2. Pendahuluan
Paradigma pemrograman prosedural tidak cocok untuk
abstraksi high-level dan kurang fleksibel untuk
menyelesaikan kasus nyata.
Pemrograman berorientasi objek mengatasi kelemahan
yang ada pada pemrograman prosedural dimana masalah
tidak lagi dibagi dalam fungsi atau prosedur, tetapi dibagi
dalam objek yang merepresentasikan kasus nyata.
3. Struktur
Karena berorientasi objek, maka struktur data akan
disimpan dalam objek (attribute / atribut) bersama kode-kode
logika prosedur (method).
Objek-objek ini akan berinteraksi dengan bojek lainnya
dengan menggunakan method yang didefinisikan pada
dirinya, baik untuk melaksanakan suatu aksi atau
mengubah atribut.
4. Konsep
Beberapa konsep yang perlu dipahami pada pemrograman
berorientasi objek antara lain:
1. Enkapsulasi: pembungkusan objek
2. Polymorphism: method dengan banyak bentuk
3. Inheritance: penurunan sifat
4. Abstraksi: pembuatan method dengan penyembunyian
detil logika
5. Decoupling
Konsep-konsep ini akan dijelaskan di materi selanjutnya
5. Decoupling
Sesuai ide pemrograman berorientasi objek, maka
muncullah decoupling yang bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan kembali kode (code reusability).
Dalam kasus nyatanya, decoupling ini dengan
menggunakan interface (akan dijelaskan) untuk melakukan
decouple terhadap enkapsulasi dari sebuah objek.