Putusan hakim memutuskan bebas terdakwa atas tuduhan penggelapan berdasarkan pertimbangan bahwa unsur-unsur pasal 372 KUHP tidak terpenuhi. Kronologi kasusnya adalah terdakwa menukar mobil pick up miliknya dengan dump truck milik saksi. Namun kemudian terjadi sengketa mengenai kondisi dump truck sehingga terdakwa enggan menyerahkan BPKB mobil pick up.
1. Seminar Hasil Penelitian
ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN
(Studi Putusan PN No 627/ Pid. B /2013/PN.PL)
2. Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Istilah “ubi societas ibi ius” merupakan hasil dari interaksi manusia sebagai mahkluk social. Hukum diciptakan untuk
mengatur kehidupan manusia. Tujuan diciptakan hukum sendiri ada 3 yakni:
Tujuan hukum adalah ketertiban atau order
Tujuan hukum adalah kegunaan
Tujan hukum adalah keadilan yang harus berlaku untuk semua orang, oleh karena itu timbullah “negara konstitusi” yang melahirkan doktrin
“rule of law” segaia dokrin dengan semangat idelaisme yang tinggi.
Hukum selalu mengikuti perkembangan manusia demi terciptanya rasa keadilan. Hukum dirancang untuk memberikan
keadilan bagi setiap manusia, namun dalam penerapannya tidak selamanya memberikan keadilan. Sehingga hakim dituntut
untuk menegakkan hukum dan keadilan bukan memenangkan perkara-perkara yang berorientasi pada nilai ekonomi,
pragmatis yang mendistorsi moral, nilai etis, dan pembelokan pada nilai kebenaran.
Putusan hakim sejatinya diadakan untuk menyelesaikan suatu perkara atau sengketa dalam bingkai tegaknya hukum dan
keadilan.
Dalam skripsi ini, penelitian di fokuskan pada putusan bebas hakim terhadap tindak pidana penggelapan berdasarkan Putusan
PN No 627/ Pid. B /2013/PN.PL yang akan dikaitkan dengan ketentuan pasal 372 KUHP.
Kasus bermula saat Terdakwa melakukan penukaran mobil pick up miliknya yang masih dalam status kredit ditambah 1 unit
traktor dan uang Rp. 8.5 juta dnegan mobil Dump truck milik saksi H.Ambo yang di klaim dalam keadaan baik. Setelah tukar
menukar, saksi H.Ambo menjual mobil pick up kepada saksi Mahjun seharga Rp. 25 juta dengan catatan saksi Mahjun
melunasi sisa cicilannya.
Saksi Mahjun meninggal ditengah pelunasan, cicilan sehingga oleh istri Alm. Mahjun dijual kepada saksi Ilyas dan saksi Ilyas
melanjutkan cicilan sampai lunas. Setelah cicilan lunas, saksi Ilyas melalui orang suruhannya meminta Surat Kuasa kepada
Terdakwa untuk mengambil BPKB mobil pick up namun tidak diberikan oleh Terdakwa.
Terdakwa kemudian mengambil sendiri BPKB dari finance, Terdakwa lalu menuntut saksi Hj. Ambo untuk memperbaiki Dump
Truck hasil tukar-menukarnya yang ternyata sudah dalam kondisi rusak setelah Dump Truck tiba di rumah Terdakwa disertai
tuntutan ganti rugi sebsar RP
. 30 juta. Terdakwa mengancam tidak akan memberikan BPKB kepada saksi Hj. Ambo apabila
Dump Truck nya tidak kunjung diperbaiki sehingga hal ini mengakibatkan kerugian pada saksi Ilyas.
3. Atas perbuatan Terdakwa tersebut, saksi Ilyas membawa kasus ke pengadilan dengan dakwaan Tindak Pidana penggelapan
berdasar pasal 372 KUHP dan penipuan berdasar pasal 378 KUHP.
Namun dalam skripsi ini, penulis tertark untuk memfokuskan pembahasan pada putusan hakim mengenai tidak pidana
penggelapan berdaark ketentuan pasal 372 KUHP. Sebab dalam Sebab dalam salah satu amar putusannya terkait pasal 372 KUHP
majelis hakim menyatakan Terdakwa melakukan penggelapan, akan tetapi perbuatan tersebut bukan perbuatan pidana
melainkan perbuatan perdata. Dalam pertimbangan hakim yang di dasarkan pada unsur-unsur Pasal 372 KUHP yakni:
1) Unsur barang siapa;
2) Unsur Dengan Sengaja dan melawan Hukum Memiliki sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain; dan
3) Unsur barang itu ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan,
Hakim berpendapat unsur ke-2 tidak memenuhi perbuatan Terdakwa, sehingga hakim memutuskan bahwa tidak perlu lagi
dibuktikan unsur ke-3 tersebut. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka maejlis hakim memutus bebas Terdakwa.
Berdasarkan penjelasan mengenai pasal 372 KUHP, perbuatan Terdakwa dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penggelapan.
Namun majelis hakim Pengadilan Negeri Palu memandang bahwa Terdakwa tidak melakukan penggelapan dikarenakan perbuatan
tersebut tidak memenuhi unsur-unsur pasal 372 KUHP dan merupakan perbuatan perdata sehingga dalam amar putusannya
Terdakwa dinyatakan bebas. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi tentang analisa putusan hakim
terhadap tindak pidana penipuan dan penggelapan dengan judul “Analisis Yuridis Putusan Hakim Terhadap Tindak Pidana
Penggelapan (Studi Putusan Pn No 627/ Pid. B /2013/Pn.Pl)”
4. B. Orisinalitas Penelitian
No Nama Peneliti, Instansi
Kota
Judul dan
Tahun
Penelitian
Rumusan
Masalah
Pembeda
1
.
2
.
Hikmawati Lenggeng. Fakultas Hukum
Universitas Negeri Gorontalo.
2020
Niko Gabriel Nainggolan, Fakultas Hukum
Universitas Medan Area, Medan.
Analisis Yuridis Tindak
Pidana Penggelapan Mobil
Ditinjau dari Pasal 372
KUHP
Tinjauan yuridis
terhadap tindak
pidana penggelapan
kendaraan bermotor
roda empat yang
1. Bagaimana analisis
yuridis tindak pidana
penggelapan mobil
ditinjau dari Pasal 372
KUHP
2. Faktor-faktor apa yang
menghambat pihak
kepolisian dalam
mengungkap tindak
pidana penggelapan
ditinjau dari Pasal 372
KUHP ?
1. Bagaimana
pertimbangan hakim
dalam putusan Nomor
: 930/Pid.B/2016/Pn
Lbp?
Memfokuskan obyek
penggelapan berupa mobil
serta membahas mengenai
faktor penghambat pihak
kepolisian dalam
mengungkap tindak pidana
penggelapan. Sedangkan
obyek skripsi penulis
bersumber dari Putusan No
627/ Pid. B /2013/PN.PL
dan membahas mengenai
perttimbangan putusan
hakim dalam memberikan
putusan bebas terhadap
terdakwa tindak
penggelapan.
Obyek penelitian skripsi
penulis berupa Putusan PN
No 627/ Pid. B
/2013/PN.PL. serta
pembahasan penulis
5. C. Rumusan Masalah
1. Apakah perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur dalam pasal 372 KUHP?
2. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memutus bebas terdakwa?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur dalam pasal 372 KUHP.
2. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam memutus bebas terdakwa.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan hukum pidana, khususnya terkait dengan tindak pidana penggelapan.
a. Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian dapat memberikan masukan dalam keilmuan serta acuan literasi bagi mahasiswa hukum yang mendalami hukum pidana.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan serta pengetahuan bagi para pihak yang berkompeten dan berminat pada
hal yang serupa dengan topik penelitian.
6. F. Metode Penelitian
a) Jenis penelitian
Mengacu pada judul dan perumusan masalah, maka penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif atau disebut juga
penelitian doktrinal.
b) Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach)
2. Pendekatan Kasus (Case Approach)
c) Jenis dan Sumber Bahan Hukum
1. Bahan Hukum Primer
Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan yang masih relevan. Sumber Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Putusan PN No 627/ Pid. B /2013/PN.PL.
2. Bahan Hukum Sekunder
Jenis bahan sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian hukum ini diperoleh dari mempelajari beberapa literatur-
literatur hukum yang terkait, seperti jurnal maupun penggalian data dari internet.
3. Bahan Hukum Tersier
Yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus,
karya ilmiah, hasil penilitian para sarjana yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
d) Teknik Memperoleh Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dengan cara studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan bahan-bahan berupa
buku-buku, dokumen-dokumen resmi, peraturan perundang-undangan, dan bahan pustaka lainnya yang ada kaitannya dengan
objek yang diteliti dalam penulisan hukum ini yaitu Putusan Pengadilan Negeri No 627/ Pid. B /2013/PN.PL.
7. e) Teknik Analisis Bahan Hukum
Metode interpretasi yang digunakan adalah interpretasi sistematis atau logis.
f) Definisi Operasional
Penggelapan adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian Pasal 362.
Bedanya ialah pada pencurian barang yang dimiliki itu belum berada di tangan
pencuri dan masih harus diambilnya sedangkan pada penggalapan waktu
dimilikinya barang itu sudah ada di tangan si pembuat tidak degan jalan
kejahatan.
Putusan Hakim adalah sesuatu yang dapat diinginkan atau dinantinantikan oleh
pihak-pihak berperkara guna menyelesaikan sengketa diantara mereka dengan
sebaik-baiknya. Sebab dengan putusan hakim tersebut pihak-pihak yang
bersengketa mengharapkan adanya kepastian hukum dan keadilan dalam perkara
yang mereka hadap.
Pertimbangan Hakim adalah salah satu aspek terpenting dalam menentukan
terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung keadilan (ex aequo
et bono) dan mengandung kepastian hukum, di samping itu juga mengandung
manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga pertimbangan hakim ini
harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat.
9. BAB III
Pembahasan
Sekitar bulan Juli 2009:
1. Terdakwa tukar pickup(kredit di PT Bosowa
Multifinance/finance)+1 traktor+Rp. 8.500.000 -> Dump
Truck saksi H.Ambo.
2. Saksi H.Ambo jual pickup pada salso Mahjun+lunasi
cicilan nya.
3. Saksi Mahjun meninggal -> cicilan diteruskan saksi
Ilyas.
Cicilan lunas.
Ilyas minta tolong pada saksi Muh Agus untuk ambil BPKB
di finance tapi di tolak oleh finance karna BPKB pickup
atas nama Terdakwa
Sekitar bulan Desember 2011
1. Terdakwa mengambil BPKB pick up di finance
2. Saksi Ilyas melalui saksi Rahma meminta Surat Kuasa
pada Terdakwa untuk mengambil BPKB pick up .
3. Terdakwa menolak memberikan dengan alasan
Terdakwa tidak tahu mobl pick up nya telah dijual saksi
Hj. Ambo pada saksi Ilyas.
4. Terdakwa menjelaskan bahwa masih ada
permasalahan antara Terdakwa dengan saksi Hj. Ambo
terkait mobil pick up tersebut.
BPKB pick up ada dalam kekuasaan Terdakwa
1. Terdakwa mendatangi saksi Hj. Ambo, minta ganti rugi
karena mobil Dump Truck rusak sebesar Rp. 30 juta +
menuntut perbaikan mobil Dump Truck.
2. Terdakwa mengancam tidak akan memberikan BPKB
mobil pick up pada saksi Hj. Ambo jika Dump Truck tidak
diperbaiki
Kerugian
1. Saksi Ilyas kesulitan membayarkan pajak kendaraan
dan mengalami kerugian sebesar Rp. 104 juta berasal
dari pembelian pick up seharga Rp. 50 juta dan total
pelunasan cicilan di finance.
Saksi Ilyas menuntut Terdakwa dengan pasal 372 & 378
KUHP
A. Realitas Putusan Hakim pada Putusan No 627/ Pid. B/2013/ PN.PL
1. Ringkasan Kronologi Kasus
10. 2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Dalam surat dakwaan yang di susun Jaksa Penuntut Umum pada Putusan Nomor 627/Pid.B/2013/PN.PL yang
diajukan kepada Terdakwa berbentuk alternatif sebagai berikut:
Kesatu:
Perbuatan mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal372 KUHP.
Atau
Kedua:
Perbuatan mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 KUHP.
11. 3. Fakta
Persidangan
Bahwa benar sekitar bulan Juli 2009 terdakwa melakukan tukar menukar mobil dengan saksi H. Ambo. Mobil yang diserahkan terdakwa
kepada saksi H. Ambo adalah pick up Mitsubishi T 120 SS warna biru, nomor polisi DN 8079 BG (milik terdakwa) sedangkan yang diserahkan
saksi Hi. Ambo kepada terdakwa mobil Dump truck Dyna Rino Ps 115 warna merah milik saksi H. Ambo;
Bahwa benar mobil pick up Mitsubishi T 120 SS milik terdakwa masih dalam status kredit kredit di PT. Bosowa Multifinance Cabang Palu;
Bahwa benar pada saat terjadi perjanjian tukar menukar mobil antara terdakwa dengan saksi H. Ambo ada kesepakatan, saksi H. Ambo
menyerahkan menjamin mobil yang diserahkannya kepada terdakwa dalam kondisi baik dan terdakwa membayar uang kepada Hi. Ambo Rp
8,5 juta dan saksi H. Ambo melanjutkan pembayaran cicilan.
Bahwa benar pada saat terjadi perjanjian tukar menukar mobil antara terdakwa dengan saksi H. Ambo tanpa sepengetahuan PT. Bosowa
Multifinance Cabang Palu
Bahwa benar setelah terjadi tukar menukar mobil antara terdakwa dengan saksi H. Ambo, pada bulan itu juga saksi H. Ambo menjual mobil
yang diterimanya dari terdakwa kepada MAHJUN Alias PAPA HENDRA seharga Rp. 50 juta dengan kesepakatan pembeli mencicil kreditnya;
Bahwa benar tidak berapa lama setelah terjadi tukar menukar mobil antara terdakwa dengan saksi H. Ambo, terdakwa menemui saksi H.
Ambo dengan meminta supaya mobil yang diserahkan kepadanya diperbaiki karena kondisinya rusak akan tetapi saksi H. Ambo tidak
mengindahkannya;
Bahwa benar setelah MAHJUN alias PAPA HENDRA meninggal dunia pembayaran cicilan kredit mobil pick up Mitsubishi T 120 SS warna biru,
nomor polisi DN 8079 BG yang dibeli MAHJUN alias PAPA HENDRA dari saksi H. Ambo dilanjutkan ILYAS Alias PAPA YAHYA;
Bahwa benar setelah MAHJUN alias PAPA HENDRA meninggal dunia pembayaran cicilan kredit mobil pick up Mitsubishi T 120 SS warna biru,
nomor polisi DN 8079 BG yang dibeli MAHJUN alias PAPA HENDRA dari saksi H. Ambo dilanjutkan ILYAS Alias PAPA YAHYA;
Bahwa benar ILYAS Alias PAPA YAHYA telah melunasi cicilan mobil pick up Mitsubishi T 120 SS warna biru, nomor polisi DN 8079 BG yang
dibeli MAHJUN alias PAPA HENDRA dari saksi H. Ambo kepada PT. Bosowa Multifinance Cabang Palu;
Bahwa benar setelah ILYAS Alias PAPA YAHNYA selesai melalui cicicilan mobil, dia meminta surat kuasa kepada terdakwa untuk mengambil
BPKB mobil dari PT. Bosowa Multifinance Cabang Palu akan tetapi terdakwa tidak bersedia memberikan karena terdakwa hanya mempunyai
hubungan dengan saksi H. Ambo;
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil BPKB mobil yang telah ditukarnya dengan H. Ambo di PT. Bosowa Multifinance Cabang Palu,
kemudian terdakwa menghubungi saksi H. Ambo supaya memperbaiki mobil truk yang diterimanya dari saksi H. Ambo akan tetapi saksi H.
Ambo tidak bersedia;
12. 4.
Tuntutan
Pidana
Menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak
pidana "Penggelapan" sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Dakwaan Pertama Pasal 372 KUH Pidana.
Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa selama 6 (enam) bulan
penjara dengan masa percobaan selama 1 (satu) tahun.
Menetapkan barang bukti berupa :
1 buah BPKB mobil Truk/Type Mitsubishi/T 120 SS / PU, Nomor
Polisi DN 8079 BG nomor rangka : 020441, nomor mesin :
002641, Nomor BPKB : F 6703754 SI atas nama Terdakwa ;
Dikembalikan kepada saksi Ilyas (Korban)
Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah)..