Analisis simantik, lesikal, dan sintaksis Alkitab Perjanjian Lama membantu memahami makna teks dengan lebih mendalam. Metode yang dijelaskan meliputi mengenali bentuk sastra, struktur teks, hubungan antar kata, makna kata secara individu, dan sintaksis. Perikop paralel juga membantu menentukan makna kata yang kabur.
1. Sumber ;
Grant R. Osborn, SPIRAL HERMENEUTIKA
Hery A. Vilker, HERMENEUTIK, Prinsip-Prinsip dan interpretasi Alkitab
Kelompok 2
ANALISA
SIMANTIK, LESIKAL, DAN
SINTAKSIS
ALKITAB PERJANJIAN LAMA
2. Simantik Tata bahasa dapat memberi sumbangsih
yang sangat besar dalam Eksegesis.Pada
umumnya, para ahli bahasa modern
menyadari sentralitas dari konteks sastra
dan sejarah, yaitu dimensi-dimensi
linguistik bagi semua masalah makna.
Dengan kata lain, analisis suatu sistematik
atas suatu konsep tidak hanya melibatkan
sintaksis melainkan juga melibatkan latar
belakang sejarah dan budaya dibalik suatu
pernyataan tersebut.
3. TEORI DASAR SISTEMATIK
Membedakan makna yang dimaksud adalah membedakan makna yang esensinya tunggal dan
makna teksnya masing-masing beragam, tergntung pada signifikansinya pada kita pada wakt-
waktu tertentu.
A. Makna
Pada umumnya kita tumbuh dalam suatu bentuk teori rujukan makna. Teori ini mengatakan suatu
kaitan langsung antara suatu kata sebagai symbol dan hal yang dirujuk.
B. Pengertian Dan Rujukan
Suatu fungsi yang bersifat menetapkan atau menentukan kepada konteks yaitu suatu konteks tidak
hanya menolong kita memahami makna, tetapi kontekslah yang menghasilkan makna.
D. Konteks
Pengertian dari suatu istilah bergantung pada fungsinya di dalam unit linguistik yang lebih besar,
yaitu kalimat.
C. Linguistik Struktural
4. TEORI DASAR SISTEMATIK
Struktur batin berurusan dengan hubungan gramatikal dasar dan semantik dari suatu kalimat.
melakukan parafrasa jika diperlukan namun tetap setia menghasilkan kembali yang asli.
Tetapi stuktur batin mencari kembali berita yang ada dibalik kata-kata. Bagi studi Alkitab, struktur
batinnya adalah kebenaran teologis yang tertanan di dalam pernyataan, karena dalam struktur
batin terdapat banyak dampak pada sistematika.
E. Struktur Batin
Eugene Nida dan Charles Taber membahas dua faktor dasar yang memengaruhi makna.
Faktor pertama yang menentukan kepada makna adalah sintaksis.Apakah suatu kata digunakan
sebagai nomina, verba, atau adjektiva, akan membuat suatu perbedaan yang sangat besar.
Semotaksis adalah faktor kedua dan merujuk kepada pengaruh dari kata-kata yang mengelilingi.
F. Sintaksis Dan Semantik
Jangkauan makna dari satu kata merupakan hasil dari studi sinkronis, suatu daftar mengenai cara-
cara suatu kata yang digunakan pada suatu karya yang dituliskan.
G. Jangkauan Semantik
5. H. Makna Konotatif
Suatu istilah abstrak bersifat teoritis dan berpusat pada aspek kualitatif dari suatu
kata. Suatu istilah kata relasional meliht suatu konsep dalam asosiasinya dengan
orang atau ide lain dan menekankan kolerasi antar istilah-istilah tersebut.
I. Medan Makna/Riset Paradigmatis: Sinonim, Antonim, Dan Analisis
Komponen.
Bagian ini membahas medan makna dari sutu konsep bukan hanya beragam makna
yang dapat dimiliki suatu istilah didalam konteks-konteks yang berbeda melainkan
istilah-istilah lain yang berhubungan.
J. Ambiguitas Dan Makna Ganda
Dalam mempelajari aspek-aspek sintagmatis dan paradigmatik dari kata-kata
penting untuk memperhatikan ttipe-tipe dan sering kali fenomena ambiguitas ini
muncul dengan hapax legomena atau kekaburan, aspek-aspek yang jarang dari
jangkauan makna.
TEORI DASAR SISTEMATIK
6. ANALISIS
LEKSIKAL-
SINTAKTIKAL
Studi tentang makna kata-kata secara individual (leksikologi)
dan cara kata-kata itu digabungkan (sintaksis) untuk
menentukan makna yang dimaksud penulis lebih akurat.
Kita menyadari kapan penulis memaksudkan
kata-katanya untuk dipahami secara
literal, kapan secara figuratif, dan kapan secara simbolis, dan
kemudian menafsirkannya sesuai hal itu
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
ragi orang Parisi dan Saduki,“
Ia memaksudkan ragi itu secara simbolik
tentang ajaran kelompok itu (Mat. 16:5-12).
Ketika Ia berkata kepada orang yang lumpuh,
"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
pulanglah ke rumahmu,"
Dia mengharapkan orang lumpuh itu untuk secara
lahiriah menaati perintah-
ya, dan orang itu memang melakukannya (Mat. 9:6-7).
7. Perlunya Analisis Leksikal-
Sintaktikal
Analisis leksikal-sintaksis diperlukan karena
tanpa itu kita tidak memiliki jaminan yang
valid bahwa penafsiran kita adalah makna
yang ingin disampaikan Allah melalui
penulis Alkitab,
dan kita juga tidak memiliki dasar untuk
berkata bahwa penafsiran Alkitab kita lebih
valid daripada penafsiran kelompok para
penyangkal terhadap kebenaran-
terwahyu yang diajarkan Gereja.
8. Langkah-langkah dalam Analisis Leksikal-Sintaksis
STRENGTHS
WEAKNESS
OPPORTUNITIES
Mengenali bentuk sastra
umum
Bentuk sastra yang digunakan
penulis (Prosa, puisi, dsb)
memengaruhi cara penulis
menghendaki kata- katanya
untuk dipahami.
Mengenali pembagian alami
teks
Unit-unit konsep utama clan
pernyataan transisional
menyingkapkan proses
pemkiran penulis clan karena
itu membantu memperjelas
makna
Melacak perkembangan tema
penulis dan perikop yang
dibahas sesuai dengan
konteknya
Langkah ini dimulai sebagai
bagian dari Analisa kontektual,
memberikan sudut pandang
yang perlu untuk menentukan
makna kata-kata dan sintaksis
Mengenali kata penghubung
dalam paragraph dan kalimat
Kata-kata penghubung (kata
penghubung, kata depan, kata
bantu relatif) menunjukkan
hubungan logis antara dua
pemikiran atau lebih..
Menentukan makna kata-kata
secara individual
Setiap kata yang bertahan lama
dalam bahasa dimulai dengan
mengambil beberapa makna,
perlu untuk mengenali berbagai
makna yang mungkin dari kata-
kata kuno pada saat digunakan
penulis Alkitab dan kemudian
menentukan yang mana dari
beberapa makna yang mungkin
Menganalisis sintaksis
Hubungan kata-kata satu
dengan yang lain diungkapkan
melalui bentuk tata bahasa clan
susunannya.
Taruh hasil analisis leksikal-
sintaktikal Anda dalam kata-
kata non teknis dan mudah di
pahami maksud penulis bagi
pembaca
Menciptakan parafrasa Anda
sendiri menuntut Anda merriiliki
komitmen pada clan menyatakan
keputusan penafsiran Anda
dengan jelas.
9. METODE MENEMUKAN MAKNA KATA
YANG DIMAKSUD DALAM KONTEKS
Menentukan definisi atau frasa penjelasan yang
diberikan penulis sendiri
Menentukan apakah subjek dan predikat mungkin
saling menjelaskan satu dengan yang lain
Amati paralelisme jika terjadi dalam perikop itu
Tentukan apakah kata itu sedang digunakan
sebagai bagian dari kata kiasan
Pelajari perikop yang pararalel
10. Menentukan definisi atau frasa
penjelasan yang diberikan
penulis sendiri
Misalnya, 2 Timotius 3:16-17
menyatakan bahwa firman
Allah diberikan supaya
"manusia kepunyaan Allah bisa
sempurna
Apa yang dimaksud penulis
dengan sempurna di sini?
Apakah yang ia maksud tidak
berdosa? Tidak bisa melakukan
kesalahan?
Dalam konteks ini maksud
Paulus untuk kata ini, yang
diterjemahkan dalam bahasa
Inggris sebagai sempurna
(perfect), menyampaikan ide
diperlengkapi sepenuhnya
untuk kehidupan yang saleh.
Menentukan apakah subjek dan
predikat mungkin saling
menjelaskan satu dengan yang
lain
kata Yunani moranthe yang
ditemukan dalam Matius 5:13
bisa bermakna "menjadi bodoh"
atau "menjadi hambar". Dalam
kasus ini subjek kalimat itu
adalah "garam", sehingga
makna kedua ("jika garam itu
kehilangan rasanya”,KJV)
dipilih sebagai yang benar.
11. Amati paralelisme jika terjadi dalam
perikop itu
Sepertiga perjanjian lama (dan beberapa perjanjian
Baru) adalah puisi. Puisi lbrani ditandai dengan
paralelisme, satu ciri yang bisa memancarkan
terang pada makna kata-kata yang dipertanyakan.
Paralelisme Ibrani bisa dikategorikan menjadi tiga
tipe dasar: sinonim, antitetis, dan sintetis.
Mazmur 103:10
Tidak dilakukan-Nya kepada kita
setimpal dengan dosa kita,
dan tidak dibalas-Nya kepada kita
setimpal dengan kesalahan kita.
Paralelisme Sinonim
Dalam baris kedua dari bait
itu mengulang isi baris
pertama dengan kata-kata
yang berbeda
Paralelisme antitetis
ide baris kedua dengan tajam
dibandingkan dengan baris
pertama
Mazmur 37:21
Orang fasik meminjam clan tidak
membayar kembali, tetapi orang
benar adalah pengasih dan
pemurah.
Paralelisme sintetis
ide baris kedua menjelaskan
lebih lanjut atau melengkapi
ide baris pertama
Mazmur 14:2
TUHAN memandang ke bawah dari
sorga kepada anak-anak manusia
untuk melihat, apakah ada yang
berakal budi clan yang mencari
Allah.
12. Tentukan apakah kata itu sedang digunakan
sebagai bagian dari kata kiasan
Kadang kata-kata atau frasa digunakan dengan cara
menyimpang dari ucapan yang sederhana, normal untuk
menghasilkan kesan yang gamblang atau penuh
khayalan
Frasa semacam itu, yang sering kali disebut kata kiasan,
dimaksudkan untuk memiliki makna yang berbeda dari
kata literal.
Beberapa contoh kata kiasan
Matanya lebih besar daripada perutnya.
Perapiannya sudah gone out (padam)
Menafsirkan kata kiasan dengan menggunakan denotasi
kata normal biasanya akan menghasilkan
kesalahpahaman yang radikal dari makna yang dimaksud
penulis.
13. Pelajari perikop yang pararalel
Memahami makna kata atau frase yang kabur, lihat
data tambahan dalam perikop paralel yang lebih
jelas. Namun penting untuk membedakan antara
paralel verbal dengan paralel riil.
Paralel Verbal
menggunakan kata-kata yang mirip
tetapi merujuk pada konsep yang
berbeda.
ditemukan dalam Ibrani 4 dan Efesus 6
Konsep firman Allah sebagai pedang
Ibrani 4 berbicara tentang fungsi
Alkitab sebagai pemisah yang
membedakan antara orang yang
sungguh-sungguh taat pada pesannya
dan orang yang mengaku taat tetapi
dalam hatinya tetap memberontak
Efesus 6, Paulus juga berbicara
tentang Alkitab sebagai pedang tetapi
dalam contoh ini merujuk pada senjata
pertahanan untuk digunakan dalam
melawan pencobaan dari Iblis
Paralel Riil
Paralel yang berbicra tentang konsep
yang sama atau kejadian yag sama.
Pengamatan yang teliti terhadap teks
merupakan metode yang terbaik untuk
menentukan apakah perikop itu paralel
verbal atau riil.
Secara singkat, ada lima cara untuk
menentukan makna kata tertentu yang
dimaksudkan dalam perikop tertentu:
(1) menyelidiki definisi atau frasa
penjelas yang diberikan penulis, (2)
menggunakan subjek dan predikat
untuk saling menjelaskan satu dengan
yang lain, (3) menyelidiki paralelisme
jika itu terjadi dalam perikop itu, (4)
menentukan apakah kata atau frasa itu
dimaksudkan sebagai kata kiasan, dan
(5) mempelajari perikop paralel.
14. Dari sedikit uraian Analisa simantik, lesikal dan sintaksis ini,
kita bisa memahami
Dan Mengenali bentuk sastra umum, Melacak perkembangan
tema penulis dan menunjukkan bagaimana perikop yang
dibahas itu sesuai dengan konteksnya