Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang pada setiap waktu merupakan hak azasi yang harus dipenuhi. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi suatu negara. Berbagai upaya dilakukan agar kedaulatan pangan nasional terjamin diantaranya dengan upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi. Sehingga produksi pangan nasional dapat meningkat.
Peningkatan produksi domestik akan mengurangi ketergantungan terhadap impor sehingga pengaruh gejolak pasar kedelai dunia dapat diminimalkan. Pada sisi lain, mengurangi impor akan menghemat devisa dan memperbaiki defisit transaksi perdagangan. Oleh karena diperlukan sebuah terobosan guna meningkatkan minat tanam kedelai, salah satunya pengembangan teknologi kearifan lokal sistem methuk agar produksi kedelai lokal terjaga.
Inovasi Methuk Jempolan (Jemput Pola Tanam) merupakan pengembangan tanaman pangan terutama jagung dan kedelai dengan prinsip mempersingkat waktu tanam dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Sistem ini tidak mengurangi tanaman jagung petani, bahkan mampu menambah penghasilan petani. Populasi tanaman, baik jagung maupun kedelai, masing-masing tetap 100 persen.
Saat ini yang banyak diterapkan di Grobogan adalah kedelai methuk jagung. Prinsip dasar sistem ini adalah menanam kedelai ketika jagung berumur 80-90 hari. Ketika jagung panen, kedelai sudah berumur sekitar 1 bulan. Sekitar 45 hari berikutnya kedelai dapat dipanen.
Pemangkasan tunas jagung (mucuki) dilakukan setelah kedelai berumur 5-7 hari. Hal ini bertujuan untuk melindungi benih kedelai yang ditanam dari terpaan hujan dan gangguan lainnya.
Dengan cara tanam sistem ini, yang awalnya petani hanya dapat membudidayakan jagung 2 kali di musim tanam (MT)-1 dan MT-2, petani dapat menanam kedelai di sela-selanya. Sistem ini sesuai diterapkan pada lahan yang memiliki pola tanam jagung MT I - jagung MT II.
Pada tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Grobogan membuat inovasi Methuk Jempolan. Methuk Jempolan salah satu cara yang dapat dilakukan dan dikembangkan oleh petani dalam rangka meningkatkan IP dan mampu memberikan keuntungan baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Hal tersebut merupakan salah satu budidaya pertanian yang berkelanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Keunikan inovasi ini adalah efisiensi pola tanam. Nilai tambah inovasi ini adalah dengan prinsip mempersingkat waktu tanam dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Sistem ini tidak mengurangi tanaman jagung petani, bahkan mampu menambah penghasilan petani. Selain itu inovasi ini ramah lingkungan, usaha tani lebih efisien terutama dapat menekan biaya untuk pengolahan lahan, serta dapat meningkatkan produksi sebagai dampak meningkatknya Indeks tanaman.
2. URGENSI MASALAH
TERJADI PENYUSUTAN LUAS BAKU SAWAH
- LUAS BAKU SAWAH 2016 = 83.420,58 HA
- SAWAH ADA BANGUNAN 2021 = 1.025,74 HA
- LUAS BAKU SAWAH 2021 = 82.394,84 HA
SASARAN RPJMD
PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN 1,7%/TH
3. NILAI KEBARUAN METHUK JEMPOLAN
1. Kedelai Methuk Jagung
Sistem kedelai methuk jagung adalah dengan menanam kedelai
ketika jagung berumur 80-90 hari. Sehingga ketika jagung panen,
kedelai sudah berumur sekitar satu bulan. Sekitar 45 hari
berikutnya kedelai dapat dipanen. Setelah itu jagung kedua dapat
ditanam. Dengan cara tanam sistem ini, yang awalnya petani hanya
dapat membudidayakan jagung 2 kali di MT-1 dan MT-2, petani
dapat menanam kedelai di sela-selanya. Pemangkasan tunas
jagung (mucuki) dilakukan setelah kedelai berumur 5-7 hari. Hal ini
bertujuan untuk melindungi benih kedelai yang ditanam dari terpaan
hujan dan gangguan lainnya.
2. Jagung Methuk Jagung
Sistem jagung methuk jagung adalah dengan menanam jagung ke
2 ketika jagung berumur 80-90 hari atau satu bulan sebelum panen
sudah ditanam benih jagung susulan berikutnya.
4. IMPLEMENTASI INOVASI
Jarak tanam jagung adalah (70x20) cm2 untuk 1 biji per lubang tanam atau (70x40)
cm2 untuk 2 biji per lubang tanam. Jarak tanam ini seperti jarak tanam biasa yang
dilakukan oleh petani. Jarak tanam untuk kedelainya (35x20) cm2 yang ditanam di
sela-sela jagung. Adapun penggunaan pupuk pada tanaman jagung dilakukan seperti
biasanya. Khusus untuk tanaman kedelai direkomendasikan menggunakan pupuk
majemuk.
Persyaratan lahan yang dapat diterapkan sistem methuk antara jagung dengan kedelai
adalah lahan yang memiliki pola tanam jagung (MT-1) – jagung (MT-2).
Olah tanah penuh dilakukan pada MT 1 selanjutnya dengan tanpa olah tanah (TOT)
Penanaman kedelai dilakukan saat jagung berumur 80-90 hari.
Pemangkasan pucuk tanaman jagung (mucuki) dilakukan setelah kedelai berumur 5-7
hari untuk melindungi benih kedelai yang ditanam dari hujan dan beberapa gangguan
lainnya.
Sistem ini tidak mengurangi tanaman jagung petani. Bahkan sistem ini mampu
menambah penghasilan petani.
5. DAMPAK SISTEM METHUK JEMPOLAN
METHUK
MEMAKSIMALKAN
PENGGUNAAN AIR PADA
DAERAH LAHAN KERING
Solusi memaksimalkan
pemanfaatan air pada lahan
kering / tadah hujan
MENINGKATKAN PRODUKSI
Produksi meningkat karena
adanya tambah tanam karena
efisiensi waktu tanam dan umur
tanaman.
MENINGKATKAN IP
Indeks Pertananam dapat
meningkat dari IP 200 menjadi
IP 300 bahkan IP 400
TANAM KOMODITAS BARU
TANPA MENGGANTI
KOMODITAS UTAMA
Memasukkan komoditas baru
tanpa mengganti komoditas
utama
6.
7. DAMPAK LAIN SISTEM METHUK
Tanaman kedelai akan meningkatkan bakteri
rhizobium di dalam tanah, sehingga kandungan
Nitrogen (Unsur N) akan meningkat. Peningkatan
unsur N mengindikasikan adanya peningkatan
kesuburan tanah.
Meningkatkan Kesuburan tanah
Peningkatan luas tanam kedelai dari 6.039 ha pada
tahun 2020, menjadi 15.355 ha pada tahun 2021.
Peningkatan produksi jagung pada tahun 2020 sebesar
753.339 ton, pada tahun 2021 diprediksi akan mencapai
800.655 ton
Meningkatkan produksi jagung dan kedelai
Peningkatan unsur N di dalam tanah berpotensi
menghemat penggunaan pupuk. Hal ini akan
berdampak pada pengurangan sarana produksi
yang pada akhirnya menambah penghasilan petani
Menghemat pupuk pada kedelai
methuk jagung
Petani yang biasanya mendapatkan penghasilan
dari budidaya tanaman jagung sebanyak 2 kali
tanam, dengan sistem ini penghasilannya akan
ditambahkan oleh hasil panen kedelai.
Meningkatkan pendapatan petani
01
02
03
04
10. STRATEGI KEBELANJUTAN
1. Mengembangkan sistem methuk jagung dan kacang hijau pada daerah sawah irigasi.
2. Mengembangkan sistem methuk pada padi IP400, dengan menerapkan methuk pesemaian
3. Penggunaan kalender Methuk Jempolan
4. Mensosialisasikan sistem methuk pada petani
TRANSFERABILITAS