Qiyas istitsna’i ialah suatu qiyas yang disebutkan ‘ain natijahnya atau naqidh natijahnya dengan nyata. Qiyas ini tersusun dari dua muqaddimah, salah satunya ialah qadhiyyah syarthiyyah yang ada pada permulaannya, dan disebut muqaddimah kubra, dan yang kedua istitsna’i, yaitu suatu qadhiyyah yang permulaannya menggunakan adat istitsna’i yaitu “tetapi” (لكنه) dan disebut muqaddimah shughra
3. Pengertian Qiyas Istitsna’iy
Qiyas istitsna’i ialah suatu qiyas yang disebutkan ‘ain natijahnya
atau
naqidh natijahnya dengan nyata. Qiyas ini tersusun dari dua
muqaddimah, salah satunya ialah qadhiyyah syarthiyyah yang ada
pada permulaannya, dan disebut muqaddimah kubra, dan yang
kedua istitsna’i, yaitu suatu qadhiyyah yang permulaannya
menggunakan adat istitsna’i yaitu “tetapi” (dan ( )لكنه muqaddimah
shughra.
4. Pembagian Qiyas Istitsna’iy
A. Qiyas Istitsna’i Ittishali (Muttashil)
Apabila Qiyas itu muttashil, maka menetapkan
muqaddam, maka natijahnya pasti tetap taali. Dan jika
meniadakan taali, maka natijahnya pasti berupa
peniadaan muqaddam dan tidak dapat ditetapkan
kebalikan dua hukum tersebut, karena telah menjadi
jelas.
B. Qiyas Istitsna’i Infishali (Munfashil)
Qiyas Istitsna’i Munfashil ialah
keterangan atau proposisi yang premis
mayornya terdapat kait pisah
contohnya Laut adakalanya teduh dan
adakalanya bergelombang,Tetapi ia
teduh, Laut tidak bergelombang.
5. Kesimpulan
Qiyas istitsna’i ialah suatu qiyas yang disebutkan ‘ain natijahnya
atau naqidh natijahnya dengan nyata. Qiyas ini tersusun dari dua
muqaddimah, salah satunya ialah qadhiyyah syarthiyyah yang ada
pada
permulaannya, dan disebut muqaddimah kubra, dan yang kedua
istitsna’i, yaitu suatu qadhiyyah yang permulaannya
menggunakan adat istitsna’i yaitu “tetapi” ( muqaddimah shughra.
Sedangkan pembagian dan disebut ( لكنهqiyas istitsna’i dibagi