SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
TRAINING
PERANCAH
E
S
O U T L I N E
1. DEFINISI SCAFFOLDING/PERANCAH
2. PERSYARATAN
3. JENIS-JENIS SCAFFOLDING
4. MODEL-MODEL SCAFFOLDING
5. SPESIFIKASI MATERIAL PIPA
6. MODULAR SCAFFOLDING
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
8. FRAME SCAFFOLDING
9. MODEL TOWER SCAFFOLDING
10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
11. PERSYARATAN TERKAIT ALIRAN LISTRIK 23. STUDI KASUS
12. PERENCANAAN BEBAN
13. PERSIAPAN PEMASANGAN
18. PERAWATAN
14. PERALATAN INSPEKSI SCAFFOLDING
15. INSPEKSI SCAFFOLDING
16. PEMBONGKARAN SCAFFOLDING
17. PENYIMPANAN MATERIAL SCAFFOLDING
19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
21. HAL YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
22. APD/ PPE BERKERJA SCAFFOLDING
20. BAHAYA-BAHAYA PEMASANGAN
Bangunan pelataran (platform) yang dibuat untuk
sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga
kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan
dan pembongkaran.
Permenaker No.PER-01/MEN/1980
1. DEFINISI SCAFFOLDING/PERANCAH
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bidang Konstruksi Bangunan
Setiap tenaga kerja (Scaffolder) yang diserahi
tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, perawatan, pemeliharaan, dan
pembongkaran perancah harus memenuhi
syarat kompetensi K3 Perancah.
2. PERSYARATAN
Frame Scaffold Modular Scaffold
Bamboo Scaffold Tubular scaffold
3. JENIS-JENIS SCAFFOLDING
Mechanical
Scaffold
Tower Scaffold
Mobile Scaffolding
Independent scaffold
4. MODEL-MODEL SCAFFOLDING
5. SPESIFIKASI MATERIAL PIPA (Scaffold Tube)
o Black Steel 48.3 O.D. X 4.00
mm = 4.37 kg/m
o Galvanized steel 48.3 D.D. X
4.00 mm = 4.5 kg/m
6.1. BAGIAN-BAGIAN SCAFFOLDING #1
6. MODULAR SCAFFOLDING
6.1. BAGIAN-BAGIAN SCAFFOLDING #2
6. MODULAR SCAFFOLDING
o Tiang utama dari konstruksi scaffolding, tiang vertical harus
berdiri dengan dilandasi / diatas Base plates atau Jack
Base pada dasar yang tidak rata
o Panjang bervariasi dari 0,5m sampai 4,0m
o Pipa standar, dengan diameter luar 48,3mm, memiliki
Colar di setiap 0,5 m, kerah ditekan di bagian atas dan
dibor lubang di kedua ujungnya
6.1.1. STANDARD
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
o Bagian rangka yang dengan standart membentuk sudut 90
derajat.
o Ledger berfungsi sebagai pengikat antara tiang vertical dan
untuk membentuk lift pada perancah dan sebagai tumpuan
transom
o Standart dan ledger harus diikat dengan clamp mati (
right angle coupler )
o Ledger ukuran diameter 48,3 mm dan wedge-Ledger
pada kedua ujungnya.
6.1.2. LEDGER
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
o Bagian horizontal perancah yang mengikat standard dan
transom secara horizontal
o Transom terpasang diatas ledger gunanya untuk
penumpu platform / pelataran kerja
6.1.3. TRANSOM
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.4. BRACING
o Pipa silang yang harus disediakan pada setiap konstruksi
perancah, yang berfungsi sebagai penguat / membuat
kekakuan pada konstruksi perancah. Harus diikat dengan clamp
hidup ( Swivel Coupler )Transom terpasang diatas ledger
gunanya untuk penumpu platform / pelataran kerja
o Vertikal Brace terdiri dari sebuah pipa diameter 48,3mm dengan
koneksi pada kedua ujungnya .
o Vertical Brace berguna untuk menjaga siku dan kekuatan
struktur perancah
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
1. Top Rail
o Handrail dipasang diatas midrail dan harus diikat dengan clamp mati (Right
angle coupler), berfungsi sebagai palang pengaman agar orang tidak jatuh saat
berada di atas pelataran
o Tinggi Toprail antara 90–110 cm dari lantai kerja (AS std)
o Atau minimum 100 cm dari lantai kerja (BS std)
2. Midrail
o Terpasang pada guardrail post dibawah dari Handrail dan di atas toe board,
fungsinya adalah untuk menjaga agar orang tidak jatuh pada saat berada di
bawah handrail
o Midrail dipasang ditengah antara lantai kerja dan toprail atau 47-50 cm.
Penyambungan Guardrail mengunakan end to end coupler atau sleeve coupler
Dipasang/ diikat pada sisi dalam standard
6.1.5. GUARD
RAIL
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
working
working
o Bagian perancah yang persis di bawah platform, berfungsi untuk
memperkuat platform agar tidak patah
6.1.6. PUTLOG
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
vertical
o Bagian perancah yang berdiri
menggantung, bukan termasuk standard
6.1.7. PUNCHEON
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
o Bagian perancah yang berada persis berhimpitan di
atas working platform
O Ditempatkan di atas platform atau kerja di bawah
midrail pelataran
o Fungsinya adalah menahan kaki pekerja agar tidak
terperosok jatuh, menjaga agar peralatan atau
material yang berada diatas platform tidak jatuh
apabila tidak sengaja tertendang
o Minimum ketinggian toe board adalah 15 cm dari
lantai kerja
6.1.8. TOE
BOARD
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.9. PLATFORM/PLANK
Wood Plank
Metal Plank
o Umumnya Panjang 3,90 m, lebar 225mm, tebal min 32 mm (kayu
kelas I).
o Terdapat Bend diujung papan
o Solid Wood (jenis Kayu yang Kuat dan Lentur)
o Ketentuan SKB Menaker & PU No: 174/Men/1986 & 104/KPTS/1986
o Kayu yang digunakan harus berurat lurus, padat, kering, tidak melintir,
tidak membusuk, tidak ada lubang ulat dan kerusakan lain yang dapat
membahayakan
o Bagian perancah yang menjadi pijakan kaki pekerja untuk bekerja.
Platform dapat dibuat menggunakan lembaran papan kayu, deck dan
platform yang di fabrikasi
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Ditempatkan dibawah dari tiang vertical, di bawah
base plate atau jack base. Fungsinya adalah untuk
menahan agar tiang vertical tidak ambles pada
permukaan yang lembek, dan juga berfungsi untuk
menyalurkan beban pada tiang vertical, tersebar
merata kelandasan yang lebih luas
6.1.10. SOLE PLATE
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.11. BASE PLATE
Dipasang diatas timber sole dan dibawah sebagai alas tiangvertical. Fungsinya
adalah untuk menjaga kerusakan pada ujung tiang vertical dan menjaga agar
tiang vertical tidak bergeser dan di pakukan ke timber sole
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.12. JACK BASE
Digunakan untuk landasan tiang vertical apabila dasar dari perancah /
scaffolding tidak rata, adjustable base jack digunakan untuk meratakan
standart perancah pada ketinggian yang sama
Permissible load for base jack 60cm (in kN)
(in combination with horizontal load = 5% of vertical load)
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.13. BASE COLLAR
o Dasar kerah dengan roset tunggal ditempatkan di atas jack dasar
dan memungkinkan dasar mudah keluar dari perancah.
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
o Ties dipasang pada bangunan kokoh
o Peralatan anchor harus stabil dan kuat dipasang dengan
skrup pada standart luar maupun dalam dekat dengat ikatan
pada standart (kurang dari 30 cm)
6.1.14. ANCHORING
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.15. COUPLER #1
mengikat dua
Klam yang
batang pipa harus mampu
menopang beban dari pipa
horisontal sebesar 12,4 kN dan
selama pengujian klam tidak boleh
berputar melebihi 10º dari posisi
harisontal
Fixed Coupler
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Klam pengikat dua batang yang
membentuk sudut 45º harus mampu
menahan batang pipa tersebut agar
tidak tergelincir dan mampu
menopang beban seberat 14,9 kN
tanpa mengalami puntiran
Swivle Coupler
6.1.15. COUPLER #2
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Sleeve Coupler
BS 1139 / EN 74 :
Minumum Slip Load : 35 KN
FITTINGS
6.1.15. COUPLER #3
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Joint Pin / Inner
Joint
BS 1139 / EN 74 :
Minumum Slip Load : 35 KN
FITTINGS
6.1.15. COUPLER #4
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Put log
Coupler
6.1.15. COUPLER #5
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.15. COUPLER #6
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Pengujian putlog end dilakukan dengan cara
memasang penompang dengan yang berjarak 38
mm dari ujung putlog, sedangkan pada sisi lain dari
batang putlog diberi penopang yang berjarak 1,2 m
kemudian diberi beban
seberat 4.4 kN
6.1.15. COUPLER #7
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.16. FITTINGS
Toe board Clip
Plank Clamp
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.17. RODA
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.18. GIN WHEEL / KATROL
BS 1139 : Maximum
Load: 50 Kg (pada
Outrigger/ overhang
panjang max 75 cm
dan tinggi max. 25 m)
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
6.1.18.1. POSISI KATROL DI SCAFFOLDING
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
Ladder Beam Cross Beam
6.1.19. TUBES, COUPLES & ACCESSORIES
Single Ladder
Scaffold Door
Stair Clip
Ladder Clamp
6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
o Dipasang diatas base plate
o Vertikal
o Jarak sesuai Tabel Klasifikasi
o Disambung dengan End-to-End coupler
o Tidak ada sambungan pada :
 Lift yang sama membujur/melintang
 Lebih dari satu pada standard yang
sama
 Berjarak 300mm dari ledger
7.1. PEMASANGAN TUBE & COUPLER
Standard : Ledger :
o Disambungkan memanjang pada setiap
standard dengan right-angle coupler
o Posisi horisontal sepanjang scaffolding
o Jarak vertikal antara setiap ledger tidak boleh dari
2 meter.
o Penyambungan dengan sleeve coupler.
o Tidak ada sambungan pada :
 Bay yang sama pada setiap ledger
 Lebih dari satu pada ledger yang sama
 Berjarak 300mm dari standard
Transom :
o Digunakan untuk mengikat batang
vertikal (standard) pada arah melintang.
o Pipa tidak boleh ada sambungan.
o Posisi horisontal.
o Diikatkan pada batang vertikal dengan
right-angle coupler
o Dipasang sedekat mungkin dengantitik
sambungan ledger dan standard
Sole Board :
o Pada Permukaan Lunak, Sole Board harus punya
ketebalan yang cukup, yaitu 225 mm x 57 mm.Tanah
Dipadatkan untuk meminimalisir Rongga/ Celahdalam
Tanah
o Pada Permukaan Keras dan aspal, sole board yang
dipasang cukup dengan ketebalan 225 x 38mm
o Sole Board yang terletak dekat dengan Lubang/Galian,
harus mengambil jarak 2½ kali dari dalamnyaGalian
tersebut dihitung dari tepi lubang/galian.
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
Perpanjangan Standard dan Ledger
o Memperpanjang standard dan ledger dilakukan pada level yang
berbeda.
o Penyambungan dengan menggunakan sleeve coupler.
o Jarak penyambungan tidak boleh lebih dari 30 cm dari pertemuan antara
standard & ledger.
7.2. PEMASANGAN TUBE & COUPLER PADA
STANDARD DAN LEDGER
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
Longitudinal Bracing (Face Brace):
o Dipasang pada bagian luar standard arah memanjang.
o Dipasang dari arah dasar scaffold sampai ketinggian
scaffold.
o Dipasang melintang bidang memanjangbay.
o Bila dipasang pada standard dipakai swivel coupler(Klem
hidup), dan bila dipasang pada transom dipakai right- angle
coupler ( Klem mati)
Transverse Bracing (End to End Brace):
o Dipasang pada bagian ujung ke ujung scaffoldarah
melintang
o Dipasang dari arah dasar scaffold sampai ketinggian
scaffold.
o Pada posisi melintang setiap bay, secara diagonal.
o Bila dipasang pada standard dipakai swivel couplerdan
biladipasang pada ledger dipakai right-angle coupler ( Klem
mati )
7.3. PEMASANGAN TUBE & COUPLER PADA BRACING
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
7.4. PEMASANGANA DIAGONAL BRACING
Untuk menstabilkan luar bidang perancah, sejajar dan tegak
lurus untuk fasad yang ada menggunakan braces vertikal.
Braces vertikal ditempatkan di bay setidaknya setiap 5 lift dan
di setiap akhir bay tegak lurus fasad.
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
7.5. PARALEL BRACING
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
7.6. HEEL & TOE BRACING
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
Guard Rail (Hand Rail)
 Dipasang sejajar dengan lantai kerja/ ledger dan Transom
 Dipasang pada bagian dalam standard
 Tinggi Toprail antara 90–110 cm dari lantai kerja (AS std) Atau minimum
100 cm dari lantai kerja (BS std)
Midrail dipasang pada ketinggian 47-50 cm dari platform
Penyambungan Guardrail mengunakan end to end coupler atau sleeve
coupler
7.7. PEMASANGAN GUARD RAIL
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
Toe board
o Toeboard diletakkan di atas platform kerja dengan tinggi papan minimal 150 mm /
15 cm
o Gap / celah antara toeboard dan platform tidak boleh melebihi 10mm
o Harus dipasang dengan aman dan kuat pada lantaiatau tiang standard
o Tebal papan standard 2,0 –2,5 cm
Platform Akses
Lebar bebas dari platform akses yang diukur antar pagar/guardrail harus:
o Tidak kurang dari 675 mm untuk orang dan bahan.
o Tidak kurang dari 450 mm untuk orang dan peralatan tangan saja
7.8. PEMASANGAN TOE BOARD DAN PLATFORM
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
o Sudut kemiringan Tangga adalah 75 ◦ atau samadengan perbandingan 4 : 1
o Lebar tangga 40 –100 cm
o Jarak antar anak tangga 25 –30 cm
o Bagian atas tangga selalu harus terikat, dan harus dilebihkan dengan panjang 1
m dr bordes
o Jalur masuk dari tangga ke deck tidak bolehterhalang
o Bagian atas tangga harus selaluterikat
o Tangga dapat dilangsungkan maksimal ketinggian 3 lift, dengan catatan
setiap jarak 8 anak tangga diberi batang penguat (TIES) tangga.
o Untuk indipendent scaffold disarankan tangga dipasang diluarledger.
o Untuk Tower Scaffolding, setiap 2 –3 lift disediakan Stay acces/ ladger stage
o Handrail tangga harus terpasang dan disesuaikan dengan kondisi saat membawa
material.
o Bordes sebagai dudukan tangga dan anak tangga disyaratkan agar sejajar
dengan lantai kerja
7.9. PEMASANGAN TANGGA
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
o Apabila tinggi scaffolding melebihi 3 kali
dimensi dasar (bay) paling kecil maka
harus diberi pengikat.
o Setiap ties/angkor harus dipasang setiap
minimal 2 standard dan minimal 2
ledger, artinya setiap 2 bay 1 Ties dan 2
lift 1 ties
o Pengikat dihubungkan pada struktur
pendukung:
o Setiap ties harus kuat dihubungkan pada
struktur pendukung
o Ties dihubungkan minimum dengan dua
standard/ledger.
o Pipa penghubung tidak boleh disambung
(joint).
o Jarak setiap ties tidak lebih dari 4 meter.
7.10. ANCHOR / TIES
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
7.11. TOWER OUT RIGGER SCAFFOLD
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
Guardrail :
- British Standard : minimal 0.95m dan maksimal 1.15m,
- Australian Standard : minimal 0.90cm dan maksimal 1.10m.
Scaffold Bay : Jarak sebuah kolom dari standard ke standar maksimal 3.0m.
Scaffold Lift : Jarak tingkatan ke tingkatan berikutnya maksimal 2.0m.
Scaffold Joint : Jarak sambungan dari standard ke standard maksimal 30cm,
dan tidak boleh sejajar 4 joint dalam 1 bay.
Scaffold Tie : Sebuah Scaffold yang di ikat pada standard lift pertama,
setiap 3 bay dan 2 lift berikutnya.
Ladder Access : Rumus kemiringan tangga adalah 4 : 1 atau 750 .
7.12. SYARAT DAN KETENTUAN PEMASANGAN
7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
8. FRAME SCAFFOLDING
o Praktis dan serbaguna.
o Ekonomis.
o Memiliki kekuatan yang memadai
o Mudah digunakan
Type Scaffolding ini tiang/ Standard di las dengan Transom menjadi satu
rangka (frame), untuk menghubungkan satu frame dengan yang lain
digunakan batang menyilang (crossed diagonal bracing) yang dipasang
pada masing-masing tiang dengan mengunakan pasak pengunci dibagian
atas dan bawah tiang /standard
8.1. MACAM FRAME SCAFFOLDING
8. FRAME SCAFFOLDING
8.2. ACCESSORIES
8. FRAME SCAFFOLDING
8.3. DIMENSI FRAME
8. FRAME SCAFFOLDING
8.4. PERSYARATAN PEMASANGAN #1
Selalu Kaidah Landasan difokuskan karena merupakan faktor
utama dalam keamanan scaffolding.
8. FRAME SCAFFOLDING
o Rangka dipasang bersama dengan penguat menyilang Diagonal
(Cross breasing) yang dipasang secara tetap ditiap muka
perancah, Cross breasing ini memiliki ujung Pipih yang memiliki
Lubang untuk Cleats
o DILARANG mengunakan Cross Breasing yang bila Lubang
telah Rusak/ Sobek, Bengkok.
o DILARANG mengunakan Standar/Rangka Frame
BENGKOK, TIDAK MENYIKU, Pin Lock/ Cleats
yang
Telah
Patah/Rusak/Macet.
o Setiap Perpanjangan Rangka frame/ penyambungan keatas,
Arm Lock harus selalu terpasang
o Rangka diikat dengan Pipa Perancah ke Rangka Frame pada
susunan Frame Dasar dan juga dibawah Deck Kerja yang juga
berfungsi sebagai landasan Putlog bila mengunakan Papan Kayu
yang tipis
8.4. PERSYARATAN PEMASANGAN #2
8. FRAME SCAFFOLDING
o Rangkaian Frame harus diperkuat dengan Support Pipa
perancah pada sisi luar scaffolding.
o Rangkaian Frame yang tingginya sama dengan atau lebih dari 4 m,
harus dipasang Angkor (Ties) kekonstruksi permanen setiap 3 tahap
rangkaian (3 Lift) dan 3 Bay
o Lantai Kerja/ Platform harus dipasang Guardrail (Top dan
MidRail)
o Scaffolding harus memiliki Acces/ Tangga
o Bila Mengunakan papan kayu maka harus mengikuti kaidah
persyaratan kayu perancah yang diizinkan sesuai klasifikasi untuk
pengunaaan dan persyaratan pembuatan scaffolding
8. FRAME SCAFFOLDING
8.4. PERSYARATAN PEMASANGAN #3
adalah Scaffolding Independent yang dibangun meninggi
(Banyak Lift dan sedikit Bay) biasanya digunakan untuk
kerja ringan, baik Tube & Coupler Scaffolding atau Modular
Scaffolding
o Tower Scaffolding merupakan jenis scaffolding beban ringan
o Tinggi maksimum Tower Scaffolding 30 meter, dengan syarat
tertentu, diantaranya:
o Harus terikat/ dikuatkan dengan Ties atau Support ke
Konstruksi permanen setiap Lift
o Maksimum Beban kerja pada Lantai Kerja tidak boleh lebih
225 Kg
o Tidak boleh lebih dari 2 lantai kerja yang dapat dibebani
pada waktu yang bersamaan
o Tinggi scaffolding dan diberi Palang Support/ Out Rigger
9. MODEL TOWER SCAFFOLDING
o Mudah dipindahkan.
o Cocok digunakan untuk pekerjaan
yang berpindah-pindah.
o Memiliki keterbatasan kekuatan dan
ketinggian.
o Hanya dapat digunakan pada
permukaan yang rata dan datar
10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
AS 1576.1
Perancah bergerak (Mobile Scaffolding) umumnya digunakan pada
kegiatan dalam gedung atau diluar.
Ketinggian tidak lebih dari 9 meter jika memungkinkan.
Atau :
o Indor - 3 kali lebar ukuran dasarnya landasan pendukung
o Outdor- 2 kali ukuran terpendek landasan pendukung
o Hanya satu platform dan untuk tugas ringan (225 kg per bay)
o Jangan memindahkan scaffold ini pada saat:
o - Ada pekerja yang berada pada platform
o - Dipindahkan oleh orang yang bukan scaffolder
10.1. PERSYARATAN #1
10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
o Maximum beban setiap lantai kerja tidak lebih dari 225 kg dan
tidak lebih dari 2 lantai kerja yang dibebani pada waktu yang
bersamaan
o Perancah digunakan hanya diatas permukaan padat dan
memiliki kekuatan yg sama untuk menahan secara aman beban
total dari berat perancah yg bekerja dipermukaan
tsb.
o Tidak boleh dipindahkan, apabila terdapat orang
didalam/diatas perancah bergerak
o Roda pada Mobil scaffolding harus dilengkapi pengunci
(castor lock) dan dilarang mengunakan roda ban angin
o Pemasangan Bracing system CROSS Bracing dan/atau
Diagonal Cross Bracing
10.1. PERSYARATAN #2
10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
11.1. INSTALASI LISTRIK DISEKITAR SCAFFOLDING
Dilarang BERKERJA dengan scaffolding jika jarak antara kawat
listrik dengan pipa scaffolding:
< 4,5 meter jarak anatar kawat listrik dgn scaffolding
< 6 meter dibawah kawat Listrik
Bila tidak memungkinkan scaffolder bekerja kurang dari ketentuan
diatas maka aliran listrik harus dimatikan.
11. PERSYARATAN TERKAIT ALIRAN LISTRIK
11.2. JARAK MINIMUM DARI ARUS LISTRIK
11. PERSYARATAN TERKAIT ALIRAN LISTRIK
12. PERENCANAAN BEBAN
A. Beban Mati (Dead Load)
adalah beban tetap yang membebani struktur scaffoldingsecara
langsung, seperti :
o Berat scaffolding beserta perlengkapannya
o Lantai kerja
o Pipa dan perlengkapannya
o Klem dan assessoris scaffolding yang lain
B. Beban
Adalah beban sementara yang membebani struktur scaffolding Hidup
(Live Load), seperti :
o Berat pekerja
o Berat barang dan sisa-sisa material
o Berat perkakas dan peralatan
o Berat beban benturan / tumbukan
12. PERENCANAAN BEBAN
12.1. BEBAN KERJA #1
12.1. BEBAN KERJA #2
12. PERENCANAAN BEBAN
PEMBAGIAN MENURUT BEBAN:
1. BEBAN BERAT –HEVY DUTY = 675 Kg
2. BEBAN SEDANG –MEDIUM DUTY = 450 Kg
3. BEBAN RINGAN – LIGHT DUTY = 225 Kg
12.2. KLASIFIKASI PEMBEBANAN
12. PERENCANAAN BEBAN
BEBAN KERJA (LIVELOAD) SCAFFOLDING (AS 1575-1)
1. BEBAN BERAT –HEAVY DUTY = 675 Kg
Pekerjaan : Tukang Listrik, tukang cat, perawatan umum yang ringan
2. BEBAN SEDANG –MEDIUM DUTY = 450 Kg
Pekerjaan: Tukang Kayu, Tukang Plester, tukang kaca, dan pekerjaan sejenisnya
3. BEBAN RINGAN –LIGHT DUTY = 225 Kg
Pekerjaan Tukang Batu atau sejenisnya
Beban diatas adalah Per Bay (Kolom)
Note : Berat Pekerja tidak boleh melebihi 80 Kg
Setiap Standard dirancang hanya menerima beban 1/3 dari berat beban hidup
12.3. PEMBEBANAN SESUAI JENIS PEKERJAAN
12. PERENCANAAN BEBAN
12.4. IMPLEMENTASI DI LAPANGAN SESUAI PEMBEBANAN
12. PERENCANAAN BEBAN
12.4. KAPASITAS AMAN THD DAYA DUKUNG LANDASAN
12. PERENCANAAN BEBAN
13. PERSIAPAN PEMASANGAN
14. PERALATAN INSPEKSI SCAFOLDING
APD :
Safety Shoes, Safety Helmet, Body
Harness dan Safety Google
Tool ( Peralatan):
Water Level, Meteran, Kunci Rachet,
Palu, dan lain-lain.
Perlengkapan :
Scafftag, Form pemeriksaan,
Safety Line, cat semprot, dll.
o Kelurusan pipa, pipa yang
bengkok sangat
mempengaruhi kerataan
(leveling) scaffolding
o Bebas dari keretakan, robek
(Split), Bad Dent (Penyok),
dan karat.
o Potongan ujung pipa harus,
rata dan tidak bergerigi atau
kasar.
o Pastikan ketebalan pipa
dan diameter pipa selalu
sesuai standar dan tetap.
15. INSPEKSI SCAFFOLDING
15.1. MATERIAL PIPA
o Hindari kerenggangan (clearence) antara dua papan
maksimum 1 cm karena adanya pengikatan secara
berjajar ke batang penopang (board Barrier).
o Penyambungan papan harus mempertemukan ujung
kedua papan dan jarak maksimum dari As-palang
penopang max 5 cm pada point penyambungan.
15.2. MATERIAL PAPAN/ PLANK
15. INSPEKSI SCAFFOLDING
o Melengkung dan
bengkok
o Terpilin atau terpelintir
o Robek atau pecah
o Retak
o Tercuil
o Lapuk, karena alam
atau binatang
15.3. KERUSAKAN PAPAN/PLANK
15. INSPEKSI SCAFFOLDING
15.4. TABEL KERUSAKAN PAPAN YANG DIIZINKAN
15. INSPEKSI SCAFFOLDING
15.5. TAGGING
HIJAU
Scaffolding telah lengkap dan siap digunakan
KUNING
Scaffolding belum sempurna dan tidak boleh
digunakan,ada perbaikan dan perubahan atau
sedang dibangun
MERAH
Scaffolding belum lengkap dan dilarang digunakan
15. INSPEKSI SCAFFOLDING
16. PEMBONGKARAN SCAFOLDING
o Sebelum memulai
pembongkaran harus di beri barricade dan
pembongkaran scaffolding, lokasi sekitar
papan-papan
pemberitahuan.
o Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang
berkompeten, dan harus dimulai dari atas.
o Jangan sekali-kali membongkar perancah dimulai dari bawah atau
tengah, dari konstruksi scaffolding
o Perancah tidak boleh dibongkar salah satu dari konstruksinya, kecuali bila
masih tetap menjamin keselamatan pemakainya, atau atas ijin dari pengawas
yang berwenang.
o Didalam menurunkan material perancah pada pembongkarannya
harus menggunakan tambang satu persatu diturunkan (Estafet)
o Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua material perancah
pada pembongkarannya.
o Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi tidak boleh
dibiarkan berserakan (Sesuai dengan jenis dan ukuran)
1. Kelompokan material seperti pipa,
papan/ plank sesuai ukuran
2. Kelompokan clamb sesuai jenisnya/
fungsinya
3. Beri tanda/ penandaan bagi material
yang rusak, bengkok, pecah dan
pisahkan
4. Simpan material ditempat yang
terlindungi hujan dan sinar matahari
5. Lakukan perawatan material misalnya
pelumasan, penyemprotan cairan anti
korosive, dll
17. PENYIMPANAN MATERIAL SCAFFOLDING
Perancah harus sebelumnya diperiksa oleh petugas yang berwenang / ahli
untuk memastikan scaffolding sudah layak pakai atau belum
Perancah harus diperiksa ulang seminggu (7 hari) sekali atau sesudah angin
kencang / cuaca buruk. Agar dapat diketahui lebih dini jika mengalami
kerusakan.
Perancah harus diperiksa si pemakai setiap harinya untuk memastikan
kondisi lantai kerja tetap terikat dan tidak lepas atau hilang.
Scaffolding yang sudah layak pakai harus di lengkapi dengan scaffold tag
yang berwarna hijau ( green tag ) yang berarti aman untuk digunakan.
Perancah yang belum siap pakai atau ada salah satu dari bagian scaffolding
tersebut yang hilang atau terlepas harus dilengkap dengan tanda merah ( red
tag ) yang berarti tidak aman untuk digunakan.
Perancah harus diperiksa si pemakai setiap harinya untuk memastikan
kondisi lantai kerja tetap terikat dan tidak lepas atau hilang.
18. PERAWATAN
19.1. MENGANGKAT PIPA PANJANG POSISI MENDATAR
19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
19.2. MENGANGKAT PIPA PANJANG POSISI TEGAK
19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
19.3. MENGANGKAT PIPA-PIPA PENDEK
19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
20. BAHAYA-BAHAYA PEMASANGAN
20.1. MENGANGKAT PIPA
20. BAHAYA-BAHAYA PEMASANGAN
20.2. ERGONOMI MENGANGKAT PIPA
1. MELEMPAR/ MENJATUHKAN MATERIAL
SCAFFOLDING DARI KETINGGIAN.
2. MENURUNKAN RANGKAIAN
SCAFFOLDING YANG MASIH TERANGKAI.
21. HAL YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
22. APD/ PPE BERKERJA SCAFFOLDING
Coverall  lengan panjang, tidak sempit dan tertutup
•Fall arrester landyard minimum 2 m dari permukaan
landasan
1 >>> Cleats Rusak, Arm
Lock Tidak Dipasang
2 >>> Tidak Ada Guardrail,
Berkerja Tidak mengunakan
Body harness
3>>> Tidak mengunakan
palang Pipa pengikat
horizontal, Tidak ada Putlog
23. STUDI KASUS
TERIMA KASIH

More Related Content

Recently uploaded

SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 

Recently uploaded (20)

SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 

Featured

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

paparan scaffholding ahahaanowddednndondwndondoenodeded

  • 2. O U T L I N E 1. DEFINISI SCAFFOLDING/PERANCAH 2. PERSYARATAN 3. JENIS-JENIS SCAFFOLDING 4. MODEL-MODEL SCAFFOLDING 5. SPESIFIKASI MATERIAL PIPA 6. MODULAR SCAFFOLDING 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING 8. FRAME SCAFFOLDING 9. MODEL TOWER SCAFFOLDING 10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING 11. PERSYARATAN TERKAIT ALIRAN LISTRIK 23. STUDI KASUS 12. PERENCANAAN BEBAN 13. PERSIAPAN PEMASANGAN 18. PERAWATAN 14. PERALATAN INSPEKSI SCAFFOLDING 15. INSPEKSI SCAFFOLDING 16. PEMBONGKARAN SCAFFOLDING 17. PENYIMPANAN MATERIAL SCAFFOLDING 19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING 21. HAL YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN 22. APD/ PPE BERKERJA SCAFFOLDING 20. BAHAYA-BAHAYA PEMASANGAN
  • 3. Bangunan pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Permenaker No.PER-01/MEN/1980 1. DEFINISI SCAFFOLDING/PERANCAH
  • 4. Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan Setiap tenaga kerja (Scaffolder) yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan pemasangan, perawatan, pemeliharaan, dan pembongkaran perancah harus memenuhi syarat kompetensi K3 Perancah. 2. PERSYARATAN
  • 5. Frame Scaffold Modular Scaffold Bamboo Scaffold Tubular scaffold 3. JENIS-JENIS SCAFFOLDING Mechanical Scaffold
  • 6. Tower Scaffold Mobile Scaffolding Independent scaffold 4. MODEL-MODEL SCAFFOLDING
  • 7. 5. SPESIFIKASI MATERIAL PIPA (Scaffold Tube) o Black Steel 48.3 O.D. X 4.00 mm = 4.37 kg/m o Galvanized steel 48.3 D.D. X 4.00 mm = 4.5 kg/m
  • 8. 6.1. BAGIAN-BAGIAN SCAFFOLDING #1 6. MODULAR SCAFFOLDING
  • 9. 6.1. BAGIAN-BAGIAN SCAFFOLDING #2 6. MODULAR SCAFFOLDING
  • 10. o Tiang utama dari konstruksi scaffolding, tiang vertical harus berdiri dengan dilandasi / diatas Base plates atau Jack Base pada dasar yang tidak rata o Panjang bervariasi dari 0,5m sampai 4,0m o Pipa standar, dengan diameter luar 48,3mm, memiliki Colar di setiap 0,5 m, kerah ditekan di bagian atas dan dibor lubang di kedua ujungnya 6.1.1. STANDARD 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 11. o Bagian rangka yang dengan standart membentuk sudut 90 derajat. o Ledger berfungsi sebagai pengikat antara tiang vertical dan untuk membentuk lift pada perancah dan sebagai tumpuan transom o Standart dan ledger harus diikat dengan clamp mati ( right angle coupler ) o Ledger ukuran diameter 48,3 mm dan wedge-Ledger pada kedua ujungnya. 6.1.2. LEDGER 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 12. o Bagian horizontal perancah yang mengikat standard dan transom secara horizontal o Transom terpasang diatas ledger gunanya untuk penumpu platform / pelataran kerja 6.1.3. TRANSOM 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 13. 6.1.4. BRACING o Pipa silang yang harus disediakan pada setiap konstruksi perancah, yang berfungsi sebagai penguat / membuat kekakuan pada konstruksi perancah. Harus diikat dengan clamp hidup ( Swivel Coupler )Transom terpasang diatas ledger gunanya untuk penumpu platform / pelataran kerja o Vertikal Brace terdiri dari sebuah pipa diameter 48,3mm dengan koneksi pada kedua ujungnya . o Vertical Brace berguna untuk menjaga siku dan kekuatan struktur perancah 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 14. 1. Top Rail o Handrail dipasang diatas midrail dan harus diikat dengan clamp mati (Right angle coupler), berfungsi sebagai palang pengaman agar orang tidak jatuh saat berada di atas pelataran o Tinggi Toprail antara 90–110 cm dari lantai kerja (AS std) o Atau minimum 100 cm dari lantai kerja (BS std) 2. Midrail o Terpasang pada guardrail post dibawah dari Handrail dan di atas toe board, fungsinya adalah untuk menjaga agar orang tidak jatuh pada saat berada di bawah handrail o Midrail dipasang ditengah antara lantai kerja dan toprail atau 47-50 cm. Penyambungan Guardrail mengunakan end to end coupler atau sleeve coupler Dipasang/ diikat pada sisi dalam standard 6.1.5. GUARD RAIL 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 15. working working o Bagian perancah yang persis di bawah platform, berfungsi untuk memperkuat platform agar tidak patah 6.1.6. PUTLOG 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 16. vertical o Bagian perancah yang berdiri menggantung, bukan termasuk standard 6.1.7. PUNCHEON 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 17. o Bagian perancah yang berada persis berhimpitan di atas working platform O Ditempatkan di atas platform atau kerja di bawah midrail pelataran o Fungsinya adalah menahan kaki pekerja agar tidak terperosok jatuh, menjaga agar peralatan atau material yang berada diatas platform tidak jatuh apabila tidak sengaja tertendang o Minimum ketinggian toe board adalah 15 cm dari lantai kerja 6.1.8. TOE BOARD 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 18. 6.1.9. PLATFORM/PLANK Wood Plank Metal Plank o Umumnya Panjang 3,90 m, lebar 225mm, tebal min 32 mm (kayu kelas I). o Terdapat Bend diujung papan o Solid Wood (jenis Kayu yang Kuat dan Lentur) o Ketentuan SKB Menaker & PU No: 174/Men/1986 & 104/KPTS/1986 o Kayu yang digunakan harus berurat lurus, padat, kering, tidak melintir, tidak membusuk, tidak ada lubang ulat dan kerusakan lain yang dapat membahayakan o Bagian perancah yang menjadi pijakan kaki pekerja untuk bekerja. Platform dapat dibuat menggunakan lembaran papan kayu, deck dan platform yang di fabrikasi 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 19. Ditempatkan dibawah dari tiang vertical, di bawah base plate atau jack base. Fungsinya adalah untuk menahan agar tiang vertical tidak ambles pada permukaan yang lembek, dan juga berfungsi untuk menyalurkan beban pada tiang vertical, tersebar merata kelandasan yang lebih luas 6.1.10. SOLE PLATE 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 20. 6.1.11. BASE PLATE Dipasang diatas timber sole dan dibawah sebagai alas tiangvertical. Fungsinya adalah untuk menjaga kerusakan pada ujung tiang vertical dan menjaga agar tiang vertical tidak bergeser dan di pakukan ke timber sole 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 21. 6.1.12. JACK BASE Digunakan untuk landasan tiang vertical apabila dasar dari perancah / scaffolding tidak rata, adjustable base jack digunakan untuk meratakan standart perancah pada ketinggian yang sama Permissible load for base jack 60cm (in kN) (in combination with horizontal load = 5% of vertical load) 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 22. 6.1.13. BASE COLLAR o Dasar kerah dengan roset tunggal ditempatkan di atas jack dasar dan memungkinkan dasar mudah keluar dari perancah. 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 23. o Ties dipasang pada bangunan kokoh o Peralatan anchor harus stabil dan kuat dipasang dengan skrup pada standart luar maupun dalam dekat dengat ikatan pada standart (kurang dari 30 cm) 6.1.14. ANCHORING 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 24. 6.1.15. COUPLER #1 mengikat dua Klam yang batang pipa harus mampu menopang beban dari pipa horisontal sebesar 12,4 kN dan selama pengujian klam tidak boleh berputar melebihi 10º dari posisi harisontal Fixed Coupler 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 25. Klam pengikat dua batang yang membentuk sudut 45º harus mampu menahan batang pipa tersebut agar tidak tergelincir dan mampu menopang beban seberat 14,9 kN tanpa mengalami puntiran Swivle Coupler 6.1.15. COUPLER #2 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 26. Sleeve Coupler BS 1139 / EN 74 : Minumum Slip Load : 35 KN FITTINGS 6.1.15. COUPLER #3 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 27. Joint Pin / Inner Joint BS 1139 / EN 74 : Minumum Slip Load : 35 KN FITTINGS 6.1.15. COUPLER #4 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 28. Put log Coupler 6.1.15. COUPLER #5 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 29. 6.1.15. COUPLER #6 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 30. Pengujian putlog end dilakukan dengan cara memasang penompang dengan yang berjarak 38 mm dari ujung putlog, sedangkan pada sisi lain dari batang putlog diberi penopang yang berjarak 1,2 m kemudian diberi beban seberat 4.4 kN 6.1.15. COUPLER #7 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 31. 6.1.16. FITTINGS Toe board Clip Plank Clamp 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 32. 6.1.17. RODA 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 33. 6.1.18. GIN WHEEL / KATROL BS 1139 : Maximum Load: 50 Kg (pada Outrigger/ overhang panjang max 75 cm dan tinggi max. 25 m) 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 34. 6.1.18.1. POSISI KATROL DI SCAFFOLDING 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 35. Ladder Beam Cross Beam 6.1.19. TUBES, COUPLES & ACCESSORIES Single Ladder Scaffold Door Stair Clip Ladder Clamp 6.1. BAGIAN-BAGIAN MODULAR SCAFFOLDING
  • 36. o Dipasang diatas base plate o Vertikal o Jarak sesuai Tabel Klasifikasi o Disambung dengan End-to-End coupler o Tidak ada sambungan pada :  Lift yang sama membujur/melintang  Lebih dari satu pada standard yang sama  Berjarak 300mm dari ledger 7.1. PEMASANGAN TUBE & COUPLER Standard : Ledger : o Disambungkan memanjang pada setiap standard dengan right-angle coupler o Posisi horisontal sepanjang scaffolding o Jarak vertikal antara setiap ledger tidak boleh dari 2 meter. o Penyambungan dengan sleeve coupler. o Tidak ada sambungan pada :  Bay yang sama pada setiap ledger  Lebih dari satu pada ledger yang sama  Berjarak 300mm dari standard Transom : o Digunakan untuk mengikat batang vertikal (standard) pada arah melintang. o Pipa tidak boleh ada sambungan. o Posisi horisontal. o Diikatkan pada batang vertikal dengan right-angle coupler o Dipasang sedekat mungkin dengantitik sambungan ledger dan standard Sole Board : o Pada Permukaan Lunak, Sole Board harus punya ketebalan yang cukup, yaitu 225 mm x 57 mm.Tanah Dipadatkan untuk meminimalisir Rongga/ Celahdalam Tanah o Pada Permukaan Keras dan aspal, sole board yang dipasang cukup dengan ketebalan 225 x 38mm o Sole Board yang terletak dekat dengan Lubang/Galian, harus mengambil jarak 2½ kali dari dalamnyaGalian tersebut dihitung dari tepi lubang/galian. 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 37. Perpanjangan Standard dan Ledger o Memperpanjang standard dan ledger dilakukan pada level yang berbeda. o Penyambungan dengan menggunakan sleeve coupler. o Jarak penyambungan tidak boleh lebih dari 30 cm dari pertemuan antara standard & ledger. 7.2. PEMASANGAN TUBE & COUPLER PADA STANDARD DAN LEDGER 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 38. Longitudinal Bracing (Face Brace): o Dipasang pada bagian luar standard arah memanjang. o Dipasang dari arah dasar scaffold sampai ketinggian scaffold. o Dipasang melintang bidang memanjangbay. o Bila dipasang pada standard dipakai swivel coupler(Klem hidup), dan bila dipasang pada transom dipakai right- angle coupler ( Klem mati) Transverse Bracing (End to End Brace): o Dipasang pada bagian ujung ke ujung scaffoldarah melintang o Dipasang dari arah dasar scaffold sampai ketinggian scaffold. o Pada posisi melintang setiap bay, secara diagonal. o Bila dipasang pada standard dipakai swivel couplerdan biladipasang pada ledger dipakai right-angle coupler ( Klem mati ) 7.3. PEMASANGAN TUBE & COUPLER PADA BRACING 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 39. 7.4. PEMASANGANA DIAGONAL BRACING Untuk menstabilkan luar bidang perancah, sejajar dan tegak lurus untuk fasad yang ada menggunakan braces vertikal. Braces vertikal ditempatkan di bay setidaknya setiap 5 lift dan di setiap akhir bay tegak lurus fasad. 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 40. 7.5. PARALEL BRACING 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 41. 7.6. HEEL & TOE BRACING 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 42. Guard Rail (Hand Rail)  Dipasang sejajar dengan lantai kerja/ ledger dan Transom  Dipasang pada bagian dalam standard  Tinggi Toprail antara 90–110 cm dari lantai kerja (AS std) Atau minimum 100 cm dari lantai kerja (BS std) Midrail dipasang pada ketinggian 47-50 cm dari platform Penyambungan Guardrail mengunakan end to end coupler atau sleeve coupler 7.7. PEMASANGAN GUARD RAIL 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 43. Toe board o Toeboard diletakkan di atas platform kerja dengan tinggi papan minimal 150 mm / 15 cm o Gap / celah antara toeboard dan platform tidak boleh melebihi 10mm o Harus dipasang dengan aman dan kuat pada lantaiatau tiang standard o Tebal papan standard 2,0 –2,5 cm Platform Akses Lebar bebas dari platform akses yang diukur antar pagar/guardrail harus: o Tidak kurang dari 675 mm untuk orang dan bahan. o Tidak kurang dari 450 mm untuk orang dan peralatan tangan saja 7.8. PEMASANGAN TOE BOARD DAN PLATFORM 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 44. o Sudut kemiringan Tangga adalah 75 ◦ atau samadengan perbandingan 4 : 1 o Lebar tangga 40 –100 cm o Jarak antar anak tangga 25 –30 cm o Bagian atas tangga selalu harus terikat, dan harus dilebihkan dengan panjang 1 m dr bordes o Jalur masuk dari tangga ke deck tidak bolehterhalang o Bagian atas tangga harus selaluterikat o Tangga dapat dilangsungkan maksimal ketinggian 3 lift, dengan catatan setiap jarak 8 anak tangga diberi batang penguat (TIES) tangga. o Untuk indipendent scaffold disarankan tangga dipasang diluarledger. o Untuk Tower Scaffolding, setiap 2 –3 lift disediakan Stay acces/ ladger stage o Handrail tangga harus terpasang dan disesuaikan dengan kondisi saat membawa material. o Bordes sebagai dudukan tangga dan anak tangga disyaratkan agar sejajar dengan lantai kerja 7.9. PEMASANGAN TANGGA 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 45. o Apabila tinggi scaffolding melebihi 3 kali dimensi dasar (bay) paling kecil maka harus diberi pengikat. o Setiap ties/angkor harus dipasang setiap minimal 2 standard dan minimal 2 ledger, artinya setiap 2 bay 1 Ties dan 2 lift 1 ties o Pengikat dihubungkan pada struktur pendukung: o Setiap ties harus kuat dihubungkan pada struktur pendukung o Ties dihubungkan minimum dengan dua standard/ledger. o Pipa penghubung tidak boleh disambung (joint). o Jarak setiap ties tidak lebih dari 4 meter. 7.10. ANCHOR / TIES 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 46. 7.11. TOWER OUT RIGGER SCAFFOLD 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 47. Guardrail : - British Standard : minimal 0.95m dan maksimal 1.15m, - Australian Standard : minimal 0.90cm dan maksimal 1.10m. Scaffold Bay : Jarak sebuah kolom dari standard ke standar maksimal 3.0m. Scaffold Lift : Jarak tingkatan ke tingkatan berikutnya maksimal 2.0m. Scaffold Joint : Jarak sambungan dari standard ke standard maksimal 30cm, dan tidak boleh sejajar 4 joint dalam 1 bay. Scaffold Tie : Sebuah Scaffold yang di ikat pada standard lift pertama, setiap 3 bay dan 2 lift berikutnya. Ladder Access : Rumus kemiringan tangga adalah 4 : 1 atau 750 . 7.12. SYARAT DAN KETENTUAN PEMASANGAN 7. PROSES PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 48. 8. FRAME SCAFFOLDING o Praktis dan serbaguna. o Ekonomis. o Memiliki kekuatan yang memadai o Mudah digunakan
  • 49. Type Scaffolding ini tiang/ Standard di las dengan Transom menjadi satu rangka (frame), untuk menghubungkan satu frame dengan yang lain digunakan batang menyilang (crossed diagonal bracing) yang dipasang pada masing-masing tiang dengan mengunakan pasak pengunci dibagian atas dan bawah tiang /standard 8.1. MACAM FRAME SCAFFOLDING 8. FRAME SCAFFOLDING
  • 51. 8.3. DIMENSI FRAME 8. FRAME SCAFFOLDING
  • 52. 8.4. PERSYARATAN PEMASANGAN #1 Selalu Kaidah Landasan difokuskan karena merupakan faktor utama dalam keamanan scaffolding. 8. FRAME SCAFFOLDING
  • 53. o Rangka dipasang bersama dengan penguat menyilang Diagonal (Cross breasing) yang dipasang secara tetap ditiap muka perancah, Cross breasing ini memiliki ujung Pipih yang memiliki Lubang untuk Cleats o DILARANG mengunakan Cross Breasing yang bila Lubang telah Rusak/ Sobek, Bengkok. o DILARANG mengunakan Standar/Rangka Frame BENGKOK, TIDAK MENYIKU, Pin Lock/ Cleats yang Telah Patah/Rusak/Macet. o Setiap Perpanjangan Rangka frame/ penyambungan keatas, Arm Lock harus selalu terpasang o Rangka diikat dengan Pipa Perancah ke Rangka Frame pada susunan Frame Dasar dan juga dibawah Deck Kerja yang juga berfungsi sebagai landasan Putlog bila mengunakan Papan Kayu yang tipis 8.4. PERSYARATAN PEMASANGAN #2 8. FRAME SCAFFOLDING
  • 54. o Rangkaian Frame harus diperkuat dengan Support Pipa perancah pada sisi luar scaffolding. o Rangkaian Frame yang tingginya sama dengan atau lebih dari 4 m, harus dipasang Angkor (Ties) kekonstruksi permanen setiap 3 tahap rangkaian (3 Lift) dan 3 Bay o Lantai Kerja/ Platform harus dipasang Guardrail (Top dan MidRail) o Scaffolding harus memiliki Acces/ Tangga o Bila Mengunakan papan kayu maka harus mengikuti kaidah persyaratan kayu perancah yang diizinkan sesuai klasifikasi untuk pengunaaan dan persyaratan pembuatan scaffolding 8. FRAME SCAFFOLDING 8.4. PERSYARATAN PEMASANGAN #3
  • 55. adalah Scaffolding Independent yang dibangun meninggi (Banyak Lift dan sedikit Bay) biasanya digunakan untuk kerja ringan, baik Tube & Coupler Scaffolding atau Modular Scaffolding o Tower Scaffolding merupakan jenis scaffolding beban ringan o Tinggi maksimum Tower Scaffolding 30 meter, dengan syarat tertentu, diantaranya: o Harus terikat/ dikuatkan dengan Ties atau Support ke Konstruksi permanen setiap Lift o Maksimum Beban kerja pada Lantai Kerja tidak boleh lebih 225 Kg o Tidak boleh lebih dari 2 lantai kerja yang dapat dibebani pada waktu yang bersamaan o Tinggi scaffolding dan diberi Palang Support/ Out Rigger 9. MODEL TOWER SCAFFOLDING
  • 56. o Mudah dipindahkan. o Cocok digunakan untuk pekerjaan yang berpindah-pindah. o Memiliki keterbatasan kekuatan dan ketinggian. o Hanya dapat digunakan pada permukaan yang rata dan datar 10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
  • 57. AS 1576.1 Perancah bergerak (Mobile Scaffolding) umumnya digunakan pada kegiatan dalam gedung atau diluar. Ketinggian tidak lebih dari 9 meter jika memungkinkan. Atau : o Indor - 3 kali lebar ukuran dasarnya landasan pendukung o Outdor- 2 kali ukuran terpendek landasan pendukung o Hanya satu platform dan untuk tugas ringan (225 kg per bay) o Jangan memindahkan scaffold ini pada saat: o - Ada pekerja yang berada pada platform o - Dipindahkan oleh orang yang bukan scaffolder 10.1. PERSYARATAN #1 10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
  • 58. o Maximum beban setiap lantai kerja tidak lebih dari 225 kg dan tidak lebih dari 2 lantai kerja yang dibebani pada waktu yang bersamaan o Perancah digunakan hanya diatas permukaan padat dan memiliki kekuatan yg sama untuk menahan secara aman beban total dari berat perancah yg bekerja dipermukaan tsb. o Tidak boleh dipindahkan, apabila terdapat orang didalam/diatas perancah bergerak o Roda pada Mobil scaffolding harus dilengkapi pengunci (castor lock) dan dilarang mengunakan roda ban angin o Pemasangan Bracing system CROSS Bracing dan/atau Diagonal Cross Bracing 10.1. PERSYARATAN #2 10. MODEL MOBILE SCAFFOLDING
  • 59. 11.1. INSTALASI LISTRIK DISEKITAR SCAFFOLDING Dilarang BERKERJA dengan scaffolding jika jarak antara kawat listrik dengan pipa scaffolding: < 4,5 meter jarak anatar kawat listrik dgn scaffolding < 6 meter dibawah kawat Listrik Bila tidak memungkinkan scaffolder bekerja kurang dari ketentuan diatas maka aliran listrik harus dimatikan. 11. PERSYARATAN TERKAIT ALIRAN LISTRIK
  • 60. 11.2. JARAK MINIMUM DARI ARUS LISTRIK 11. PERSYARATAN TERKAIT ALIRAN LISTRIK
  • 61. 12. PERENCANAAN BEBAN A. Beban Mati (Dead Load) adalah beban tetap yang membebani struktur scaffoldingsecara langsung, seperti : o Berat scaffolding beserta perlengkapannya o Lantai kerja o Pipa dan perlengkapannya o Klem dan assessoris scaffolding yang lain B. Beban Adalah beban sementara yang membebani struktur scaffolding Hidup (Live Load), seperti : o Berat pekerja o Berat barang dan sisa-sisa material o Berat perkakas dan peralatan o Berat beban benturan / tumbukan
  • 62. 12. PERENCANAAN BEBAN 12.1. BEBAN KERJA #1
  • 63. 12.1. BEBAN KERJA #2 12. PERENCANAAN BEBAN
  • 64. PEMBAGIAN MENURUT BEBAN: 1. BEBAN BERAT –HEVY DUTY = 675 Kg 2. BEBAN SEDANG –MEDIUM DUTY = 450 Kg 3. BEBAN RINGAN – LIGHT DUTY = 225 Kg 12.2. KLASIFIKASI PEMBEBANAN 12. PERENCANAAN BEBAN
  • 65. BEBAN KERJA (LIVELOAD) SCAFFOLDING (AS 1575-1) 1. BEBAN BERAT –HEAVY DUTY = 675 Kg Pekerjaan : Tukang Listrik, tukang cat, perawatan umum yang ringan 2. BEBAN SEDANG –MEDIUM DUTY = 450 Kg Pekerjaan: Tukang Kayu, Tukang Plester, tukang kaca, dan pekerjaan sejenisnya 3. BEBAN RINGAN –LIGHT DUTY = 225 Kg Pekerjaan Tukang Batu atau sejenisnya Beban diatas adalah Per Bay (Kolom) Note : Berat Pekerja tidak boleh melebihi 80 Kg Setiap Standard dirancang hanya menerima beban 1/3 dari berat beban hidup 12.3. PEMBEBANAN SESUAI JENIS PEKERJAAN 12. PERENCANAAN BEBAN
  • 66. 12.4. IMPLEMENTASI DI LAPANGAN SESUAI PEMBEBANAN 12. PERENCANAAN BEBAN
  • 67. 12.4. KAPASITAS AMAN THD DAYA DUKUNG LANDASAN 12. PERENCANAAN BEBAN
  • 69. 14. PERALATAN INSPEKSI SCAFOLDING APD : Safety Shoes, Safety Helmet, Body Harness dan Safety Google Tool ( Peralatan): Water Level, Meteran, Kunci Rachet, Palu, dan lain-lain. Perlengkapan : Scafftag, Form pemeriksaan, Safety Line, cat semprot, dll.
  • 70. o Kelurusan pipa, pipa yang bengkok sangat mempengaruhi kerataan (leveling) scaffolding o Bebas dari keretakan, robek (Split), Bad Dent (Penyok), dan karat. o Potongan ujung pipa harus, rata dan tidak bergerigi atau kasar. o Pastikan ketebalan pipa dan diameter pipa selalu sesuai standar dan tetap. 15. INSPEKSI SCAFFOLDING 15.1. MATERIAL PIPA
  • 71. o Hindari kerenggangan (clearence) antara dua papan maksimum 1 cm karena adanya pengikatan secara berjajar ke batang penopang (board Barrier). o Penyambungan papan harus mempertemukan ujung kedua papan dan jarak maksimum dari As-palang penopang max 5 cm pada point penyambungan. 15.2. MATERIAL PAPAN/ PLANK 15. INSPEKSI SCAFFOLDING
  • 72. o Melengkung dan bengkok o Terpilin atau terpelintir o Robek atau pecah o Retak o Tercuil o Lapuk, karena alam atau binatang 15.3. KERUSAKAN PAPAN/PLANK 15. INSPEKSI SCAFFOLDING
  • 73. 15.4. TABEL KERUSAKAN PAPAN YANG DIIZINKAN 15. INSPEKSI SCAFFOLDING
  • 74. 15.5. TAGGING HIJAU Scaffolding telah lengkap dan siap digunakan KUNING Scaffolding belum sempurna dan tidak boleh digunakan,ada perbaikan dan perubahan atau sedang dibangun MERAH Scaffolding belum lengkap dan dilarang digunakan 15. INSPEKSI SCAFFOLDING
  • 75. 16. PEMBONGKARAN SCAFOLDING o Sebelum memulai pembongkaran harus di beri barricade dan pembongkaran scaffolding, lokasi sekitar papan-papan pemberitahuan. o Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang berkompeten, dan harus dimulai dari atas. o Jangan sekali-kali membongkar perancah dimulai dari bawah atau tengah, dari konstruksi scaffolding o Perancah tidak boleh dibongkar salah satu dari konstruksinya, kecuali bila masih tetap menjamin keselamatan pemakainya, atau atas ijin dari pengawas yang berwenang. o Didalam menurunkan material perancah pada pembongkarannya harus menggunakan tambang satu persatu diturunkan (Estafet) o Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua material perancah pada pembongkarannya. o Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi tidak boleh dibiarkan berserakan (Sesuai dengan jenis dan ukuran)
  • 76. 1. Kelompokan material seperti pipa, papan/ plank sesuai ukuran 2. Kelompokan clamb sesuai jenisnya/ fungsinya 3. Beri tanda/ penandaan bagi material yang rusak, bengkok, pecah dan pisahkan 4. Simpan material ditempat yang terlindungi hujan dan sinar matahari 5. Lakukan perawatan material misalnya pelumasan, penyemprotan cairan anti korosive, dll 17. PENYIMPANAN MATERIAL SCAFFOLDING
  • 77. Perancah harus sebelumnya diperiksa oleh petugas yang berwenang / ahli untuk memastikan scaffolding sudah layak pakai atau belum Perancah harus diperiksa ulang seminggu (7 hari) sekali atau sesudah angin kencang / cuaca buruk. Agar dapat diketahui lebih dini jika mengalami kerusakan. Perancah harus diperiksa si pemakai setiap harinya untuk memastikan kondisi lantai kerja tetap terikat dan tidak lepas atau hilang. Scaffolding yang sudah layak pakai harus di lengkapi dengan scaffold tag yang berwarna hijau ( green tag ) yang berarti aman untuk digunakan. Perancah yang belum siap pakai atau ada salah satu dari bagian scaffolding tersebut yang hilang atau terlepas harus dilengkap dengan tanda merah ( red tag ) yang berarti tidak aman untuk digunakan. Perancah harus diperiksa si pemakai setiap harinya untuk memastikan kondisi lantai kerja tetap terikat dan tidak lepas atau hilang. 18. PERAWATAN
  • 78. 19.1. MENGANGKAT PIPA PANJANG POSISI MENDATAR 19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 79. 19.2. MENGANGKAT PIPA PANJANG POSISI TEGAK 19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 80. 19.3. MENGANGKAT PIPA-PIPA PENDEK 19. ERGONOMI PEMASANGAN SCAFFOLDING
  • 82. 20. BAHAYA-BAHAYA PEMASANGAN 20.2. ERGONOMI MENGANGKAT PIPA
  • 83. 1. MELEMPAR/ MENJATUHKAN MATERIAL SCAFFOLDING DARI KETINGGIAN. 2. MENURUNKAN RANGKAIAN SCAFFOLDING YANG MASIH TERANGKAI. 21. HAL YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
  • 84. 22. APD/ PPE BERKERJA SCAFFOLDING Coverall  lengan panjang, tidak sempit dan tertutup •Fall arrester landyard minimum 2 m dari permukaan landasan
  • 85. 1 >>> Cleats Rusak, Arm Lock Tidak Dipasang 2 >>> Tidak Ada Guardrail, Berkerja Tidak mengunakan Body harness 3>>> Tidak mengunakan palang Pipa pengikat horizontal, Tidak ada Putlog 23. STUDI KASUS