5. Crown Block Beams
Mast Leg
Braces
Monkey Board
Substructure
Leg
Working Floor
Rotary Table Beams
Setback Beams
Floor Beams
Handrail
Ladder
Ladder
Handrail
Substructure
Leg
5
6. KATEGORI PEMERIKSAAN TERHADAP HOISTING EQUIPMENT
API RP 8B
Kategori 1 : Pengamatan terhadap performance dari peralatan yang harus dilakukan
setiap hari
Kategori 2 : Kategori 1 ditambah dengan pemeriksaan terhadap indikasi korosi,
deformasi, komponen yang hilang atau terlepas, pelumasan yang tidak memadai,
adjustment dan visible cracks
Kategori 3 : Kategori 2 ditambah pemeriksaan dengan peralatan NDT terhadap
lokasi-lokasi kritis. Kalau perlu boleh membongkar peralatan untuk memeriksa kondisi
bagian dalam dari peralatan tersebut.
Kategori 4 : Kategori 3 ditambah pemeriksaan lebih lanjut terhadap semua bagian
kritis dari peralatan seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
o DPI – Untuk kerusakan pada surface
o MPI – Untuk kersuakan pada surface dan sub surface
o UT – Untuk pemeriksaan yang bersifat volumetris
o Radiography – Untuk pemeriksaan volumetris dengan record berupa foto
Hasil pemeriksaan NDT harus di review oleh seorang engineer yang akan menyimpulkan tentang
kondisi dan kelayakan peralatan secara keseluruhan
6
7. PEMERIKSAAN PADA MENARA TANPA GUYLINE
1. Periksa kondisi menara terhadap indikasi terpuntir
dan bengkok
2. Periksa semua sambungan las terhadap adanya crack
dan kerusakan lainnya
3. Periksa terhadap korosi
4. Periksa kondisi pin dan lubang pin terhadap crack
dan keausan
5. Periksa adanya bagian-bagian yang hilang atau tidak
terpasang seperti pin, retaining clips dll
6. Check integritas tangga dan pemasangan anti fall
device
7. Periksa kondisi lantai kerja, pagar dan finger board
pada monkey board
8. Periksa kondisi lantai kerja, pagar dan safety line
pada stabbing board
9. Periksa kondisi pin, lubang pin, retaining clips dan
safety line pada monkey board
10.Periksa kondisi lantai crown block, pagar, toe board
dan penangkal petir
11.Periksa kondisi mekanisme rig-up dan rig down serta
raising linenya
12.Pastikan bahwa name platenya masih terpasang
sehingga informasi mengenai rating menara dapat
terbaca oleh user
7
8. PERAWATAN PADA MENARA TANPA GUYLINE
1. Jangan melakukan perbaikan pada struktur subsructure tanpa melakukan konsultasi
kepada pabrik pembuat
2. Kalau pabrik pembuat sudah tidak ada lagi, gunakan jasa structural engineer pihak ketiga
yang berpengalaman untuk melakukan perbaikan
3. Pengelasan harus mengikuti rekomendasi WPS dari pabrik pembuat atau structural
engineer pihak ketiga
4. Juru las (welder) harus memiliki kualifikasi yang diperlukan dan sertifikat juru las
5. Bagian-bagian dari menara yang catnya terkelupas harus dicat ulang
6. Bagian-bagian dari menara yang terserang korosi tapi masih dalam batas-batas yang
diijinkan harus segera dibersihkan dan dicat ulang
7. Pin yang aus atau bengkok harus diganti dengan yang baru
8. Lubang pin yang aus atau berbentuk oval harus di ganti atau diperbaiki
9. Semua bagian-bagian menara atau penerangan yang dipasang diatas lantai kerja harus
disambungkan ke safety line
10. Lampu-lampu penerangan harus bersifat explosion proof dan menggunakan pelindung
benturan
8
9. PEMERIKSAAN PADA MENARA DENGAN GUYLINE
1. Periksa kondisi menara terhadap indikasi terpuntir dan
bengkok
2. Periksa semua sambungan las terhadap adanya crack dan
kerusakan lainnya
3. Periksa terhadap korosi
4. Periksa kondisi pin dan lubang pin terhadap crack dan
keausan
5. Periksa adanya bagian-bagian yang hilang atau tidak
terpasang seperti pin, retaining clips dll
6. Check integritas tangga dan pemasangan anti fall device
7. Periksa kondisi lantai kerja dan finger board pada monkey
board
8. Periksa kondisi pin, lubang pin, retaining clips dan safety line
pada monkey board
9. Periksa kondisi lantai kerja, pagar dan safety line pada
stabbing board
10.Periksa kondisi lantai crown block, pagar, toe board dan
penangkal petir
11.Periksa kondisi mekanisme rig-up dan rig down
12.Periksa kondisi locking device antara middle dan upper mast
13.Periksa kondisi guylines, guyline connection pada mast dan
pemasangan wire clips
14.Periksa kondisi guyline anchors terhadap korosi, bengkok dan
crack
15.Pastikan bahwa name platenya masih terpasang sehingga
informasi mengenai rating dan rekomendasi guyline pattern
dari menara dapat terbaca oleh user 9
10. MH
Hook Load
MR
Berat Carrier
Gaya pada anchor
A
BAGIAN DEPAN CARRIER DAPAT TERANGKAT
PADA BEBAN BESAR
Beban hook yang bekerja pada mast dapat
menyebabkan mast terguling kearah
sumur. Supaya hal tersebut tidak terjadi,
rig harus cukup berat sehingga momen
putar akibat beban hook terhadap bottom
mast jacks (A) lebih kecil daripada momen
putar yang dihasilkan oleh berat rig. Pada
kebanyakan rig, berat rig tidak dapat
mengimbangi momen yang dihasilkan oleh
beban hook, sehingga tanpa guylines atau
jika guylines kendur, bagian depan dari
carrier akan terangkat.
10
11. MAST DERATING (API RP4G)
Contoh :
HLrated=210000 lb
HLtip=140000 Lb Hltip / HLrated = 140000/210000 = 0.65 (65%)
HLmaxallow/HLrated = 87% Hook load maksimum yang diijinkan = 87/100 x 210000 = 185000 lb
Jika carrier dan peralatan diatasnya terlalu ringan, maka gaya pada guylines akan menjadi terlalu
besar. Untuk itu API 4G merekomendasikan penggunaan mast pada beban yang lebih rendah,
supaya gaya pada guylines dan anchor tidak menjadi terlalu besar.
11
12. PERAWATAN PADA MENARA DENGAN GUYLINE
1. Jangan melakukan perbaikan pada struktur menara tanpa melakukan konsultasi kepada
pabrik pembuat
2. Kalau pabrik pembuat sudah tidak ada lagi, gunakan jasa structural engineer pihak ketiga
yang berpengalaman untuk melakukan perbaikan
3. Pengelasan harus mengikuti rekomendasi WPS dari pabrik pembuat atau structural engineer
pihak ketiga
4. Juru las (welder) harus memiliki kualifikasi yang diperlukan dan sertifikat juru las
5. Bagian-bagian dari menara yang catnya terkelupas harus dicat ulang
6. Bagian-bagian dari menara yang terserang korosi tapi masih dalam batas-batas yang
diijinkan harus segera dibersihkan dan dicat ulang
7. Pin yang aus atau bengkok harus diganti dengan yang baru
8. Guylines dan dari jenis IWRC dan ukurannya mengikuti rekomendasi pabrik
9. Guyline anchor yang rusak harus diganti baru yang memiliki kapasitas yang sesuai
10.Lubang pin yang aus atau berbentuk oval harus di ganti atau diperbaiki
11.Semua bagian-bagian menara atau penerangan yang dipasang diatas lantai kerja harus
disambungkan ke safety line
12. Lampu-lampu penerangan harus bersifat explosion proof dan menggunakan pelindung
benturan
12
13. WIRE CLIP DAN THIMBLE UNTUK MENGIKAT UJUNG WIRE ROPE
Thimble
Wire clips
13
14. 1) Penggunaan wire clip yang benar akan menghasilkan sambungan dengan kekuatan 80%
kekuatan tarik rope
2) Bersama-sama dengan rope harus digunakan thimble dengan ukuran yang sesuai
3) Turn back length tergantung pada ukuran rope dan besar beban yang bekerja
4) Penempatan wire clip harus sedemikian rupa sehingga bagian saddle menekan bagian panjang
dari rope sedangkan bagian U-bolt menekan bagian pendek rope.
5) Jumlah wire clips yang digunakan tergantung pada ukuran dari rope
6) Setelah wire clip pertama terpasang dan dikencangkan, baru wire clip kedua dan seterusnya
dipasang dengan posisi sama dengan wire clip pertama, tetapi wire clip tersebut jangan
langsung dikencangkan
7) Pengencangan mur dari wire clip kedua dan seterusnya dilakukan satu persatu sambil menarik
ujung pendek dari rope sehingga dapat dihindarkan terjadinya tekukan diaantara wire clip
PEMASANGAN WIRE CLIP UNTUK MENGIKAT UJUNG
WIRE ROPE (API RP 9B) :
Wire clips
Turn back length
Thimble U-bolt
Bagian Saddle
14
18. PEMASANGAN SCREW ANCHOR
(a) Tegak lurus tanah (b) Searah dengan guyline
Pemasangan screw anchor secara tegak dapat mengakibatkan kerusakan pada anchor dan
mengurangi kapasitasnya akibat kerusakan tanah disekitarnya. Toleransi sudut antara guyline
dan anchor yang diijinkan oleh pabrik pembuat adalah 100
18
19. KERUSAKAN PADA ANCHOR AKIBAT PEMASANGAN
TEGAK LURUS
Pada pemasangan screw anchor yang tegak lurus terhadap tanah, tarikan dari guyline
akan menyebabkan badan anchor melengkung, selain itu permukaan tanah disekitar
anchor juga akan rusak terpotong badan anchor, sehingga mengurangi kapasitas tarik
dari anchor tersebut.
19
20. PEMERIKSAAN PADA SUBSTRUCTURE
1. Periksa kondisi Kaki-kaki substructure terhadap indikasi terjadinya
deformasi plastis
2. Periksa semua sambungan las terhadap adanya crack dan
kerusakan lainnya
3. Periksa terhadap korosi
4. Periksa kondisi Rotary table beams terhadap deformasi plastis atau
crack
5. Periksa kondisi Setback beams terhadap deformasi plastis atau
crack
6. Periksa kondisi Floor beams terhadap deformasi plastis atau crack
7. Periksa kondisi pin dan lubang pin terhadap crack dan keausan
8. Periksa adanya bagian-bagian yang hilang atau tidak terpasang
seperti pin, retaining clips dll
9. Check integritas tangga-tangga, toe board dan pagarnya
10. Periksa kondisi lantai kerja, pagar dan toe board
11. Periksa kondisi lantai kayu tempat meletakkan setback pipe
12. Periksa kondisi V-door dan kondisi penyambungannya pada lantai
substructure
13. Pada lantai kerja tidak boleh ada lubang yang dapat menyebabkan
jatuhnya orang atau peralatan
14. Pastikan bahwa name platenya masih terpasang sehingga informasi
mengenai rating substructure dapat terbaca oleh user
20
21. PERAWATAN PADA SUBSTRUCTURE
1. Jangan melakukan perbaikan pada struktur subsructure tanpa melakukan konsultasi kepada pabrik
pembuat
2. Kalau pabrik pembuat sudah tidak ada lagi, gunakan jasa structural engineer pihak ketiga yang
berpengalaman untuk melakukan perbaikan
3. Pengelasan harus mengikuti rekomendasi WPS dari pabrik pembuat atau structural engineer pihak
ketiga
4. Juru las (welder) harus memiliki kualifikasi yang diperlukan dan sertifikat juru las
5. Bagian-bagian dari substructure yang catnya terkelupas harus dicat ulang
6. Bagian-bagian yang terserang korosi tapi masih dalam batas-batas yang diijinkan harus segera
dibersihkan dan dicat ulang
7. Pin yang aus atau bengkok harus diganti dengan yang baru
8. Lubang pin yang aus atau berbentuk oval harus di ganti atau diperbaiki
9. Semua bagian-bagian penerangan yang dipasang diatas lantai kerja harus disambungkan ke safety
line
10. Lampu-lampu penerangan harus bersifat explosion proof dan menggunakan pelindung benturan
11.Lantai kerja , V-door dan tangga-tangga yang rusak harus diperbaiki
21
23. BAGIAN-BAGIAN UTAMA YANG MEMERLUKAN PEMERIKSAAN
Driller
Console
Cathead
Aux. Brake
Bagian-bagian Utama dari DRAWWORK yang sangat memerlukan perawatan antara lain
adalah:
1.Bagian-bagian penggulung rope seperti Cathead dan Drum
2.Rangkaian transmisi daya
3.Sistim Pengereman
4.Sistim Pendingin
5.Driller Console
23
24. PEMERIKSAAN TERHADAP DRUM:
Pemeriksaan harus dilakukan secara berkala
pada saat Drawwork sedang tidak digunakan.
Pemeriksaan terutama difokuskan pada :
1.Kerusakan, keausan pada groove dari Drum
2.Penipisan pada brake rim
3.Kerusakan, keausan dan misalignment pada
Fastline Anchor
4.Kondisi Bearing
5.Pemasangan Crown Block Saver
6.Pelumasan pada wire rope yang tergulung
pada drum
PEMERIKSAAN TERHADAP CATHEAD:
1.Kerusakan, keausan pada cathead drum
2.Pelumasan
3.Kondisi Bearing
24
25. PEMERIKSAAN TERHADAP DRUM:
Pemeriksaan terhadap drum harus dilakukan secara berkala dengan mengikuti
rekomendasi dari pabrik pembuat.
1.Ganti brake linings yang sudah aus dengan yang baru
2.Lepas brake drum, amati apakah tidak terjadi twist atau terjadi distorsi pada
lengkungan brake band tersebut
3.Perbaiki segera Kerusakan, keausan dan misalignment pada Fastline Anchor
4.Ganti bearing yang rusak / aus dengan yang baru
5.Lakukan test terhadap pemasangan crown block saver
6. Berikan pelumas pada drum dan wire ropenya
PEMERIKSAAN TERHADAP CATHEAD:
1.Apabila keausan mencapai ¼”, ganti atau perbaiki drum
2.Pastikan pelumasan telah mengikuti rekomendasi pabrik, gunakan manual
perawatan dari pabrik pembuat
3.Ganti bearing yang rusak / aus
25
26. PEMERIKSAAN BRAKE RIM
PEMERIKSAAN
1. Ketebalan brake rim harus diukur secara
berkala dan dicatat dalam buku catatan
perawatan drawwork
2. Pengukuran dilakukan pada seluruh brake rim
untuk menentukan penipisan maksimal
3. Periksa juga kemungkinan terjadinya retak pada
brake rim
4. Kalau perlu lakukan pemeriksaan menggunakan
DPI untuk mencari retak
5. Periksa kemungkinan terjadinya kerak yang
dapat menghambat pendinginan pada brake rim
PERAWATAN:
1. Bandingkan ketebalan minimum brake rim
dengan nilai yang diijinkan oleh pabrik pembuat
2. Ketidak rataan brake rim dapat di perbaiki
dengan melakukan pembubutan asalkan
ketebalannya masih lebih besar daripada
toleransi yang diijinkan
3. Bersihkan bagian dalam dari brake rim dari
endapan kerak
4. Kalau perlu pada air pendingin harus diberikan
larutan yang dapat menyesuaikan pH nya
26
27. PEMERIKSAAN TERHADAP RANGKAIAN
TRANSMISI DAYA:
Pemeriksaan harus dilakukan secara berkala
pada saat Drawwork sedang tidak digunakan.
Pemeriksaan terutama difokuskan pada :
1.Kerusakan, keausan dan misalignment dari
Sprocket dan Rantai
2.Kerusakan, keausan dan misalignment dari
Bearing dan poros-poros
3.Keausan dari clutch
4.Kerusakan dari kopling-kopling penyambung
5.Jenis minyak pelumas yang digunakan dan
level dari minyak pelumas serta kondisi minyak
pelumas itu sendiri
6.Kondisi pelindung pada bagian-bagian yang
berputar
27
29. RANTAI DAN SPROCKET
ROLLER CHAIN OFFSET LINKS CONNECTING LINK
(ANAK RANTAI
PENYAMBUNG)
Catatan: Jenis Offset Links sebaiknya tidak digunakan karena memiliki kelemahan-kelemahan
29
30. SPROCKET DAN RANTAI
Rantai terlalu longgar
Normal
Rantai yang dipasang diantara dua buah sprocket tidak boleh terlalu kencang atau longgar. Pemasangan
yang terallu kencang akan mengakibatkan umur rantai yang pendek karena tegangan yang terlalu tinggi,
sedangkan kalau terlalu longgar dapat mengakibatkan putusnya rantai secara tiba-tiba akibat tertekuk atau
terdapat bahaya rantai dapat terlepas dari sprocket
30
32. BEBERAPA JENIS SISTIM PELUMASAN PADA SPROCKET DAN RANTAI
DRIP
BATH DISC
OIL STREAM
32
33. CLUTCH UNTUK MENYAMBUNG DAN
MELEPAS DAYA
DRUM TYPE
DISC TYPE
Rumah kopling dihubungkan dengan sprocket dan selalu berputar, sedangkan poros dihubungkan dengan
hub. Jika daya ingin diteruskan keporos maka clutch akan didorong oleh bladder yang menggembung
karena tekanan udara sehingga clutch akan menekan rumah kopling dan hub dan meneruskan daya
melalui gesekan ke poros.
Hub
Hub
Clutches
Clutch
Rumah kopling
Rumah kopling
Sprocket
Sprocket
Bladder
Bladder
33
34. CLUTCH LINING
1. Setelah beberapa lama beroperasi, linings
menjadi semakin tipis sehingga harus
diganti dengan yang baru. Perhatikan
rekomendasi dari pabrik pembuat mengenai
ketebalan minimum dari linings
2. Pastikan bahwa permukaan gesek dalam
keadaan kering
3. Pastikan bahwa Quick Release Valve dapat
bekerja dengan baik sehingga proses
pelepasan dapat berlangsung dengan cepat
34
35. SISTIM PENGEREMAN
Brake band
Brake lining
Equalizer bar
Brake link
Brake lever
PEMERIKSAAN TERHADAP REM :
Sama seperti pada Transmisi Daya, pemeriksaan juga
harus dilakukan secara berkala pada saat Drawwork
sedang tidak digunakan. Pemeriksaan terutama
difokuskan pada :
1. Keausan dari Brake Linings
2. Kondisi Brake Bands
3. Kondisi misalignment Equalizer Bar dan indikasi
kerusakan pada pin holes
4. Kondisi Brake Links
5. Kondisi Brake Lever, Ratchet dan kemumngkinan
kerusakan / keausan pada pin holes
6. Kondisi Pin-pin dan baut-baut
35
36. PENYETELAN REM TANGAN
BRAKE BLOCK
SUDUT TERLALU
BESAR
SUDUT TERLALU
KECIL
POSISI PADA SAAT PENGEREMAN
Supaya dapat bekerja secara optimal, peralatan rem tangan harus disetel dengan benar
mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat. Penyetelan yang tidak benar dapat mengakibatkan
kegagalan pada pengereman
36
37. PEMERIKSAAN SISTIM REM:
1. Periksa dan ukur sisa ketebalan dari brake linings
2. Periksa kondisi brake band, pastikan tidak ada indikasi perbaikan
pada brake band tersebut
3. Periksa keausan brake rim, bandingkan dengan toleransi dari pabrik
pembuat
4. Periksa brake adjustment dan posisi equalizer bar
5. Periksa kondisi equalizer bar terutama terhadap indikasi crack antara
lain pada center pin holenya
6. Periksa equalizer bar pin dan pad hole nya
7. Periksa kondisi brake linkage dan brake lever
8. Periksa pipa penyalur dan manifold air pendingin terhadap
kemungkinan tertekuk atau bocor
9. Periksa tangki air pendingin, level air dan pompa sentrifugalnya
10. Apabila diletakkan dekat mud tank, pastikan electro motor pompa
sentrifugal air pendingin bersifat explosion proof
37
38. PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN TERHADAP BRAKE BANDS
Brake band memegang peranan yang besar terhadap
kerusakan dan keausan yang terjadi baik pada brake
linings maupun pada brake rim serta mempengaruhi
kualitas pengereman.
Yang harus diperhatikan adalah cara menyimpan, dan
mentransportasikan brake band apalagi kalau brake
liningnya sudah terpasang. Brake band yang terpuntir
dan bengkok dapat mengakibatkan keausan yang tidak
merata pada brake liningnya. Brake band yang
lengkungannya berubah dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja pada saat dipasang atau dilepaskan
karena dapat “melentur” secara tiba-tiba.
Sebelum memasang brake band pastikan bahwa pada
brake band tidak terdapat cacat berupa crack, terpuntir,
atau terdistorsi sehingga lengkungannya berubah dari
lengkungan awal.
Selain itu perlu diingat agar tidak melakukan perbaikan
menggunakan panas (mis: las) pada brake band
karena brake band sepeti pada pegas, telah mengalami
proses heat treatment dari pabrik. Pemanasan padanya
dapat menghilangkan pengaruh dari heat treatment
tersebut
38
39. AUXILIARY BRAKE
Auxiliary Brake berungsi untuk membantu kerja Main Brake dengan cara menambah
hambatan pada beban yang sedang diturunkan. Ada dua jenis Aux. Brake yaitu Hydro
Brake dan Magnetic Brake dimana yang pertama menggunakan air sedangkan yang
kedua menggunakan medan maknit sebagai media untuk menghambat lajunya
penurunan beban yang sedang diturunkan oleh Drawwork.
39
40. PEMERIKSAAN SISTIM PENDINGIN
1. Periksa kondisi tangki air pendingin dan
level air didalamnya
2. Periksa kondisi umum pompa sentrifugal
dan elmotnya, pastikan bahwa dapat
bekerja normal dan bersifat explosion proof
(karena letaknya umumnya dekat dengan
substructure)
3. Periksa kondisi tangki, pelampung serta
level air untuk Hydro Brake yang biasanya
diletakkan dekat drawwork
4. Amati pipa-pipa dan selang-selang aliran
air dari pompa sentrifugal ke drawwork dan
keluar dari drawwork apakah ada indikasi
kerusakan, bocor atau tertekuk sehingga
menghambat aliran air
5. Periksa kondisi stuffing box pada drawwork
apakah ada indikasi kebocoran
6. Periksa kondisi indikator tekanan air dan
temperatur air pada driller console
Pada beberapa model drawwork, air pendingin digunakan juga sebagai sumber air untuk
Hydro Brake. Air pendingin ditampung pada tangki air disebelah substructure kemudian oleh
pompa sentrifugal di alirkan ke drawwork untuk mendinginkan brake rim dan sekaligus
digunakan sebagai sumber air untuk Hydro Brake.
Pemeriksaan terhadap rangkaian air pendingin antara lain adalah:
40
41. PERAWATAN SISTIM PENDINGIN
1. Tambahkan air pendingin pada tangki air
pendingin secara berkala karena kecenderungan
air akan berkurang akibat penguapan
2. Periksa pH air, kalau PH air terlalu “keras”, harus
dilunakkan untuk menghindar-kan terjadinya
endapan kerak pada brake rim dengan cara
menambahkan bahan additive tertentu
3. Ganti selang-selang air yang telah kaku atau
rusak dengan selang baru yang masih bersifat
elastis
4. Ganti atau perbaiki pipa-pipa (tubing) air
pendingin yang rusak
5. Pompa yang bearingnya rusak harus diganti
segera
6. Elmot yang rusak harus diganti degna elmot lain
yang memiliki daya dan karakteristik yang sama
serta bersifat explosion proof
7. Segera ganti stuffing box yang rusak pada
Drawwork dengan yang baru
8. Ganti indikator-indikator tekanan dan temperatur
yang rusak dengan indikator yang memiliki
rentang pengukuran yang sama
9. Kalau hasil pemeriksaan mendapatkan bahwa
terdapat endapan kerak pada bagian dalam dari
brake rim sehingga dapat mengganggu proses
pendinginan maka buang lapisan endapan
tersebut. 41
42. PEMERIKSAAN DRILLER CONSOLE:
1. Periksa apakah indikator-indikator
tekanan angin, temperatur air dan
tekanan oli dalam keadaan baik
2. Periksa kondisi katup-katup pengendali
drawwork dan auxiliary brake
3. Periksa apakah label tidak ada yang
hilang dan dapat dibaca dengan jelas
4. Periksa kondisi selang-selang / tubing
dan manifoldnya yang ada pada
console tersebut
5. Periksa kondisi katup emergency stop
42
43. CROWN BLOCK
Crown block berfungsi untuk meneruskan wre rope dari drawwork ke traveling block.
Peralatan ini memikul beban lebih besar daripada bebabn yang sedang diangkat oleh
Drawwork. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa peralatan ini dalam keadaan baik
sebelum memulai pekerjaan pemboran
Bagian-bagian utama dari Crown Block antara lain terdiri dari :
• Crown Block Beam
• Sheaves
• Poros-poros dan bearingnya
• Sistim pelumasan
43
44. PEMERIKSAAN TERHADAP CROWN BLOCK
1. Periksa semua sambungan las terhadap crack
2. Periksa Crown Block beam terhadap kemungkinan
deformasi plastis
3. Periksa kondisi sheave dan ukuran sheave harus sesuai
dengan wire rope yang digunakan
4. Periksa kondisi bearing pada sheave
5. Periksa kondisi poros
6. Periksa kondisi retainer plate dan pastikan tidak ada baut
yang hilang
7. Jika menggunakan crown block bumper periksa kondisi
crown block bumper dan ikatannya ke Crown Block
bumper
8. Periksa kondisi pelumasan dan nipple pelumas
44
45. PERAWATAN TERHADAP CROWN BLOCK
1. Jangan mengganti beam yang rusak dengan bahan yang tidak sama.
Hubungi pabrik pembuat mengenai bahan yang digunakan
2. Perbaikan yang melibatkan pekerjaan pengelasan harus dilakukan
menggunakan WPS yang sesuai dan welder yang bersertifikat. Kalau
ragu hubungi pabrik pembuat untuk mendapatkan rekoomendasi
perbaikan dan supervisi teknis
3. Pelumasan harus dilakukan secara berkala, menggunakan pelumas
sesuai rekomendasi pabrik pembuat
4. Sheave yang rusak harus diganti. Jangan memperbaiki sheave rusak
dengan cara pengelasan
5. Ganti bearing yang rusak dengan yang baru dari jenis yang sama
45
46. PEMERIKSAAN TERHADAP TRAVELING BLOCK
1. Periksa kondisi badan traveling block
terhadap indikasi retak terutama disekitar
lubang poros
2. Periksa kondisi poros terhadap
kemungkinan terjadinya retak (crack)
3. Periksa kondisi sheave dan pastikan
bahwa ukurannya sesuai untuk wire rope
yang digunakan
4. Periksa kondisi bearing pada sheave
5. Periksa kondisi pelumasan dan kondisi
nipple pelumas
6. Pastikan bahwa tidak ada indikasi telah
dilakukan perbaikan yang tidak semestinya
(unauthorized repair)
Sheave
Bearing
Nipple Pelumas
46
47. PERAWATAN TERHADAP TRAVELING BLOCK
1. Jangan melakukan perbaikan menggunakan pengelasan tanpa
informasi yang cukup mengenai bahan dan WPS serta tanpa welder
dengan kualifikasi yang sesuai
2. WPS yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat
3. Welder yang melakukan pengelasan harus memiliki kualifikasi yang
sesuai
4. Bearing yang rusak harus segara diganti baru
5. Pelumasan harus dilakukan secara berkala, menggunakan pelumas
sesuai rekomendasi pabrik pembuat
47
48. PEMERIKSAAN TERHADAP HOOK BLOCK
1. Periksa kondisi badan hook block
terhadap indikasi retak terutama
disekitar lubang pin dari hook bail
2. Periksa hook bail kemungkinan
terjadinya retak (crack)
3. Periksa kondisi spring dan damper
4. Periksa kondisi link ear dan pinnya
terhadap keausan dan crack
5. Periksa kondisi hook dan latch
terhadap kerusakan
6. Periksa kondisi bearing
7. Periksa kondisi pelumasan pada
bearing
8. Pastikan bahwa tidak ada indikasi
telah dilakukan perbaikan yang
tidak semestinya (unauthorized
repair)
48
49. PERAWATAN TERHADAP HOOK BLOCK
1. Jangan melakukan perbaikan menggunakan pengelasan tanpa informasi
yang cukup mengenai bahan dan WPS serta tanpa welder dengan
kualifikasi yang sesuai
2. WPS yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
3. Welder yang melakukan pengelasan harus memiliki kualifikasi yang
sesuai
4. Bearing-bearing yang rusak harus segara diganti baru
5. Bagian-bagian yang rusak atau aus berlebihan harus diperbaiki dibawah
supervisi pabrik pembuat
6. Pelumasan harus dilakukan secara berkala, menggunakan pelumas
sesuai rekomendasi pabrik pembuat
49
53. ROTARY TABLE
Rotary Table diletakkan pada
lantai kerja dan bertugas untuk
memutar drill pipe
TOP DRIVE
Top Drive digantung diatas lantai
kerja dan menggantikan tugas
Rotary Table untuk memutar Drill
String
53
54. ROTARY TABLE
BAGIAN-BAGIAN UTAMA YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN:
• PASANGAN SPROCKET DAN RANTAI
• BANTALAN-BANTALAN (BEARINGS) PADA PINION DAN MAIN GEAR
• ROTARY TABLE BORE
• PELUMASAN
54
55. PEMERIKSAAN TERHADAP ROTARY TABLE
1. Periksa body dari rotary table terhadap indikasi kerusakan atau
abnormalities
2. Periksa apakah ada indikasi kebocoran minyak pelumas
3. Periksa apakah terjadi kerusakan atau keausan yang berlebihan
pada rotary table bore?
4. Periksa apakah sprocket dan rantai dalam keadaan baik
5. Pastikan bahwa rantai penggerak tidak kendur / aus
6. Periksa apakah Minyak pelumas dalam keadaan cukup
7. Buka Rotary table dan periksa apakah pasangan gigi-gi pada crown
gear dan pinion gear masih dalam keadaan baik, tidak ada indikasi
keausan yang berlebihan atau kerusakan lainnya
8. Periksa apakah Main bearing dan alignment bearing masih dalam
keadaan baik
9. Periksa apakah bearing pada pinion shaft masih dalam keadaan baik
10. Periksa apakah oil seal pada pinion shaft masih dalam keadaan baik
55
56. PERAWATAN TERHADAP ROTARY TABLE
1. Pastikan bahwa minyak pelumas dalam keadaan cukup seperti yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat
2. Jangan gunakan rantai jenis Offset Link, gunakan jenis Roller Chain
3. Ganti minyak pelumas secara berkala seperti rekomendasi pabrik
pembuat (Kuras dan ganti minyak pelumas minimal setahun sekali)
4. Gunakan minyak pelumas yang tepat seperti Mild Extreme Pressure
Gear Oils, AGMA No. 5 EP atau sesuai rekomendasi pabrik
56
57. TOP DRIVE
BAGIAN-BAGIAN UTAMA :
• MOTOR-MOTOR PENGGERAK
• GEAR BOX
• BANTALAN-BANTALAN (BEARINGS)
•RODA-RODA GIGI
• PELUMASAN
• SELANG-SELANG HIDROLIK ATAU KABEL-KABEL
• DRILLING CONSOLE
• HYDRAULIC POWER PACK ATAU GENSET
• SEBAGAI POWER SOURCE
Hydraulic Power Pack
Driller Console
57
58. PEMERIKSAAN TERHADAP TOP DRIVE
1. Periksa body dari Top Drive terhadap indikasi kerusakan atau
abnormalities
2. Periksa apakah pelumasan pada Gear Box sudah memadai
3. Periksa apakah ada indikasi kebocoran minyak pelumas
4. Amati kondisi selang-selang hidrolik apakah ada indikasi kerusakan
atau aging
5. Amati sambungan-sambungan pada selang-selang hidrolik ke
manifoldnya apakah ada indikasi improper alignment
6. Jalankan Top drive tanpa beban, amati apakah terjadi kebocoran
hydraulic oil
7. Dengarkan suara-suara yang ditimbulkan apakah terasa terlalu bising
yang mengindikasikan kerusakan pada bearing atau roda gigi
58
59. PEMERIKSAAN TERHADAP UNIT HIDRAULIC POWER PACK
1. Periksa kondisi umum terhadap indikasi kerusakan atau abnormalities
2. Periksa kondisi umum dari mesin penggerak pompa hidrolik
3. Periksa apakah level oli pelumas sudah memadai
4. Periksa apakah ada indikasi kebocoran minyak pelumas
5. Amati kondisi selang-selang hidrolik apakah ada indikasi kerusakan
atau aging
6. Amati sambungan-sambungan pada selang-selang hidrolik ke
manifoldnya apakah ada indikasi improper alignment
7. Amati kondisi dari indikator-indikator tekanan, temperatur dan lampu-
lampu peringatan serta switches dari kerusakan
8. Jalankan power pack tanpa beban, amati apakah terjadi kebocoran
hydraulic oil atau overheated
9. Dengarkan suara-suara yang ditimbulkan apakah terasa terlalu bising
yang mengindikasikan kerusakan pada pompa-pompa hidroliknya
59
60. PEMERIKSAAN TERHADAP DRILLER CONSOLE
1. Periksa kondisi umum terhadap indikasi kerusakan atau abnormalities
2. Periksa apakah label-label pada tiap indikator dan tuas-tuas pengendali tidak ada yang hilang dan
dalam keadaan mudah terbaca
3. Periksa apakah ada indikasi kebocoran minyak hidrolik pada selang-selang / tubing maupun pada
manifold
4. Amati kondisi selang-selang hidrolik apakah ada indikasi kerusakan atau aging
5. Amati sambungan-sambungan pada selang-selang / tubing hidrolik ke manifoldnya apakah ada
indikasi improper alignment
6. Amati kondisi dari indikator-indikator yang ada, katup-katup pengendali dan lampu-lampu peringatan
serta switches dari kerusakan
7. Jalankan Top Drive tanpa beban, pastikan bahwa katup-katup pengendali dapat bekerja semestinya
60
68. CARA MEMINDAHKAN DRILL PIPE
1. Jika menggunakan truck/trailer pada saat transportasi letakkan DP menggunakan
spacer dari potongan kayu sehingga tidak saling bersentuhan. Letakkan pin pada satu
sisi dan box pada sisi lainnya.
2. Ikat DP menggunakan rantai sehingga tidak akan tercerai berai pada saat transport
3. Setelah berjalan beberapa saat periksa lagi apakah ikatan tersebut diatas menjadi
kendur.
4. Jangan menggunakan kait pada keua ujung ulir untuk memindahkan DP. Angkat DP
tersebut menggunakan rantai pada bagian tengahnya
68
69. PEMERIKSAAN PADA DRILL PIPE
1. Periksa kondisi badan DP secara umum dari
indikasi kerusakan, deformasi dan korosi
2. Bersihkan ulir dari kotoran-kotoran lalu periksa
kondisi ulir pada kedua ujung DP.
3. Bersihkan shoulder lalu periksa kondisi shoulder
dari indikasi kerusakan yang mungkin ditimbulkan
pada saat pemasangan / pelepasan DP
4. Shoulder Test Ring dapat digunakan untuk
menguji kondisi daripada shoulder
5. Pemeriksaan yang lebih teliti dapat dilakukan
dengan menggunakan Magnetic Particle
Inspection (MPI) terhadap DP dan ulirnya
69
70. PENYIMPANAN DP
1. Apabila DP sedang tidak digunakan, bersihkan ulir dan bagian dalam DP kemudian lapisi
dengan minyak atau bahan anti karat kemudian pasang thread protector pada kedua
ujungnya dan simpan di tempat yang kering
2. Simpan DP yang tidak digunakan diatas permukaan tanah, atau lantai untuk mencegah
kelembaban
3. Apabila DP diletakkan bertumpuk, gunakan potongan kayu antar lapisan supaya tool
jointnya tidak saling bersinggungan. Gunakan paling paling sedikit 3 titik tumpuan dan
diletakkan sedemikian rupa supaya tidak terjadi bending pada DP
4. Jangan menggunakan pelindung ulir dari karet karena dapat menyebabkan korosi
70
71. PERAWATAN PADA DP
1. Gunakan thread compound pada ulir untuk memudahkan penyambungan drill pipe
2. Untuk mencegah kerusakan pada ulir, usahakan supaya setback area tempat dimana drill
pipe berdiri dalam keadaan bersih
3. Jangan menggunakan benda tajam untuk mengungkit drill pipe pada saat mengatur drill pipe
diatas setback area, Gunakan peralatan yang memang khusus didisain untuk maksud
tersebut
4. Sedikit kerusakan pada ulir dan shoulder masih boleh dipebaiki. Pastikan bahwa perbaikan
pada shoulder dibatasi maksimum 1/16”
71
72. KEAUSAN PADA ROTARY TABLE BORE DAN BUSHING
Rotary slip, bushing dan rotary table akan mengalami akumulasi kerusakan/ keausan akibat
beban operasi sehingga pada suatu saat dapat mengakibatkan kerudaka pada DP
Rotary table bore dan bushing yang telah mengalami keausan jika digunakan dapat
mengakibatkan kerusakan pada DP karena mengakibatkan “bottle necking” akibat tekanan
rotary slip
72
73. Penggunaan slip yang tidak sesuai dengan ukuran DP dapat
mengakibatkan kerusakan baik pada DP dan pada slip itu sendiri.
• Slip dengan ukuran yang terlalu kecil mengakibatkan konsentrasi
tekanan pada DP yang dapat merusak DP sekaligus mengakibatkan crack
pada slip (Gambar a)
•Slip yang terlalu besar tidak dapat menahan DP sehingga DP dapat
merosot kebawah serta mengakibatkan crack pada slip (Gambar b)
(a) Ukuran slip yang terlalu kecil (a) Ukuran slip yang terlalu besar
73
74. Jangan menggunakan slip untuk
menghentikan gerakan turun dari DP
karena dapat :
• Mengakibatkan deformasi (bottle neck)
dan goresan pada DP akibat jepitan yang
terlalu kuat
• Menghasilkan beban yang sangat besar
pada slip, bushing dan rotary table
Jangan menggunakan slip pada tool joint
karena dapat mengakibatkan kerusakan
pada DP, slip dan bushing
74
75. Jangan memperbaiki /
menajamkan kembali
gripping element yang telah
tumpul karena dapat
mengakibatkan kerusakan
pada DP dan slip akibat
tekanan yang tidak merata
75
76. PEMERIKSAAN TERHADAP KONDISI SLIP
Cara praktis untuk memeriksa kondisi cengkeraman slip pada DP adalah dengan melakukan
test sederhana seperti berikut:
1. Sediakan DP yang memiliki permukaan masih baik, bersih, bebas dari deformasi plastis
dan goresan, rotary slip, bushing dan rotary table yang akan diuji
2. Sediakan dua lembar kertas yang agak tebal dan kuat (dapat digunakan kertas bekas
kantong lumpur / mud sack)
3.Bungkus DP pada area yang akan di jepit oleh slip dengan dua lapis kertas tersebut.
Gunakan adhesive tape pada kedua ujung kertas supaya kertas tersebut tidak jatuh
4.Pasang Slip bagian DP yang dibungkus kertas kemudian turunkan secara pelahan kedalam
bushing yang ada pada rotary table
5.Setelah slip menjepit DP sehingga DP tergantung pada rotary table (sebaiknya digunakan
beban sebesar 100.000 lbs) , angkat kembali DP dan lepaskan slip secara pelahan
6.Kemudian buka adhesive tape yang menahan kertas pada DP dan amati lapisan dalam dari
kertas tersebut (lapisan luar biasanya agak rusak/ sobek sehingga sulit diamati)
7.Amati pola yang dihasilkan tekanan slip pada kertas. Apabila tidak merata mengindikasikan
ketidak sempurnaan cengkeraman slip
76
77. ELEVATOR dan SLIPS
Pemeriksaan visual terhadap elevator :
1) Periksa keausan dari bagian shoulder. Keausan ini
terjadi karena kontak terus menerus yang terjadi
antara bagian tersebut dengan drill pipe atau
casing.
2) Periksa apakah terjadi crack pada hinge atau aus
yang berlebihan sehingga hinge menjadi longgar.
3) Periksa kondisi latch
4) Periksa kerusakan pada body dari elevator.
Pemeriksaan visual terhadap slips :
1) Periksa kondisi grips. Menggunakan slip dengan
gigi yang sudah tumpul dapat mengaibatkan
jatuhnya drill pipe ke dalam lubang sumur
2) Periksa ketirusan badan slips. Ketirusan nominal
adalah 4 in/Ft
3) Periksa indikasi deformasi pada badan slip akibat
tekanan dari grip element. Hal ini dapat
menyebabkan grip tidak dapat lagi mencengkeram
drill pipe dengan optimal
77
78. TONGS
Pemeriksaan visual terhadap Tong :
1) Periksa body tongs terhadap indikasi kerusakan atau
crack
2) Periksa kondisi jaws terhadap kerusakan atau crack
3) Periksa kondisi dari hinge
4) Periksa apakah latch masih berfungsi dengan baik
Count
er
weight
Gunakan wire rope sling sebagai sebagai back up safety
line.
Jangan menggunakan kaki mast sebagai support untuk
tong
Kerusakan pada tongs dapat mengakibatkan kecelakaan
pada operator.
78
81. MOTOR BAKAR
Turbocharger
Udara masuk
Gas buang
Pada instalasi pemboran motor bakar sering digunakan, antara
lain sebagai penggerak drawwork, mud pump, generator, carrier
dll
81
82. Air supply system
• Air filter
• Turbocharger
Power Transmission System
• Pistons & rings
• Cylinder liners
• Connecting rods
• Crankshaft
• Bearings
• Clutch assy.
Lubrication system
• Oil pump
• Oil cooler
• Oil filter
Electrical equipment
• Starter
• Alternator
• Wiring
Timing system
• Camshafts
• Rocker arms
• Push rods
• Springs
• Valves & Seats
Fuel supply system
• Fuel pump
• Fuel filter
• Fuel injectors
• Pre-heater
• Fuel lines
Cooling system
• Water pump
• Radiator
• Fan blades &
belt
• Hoses
• Gaskets & seals
82
83. Spark Arrestor
Pembakaran yang tidak sempurna dan endapan arang pada mesin akan menghasilkan bunga api
yang disemburkan oleh pipa pembuangan. Bunga api ini kalau bertemu dengan udara yang
mengandung gas atau uap bahan bakar dapat mengakibatkan kebakaran.
Oleh karena itu sebagai pencegahan, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menggunakan spark arrestor untuk mencegah keluarnya bunga api dari pipa exhaust
Meletakkan mesin pada jarak yang aman dari sumur ( min. 100 feet tanpa spark arrestor)
Air
Pipa
exhaust
primer
Pipa
exhaust
sekunder
83
84. KILL ENGINE / EMERGENCY STOP
Dari Filter udara
Ke turbocharger
Menutup supply bahan bakar kemesin
Menutup supply udara ke mesin
SHUT DOWN VALVE
Dalam keadaan darurat dimana mesin harus dihentikan secara
tiba-tiba, ada dua cara untuk melakukan hal tersebut yaitu :
84
88. PEMERIKSAAN MESIN
1. Periksa kondisi mesin secara umum terhadap
indikasi kerusakan, kebocoran, korosi bagian-bagian
yang hilang dan kotoran yang berlebihan
2. Periksa kondisi dudukan mesin terhadap kerusakan
atau ada bagian-bagian yang hilang. Dudukan mesin
harus bersifat vibration free dan posisi mesin harus
sedatar mungkin
3. Periksa kondisi sistim pendingin meliputi level air,
radiator, kipas, belt dan selang-selang air
4. Periksa sistim pemasukan udara meliputi saluran
udara ke mesin dan kondisi filter udara
5. Pastikan bahwa katup emergency shut down
menutup jalan udara kemesin, bukan aliran bahan
bakar
6. Periksa sistim pemasukan bahan bakar kemesin
meliputi Tangki bahan bakar, pipa-pipa penyalur dan
konektornya, saringan bahan bakar, pompa bahan
bakar dan injektor
7. Periksa sistim pelumas meliputi level oli dalam
mesin, kondisi oli, saringan oli dan oil cooler (kalau
ada)
8. Periksa apakah pelindung bagian-bagian yang
berputar dan panas telah terpasang dengan benar
88
89. 1. Hidupkan mesin dan setelah mesin mencapai
temperatur kerja amati warna asap yang keluar.
Ketebalan dan warna asap dapat mengindikasikan
kondisi pembakaran di ruang bakar
2. Amati apakah temperatur kerja menjadi terlalu
tinggi yang mengindikasikan adanya gangguan
pada sistim pendingin atau pembakaran di ruang
bakar
3. Tekanan oli yang berfluktuasi mengindikasikan
gangguan pada sistim pelumasan
4. Amati apakah terjadi suara yang terlalu bising atau
getaran yang tidak normal yang dapat
mengindikasikan kerusakan atau perlunya
pengaturan pada valve
5. Catat dan laporkan temuan-temuan untuk ditindak
lanjuti
89
90. PEMERIKSAAN TRANSMISI
1. Periksa kondisi transmisi secara umum
terhadap indikasi kebocoran oli pelumas atau
adanya bagian-bagian yang hilang atau tidak
terpasang dengan benar
2. Periksa level oli pelumas
3. Periksa kondsi pelindung terhadap bagian-
bagian yang berputar
4. Periksa kondisi dudukan transmisi apakah
telah terpasang dengan benar
5. Periksa alignment poros transmisi dengan
poros mesin. Kesalahan alignment dapat
mengakibatkan kerusakan pada bearing dan
bagian-bagian lain.
6. Hidupkan mesin kemudian dengarkan apakah
ada suara-suara atau getaran yang tidak
normal pada transmisi
90
91. PEMERIKSAAN TORQUE CONVERTER
1. Periksa kondisi luar terhadap indikasi
kebocoran oli, kerusakan-kerusakan atau
adanya bagian-bagian yang hilang
2. Periksa level oli dan kondisi oil coolernya
3. Periksa apakah indikator-indikator yang ada
masih dalam keadaan baik
4. Periksa kondisi dudukan terhadap
kerusakan atau kelainan lainnya
5. Hidupkan mesin dan amati apakah terdapat
suara-suara atau getaran yang berlebihan
yang mengindikasikan adanya kerusakan
91
92. (a) Kedua poros tidak inline (b) Permukaan salah satu atau kedua
(c) Sumbu kedua poros membentuk sudut
(d) Pusat kedua poros tidak berim
KEMUNGKINAN TERJADINYA MISALIGNMENT
92
103. PEMERIKSAAN PADA DC GENERATOR
Pemeriksaan terhadap generator dilakukan sebelum melaksanakan
pemboran dan dilakukan secara berkala pada saat pemboran
sedang berlangsung
RUMAH GENERATOR
1.Periksa kondisi rumah generator terhadap kerusakan dan korosi
yang berlebihan
2.Pastikan bahwa rumah generator dapat melindungi generator dari
air hujan dan debu
3.Periksa kondisi earthingnya
MESIN PENGGERAK
1.Periksa Kondisi umum mesin, dudukan dan pondasi
2.Periksa kondisi panel mesin, indikator temperatur, tekanan oli,
rpm, pencatat machine hour, emergency button dan lainnya
3.Periksa level oli pada mesin dan indikasi kebocoran oli
4.Periksa level air pendingin, kondisi radiator, kipas, belt dan selang-
selang air
5.Periksa kondisi saringan udara dan oli
6.Periksa saluran pembuangan gas dan saluran pemasukan udara
terhadap kebocoran, korosi serta pelindung panas
7.Periksa kondisi tubing aliran bahan bakar
GENERATOR DC
1.Periksa kondisi panel listrik: Voltage, Ampere meter, dll
2.Periksa kondisi blower dan aliran udara untuk pendinginan
generator
3.Periksa kondisi dudukan generator dan grounding
4.Periksa kondisi kabel-kabel dan junction box
5.Periksa kondisi komutator dan Brushes nya
6.Kalau dirasa perlu bongkar Generator, periksa kondisi bearingnya
dan kebersihan rotor
103
107. PEMERIKSAAN PADA AC GENERATOR
Pemeriksaan terhadap generator dilakukan sebelum melaksanakan
pemboran dan dilakukan secara berkala pada saat pemboran
sedang berlangsung
RUMAH GENERATOR
1.Periksa kondisi rumah generator terhadap kerusakan dan korosi
yang berlebihan
2.Pastikan bahwa rumah generator dapat melindungi generator dari
air hujan dan debu
3.Periksa kondisi earthingnya
MESIN PENGGERAK
1.Periksa Kondisi umum mesin, dudukan dan pondasi
2.Periksa kondisi panel mesin, indikator temperatur, tekanan oli,
rpm, pencatat machine hour, emergency button dan lainnya
3.Periksa level oli pada mesin dan indikasi kebocoran oli
4.Periksa level air pendingin, kondisi radiator, kipas, belt dan selang-
selang air
5.Periksa kondisi saringan udara dan oli
6.Periksa saluran pembuangan gas dan saluran pemasukan udara
terhadap kebocoran, korosi serta pelindung panas
7.Periksa kondisi tubing aliran bahan bakar
GENERATOR AC
1.Periksa kondisi panel listrik: Voltage, Ampere meter, dll
2.Periksa kondisi blower dan aliran udara untuk pendinginan
generator
3.Periksa kondisi dudukan generator dan grounding
4.Periksa kondisi kabel-kabel dan junction box
5.Periksa kondisi slip ring dan Brushes nya
6.Kalau dirasa perlu bongkar Generator, periksa kondisi bearingnya
dan kebersihan pada rotor dan statornya
107
108. PERAWATAN PADA AC GENERATOR
1. Perbaiki temuan-temuan kerusakan pada pemeriksaan
2. Earthing harus dilakukan menggunakan kabel dan batang besi
yang ditanam kedalam tanah
MESIN PENGGERAK
1. Perbaiki atau ganti kerusakan-kerusakan yang ditemukan pada
saat pemeriksaan
2. Ganti oli pelumas secara berkala mengikuti rekomendasi pabrik
3. Air pendingin harus ditambah secara berkala karena biasanya
terjadi pengurangan akibat penguapan. Bagian-bagian
peralatan pendingin yang rusak (mis: radiator, kipas, belt dll)
harus segera diperbaiki atau diganti
4. Saringan udara dan oli harus diganti secara berkala mengikuti
rekomendasi pabrik
5. Mesin penggerak harus di overhaul setelah mencapai jam kerja
tertentu sesuai rekomendasi pabrik
GENERATOR
1. Lakukan perbaikan terhadap temuan-temuan pada
pemeriksaan
2. Slip ring yang rusak harus segera diperbaiki atau diganti baru,
ikuti rekomendasi pabrik
3. Brushes yang aus harus segera diganti dengan yang baru
4. Pelumasan bearing harus dilakukan secara berkala
108
110. Elmot banyak sekali digunakan sebagai alat penggerak peralatan
pemboran. Pemeriksaan dan perawatan terhadap elmot
memegang peranan yang sangat penting terhadap kelancaran
pekerjaan pemboran
110
111. (a) (b) (c)
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Interaksi antara arus listrik yang mengalir pada rotor dan medan
maknit pada stator dengan pertolongan dari komutator
menyebabkan rotor bergerak berputar
111
112. Asynchronous
Compound
Series Shunt
Synchronous
Stepper motor Brushless
DC Motors
• Starting Torque
rendah
• Kecepatan dapat
diatur dengan
mengatur arus
eksitasi
• Torsi awal besar
• Kecepatan tidak
dapat diatur
• Kalau beban 0,
maka putaran
akan menjadi
sangat tinggi
PEMBAGIAN ELMOT DC BERDASARKAN JENISNYA
112
114. PEMERIKSAAN ELMOT DC:
1. Periksa kondisi umum Elmot terhadap kerusakan dan
abnormalities
2. Periksa apakah kipas pendingin pada bagian belakang elmot
masih dapat berfungsi dengan normal, tidak ada kipayang patah
atau rusak dan kipas tertutup oleh pelindung
3. Periksa apakah terminal box dapat menutup dengan baik
sehingga kedap air dan udara (untuk type explosion proof)
4. Perksa kondisi cable gland dan kabelnya apakah ada indikasi
kerusakan pada isolatornya
5. Buka terminal box, perhatikan konektor kabel apakah ada
indikasi overheated
6. Periksa kondisi brushes dan commu-tatornya
7. Periksa dudukan elmot apakah cukup rigid
8. Hidupkan mesin dan amati apakah ada suara-suara asing yang
mengindikasikan kerusakan bearing atau kerusakan lainnya
114
115. AC Motors
Synchronous
Slip Ring
3 Phase
Squirrel Cage
Induction (asynchronous)
Brushless
Shaded Pole
Split Phase
Single Phase
• Low Torque
• <125 Watts
• Application: Fans, small appliances
• Starting Capacitor is needed
• For higher torque and Power
• Application: pumps etc
• Slip ring is needed
• More expensive than squirrel cage
• More maintenance
• Speed can be controlled
similar to slip ring induction
motor except uses DC
current for its rotor excitation
3 Phase
Single Phase
ELMOT AC
115
116. ELMOT AC JENIS INDUKSI
Jenis elmot ini paling banyak digunakan pada peralatan pemboran, baik
untuk menggerakkan pompa sentrifugal, agitator dll. Untuk digunakan
didarerah dekat substruktur dan tangki-tangki lumpur, diperlukan pompa
jenis explosion proof.
116
117. BEBERAPA CONTOH PENGGUNAAN ELMOT AC PADA
PERALATAN PEMBORAN
Agitator
Charging Pump
Penggerak pompa sentrifugal pada
desander, desilter, Hopper, Mud
cleaner dll 117
118. PEMERIKSAAN ELMOT AC:
1. Periksa kondisi umum Elmot terhadap kerusakan
dan abnormalities
2. Periksa apakah kipas pendingin pada bagian
belakang elmot masih dapat berfungsi dengan
normal, tidak ada kipayang patah atau rusak dan
kipas tertutup oleh pelindung
3. Periksa apakah terminal box dapat menutup
dengan baik sehingga kedap air dan udara
(untuk type explosion proof)
4. Perksa kondisi cable gland dan kabelnya apakah
ada indikasi kerusakan pada isolatornya
5. Buka terminal box, perhatikan konektor kabel
apakah ada indikasi overheated
6. Untuk Elmot 3 phase pastikan bahwa konfigurasi
Y atau Star yang digunakan telah sesuai dengan
kebutuhan
7. Periksa kondisi brushes dan slip ringnya
8. Periksa dudukan elmot apakah cukup rigid
9. Hidupkan mesin dan amati apakah ada suara-
suara asing yang mengindikasikan kerusakan
bearing atau kerusakan lainnya
118
121. TRANSFORMATOR TEGANGAN 1 PHASE
Transformator berfungsi untuk
menghasilkan tegangan listrik pada
kumparan sekundernya yang
besarnya berbanding lurus terhadap
tegangan primernya.
Transformer tegangan terdiri dari dua
kumparan yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder yang dililitkan
pada inti yang terbuat dari bahan
ferromaknetis.
121
123. TRANSFORMATOR DAYA
Pada transformator berdaya kecil, panas yang
dihasilkan juga kecil sehingga tidak ada masalah
dengan panas yang dihasilkannya
Pada transformator berdaya menengah, panas yang
dihasilkan cukup besar hingga dapat membuat
transformator tersebut menjadi panas. Transformator
dengan daya menengah tersebut biasa didinginkan
dengan udara melalui sirip-sirip pendinginnya
Pada transformator berdaya besar, maka panas yang
dihasilkannya apabila tidak dibuang dapat merusak
isolator akibat suhu yang terlalu tinggi. Oleh karena
itu diperlukan pembuangan panas yang biasanya
dilakukan dengan cara mencelup transformator
tersebut kedalam mineral oil dimana kemudian
mineral oil tersebut disirkulasikan untuk dapat
didinginkan
123
124. TRANSFORMATOR ARUS
Transformator arus menghasilkan
arus pada kumparan sekundernya
yang besarnya sebanding dengan
arus pada kumparan primernya
Contoh aplikasi transformator arus
untuk mengukur besar arus pada
kabel listrik
124
125. PEMERIKSAAN TRANSFORMATOR
1. Beberapa pemeriksaan terhadap transformator sebaiknya dilakukan
setelah arus listrik yang mengalir pada peralatan tersebut telah diputus
2. Periksa kondisi umum dari transformator apakah terdapat kotoran, debu
minyak atau air disekitar atau pada badan transformator tersebut
3. Periksa terminal terhadap indikasi overheated, korosi atau kerusakan
lainnya. Dapat digunakan kamera infra merah untuk memberikan
gambaran tentang distribusi panas yang terjadi
4. Periksa kondisi badan transformator terhadap indikasi overheated atau
kerusakan. Dapat digunakan kamera infra merah untuk memberikan
gambaran tentang distribusi panas yang terjadi
5. Pada transformator yang menggunakan cairan sebagai media pendingin
periksa apakah ada kebocoran atau gangguan pada sistim pendinginnya
125
127. 127
Periksa kabel-kabel listrik dan terminalnya
Periksa kondisi isolator pembungkus kabel
Periksa adanya indikasi overheating pada kabel-kabe
Periksa adanya indikasi sambungan kabel yang longg
Pastikan tidak ada bagian kabel yang telanjang
Pastikan bahwa kabel grounding terpasang dengan b
Pastikan bahwa sambungan kabel terlindungi dari hu
Periksa apakah SCR bay dalam keadaan bersih
Periksa kondisi indicator-indicator (voltmeter, ammet
Periksa kondisi circuit board, module dll
PEMERIKSAAN KONDISI PERALATAN LISTRIK
SECARA VISUAL
129. BEBERAPA INSTRUMEN YANG UMUM DIGUNAKAN
PADA PERALATAN PEMBORAN
1. SPM METER
2. PENGUKUR TEKANAN
3. PUTARAN ROTARY TABLE
4. TORSI ROTARY TABLE
5. TORSI TONG
6. WEIGHT INDICATOR
Jumlah instrumentasi yang digunakan pada peralatan pemboran sangat beragam.
Pada sesi ini pembahasan dibatasi pada beberapa instrumen yang umum digunakan
yaitu
129
130. PENGUKURAN STROKE PER MENIT (SPM) DARI MUD PUMP
Pengukuran dilakukan dengan menghitung banyaknya langkah (stroke) dari mud pump
permenit.
Untuk maksud tersebut ada beberapa metoda yang digunakan, diantaranya:
CARA TIDAK LANGSUNG (INDIRECT)
1. Menghitung putaran pinion permenit
2. Menghitung putaran piston rod oiler
3. Menghitung putaran piston rod oiler melalui V belt
CARA LANGSUNG (DIRECT)
1. Menghitung langkah langsung melalui gerakan piston rod
130
131. PENGUKURAN TEKANAN
Pengukur tekanan (pressure gauge) adalah peralatan yang sangat penting yang
menunjukkan besarnya tekanan kerja. Peralatan ini banyak digunakan untuk
mengukur tekanan kerja pada pompa lumpur, stand pipe, accumulator unit, peralatan
hidrolik, peralatan pneumati dll. Untuk menstabilkan jarum penunjuk dari hasil
pengukuran yang berfluktuasi, digunakan cairan yang berfungsi untuk meredam
gerakan jarum penunjuk
131
132. PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR (RPM) ROTARY TABLE
Untuk maksud tersebut ada beberapa metoda yang digunakan, diantaranya:
CARA TIDAK LANGSUNG (INDIRECT)
1. Menghitung putaran Rotary table melalui putaran poros penggerak Rotary Table
tersebut pada Drawwork
2. Menghitung putaran Rotary table melalui putaran rantai, V-belt atau poros yang
menghubungkan Rotary Table ke Drawwork
132
133. PENGUKURAN TORSI PADA ROTARY TABLE
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada rantai pemutar Rotary
Table.
Metoda ini memanfaatkan hubungan antara tegangan rantai/V-belt dengan torsi yang
berbanding lurus, sehingga pengukuran Torsi dapat dilakukan dengan mengukur
tegangan rantai / V-belt
133
134. PENGUKURAN TORSI PADA TONG
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur besarnya gaya yang bekerja pada tali
yang menarik tong tersebut. Gaya ini dikalikan dengan panjang lengan tong untuk
mendapatkan besarnya torsi yang bekerja pada DP
134
135. PEMERIKSAAN INSTRUMEN
Peralatan pengukuran biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu sensor, display unit dan
konektor antara keduanya yang dapat berupa kabel listrik atau selang / tubing untuk
mengalirkan cairan.
Pemeriksaan biasanya dilakukan secara visual terhadap:
1.Kondisi sensor dan cara pemasangan
2.Kesesuaian antara rating sensor dan besaran yang akan diukur
3.Selang / tubing atau kabel yang menghubungkan sensor dengan Display unit
4.Kondisi display unit terhadap kerusakan fisik
PERAWATAN
1. Bersihkan dan simpan peralatan yang tidak digunakan pada tempat yang bersih, kering
dan sejuk
2. Lakukan kalibrasi secara berkala terutama pada peralatan yang kritis yang berkaitan
langsung dengan keselamatan kerja
3. Jangan membongkar peralatan instrumen karena peralatan ini sangat sensitif sehingga
mudah rusak atau dapat memberikan hasil pengukuran yang salah
135
136. Compression load cell
Tension Load Cell
Deflection Load Cell
BEBERAPA JENIS WEIGHT INDICATOR
YANG SERING DIGUNAKAN
Frope
Frope
Frope
F
F
F F
F
F
136
137. PERAWATAN TERHADAP WEIGHT INDICATOR
Sensor gaya harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang
Kalibrasi dilakukan terhadap perangkat weight indicator secara utuh, yang terdiri dari sensor,
hose dan indicatornya secara sekaligus
Weight indicator yang mengukur gaya pada fast line, hasilnya harus dikoreksi untuk
menentukan besar gaya yang bekerja pada hook
Weight indicator type deflection, dirancang untuk bekerja pada rope dengan ukuran tertentu.
Oleh karena itu weight indicator untuk 1” wire rope tidak dapat digunakan untuk wire rope 3/4 “
Jangan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dari weight indicator tersebut karena
akan mempengaruhi akurasi dan lineritasnya
137
140. CONTOH RANGKAIAN PERALATAN SOLID REMOVAL
(UNTUK UNWEIGHTED MUD)
Cairan Lumpur dari sumur pemboran)
Cairan Lumpur yang telah
disaring menuju ke Mud
Pump
140
141. SHALE SHAKER
Shale shaker berfungsi untuk menyaring cairan lumpur yang keluar dari sumur dalam bentuk pasir kasar dan
pecahan batuan
141
143. PEMERIKSAAN TERHADAP SHALE SHAKER
1. Amati kondisi umum shale shaker terhadap kemungkinan adanya
kerusakan atau korosi
2. Periksa kondisi Elektro motor dan cable junctionnya. Harus dari jenis
explosion proofed
3. Periksa kondisi pulley dan belt
4. Periksa kondisi vibration spring dari kerusakan dan pastikan bahwa
vibration spring tersebut tidak bergeser dari posisi / lokasi yang
seharusnya
5. Periksa kondisi screen terhadap indikasi kerusakan
6. Periksan tegangan pada screen (screen tension)
7. Periksa kondisi umum dari sand trap
8. Bagian-bagian yang bergerak/ berputar harus dipasang pelindung
9. Jalankan motor penggerak, jika suara peralatan ini terlalu bising
mengindikasikan adanya kerusakan / keausan yang berlebihan baik pada
bearing maupun alignmentnya
143
144. DESANDER DAN DESILTER
Prinsip kerja desander dan desilter sama, perbedaannya dalah bahwa desilter dapat mengeluarkan partikel yang
lebih halus dibandingkan dengan desander
Desander dan desilter berfungsi untuk menyaring pasir dan silt dari cairan lumpur yang tidak tersaring oleh
Shale Shaker
144
145. CARA KERJA HYDROCLONE
Karena kecepatannya cairan lumpur yang masuk ke
hydroclone akan berputar di dalam hydroclone
sehingga partikel yang lebih berat seperti pasir oleh
gaya sentrifugal akan di tekan kearah dinding
hydroclone sehingga akan bergerak kearah bawah dan
keluar melalui sisi bawah hydroclone sedangkan
cairan yang mengandung partikel yang lebih kecil akan
bergerak keatas dan keluar pada sisi atas hydroclone.
Semburan pada sisi bawah hydroclone berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi dua yaitu yang disebut spray
discharge dan rope discharge. Rope discharge mengandung sedikit cairan sehingga relatif kering dan dapat
menyebabkan penyumbatan serta mengakibatkan keausan pda dinding hydroclone
145
146. PEMERIKSAAN TERHADAP DESANDER DAN DESILTER
1. Amati kondisi umum Desander terhadap kemungkinan adanya kerusakan
atau korosi
2. Periksa kondisi bagian dalam hydroclone terhadap kerusakan / keausan
yang berlebihan
3. Pompa sentrifugal untuk desander tidak boleh digunakan bersama untuk
desilter atau peralatan lainnya
4. Periksa kondisi Elektro motor penggerak pompa sentrifugal dan cable
junctionnya. Harus dari jenis explosion proofed
5. Periksa kondisi sand trap terhadap kerusakan atau korosi
6. Jalankan Desander dengan cairan lumpur didalam tangki kemudian amati
apakah keluaran dari hydroclone bersifat spray atau rope. Untuk
mencegah terjadinya penyumbatan, keluaran harus bersifat spray
7. Amati tekanan pipa masuk pada pressure gage apakah sesuai dengan
tekanan yang direkomendasi oleh pabrik pembuat
146
147. PERAWATAN TERHADAP DESANDER DAN DESILTER
1. Ganti hydroclone yang rusak dengan yang baru dengan ukuran dan
spesifikasi yang sama
2. Pompa sentrifugal untuk desander tidak boleh digunakan bersama untuk
desilter atau peralatan lainnya
3. Jika harus mengganti electro motor penggerak pompa sentrifugal, harus
mengguna-kan jenis explosion proof
4. Ganti kabel, seal dari junction box dan cable gland yang rusak
5. Perbaiki sand trap yang rusak
6. Cat kembali bagian-bagian yang catnya terkelupas untuk mencegah
korosi
7. Jika pipa keluar (discharge pipe) dari desander harus diganti pastikan
bahwa pipa tersebut tidak dipasang vertikal melainkan bersudut 45 derajat
dan ujung pipa berada diatas permukaan cairan lumpur yang ada didalam
tangki
8. Pasang pressure gauge pada pipa masuk (inlet pipe) dekat hydroclone
147
148. AGITATOR
Gearbox
E-Motor
Agitator berfungsi untuk mengaduk cairan lumpur, Untuk mengurangi getaran yang terjadi pada
poros sebaiknya pada ujung dari poros dipasang bearing.
Catatan: El. Motor yang digunakan harus bersifat explosion proof
148
149. PEMERIKSAAN TERHADAP AGITATOR
PERAWATAN TERHADAP AGITATOR
• Pastikan bahwa pelumasan dalam keadaan memadai
• Indikasi kebocoran minyak pelumas
• Kondisi Bearing
• Kondisi Emot dan Gearbox mount
• Kondisi Poros pemutar Kipas dan Kipasnya serta Bottom Bearing
• Gunakan jenis minyak pelumas dan ganti secara berkala sesuai rekomendasi
Pabrik pembuat
• Ganti Oil Seal yang rusak
• Ganti Bearing yang rusak dengan yang baru
• Elmot yang rusak harus diganti dengan yang baru yang bersifat explosion poof
• Apabila rusak, Poros pemutar Kipas dan Kipasnya serta Bottom Bearing harus
segera dipebaiki atau diganti baru
149
151. PEMERIKSAAN TERHADAP TANGKI LUMPUR
• Periksa dinding-dinding tangki terhadap kerusakan dan indikasi
penipisan yang berlebihan akibat korosi
• Periksa kondisi semua butterfly valves yang terdapat pada tangi
• Periksa kondisi lantai kerja terhadap kemungkinan bahaya yang
dapat menyebabkan manusia jatuh kedalam tangki
• Periksa integritas dari Walk Ways, Pagar-pagar pengaman,
Tangga-tangga dan Toe Boards
• Kondisi skid dan lifting pad / lifting bar
151
154. PEMERIKSAAN TERHADAP PIPA-PIPA TEKANAN TINGGI
1. Pipa-pipa tekanan tinggi dan stand pipe harus diperiksa secara berkala
terhadap penipisan dinding pipa dan kerusakan lainnya menggunakan
peralatan NDT
2. Periksa rating dan kondisi dari vibration hose dan apakah kedua ujung dari
vibration hose tersebut disambungkan ke safety lines
3. Periksa rating dan kondisi rotary hose dan apakah kedua ujung dari rotary
hose tersebut disambungkan ke safety lines
4. Apabila digunakan sambungan ulir pada pipa bertekanan tinggi, pastikan
bahwa rating dari pasangan ulir tersebut memadai dan menggunakan
pasangannya
5. Apabila terdapat kerusakan / aus pada ulir, segera ganti dengan pasanngan
ulir baru
154
158. Pemeriksaan terhadap Mud Pump antara lain dilakukan terhadap:
1.Power End Section yang antara lain terdiri dari:
• Sprocket dan Rantai
• Bearing-bearing dan Cross Head
• Roda-gigi utama dan roda gigi pinion
• Sistim Pelumasan
2.Fluid End Section, yang terdiri dari:
• Piston Assy, Liner dan Suction/Discharge Valves
• Dampener
• Charging Pump
• Sistim pelumasan untuk piston
158
159. LINGKUP PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN PADA MUD PUMP ANTARA LAIN
TERHADAP:
I.POWER END PARTS
1)Bearings
2)Sprocket & Rantai
3)Poros engkol dan poros pinion
4)Roda gigi utama dan roda gigi pinion
II.FLUID END PARTS
1)Liners
2)Pistons & seals
3)Suction & Discharge valves
4)Cross Head
5)Extension Rods & Stuffing boxes
III. PERALATAN LAINNYA
1)Dampener
2)Charging Pump
3)Relieve Valve
4)Strainer
5)Vibration Hose
159
160. Penyebab kerusakan antara lain disebabkan oleh:
I. POWER END PARTS
1) Pelumasan
2) Kualitas pelumas
3) Misalignment
II. FLUID END PARTS
1) Kadar pasir dalam cairan lumpur
2) Pelumasan piston
3) Kavitasi
4) Sifat cairan lumpur
5) Umur
160
161. PEMERIKSAAN TERHADAP POWER END
1.Periksa level oli pelumas dan pastikan oli
pelumas yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi pabrik
2.Periksa kondisi minyak pelumas terhadap
indikasi adanya kontaminasi dengan air
3.Periksa sistim pelumas terhadap pasangan
roda gigi utama dan pinion
4.Periksa apakah sistim pelumas terhadap
rantai bekerja dengan baik
5.Periksa kondisi bearing dari Crankshaft,
Connecting Rod dan Cross Head
6.Periksa kondisi Roda Gigi Pinion dan Roda
Gigi Utama
7.Periksa kondisi Cross Head dan Bantalannya
8.Periksa kondisi Stuffing Boxes yang
memisahkan Power Section dan Fluid End
Section
9.Periksa kondisi Water Trap
161
163. SPROCKET DAN RANTAI
Rantai terlalu longgar
Normal
Rantai yang dipasang diantara dua buah sprocket tidak boleh terlalu kencang atau longgar. Pemasangan
yang terallu kencang akan mengakibatkan umur rantai yang pendek karena tegangan yang terlalu tinggi,
sedangkan kalau terlalu longgar dapat mengakibatkan putusnya rantai secara tiba-tiba akibat tertekuk atau
terdapat bahaya rantai dapat terlepas dari sprocket
163
164. BEBERAPA JENIS SISTIM PELUMASAN PADA SPROCKET DAN RANTAI
DRIP
BATH DISC
OIL STREAM
164
167. KEAUSAN PADA PISTON ROD
Kerusakan akibat korosi Kerusakan akibat tekanan packing pada rod yang terlalu tinggi
Untuk mengurangi keausan pada piston rod, dapat digunakan pelumas:
1) Air
2) Minyak pelumas (dengan viskositas setara SAE 5)
3) Soluble Oil
167
169. PEMERIKSAAN TERHADAP FLUID END
1.Periksa kondisi piston rods, extension rods, piston
seals dan piston flange terhadap indikasi korosi
atau kerusakan yang berlebihan
2.Periksa kondisi liner terhadap goresan-goresan
3.Ukur clearance antara piston flange dan liner,
pastikan tidak melebihi rekomendasi pabrik
4.Periksa kondisi piston seals terhadap kerusakan
5.Periksa kondisi valve seats dan valve seals
terhadap kerusakan
6.Pastikan bahwa sistim pelumasan piston berfungsi
dengan baik, amati kondisi pompa sirkulasi,
selang-selang, arah penyemprotan, tangki
penampung cairan pelumas dll
169
170. DAMPENER
Dampener berfungsi untuk mengurangi fluktuasi tekanan
pada discharge pipe.
PEMERIKSAAN :
1. Periksa apakah pemasangan dampener telah
dilakukan dengan benar, semua baut flens telah
terpasang dan dikencangkan
2. Pastikan bahwa pada dampener terdapat pressure
gauge untuk memantau tekanan. Gunakan pressure
gauge dengan rentang tekanan sesuai dengan
pressure rating dari dampener
3. Periksa apakah pada saat belum digunakan tekanan
pada dampener telah memenuhi rekomendasi dari
pabrik pembuatnya. IADC merekomendasikan
tekanan awal (precharge pressure) sebesar 1200 psi
4. Apabila diperlukan buka dampener dengan
membuang tekanan awalnya terlebih dahulu,
kemudian periksa kondisi bladder. Ikuti rekomendasi
pabrik pada manual perawatan untuk hal tersebut
5. Cat ulang dampener dengan cat berwarna merah
untuk menghindari serangan korosi
170
171. RELIEVE VALVE DAN RETURN PIPE
PEMERIKSAAN :
1. Periksa kondisi pemasangan relieve valve pada return pipe. Pastikan bahwa pemasangan
telah dilakukan dengan benar dan sambungan ulir telah dikencangkan
2. Return pipe yang menuju ke tangki lumpur harus dipasang menurun dengan sudut + 10o
untuk menghindari kemungkinan tersumbatnya pipa tersebut oleh endapan lumpur
3. Pastikan bahwa ujung return pipe tidak berada tepat diatas suction pipe karena dapat
mengakibatkan kavitasi
4. Periksa kondisi return pipe, cat ulang jika diperlukan untuk menghindari terjadinya korosi
5. Atur agar relieve valve bekerja pada tekanan 10% diatas tekanan kerja. Pengaturan yang
terlalu rendah dapat mengakibatkan seringnya relieve valve tersebut terbuka. Lakukan
pengujian dan catat tanggal pengujian tersebut pada catatan pemeriksaan
6. Rangkaian relieve valve dan return pipe tidak boleh dipasang pada suction block yang
berisi strainer karena dapat mengakibatkan kesalahan pembacaan tekananan oleh relieve
valve
171
172. SUCTION PIPE
PEMERIKSAAN:
1. Pipa hisap berukuran sekurang-kurangnya 6 inci
2. Periksa kondisi pipa hisap apakah terdapat korosi yang
berlebihan dan apakah ketebalannya masih cukup
3. Periksa apakah semua baut pada flens telah terpasang
dan dikencangkan dengan benar
4. Periksa kondisi flange seal terhadap kerusakan dan
kebocoran
5. Jika terdapat butterfly valve pastikan bahwa katup
tersebut dalam keadaan baik
6. Amati apakah pipa hisap tersebut tidak dipasang
mendatar melainkan menurun kearah Charging Pump
172
173. CHARGING PUMP
PEMERIKSAAN :
1. Pastikan bahwa pompa bersifat explosion proof, kondisi cable gland dan kabel dalam
keadaan baik
2. Periksa kondisi kopling antara Elmot dengan pompa sentrifugal. Pastikan bahwa
bagian ini tertutup oleh pelindung
3. Periksa dudukan motor dan pompa, pastikan bahwa dudukan tersebut stabil dan kuat
dan tidak ada baut dudukan yang hilang atau kendur
4. Periksa indikasi kebocoran pada stuffing box pompa. Kalau terdapat kebocoran ganti
dengan yang baru dan berikan pelumasan yang memadai
5. Elmot yang rusak harus diganti dengan elmot lain dengan karakteristik dan daya yang
sama
173
174. STRAINER
Strainer dipasang pada pipa hisap untuk
mencegah agar benda-benda padat tidak terhisap
masuk kedalam pompa
PEMERIKSAAN :
1. Pastikan bahwa pada saluran hisap terdapat
Strainer dengan ukuran yang sesuai
2. Bersihkan ruangan dan strainer secara berkala
dari kotoran / endapan lumpur
3. Ganti strainer yang telah rusak akibat korosi yang
berlebihan
4. Pastikan bahwa lubang-lubang pada strainer tidak
tersumbat oleh kotoran-kotoran sehingga dapat
mengurangi unjuk kerja pompa lumpur
174
175. VIBRATION HOSE
Vibration Hose berfungsi untuk mengisolir getaran yang timbul
antara pompa dan discharge pipe serta memudahkan
pemasangan pada saat instalasi
PEMERIKSAAN :
1. Pastikan bahwa Vibration Hose memiliki ukuran dan
Pressure rating yang sesuai
2. Pastikan bahwa sambungan telah dkencangkan dengan
benar
3. Pastikan bahwa kedua Connector End disambungkan
ke safety line
4. Periksa apakah hose bersentuhan dengan bagian-
bagian dari peralatan lain yang tajam dan bisa melukai
badan hose.
5. Amati kondisi hose terutama daerah sambungan antara
hose dengan connector terhadap indikasi kerusakan.
Jika terdapat kerusakan, ganti vibration hose tsb dengan
yang baru yang memiliki ukuran dan pressure rating
yang sama.
175
177. ROTARY SWIVEL
Beberapa fungsi utama dari swivel unit adalah untuk menyambungkan bagian yang berputar
seperti drill pipes dan bagian yang tidak berputar yaitu rotary hose serta harus cukup kuat
sebagai tempat menggantungnya drill pipe
177
178. JADWAL PEMERIKSAAN MENURUT IADC:
1.PEMERIKSAAN HARIAN, Dilakukan tiap hari dalam keadaan peralatan sedang
beroperasi
2.PEMERIKSAAN BULANAN, dilakukan pada saat peralatan sedang tidak
beroperasi. Swivel harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat, pelumas
(gemuk dan oli) dikeluarkan dan cat pada bagian-bagian kritis dibuang
3.PEMERIKSAAN TRIWULAN, sama dengan pemeriksaan bulanan, perbedaannya
adalah hasilnya di catat dalam buku catatan perawatan
Catatan:
Secara umum pemeriksaan minimal harus dilakukan sebelum melakukan pemboran
pada lapisan formasi yang lebih dalam atau setelah membor kurang lebih 50.000
feet pada sumur-sumur dangkal
178
179. LOKASI BEBERAPA BAGIAN PENTING DARI SWIVEL YANG MEMERLUKAN
PEMERIKSAAN
(1) Keausan
(2) Retak
(3) Aus dan retak
(4) Catatan: Ikuti rekomendasi Pabrik
179
180. METODA PEMERIKSAAN
Selain Pemeriksaan Visual diperlukan pemeriksaan yang lebih teliti
yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan NDT dengan
menggunakan peralatan ultrasonik, MPI dengan persetujuan pemilik
peralatan dan user.
Jika tidak mungkin melakukan hal tersebut diatas, pemeriksaan dapat
dilakukan dengan menggunakan DPI, terutama pada stem tool joint
box, pin, pin swivel sub dan sambungan-sambungan ulir
180
181. PERBAIKAN PADA SWIVEL
Perbaikan pada swivel pada umumnya dilakukan oleh pabrik pembuat swivel
tersebut karena perbaikan yang tidak sesuai dapat menurunkan rating
daripada swivel tersebut.
Catatan:
• Jika perbaikan tidak dapat dilakukan oleh pabrik pembuat, maka perbaikan
sebaiknya dilakukan berdasarkan metoda dan prosedur yang disetujui oleh
pabrik pembuat
• Jika terdapat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, maka bagian yang
rusak tersebut harus segera diganti dengan yang baru
• Field Welding harus dihindari sebab tanpa pengetahuan yang cukup
mengenai kriteria design , bahan dan proses pengelasan maka hal tersebut
dapat mengurangi kekuatan
181
182. Ulir sesuai dengan API Std 5B
Sambungan ke Kelly sesuai dengan
API Spec 7
Rotary Swivel dialiri oleh cairan bertekanan
tinggi.Penggunaan pasangan ulir dengan
pressure rating yang tidak sesuai maupun
kondisi ulir yang telah rusak dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal
182
185. GATE VALVE
• BERFUNGSI UNTUK MENUTUP
DAN MEMBUKA ALIRAN CAIRAN
LUMPUR.
• PADA TEKANAN KERJA YANG
TINGGI DIGUNAKAN SAMBUNGAN
FLENS DENGAN BAUT
SEDANGKAN UNTUK TEKANAN
YANG LEBIH RENDAH BOLEH
DIGUNAKAN SAMBUNGAN ULIR
185
186. • BERFUNGSI UNTUK MENGENDALIKAN
TEKANAN CAIRAN LUMPUR DENGAN CARA
MENGHAMBAT ALIRAN CAIRAN YANG
MELALUINYA
• PADA TEKANAN KERJA YANG TINGGI
DIGUNAKAN SAMBUNGAN FLENS DENGAN
BAUT SEDANGKAN UNTUK TEKANAN YANG
LEBIH RENDAH DIGUNAKAN SAMBUNGAN
ULIR
MANUAL CHOKE VALVES
186
187. REMOTE CONTROLLED CHOKE VALVES
• FUNGSINYA SAMA DENGAN MANUAL
CHOKE VALVE, HAYA DAPAT
DIGERAKKAN DARI JAUH
• SEBAGAI PENGGERAK CHOKE VALVE
ADA YANG MENGGUNAKAN TEKANAN
ANGIN, HIDROLIK DAN LISTRIK
Mengguna
kan
tekanan
hidrolik 187
189. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan terhadap kondisi fisik dari Choke Manifold antara lain
pada:
1. Sisa ketebalan dinding pipa-pipa
2. Indikasi adanya cacat pada pipa-pipa dan flensnya seperti retak atau deformasi plastis
3. Baut-baut pengikat flens dan packing diantara flens
4. Kondisi ulir baik pada pipa maupun pada gate valve / choke manifold
5. Kondisi Pressure gauge dan validitas kalibrasinya
Dan performance test:
1. Putar hand wheel pada gate valve dan choke valve untu merasakan apakah terlalu
longgar atau terlalu kencang
2. Lakukan hydro Test untuk memastikan bahwa rangkaian cukup kuat dan tidak terjadi
kebocoran
3. Bila terdapat Remote Controlled Choke Valve, gerakkan Choke Valve tersebut untuk
menguji apakah dapat digerakkan secara halus tanpa sentakan
189
190. 1. Pastikan bahwa permukaan pipa-pipa, Flens, High Pressure Valves dan Choke Valves
dilindungi oleh lapisan cat terhadap kemungkinan korosi. Konsultasikan mengenai warna
cat yang digunakan, biasanya merah yang mengindikasikan rangkaian pipa bertekanan
tinggi
2. Pipa-pipa tekanan tinggi yang rusak akibat crack, deformasi lastis maupun ketebalannya
berkurang > 10% harus segera diganti dengan yang baru, yang memiliki dimensi dan rating
tekanan yang sama
3. Jangan melakukan perbaikan dengan cara pengelasan pada pipa-pipa bertekanan tinggi
4. High pressure valves yang rusak harus segera diganti baik dengan cara mengganti spare
partnya atau menggantinya dengan keseluruhan. Gunakan spare part dari OEM
5. Manual atau Remote Controlled Choke Valve yang rusak juga harus segera diganti baik
dengan cara mengganti spare partnya atau menggantinya dengan keseluruhan. Gunakan
spare part dari OEM
6. Bagian Ulir yang rudsak harus segera diganti, Penggantian harus dilakukan juga terhadap
pasangan ulirnya. Gunakan pasangan ulir dengan ukuran dan pressure rating yang sama
PEMERIKSAAN
190
192. BOP ANNULAR
Sealing device dari annular BOP yang sering disebut juga “packing element” berbentuk donut yang terbuat dari
bahan elastomeric yang diperkuat oleh rangka baja. Packing ini dapat dibuat mengkerut sehingga menutup
lubang annular dengan memberikan tekanan untuk menggerakkan piston yang berada dibawahnya. Karena
packing ini dalam operasinya bersentuhan langsung dengan cairan pengeboran maka packing tersebut harus
dirancang khusus sehingga tidak mudah rusak.
192
193. PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP ANNULAR BOP
Periksa Body
Periksa lubang ulir dan sealing
area
Periksa lubang ulir dan sealing area
Periksa Rubber
Periksa Piston and
Seals
Periksa Cylinder
Liner
Periksa Bolts
Periksa bore condition
193
194. RAM B.O.P
Berdasarkan fungsinya dapat
dibagi menjadi tiga:
a. PIPE RAM: untuk menyekat ruang
antara lubang dengan drill pipe
b. SHEAR RAM: untuk memotong pipa
yang berada dalam BOP kemudian
menutup lubang
c. BLIND RAM: untuk menutup lubang
tanpa ada drill pipe didalamnya
Sama seperti pada BOP jenis Annular, BOP jenis ini juga digerakkan menggunakan cairan
bertekanan
194
195. PEMERIKSAAN SECARA VISUALTERHADAP BOP RAMS
1) Periksa badan BOP apakah ada indikasi kerusakan
2) Periksa bore apakah terdapat goresan atau kerusakan
lainnya
3) Periksa kondisi permukaan seat
4) Buka pintu BOP ram, periksa apakah seal dan door
sealing area masih dalam keadaan baik
5) Periksa keausan dan kerusakan pada skid dan side
pads
6) Periksa indikasi kerusakan pada inside ram cavity
7) Periksa apakah locking device masih berfungsi dengan
baik
8) Periksa apakah tidak ada kerusakan atau crack pada
ram shaft
9) Periksa apakah ram shaft telah terhubung dengan
benar dengan ram block
10) Periksa hinge bracket, hinge maifold dan hinge pin
11) Periksa kondisi cylinder head dan piston
12) Tutup kembali pintu BOP dan pastikan bahwa semua
baut-baut telah terpasang pada tempatnya dan
dikencangkan dengan benar
Catatan :
Jika diperlukan dapat dilakukan hydraulic pressure test
dan function test untuk menguji kekedapan BOP terhadap
tekanan kerja dan kemampuannya untuk menutup atau
memotong pipa.
195
196. PEMERIKSAAN RAM BLOCK SECARA VISUAL
Block
Holder
Rubber
1) Periksa kondisi rubber apakah sudah tidak elastis lagi atau terdapat kerusakan-kerusakan
2) Periksa kondisi block dan holder apakah keausan dan kerusakan yang terjadi masih dapat ditolerir
3) Periksa apakah blade dari shear ram dalam keadaan masih baik, tidak ada indikasi rusak
4) Periksa apakah hubungan antara holder dan ram shaft tidak mengalami kerusakan
5) Pastikan bahwa rubber, block dan holder telah terpasang degan benar
Blade
196
201. 1) Volume dari botol-botol akumulator harus cukup besar ( minimum 1,5 kali volume yang diperlukan untuk
menutup rangkaian BOP dan hydraulic choke valves) dan tekanan akhirnya masih lebih besar daripada
precharge pressure
2) Accumulator unit harus dapat menutup tiap BOP ram dan dalam waktu kurang dari 30 detik
3) Accumulator harus dapat menutup BOP annular dalam waktu kurang dari 30 detik sedangkan untuk ukuran
18-3/4” atau lebih, BOP annular harus dapat ditutup dalam waktu kurang dari 45 detik
4) Accumulator unit harus memiliki sedikitnya dua jenis pompa yang menggunakan dua power source yang
berlainan, misalnya pompa yang digerakkan oleh tenaga listrik dan pompa yang digerakkan oleh tekanan
udara
5) Pompa yang digerakkan oleh udara harus dapat bekerja walaupun tekanan udara yang tersedia mencapai 75
psig
6) Tanpa bantuan dari accumulator, sistim pompa yang terdapat pada pada accumulator unit tersebut harus
mampu menutup BOP annular dan membuka choke valves dalam waktu kurang dari satu menit
7) Pompa-pompa harus dapat mengisi botol-botol accumulator dari tekanan precharge ke tekanan kerja dalam
waktu kurang dari 15 menit
8) Pompa-pompa harus dilengkapi dengan pressure switch, sehingga dapat hidup jika tekanan turun 10% dari
tekanan kerja dan akan berhenti sendiri jika telah mencapai tekanan kerja dengan toleransi + 100 psi
9) Limit switch dari electric pump harus diset sesuai dengan tekanan kerja
10) Reflief valve harus diset 10% lebih tinggi dari tekanan kerja
11) Volume reservoir minimum harus dua kali volume cairan yang dibutuhkan, dan harus dilengkapi dengan air
vent
12) Rangkaian akkumulator unit harus dirancang sedemikian rupa sehingga jika salah satu botol akumulator atau
satu baris botol accumulator tidak berfungsi, kapasitas akumulator secara keseluruhan hanya akan berkurang
tidak lebih dari 25%
PEMERIKSAAN ACCUMULATOR UNIT (API 16D)
201