung bahkan stroke. Meski ada berbagai obat untuk mengatasi ancaman kolesterol, cara yang lebih aman dan alami untuk menurunkan kolesterol adalah lewat modifikasi pola makan dengan makanan
  • 5. fungsional yang mampu menurunkan kadar kolesterol. 2.1.1 Kolesterol Kolesterol merupakan kelompok steroid, suatu zat yang termasuk golongan lipid dengan rumus molekul C27H45OH dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi – 5,6 kolesten, hal ini karena kolesterol mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 danC17 (Mayes, 2003). Struktur molekul kolesterol ditunjukkan pada Gambar 2.3. Gambar 2.4 Struktur molekul kolesterol (Sumber: Murray et al., 2009) Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua sel manusia. Pada tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (korteks adrenal), dan jaringan syaraf. Kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Apabila terdapat dalam konsentrasi yang tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150-151℃. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya elastisitas dan kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah
  • 6. lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya. Bila penyempitan terjadi di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya ialah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat maka bagian asam berwarna kekuningan dan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau ini di sebut reaksi Lierbeman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan kosentrasi kolesterol. Karena reaksi Lierberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram tiap 100 ml darah (Poedjiadi, 2007). 2.13Biosintesis Kolesterol Pada umumnya kolesterol terdapat di dalam semua macam jaringan hewan dan manusia. Dalam Wirahadikusumah (1995), biosintesis kolesterol yang paling giat berlangsung dalam jaringan hati, kulit, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar kelamin. Sedangkan dalam jaringan lemak, otot urat nadi, dan otak dewasa, kegiatan sintesis berada pada tingkat rendah. Asetat merupakan prazat utama dalam sintesis kolesterol. Skema biosintesis kolesterol sesuai Gambar 2.5
  • 7. Gambar 2.5 Biosintesis kolesterol (Sumber: King, 2001. http://www.1cro.com/mwking/cholesterol.html) Murray (2009), biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu: 1. Sintesis mevalonat dari asetil-KoA. Sintesis mevalonat merupakan langkah kunci dalam pengaturan sintesis kolesterol. Sintesis kolesterol berlangsung di luar mitokondria, awalnya dua molekul asetil-KoA bersatu untuk membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh tiolase sitosol. Asetoasetil-KoA mengalami kondensasi dengan molekul asetoasetil-KoA lain yang dikatalisis oleh HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA yang direduksi menjadi mevalonat oleh NADPH dan dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase. Enzim 3- hidroksi-3-metil-glutaril CoA reductase (HMG-KoA reduktase) tersebut adalah tahap regulatorik utama di jalur sintesis kolesterol dan merupakan tempat kerja golongan obat penurun kadar kolesterol paling efektif, yaitu inhibitor HMG-KoA reduktase (golongan statin). 2. Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat melalui pengeluaran CO2 menjadi isopentenil difosfat. 3. Kondensasi enam unit isoprenoid untuk membentuk skualen. 4. Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk yaitu lanosterol.
  • 8. 5. Pembentukan kolesterol dari lanosterol Kolesterol dalam tubuh manusia sumbernya 2 yaitu berasal dari diet makanan asal hewan yang mengandung kolesterol dan juga disintesis oleh liver dari asetil-KoA (asetil-KoA berasal dari penguraian karbohidrat dan lemak). 2.14 Lipoprotein Lipoprotein tersusun atas inti yang sukar larut (non polar) yang terdiri atas ester kolesterol dan trigliserida serta bagian yang mudah larut (polar) yang terdiri dari protein, fosfolipid dan kolesterol bebas. Zat-zat lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju seluruh sel-sel tubuh yang memerlukannya (Murray et al., 2009). Swanson et al., (2012), komponen protein (disebut apoprotein) dinyatakan sebagai A, B, C, dan E. Gambar 2.6 Struktur lipoprotein (Sumber: Anonymous, 2011) Montgomery et al., (1993) menjelaskan bahwa trigliserida dan ester kolesterol terletak dalam tengah pusat makromolekul. Lipid nonpolar dikelilingi oleh mantel permukaan berupa fosfolipida, kolesterol tak teresterkan (bebas) dan satu atau lebih jenis apolipoprotein yang sering disebut sebagai apoprotein, yang ketiganya bersifat amfipatik. Gugus-gugus nonpolar (rantai asil lemak dari fosfolipida, struktur cincin kolesterol, dan rantai aminoasil hidrofobik dari apoprotein) berinteraksi dengan trigliserida dan kolesterol yang ada dalam tengah pusat, seperti terlihat pada Gambar 2.6 diatas. Sebaliknya, gugus-gugus polar mantel lipid permukaan
  • 9. dan apoprotein berinteraksi dengan air dan penyusun-penyusun ionik plasma, dengan demikian akan melarutkan kompleks makromolekul dalam lingkungan berair. Menurut Almatsier (2000) dan Swanson et al., (2012) terdapat 5 jenis lipoprotein darah, yaitu: 1. Kilomikron, merupakan jenis lipoprotein darah yang paling kurang padat, kandungan lemaknya tinggi, densitas rendah, komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron adalah lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi mengangkut lipid berasal dari makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh. 2. Lipoprotein berkepadatan sangat rendah (Very Low Density Lipoprotein/ VLDL), memiliki kandungan lipid tinggi, lebih padat daripada kilomikron tetapi masih mengandung triasilgliserol yang banyak. Kurang lebih sebanyak 20 % kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida. Kemudian, VLDL akan mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena kekurangan trigliserida dan menjadi LDL. 3. Lipoprotein berkepadatan sedang (intermediate density lipoprotein/IDL), terbentuk dalam plasma selama terjadi perubahan VLDL menjadi LDL. IDL lebih padat daripada VLDL dan mengandung kurang dari setengah jumlah triasilgliserol VLDL. IDL memiliki 2 fungsi utama yaitu mengeluarkan kelebihan asam lemak dari hati dan mengambil ester kolesterol yang telah terbentuk dalam plasma. 4. Lipoprotein berkepadatan rendah (Low Density Lipoprotein/LDL), mengandung triasilgliserol kurang dari IDL dan lebih banyak protein dan karena itu lebih padat daripada IDL, LDL mengandung paling banyak kolesterol dan esternya. LDL dibuat dari lemak endogenous di hati. Kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol jahat. Hal tersebut dikarenakan LDL yang teroksidasi di pembuluh darah oleh sel-sel perusak (scavenger
  • 10. pathway) sehingga tidak dapat kembali ke dalam aliran darah. Hal tersebut akan mengakibatkan penumpukan dalam pembuluh darah yang menyebabkan aterosklerosis. Lipoprotein berkepadatan tinggi (High Density Lipoprotein/HDL), adalah lipoprotein yang paling padat, mengandung triasilgliserol paling sedikit dan mengandung protein paling banyak dari semuapartikel lipoprotein. HDLdisintesisdalamhati danusushalusyangmasukke alirandarah.HDL akan mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada pada aliran darah dan menyerahkannya ke lipoproteinlainuntukdiangkutkembali ke hati guna diedarkankembali ataudikeluarkandari tubuh. Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik. 2.1.5 Metabolisme Lipoprotein Metaboliseme lipoprotein dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reserve cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol LDL dan trigliserid (Gambar 2.7), sedangkan jalur reverse cholesterol transport (Gambar 2.8) khusus mengenai metabolisme HDL (Adam J.F, 2006). a. Jalur Metabolisme Eksogen Makanan berlemak terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap sebagai asam lemak bebas, sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Kilomikron masuk ke saluran limfe dan akhirnya masuk ke dalam aliran darah melalui
  • 11. duktus torasikus. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi Free Fatty Acid (FFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak, sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa oleh hati (Guyton, 2008). b. Jalur Metabolisme Endogen Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati akan diekskresikan ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah lipoprotein B 100. Dalam sirkulasi, trigliserida di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya yang mempunyai reseptor LDL. Sebagian dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh Scavenger Receptor-A (SR-A) di makrofage dan akan menjadi foam cell (sel busa). Semakin banyak kadar kolesterol LDL dalam plasma maka akan semakin banyak yang mengalami oksidasi dan ditangkap oleh makrofag (Adam, JF. 2006).
  • 12. Gambar 2.7 Metabolisme lipoprotein (Sumber: St George’s, 2006 http://www.elu.sgul.ac.uk/rehash/guest/scorm/294/package/content/images/liver_lipoprotein. gif) c. Jalur Reverse Cholesterol Transport HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein (Apo) A, C, dan E; dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol di makrofag HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Kolesterol bebas yang terdapat di bagian dalam dari makrofag akan dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang disebut Adenosine Triphospate-binding Cassette Transporter-1 (ABC-1) sehingga dapat diambil oleh HDL nascent. Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim Lechitin Cholesterol Acytransferase (LCAT). Sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan jalur kedua adalah kolesterol ester akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL (Adam, JF. 2006).
  • 13. Gambar 2.8 Jalur reverse cholesterol transport (Sumber: http://www.nature.com/nrd/journal/v7/n1/images/nrd2353-f2.jpg) Adapun faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol dalam jaringan yakni terjadi peningkatan kolesterol jika: a. Ambilan lipoprotein yang megandung kolesterol oleh reseptor, misal reseptor LDL atau reseptor scavenger b. Ambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke membran sel c. Sintesis kolesterol d. Hidrolisis ester kolesterol oleh enzim ester kolesteril hidrolase Sedangkan penurunan kolesterol terjadi akibat: a. Aliran keluar kolesterol dan membran sel ke lipoprotein yang potensial kolesterolnya rendah, khususnya HDL3 atau HDL diskoid, atau pra β-HDL, dan didorong oleh enzim Lesitin Cholesterol Asiltransferase (LCAT). b. Esterifikasi kolesterol oleh enzim Asil-KoA Cholesterol Asiltransferase (ACAT).
  • 14. c. Penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon, atau asam empedu di hati (Mayes, 2003). 2.1.6 Mekanisme Hiperkolesterolemia 2.2 Tanaman Kelor ( Moringa oleifera ) Sebagai Ektrak Daun Dr Gary Bracey, seorang ahli kesehatan di Afrika, mempublikasikan dalam moringadirect.com, bahwa serbuk daun Kelor mengandung: vitamin A, 10 kali lebih banyak dibanding wortel, vitamin B1 4 kali lebih banyak dibanding daging babi, vitamin B2 50 kali lebih banyak dibanding sardines, vitamin B3, 50 kali lebih banyak dibanding Kacang, vitamin E 4 kali lebih banyak dibanding minyak jagung, beta carotene 4 kali lebih banyak dibanding wortel, zat besi 25 kali lebih banyak dibanding bayam, zinc, 6 kali lebih banyak dibanding almond, kalium 15 kali lebih banyak dibanding pisang, kalsium 17 kali dan 2 kali lebih banyak dibanding susu, protein 9 kali lebih banyak dibanding yogurt, asam amino 6 kali lebih banyak dibanding bawang putih, poly Phenol 2 kali lebih banyak dibanding red wine, serat (Dietary Fiber), 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada umumnya, GABA (gamma-aminobutyric acid) 100 kali lebih banyak dibanding beras merah. Gambar : 1.1 Perbandingan Nutrisi Daun Kelor Segar dan Serbuk, dengan beberapa sumber nutrisi lainnya. Sumber : (Diolah dari : Fuglie LJ (1999) The Miracle Tree: Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics. Church World Service, Dakar. 68 pp.; revised in 2001 and published as The Miracle Tree: The Multiple Attributes of Moringa, 172 pp.)
  • 15. Kelor telah lama digunakan dalam tradisi medis Ayurvedic dari India untuk memerangi penyakit kardiovaskular dan obesitas atau kegemukan. Kolesterol merupakan elemen penting dalam membangun dan memperbaiki sel-sel dalam tubuh. Pada dasarnya, ada dua tipe dasar kolesterol yaitu Lipoprotein low-density (LDL) dan high-density (HDL). Masing-masing memainkan peran yang sangat berbeda dalam menjaga kesehatan fisik. HDL membantu menghilangkan timbunan lemak dari aliran darah, meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah yang sehat dan mempromosikan arteri. Sedangkan LDL yang lebih dikenal sebagai kolesterol jahat dan memiliki hampir efek berlawanan pada tubuh, menyebabkan timbunan lemak terbentuk dalam pembuluh darah dan berkontribusi terhadap penyakit jantung, stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Sel darah putih dalam aliran darah mencegah serangan LDL yang menyebabkan peradangan dan memburuknya penyumbatan yang disebabkan oleh kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol jahat dalam tubuh berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit pembuluh darah dan atheroschlerosis serta arteriosclerotic yang merupakan penyakit kardiovaskular. Selain itu, LDL telah diketahui menjadi penyebab berkurangnya sistem kekebalan tubuh yang menjadi ancaman signifikan terhadap kesehatan dan kebugaran. Mengontrol tingkat LDL dalam darah dan sistem peredaran darah sangat penting untuk memperpanjang hidup dan meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, terutama pada individu yang sebagian besar menderita kelebihan berat badan atau obesitas. Banyak makanan yang menjadi penyebab meningkatnya kadar LDL dalam aliran darah. Namun, studi medis menunjukkan bahwa 80% dari hasil produksi kolesterol justru berasal dari dalam tubuh itu sendiri, terutama dalam hati selama pemecahan makanan. Sementara mempertahankan kolesterol yang sehat, diet rendah lemak sangat membantu dalam mengurangi kolesterol, namun perubahan pola makan saja biasanya tidak cukup untuk mengelola kadar kolesterol jahat secara efektif.
  • 16. Kelor dan kolesterol Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penurunan yang signifikan dalam kadar kolesterol jahat pada tikus dilaboratorium, terjadi saat serbuk Kelor ditambahkan kedalam makanan normal mereka sehari hari. Percobaan ini memperbandingkan dampak pada tikus yang diberi diet tinggi lemak serta diet standar, hasilnya menunjukan pemberian daun Kelor berdampak sangat nyata pada menurunya kadar kolesterol secara keseluruhan. Kelompok kontrol juga diberi diet normal dan tinggi lemak, namun tidak menunjukkan pengurangan LDL dalam serum darah tikus tersebut. Hasil ini memberikan bukti konkret untuk membenarkan klaim yang dibuat oleh tenaga medis Ayurvedic selama berabad-abad, yang menyatakan bahwa daun Kelor menawarkan perlindungan terukur terhadap penumpukan kolesterol jahat dalam darah. Hasil Uji Coba the Lipid Research Clinics Primary Prevention yang diterbitkan pada 1984, menunjukkan bahwa pengurangan secara keseluruhan kadar kolesterol dalam darah memiliki efek langsung dan terukur pada jumlah kasus baru dari penyakit jantung dan angina. Dalam istilah awam, mengurangi kolesterol juga mengurangi kemungkinan penyakit jantung yang serius. Bahkan, mengurangi kadar kolesterol jahat sebesar 25% dapat menghasilkan pengurangan tingkat serangan jantung, stroke dan kolesterol lainnya yang berhubungan dengan penyakit sebanyak 50%. Kelor kaya dengan senyawa yang mengandung gula sederhana, rhamnosa dan kelompok yang cukup unik dari senyawa yang disebut glucosinolates dan isothiocyanates (Fahey et al, 2001; Bennett et al, 2003). Daun Kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, phenolic dan karotenoid (Anwar et al, 2005;. Makkar dan Becker, 1996). Kelor mengandung asam amino esensial Metionin berperan utama memasok sulfur untuk tubuh. Hal ini diketahui untuk mencegah masalah pada rambut, kulit, dan kuku sambil menurunkan kadar kolesterol karena akan meningkatkan produksi lesitin dalam hati. Metionin
  • 17. mengurangi lemak hati dan melindungi ginjal yang mengurangi iritasi kandung kemih. Selain itu, Treonin adalah bagian penting dari kolagen, elastin, dan protein enamel. Tidak hanya membantu metabolisme, treonin membantu mencegah tertimbunnya lemak dalam hati, meningkatkan pencernaan tubuh dan kesehatan saluran usus. Tryptophan Mendukung sistem kekebalan tubuh, meredakan insomnia, mengurangi kecemasan, depresi, dan gejala sakit kepala migrain. Hal ini juga berpean dalam mengurangi risiko arteri dan kejang jantung karena bekerja dengan lisin untuk mengurangi kadar kolesterol. 2.3 Tinjauan Yogurt Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri yang menguntungkan ke dalam susu yang tidak dipasteurisasi (untuk mengatur keseimbangan antara bakteri dan enzim dari susu) pada suhu dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Peningkatan keasaman (pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus, casei dan bifidus. Karena kultur yoghurt mengandung enzim- enzim yang dapat memecah laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya akan protein dan beberapa vitamin B serta mineral penting lainnya (Krisno, 2011). Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam
  • 18. bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan citarasa yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5. Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi produk akhir asam laktat. Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam laktat+CO¬¬2 + H2O Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses ini memakan waktu 1-3 hari yang merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa, kental dan bening encer dan rasanya asam. Setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius selama 2,5 jam sampai 3,5 jam. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat mengubah susu menjadi yogurt yang melalui proses fermentasi. Penelitian pada beberapa orang yang mengonsumsi yoghurt secara teratur dalam jumlah dan waktu tertentu menunjukkan adanya penurunan jumlah kolesterol dalam serum darahnya. Hal bisa terjadi karena bakteri asam laktat yang ada dalam yoghurt dapat mendegradas i
  • 19. kolesterol menjadi coprostanol yang merupakan zat yang tak dapat diserap oleh usus sehingga akan dibuang oleh tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan kolesterol oleh bakteri Lactobacillus dapat mencapai kisaran 20-40 persen. Hasil penelitian Iwasaki (1994), strain bakteri asam laktat dapat memproduksi enzim yang disebut Bile Salt Hydrolase (BSH). Enzim ini dapat bekerja mendekonjugasi garam empedu sehingga akan meningkatkan asam empedu dekonjugasi yang tidak mudah diserap oleh usus halus dibanding asam empedu konjugasi. Asam empedu dekonjugasi akan terbuang lewat tinja, sehingga jumlah asam empedu yang kembali ke hati berkurang. Untuk menyeimbangkan jumlah asam empedu, tubuh akan mengambil kolesterol dalam darah sebagai prekursor. Proses itu pada gilirannya akan menurunkan kadar kolesterol darah secara keseluruhan (Lee, 2002). 2.2 Hipotesis H1: Ada pengaruh pemberian yogurt daun kelor dengan sedhan daun kelor terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus norvegicus). H2: Pada dosis 1,44 gram/hari sebagai dosis yang efektif menurunkan kadar kolesterol pada darah tikus putih model hiperkolesterolemia.
  • 20. Pemberian yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor Gambar 2. Bagan aktivitas Yogurt Daun Kelor dan Seduhan Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar kolesterol. Tikus Putih Hiperkolesterolemia Dengan Perlakuan Kadar Kolesterol Apo B-100 akan meningkat ↑ Perlakuan Kontrol Seduhan Daun Kelor Yogurt Ekstrak Daun Kelor Ekstrak Daun Kelor Air Di Larutkan Kadar Kolesterol Apo B-100 menurun↓ Yogurt Daun Kelor Bakteri probiotik dapat mendegradasi kolesterol Senyawa antioksidan yaitu flavonoid, phenolic, karotenoid dan asam askorbat. Di campur jadi satu menjadi yogurt daun kelor Air hangat Senyawa antioksidan yaitu flavonoid, phenolic, karotenoid dan asam askorbat. Dalam hati kolesterol ↓ Empedu Dalam kantung empedu, empedu disimpan Dalam usus halus empedu mengemulsi lemak Empedu diabsorpsi kembali ke dalam darah Kuning telur bebek dan minyak babi Seduhan Daun Kelor Pemberian yogurt daun kelor menjadi coprotanol dalam usus besar empedu dibuang melalui feses.
  • 21. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Universitas Brawijaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 22 Juli 2017. 3.2 Prosedur Pelaksanaan 3.2.1 Pengujian secara Kerangka Operasional Tikus Putih (Rattus norvegicus) Aklimasi Pengelompokan Sampel Kontrol Perlakuan Tanpa Perlakuan Yogurt Daun Kelor Tanpa Perlakuan Seduhan Daun Kelor Yogurt Daun Kelor Seduhan Daun Kelor Tikus Putih (Rattus norvegicus ) di Bedah Isolasi Hati Tikus Putih (Ratus norvegicus ) Isolasi Hati Spektrofotometer Kadar Kolesterol
  • 22. 3.3 Persiapan Hewan Coba Tikus putih (Rattus norvegicus) yang digunakan dalam penelitian usia 2 minggu telah mendapatkan persetujuan darikomisi etik penelitian universitas Brawijaya ethical clearance no.127-KEP-UB. Sebelum penelitian dimulai terlebih dahulu dipersiapkan tempat pemeliharaan hewan coba, yaitu kandang yang diletakkan dalam animal chamber pathogen free, tempat makan, minum dan tempat pakan Tikus putih. Kemudian dilakukan aklimatisasi di laboraturium selama 1 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Tikus Putih di bagi menjadi 3 perlakuan. Sebagaimana yang tertera pada Tabel 1.1. No Kelompok Perlakuan kode Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 1 Kontrol A - - - - - - - - - - - - - - - - 2 Yogurt daun kelor B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 Seduhan daun kelor C + + + + + + + + + + + + + + + + 4 Induksi D * * * * * * * * * * * * * * * * Keterangan : (-) : Tanpa Perlakuan (√) : Yogurt daun kelor (+) : Seduhan daun kelor (*) : Induksi 3.4 Induksi Akumulasi Yogurt Daun Kelor dan Seduhan Daun Kelor (Moringa oleifera) Pada Kadar Kolesterol Apo B-100 Induksi akumulasi yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) merupakan perlakuan penelitian melalui kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dosis yogurt daun kelor dengan dosis 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml sedangkan seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml; 3,6 ml dan 4,6 ml. Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan diberi
  • 23. pakan standar serta pakan tinggi kolesterol selama 30 hari untuk membuat tikus menjadi hiperkolesterolemia. Pakan standar yang diberikan menggunakan pakan AD II. Dalam 100 gram pakan standar mengandung karbohidrat 51%, protein kasar 15%, lemak kasar 3-7%, serat kasar 6%, abu 7%, kalsium 0,9-11%, phosphor 0,6-0,9%, air 12%, antibiotika, dan coccidiostat sebanyak 20 mg/hari, sedangkan pakan tinggi kolesterol menggunakan kuning telur bebek mentah 4 ml/hari dan lemak babi 1,5 ml/hari. Data yang dikumpulkan meliputi perhitungan jumlah asupan standar, pemantauan berat badan tikus setiap 7 hari sekali untuk masingmasing perlakuan dan data kadar kolesterol Apo B - 100 hiperkolesterolemia dan akhir. 3.5 Cara Menyonde Tikus dipegang(kondisi tangan mengguunakan sarung tangan yang telah disemprot alkohol 70% pada kaki kiri, kepala berada pada telunjuk, ibu jari dan jari tengah berada didekat rahang, antara jari manis dan kelingking memegang bagian ekor, tangan kanan memegang sonde yang berisi umbi porang, kemudian dimasukkan kedalam mulut agak menekan lidah dan didorong masuk ke dalam esofagus. Penyondean dilakukan pada pagi hari. 3.6 Tahap Pembuatan Yogurt daun Kelor (Moringa oleifera) Proses pembuatan yoghurt daun kelor (Moringa Oleifera L) melalui tiga bagian yaitu bagian pembuatan ekstrak kelor, pembuatan yoghurt dan pembuatan yoghurt esktrak daun kelor. Pembuatan ekstrak kelor diawali dengan pengumpulan bahan (kelor) setelahnya kelor tersebut dipisahkan antara ranting dan daun kelor setelah itu daun kelor dicuci, proses pencucian bertujuan untuk membuat daun kelor bersih dan higienis. Setelah pencucian
  • 24. dilakukan penimbangan (100 gr) setelah proses penimbangan dilakukan proses penghancuran dengan penambahan 100 ml air. Setelah itu kelor yang sudah hancur disaring (pres) menggunakan kain dan di peroleh ekstrak daun kelor. Pembuatan yoghurt diawali dengan penyiapan bahan baku berupa susu sapi murni (3 liter) setelahnya susu sapi di rebus hingga mencapai suhu kurang lebih 750C agar protein susu tidak hancur, perebusan bertujuan membunuh mikroorganisme yang bersifat toksik sehingga proses homogenisasi dapat tercapai. Setelah melalui proses perebusan susu didinginkan sampi suhu 450C, pendinginan ini bertujuan untuk memberi lingkungan yang optimal bagi bakteri asam laktat sehingga dapat berkembang biak dengan baik. Setelah suhu 450C starter yoghurt dimasukan (12 liter susu 250 ml starter). Setelah proses penambahan starter susu harus diinkubasi selama kurang lebih 24 jam dan 48 jam (2 perlakuan). Pembuatan yoghurt kelor dimulai dengan persiapan yoghurt dan ekstrak daun kelor, dan setelahnya dilaksanakan penambahan dan perlakuan sesuai rancangan percobaan. Pengamatan sifat fisiko kimia meliputi analisa pH (SNI 06-6989.11- 2004), analisa kadar kalsium (Titrasi, Apriantono, 1989), analisa viskositas (sudarminto dan susanto, 1998) serta analisa kadar protein (metode kjeldahl), pengamatan organoleptik meliputi pengamatan rasa, warna, aroma dan tekstur. Data dari pengamatan sifat fisik, kimia dilakukan uji analisis ragam ANOVA dengan selang kepercayaan 5% dan 1%. Apabila ditemukan pengaruh terhadap salah satu variabel maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan selang kepercayaan 1%. Untuk uji organoleptik menggunakan uji Friedman. Perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektifitas. 3.7 Pembuatan Seduhan Daun Kelor Pembuatan seduhan daun kelor diperoleh dari 3,75 gram/kg berat badan yang diseduh dengan 3,6 ml air hangat. Dosis bubuk daun kelor sebesar 3,75 g/kgbb diperoleh dari 11,1 g daun kelor segar. Penentuan dosis diperoleh dari konversi dosis kuersetin sebesar 10 mg/kg berat badan tikus. Cara pembuatan bubuk daun kelor seperti penelitian sebelumnya yaitu
  • 25. dengan mengeringkan 11,1 g daun kelor segar, selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan grinder. Proses pengeringan dilakukan di tempat teduh dan bebas serangga, hewan pengerat, serta debu. 3.8 Tahap Pengujian Optimalisasi Dosis Masing-masing perlakuan menggunakan 5 ulangan yogurt daun kelor (Moringa oleifera) yang sudah di fermentasi dicampur dengan ektrak daun kelor dan seduhan daun kelor dilarutkan dengan air. Masing-masing medium ditambahkan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada yogurt daun kelor dengan dosis 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml sedangkan seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml; 3,6 ml dan 4,6 ml. Penelitian dilaksanakan dengan enam tahap yaitu aklimatisasi, pengambilan darah awal, pemberian pakan tinggi kolesterol, pengambilan darah kedua, pemberian yoghurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) serta pengambilan darah akhir. Selanjutnya kelompok P1 dan P2 diberikan yoghurt daun kelor dengan dosis 2.5 ml/hari, 3,5 ml/hari dan 4.5 ml/hari serta pada seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml/hari, 3,6 ml/hari dan 4,6 ml/hari selama 21 hari. Pengambilan darah dari plexus retro-orbitalis tikus Sprague Dawley yang kemudian darah disentrifuge untuk mendapatkan serumnya. Kadar kolesterol diukur dengan metode enzimatik dengan spektrofotometer. 3.9 Analisa Kadar Yogurt Daun Kelor ( Moringa oleifera) Uji kadar pengambilan isolasi serum darah pada seduhan daun kelor (Moringa oleifera) dilakukan untuk penurunan kadar kolesterol pada Tikus putih (Ratus norvegicus ). Pada pengamatan yogurt daun kelor dengan dosis 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml. Pembuatan yogurt daun kelor dimulai dengan persiapan ekstrak daun kelor dan setelahnya dilakukan penambahan dan perlakuan sesuai percobaan. Pengamatan sifat fisiko kimia meliputi analisa pH (SNI 06- 6989/11-2004), analisa kadar kalsium (Titrasi, Apriantono, 1989), analisa viskositas
  • 26. (sudarminto dan susanto,1989) serta analisa kadar protein (metode kjeldhal), pengamatan organoleptik meliputi warna, rasam aroma dan tekstur. Data dari pengamatan sifat fisik, kimia dilakukan uji analisis ragam ANOVA dengan selang kepercayaan 5% dan 1 %. Apabila ditemukan pengaruh terhadap variabel maka dilanjutkan uji DMRT. Uji organoleptik menggunakan uji Friedma. Perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektifitas. 4.0 Analisa Seduhan daun Kelor ( Moringa oleifera) Uji kadar pengambilan isolasi serum darah pada seduhan daun kelor (Moringa oleifera) dilakukan untuk penurunan kadar kolesterol pada Tikus putih (Ratus norvegicus ). Pada pengamatan seduhan daun kelor dengan dosis 2,6 ml; 3,6 ml dan 4,6 ml. Pembuatan seduhan daun kelor diperoleh dari 3,75 gram/kg berat badan yang diseduh dengan 3,6 ml air hangat. Dosis bubuk daun kelor sebesar 3,75 g/kgbb diperoleh dari 11,1 g daun kelor segar. Penentuan dosis diperoleh dari konversi dosis kuersetin sebesar 10 mg/kg berat badan tikus. Cara pembuatan bubuk daun kelor seperti penelitian sebelumnya yaitu dengan mengeringkan 11,1 g daun kelor segar, selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan grinder. Proses pengeringan dilakukan di tempat teduh dan bebas serangga, hewan pengerat, serta debu. Pemberian otak kambing dan seduhan dilakukan dengan sonde. Data yang diperoleh diolah dengan proram komputer. Data yang telah ada, diuji normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk karena n< 50. Perbedaan kadar kolesterol dan sesudah perlakuan masing – masing kelompok diuji dengan dependent pair t-test karena data berdistribusi normal Untuk melihat perbedaan antara kelompok kontrol dengan perlakuan digunakan uji independent t test. 4.1 Analisa Kadar Kolesterol
  • 27. 4.2 Analisis Data Uji menggunakan pengambilan isolasi hati pada pengamatan yogurt daun kelor dan seduhan daun kelor (Moringa oleifera) dilakukan untuk penurunan kadar kolesterol pada tikus putih (Ratus norvegicus ). Data kadar kolesterol pada isolasi serum darah sebelum dan sesudah perlakuan kelompok diuji dengan dependent-t test bila distribusi data normal. Apabila tidak berdistribusi normal dilakukan uji statistik non parametrik Wilcoxon. Kemudian, pengukuran kadar kolesterol dilakukan setelah perbedaan pengaruh dari kedua kelompok perlakuan pemberian sediaan dan kadar kolesterol hewan uji yang didapatkan di analisis secara statistika dengan ANOVA dan uji lanjutan dengan Tukey HSD (ISSN, 2015).