1. Eksploitasi rasa takut ; Pengemasan berita bernuansa kekerasan secara telanjang tersebut dapat
dikatakan turut mengeksploitasi rasa takut dan kengerian publik. Meskipun hal itu tidak disadari
publik itu sendiri, yang kerap hanya menelan mentah-mentah apa saja yang ditayangkan televisi.
Meskipun sebagian publik menyukai tayangan vulgar kekerasan.
Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan,
penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan
hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan
tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil
maupun immateriil.
Rasa takut dilahirkan dari imajinasi pikiran yang dipengaruhi oleh kondisi keduniawian. Rasa itu
bersumber dari keserakahan (craving) dan kemelekatan
“wulan ugi udah cari cari di internet tentang teori eksploitasi rasa takut yg ugi dapet cuman arti
arti dari eksploitasi sama rasa takut,ugi udh cari2 tentang ekspoitasi rasa takut gak ada,paling
gitu aja kaya diatas wulan”
Eksploitasi (bahasa Inggris: exploitation) yang berarti politik pemanfaatan
yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek
eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan
rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksploitasi