SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
1
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN
Perlakuan Akuntansi Penjualan Konsiyansi
Dosen : Maurits Sipahutar, S.E, M.M
Disusun Oleh :
Hafshah Salsabilla Hadi (203403040006)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MPU TANTULAR
2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam rangka memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan di Universitas Mpu Tantular yang
berjudul ”Perlakuan Akuntansi Penjualan Konsiyansi”
Dalam penyusunan makalah ini, Saya menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya
sebatas memahami konsep, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, makalah ini tidak hanya
bertujuan untuk memenuhi tugas akademis, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami
dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah [nama
dosen] yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berharga
dalam proses pembuatan makalah ini. Selain itu, Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan inspirasi selama proses
pembelajaran.
Akhir kata, Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Saya harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Terima kasih.
Jakarta, 20 November 23
Hafshah Salsabila Hadi
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
Bab II Pembahasan.............................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Akuntansi..................................................................................... 6
2.2 Pengertian Akuntansi Konsiyansi.................................................................. 6
2.3 Karateristik Penjualan Konsinyansi............................................................... 7
2.4 Perjanjian Konsiyansi .................................................................................... 7
2.4.1 Alasan Diadakannya Perjanjian Konsiyansi...................................... 7
2.4.2 Hak Dan Kewajiban Dalan Perjanjian Konsiyansi............................. 8
2.5 Pencatatan Penjualan Konsiyansi................................................................. 9
2.6 Sistematika Pencatatan Penjualan Konsiyansi............................................. 10
Bab III Kesimpulan............................................................................................................... 16
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 17
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya zaman, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,
baik di bidang industri, jasa, maupun perdagangan. Sehingga untuk mempertahankan
keunggulan masing-masing produk berbagai inovasi dilakukan para pelaku bisnis, salah
satunya adalah inovasi dalam strategi penjualan.Ada beberapa strategi penjualanyang
dilakukan perusahaan saat ini, seperti penjualan secara tunai, penjualan secara kredit,
penjualan secara pesanan, penjualan secara tender, penjualan secara ekspor, serta
penjualan secara konsinyasi.
Banyak perusahaan mengembangkan jaringan usaha dengan cara bekerjasama
dengan pihak eksternal perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan
memudahkan jangkauan pasar dalam memasarkan produk.Salah satu sistem yang
digunakan adalah penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi merupakan pengiriman atau
penitipan produk dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan.
Dalam hubungannya dengan penjualan konsinyasi tersebut, pihak yang menyerahkan
produk atau pemilik produk disebut konsinyor atau pengamanat, sedangkan pihak yang
dititipkan produk disebut konsinyi atau komisioner.
Penjualan konsinyasi banyak diminati oleh pelaku bisnis karena memiliki manfaat
baik bagi pengamanat maupun komisioner, dimana manfaat bagi perusahaan yang menjual
produk dengan konsinyasi, cara ini untuk memperluas daerah pemasaran dengan menekan
biaya investasi dan mempermudah Perusahaan dalam memasarkan produknya karena
banyak pihak yang akan menjadi mitra perusahaan, sedangkan bagi perusahaan yang
dititipkan produk, cara ini untuk mengurangi risiko produk yang tidak terjual karena dapat
mengembalikan produk kepada pemilik jika produk tidak terjual dalam kurun waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian kerja sama, dan cara ini juga dianggap lebih efektif karena
pembayaran dilakukan setelah produk laku dijual, dengan kata lain hanya membayar produk
yang terjual saja.
Sistem penjualan konsinyasi merupakan salah satu sistem transaksi penjualan
dimana terdapat suatu perjanjian antara kedua belah pihak yang berisi penyerahan barang
atau produk dari pemilik produk kepada pemilik toko untuk memasarkan kembali produk
kepada konsumen dengan harga dan syarat yang sudah diatur dalam perjanjian. Metode
pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur pembukuan tersendiri
yang biasanya diikuti oleh pihak pengamanat maupun komisioner.
Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap
produk konsinyasi diakui oleh komisioner pada pihak ketiga. Jika pengamanat
5
membutuhkan laporan penjualan atas penjualan konsinyasi, maka pencatatan harus
diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler. Kesalahan pencatatan
penjualan konsinyasi sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan.
Pencatatan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa Akuntansi Konsiyansi itu sendiri ?
2. Karakteristik penjualan seperti apa pada Konsiyansi?
3. Kenapa perlu di adakannya perjanjian Konsiyansi?
4. Hak dan kewajiban seperti apa dalam perjanjian Konsiyansi?
5. Seperti apa pencataan dan sistematika Pencatatan Penjualan Konsiyansi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Akuntansi Konsiyansi itu sendiri
2. Untuk mengetahui karakteristik penjualan konsiyansi itu sendiri
3. Untuk mengetahui alasan diadakannya perjanjian konsiyansi
4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban dalam perjanjian konsiyansi
5. Untuk mengetahui pencatatn dan sistematika pencatatan penjualan konsiyansi
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Albertus Indratno (2013:6) Akuntansi adalah proses mencatat,
menggolongkan, meringkas, melaporkan dan menganalisa data keuangan dari sebuah
entitas.
Menurut Catur Sasongko dan Agustin Setyaningrum (2016:2) Akuntansi adalah
proses atau aktivitas yang menganalisis, mencatat, mengklasifikasikan,
mengikhtisarkan, melaporkan dan menginterpretasikan informasi keuangan untuk para
penggunanya.
Menurut Hery (2012:7) Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang
memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-
pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah suatu aktivitas yang menyediakan sistem informasi mulai dari
mengidentifikasi, mencatat, sampai menghasilkan laporan keuangan. Segala aktivitas
dan laporan yang bersifat keuangan tersebut akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi Perusahaan.
2.2 Pengertian Penjualan Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki
barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan
memberikan komisi tertentu (Hadori Yunus, 2013:141).
Penjualan konsinyasi menurut Ratnaningsih (2015:77) menyatakan bahwa
“Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak lain untuk dijualkan dengan
harga dan syarat yang diatur dalam perjanjian”.
Penjualan konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana pihak pemilik
barang atau pengamanat, menyerahkan barangnya kepada pihak lain, yaitu komisioner
untuk dijual kepada pihak luar dan pihak komisioner mendapatkan sejumlah komisi dari
pihak konsinyor atau pengamanat (Halim, 2015:65).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penjualan konsinyasi merupakan
pengiriman atau penitipan produk dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai
agen penjualan,dimanaproduktersebutdijual dengan harga dan syarat yang telah diatur
dalam perjanjian kerjasama yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan memberikan
komisiatas produk yang lakuterjual. Pihak yang menyerahkan produk atau pemilik produk
disebut konsinyor atau pengamanat, sedangkan pihak yang dititipkan produk disebut
konsinyi atau komisioner.
7
2.3 Karakteristik Penjualan Konsinyasi
Menurut Hadori Yunus (2013:141) ada empat karakteristik yang merupakan perbedaan
perlakuan akuntansi,sebagai berikut :
1. Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat
karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan
pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan
oleh pihak komisioner
2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan
dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan,
baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai produk dapat dijual kepada
pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak
saat pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut
kepada pihak ketiga, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah
pihak.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga
keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh
sebab itu administrasi yang baik harus diselenggarakan sampai pada saat
komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga
2.4 Perjanjian Konsinyasi
2.4.1 Alasan Diadakannya Perjanjian Konsinyasi
Alasan-alasan pengamanat menerima perjanjian konsinyasi, antara lain:
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat
dijamin oleh seorang produsen atau distributor, terutama apabila produk yang
bersangkutan baru diperkenalkan atau permintaan produk tidak menentu.
2. Risiko-risiko tertentu dapat dihindari oleh pengamanat. Produk konsinyasi tidak
ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner sehingga risiko
keuntungan dapat ditekan.
3. Harga eceran produk yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh
pengamanat. Hal ini disebabkan kepemilikan atas produk tersebut masih
ditangan pengamanat sehingga harga masih terjangkau oleh konsumen.
Demikian pula terhadap jumlah produk yang siap dipasarkan dan persediaan
produk tersebut mudah di kontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan
produk dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.
Alasan-alasan komisioner menerima perjanjian konsinyasi, antara lain:
8
1. Komisioner dilindungi dari kemungkinan risiko gagal untuk memasarkan
produk tersebut atau keharusan menjual produk dengan rugi.
2. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya produk konsinyasi
yang diterima atau dititipkan oleh pengamanat.
3. Risiko rusaknya produk dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
2.4.2 Hak Dan Kewajiban Dalam Perjanjian Konsinyasi
Menurut Hadori Yunus (2013:143), ada beberapa ketentuan dalam perjanjian
konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankanmsifat hubungan
kerjasama antara kedua pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya
meliputi :
a. Komisi penjualan
b. Syarat-syarat pembayaran dan penyerahan produk
c. Pengumpulan piutang dan tanggungjawab atas kerugian karena piutang
tidak dapat ditagih
d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam rangka penerimaan,
e. penyimpangan dan penjualan produk Penyelesaian kepada pengamanat
dan bentuk serta jangka waktu atau periode laporan-laporan yang harus
disajikan kepada pihak pengamanat
Selain ketentuan-ketentuan yang diatur serta spesifik di dalam perjanjian,
hubungan kerjasama di dalam penjualan konsinyasi juga berlaku ketentuanketentuan
umum yang diatur oleh Undang-undang atau hukum yang berlaku di dalam dunia
perdagangan, antara lain :
1. Tentang hak-hak Komisioner, sebagai berikut :
• Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya
yang dikeluarkan untuk menjual produk titipan tersebut sesuai
denganjumlah yang diatur dalam perjanjian di antara kedua pihak.
• Komisi dan biaya–biaya yang mendapatkan penggantian biasanya
dikurangkan langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian
keuangan dengan pengamanat dilaksanakan.
• Dalam batas-batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan hak
untuk memberikan jaminan kualitas produk yang dijualnya.
• Untuk menjamin pemasaran produk yang bersangkutan, komisioner
berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan
seperti yang berlaku pada umumnya untuk produk yang sejenis,
9
meskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasan yang harus
dinyatakan dalam perjanjian.
2. Tentang kewajiban-kewajiban Komisioner, sebagai berikut :
• Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual produk
milik pengamanat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
perjanjian.
• Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administrasi
terhadap produk milik pengamanat, sehingga identitas produk tersebut
tetap dapat diketahui setiap saat.
• Membuat laporan secara periodik tentang produk yang diterima, produk
yang berhasil dijual dan produk yang masih dalam persediaan serta
mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.
• Perhitungan penjualan harus disajikan informasi mengenai produk yang
diterima dari pengamanat, produk yang laku dijual dalam periode
laporan, biaya–biaya yang bersangkutan dan menjadi tanggung jawab
pengamanat, jumlah yang terhutang dan jumlah pembayarannya kepada
pengamanat.
3. Akuntansi Penjualan Konsinyasi bagi Pihak Komisioner
Menurut Dewi Ratnaningsih (2015:82) Akuntansi yang diselenggarakan oleh
komisioner harus menyediakan informasi, sebagai berikut :
• Identifikasi produk milik pengamanat
• Menentukan utang-piutang antara komisioner dan pengamanat
• Menyusun laporan perhitungan penjualan yang menyajikan jumlah
produk yang diterima, jumlah produk yang terjual, hasil penjualan, biaya
yang dibayar oleh komisioner dan menjadi tanggungjawab pengamanat,
uang muka dari komisioner dan jumlah pembayaran atau jumlah yang
terutang kepada pengamanat.
2.5 Pencatatan Penjualan Konsinyasi
Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap
produk konsinyasi diakui oleh komisioner pada pihak ketiga. Jika konsinyor atau
pengamanat membutuhkan laporan penjualan atas penjualan konsinyasi, maka
pencatatan harus diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler.
Kesalahan pencatatan penjualan konsinyasi sangat berpengaruh terhadap laporan
keuangan perusahaan. Pencatatan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku pada umumnya.
10
Bagi pihak pengamanat, jika laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan
tersendiri, maka rekening produk konsinyasi untuk masing-masingkomisioner dibebani
harga pokok barang yang dikirimkan kepada komisioner dan semua biaya yang berkaitan
dengan konsinyasi. Apabila pihak pengamanat menghendaki transaksi penjualan
konsinyasi harus disatukan dengan transaksi reguler lainnya dan laba rugi usaha juga
dihitung, maka pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan
yang mengikhtisarkan kegiatan usaha bersama.
Menurut Afriyanto (2014), ada dua metode yang dipakai untuk akuntansi penjualan
konsinyasi baik bagi pihak pengamanat maupun bagi pihak komisioner, sebagai berikut :
1. Metode neto yaitu transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah
dari transaksi penjualan reguler.
2. Metode bruto yaitu transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara tidak
terpisah dari transaksi penjualan reguler.
2.6 Sistematika Pencatatan Penjualan Konsinyasi
Menurut Yendrawati (2008), pengamanat mencatat setiap transaksipendapatan
dan biaya yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi dalam rekening barang
konsinyasi, pengamanat hanya mencatat jurnal saat menitipkan barang ke komisioner
dan saat menerima laporan konsinyasi serta uang dari komisioner. Setiap jurnal yang
dibuat oleh pengamanat pasti ada rekening barang konsinyasi baik di debit maupun
kredit. Komisioner hanya membuat jurnal saat menjual barang konsinyasi, mengeluarkan
biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi termasuk saat mencatat pendapatan
komisi dan pengiriman uang ke pengamanat dan setiap jurnal yang dibuat oleh
komisioner pasti ada rekening barang komisi baik di debit maupun kredit.
Dalam pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi, pengamanat tetap menjadi
pemilik produk sampai laku terjual dan produk tersebut sebagai persediaan dalam
catatan akuntansi pihak konsinyor. Terdapat dua metode pencatatan akuntansi
penjualan konsinyasi baik bagi pihak pengamanat maupun bagi pihak komisioner,
sebagai berikut :
11
1. Pencatatan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pihak Pengamanat
Pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi bagi pihak pengamanat terdapat dua
metode, sebagai berikut :
A. Metode Terpisah
Dalam metode ini laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi dicatat secara
terpisah dari laba rugi transaksi reguler, dimana pendapatan dan biaya yang
berhubungan dengan transaksi konsinyasi juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang
Konsinyasi”. Jurnal rekening barang konsinyasi bagi pihak pengamanat adalah sebagai
berikut :
Tabel 1 Barang Konsinyasi
Debit Kredit
1.Harga pokok barang yang dikirim
2.Biaya pengiriman barang konsinyasi
3.Biaya yang berhubungan dengan
barang yang dibayar oleh komisioner
akan tetapi ditanggung oleh
pengamanat
1. Hasil penjualan barang konsinyasi
2. Apabila seluruh barang konsinyasi
laku terjual maka saldo rekening
barang konsinyasi yang bersaldo
“kredit” menunjukkan Laba, dan
apabila bersaldo “debit” menunjukkan
Rugi
12
3. Apabila pada akhir periode terdapat
barang yang belum terjual, maka
disajikan dalam neraca sebagai
Persediaan
Sumber: Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, 2014
Pada umum nya pencatatan yang di buat oleh pihak pengamanat mencakup
transaksi sebagai berikut :
1. Pengiriman barang konsinyasi, tansaksi ini akan di catat :
Barang Konsinyasi xxx
Persediaan xxx
2. Pembayaran biaya angkut barang konsinyasi, transksi ini akan dicatat :
Barang Konsinyasi xxx
Kas xxx
3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner mengenai
penjualan barang konsinyasi, biaya yang berhubungan dengan konsinyasi,
pembayaran yang akan diterima dari komisioner, transaksi ini akan dicatat:
Catatan:
(a)Jumlah dari rekening Barang konsinyasi debet ialah komisi
atas komisioner serta biaya yang harus diganti pengamanat
kepada komisioner karena penjulaan barang konsinyasi
(b)Jumlah rekening Barang konsinyasi kredit ialah nilai barang
yang terjual
4. Menerima pembayaran dari komisioner, transaksi ini akan dicatat :
Piutang – Komisioner xxx
Komisi xxx
Barang Konsinyasi xxx
Kas xxx
Piutang – Komisioner xxx
13
B. Metode Tidak Terpisah
Dalam metode ini laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi tidak
dicatat secara terpisah dari laba rugi transaksi reguler, karena tidak dipisahkan
maka tidak ada perbedaan dalam pembuatan jurnal. Dengan demikian
pendapatan dan biaya dari transaksi konsinyasi dicatat seperti halnya
pendapatan dan biaya yang diperoleh dari transaksi penjualan reguler. Dalam
hal ini pengamanat membuat jurnal pada saat :
1. Mengeluarkan biaya pengiriman, transaksi ini akan dicatat :
Biaya Pengiriman xxx
Kas xxx
2. Menerima laporan konsinyasi, transaksi ini akan dicatat :
Piutang – Komisioner xxx
Biaya xxx
Penjualan xxx
3. Menerima pembayaran dari komisioner, transaksi ini akan dicatat :
Kas xxx
Piutang Kosioner xxx
Pada metode ini pengamanat tidak menutup rekening pendapatan atau
kerugian pada akhir periode, dimana laba rugi tidak dibuat jurnal penutup.
C. Metode Perpetual
1. Jurnal atasnlaporan dari komisioner
Berikut pencatatan yang dilakukan:
2. Mencatat HPP jurnal sebagai berikut:
14
D. Metode Periodik/Fisik
1. Jurnal yang dibuat pengamanat saaat diterimanya laporan dari
komisioner
2. Menerima Pembayaran dari Komisioner
Berikut pencatatan yang dilakukan:
2. Pencatatan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pihak Komisioner
Pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi bagi pihak komisioner terdapat dua
metode, sebagai berikut :
A. Metode Terpisah
Dalam metode ini sama halnya dengan metode terpisah pada pencatatan
pengamanat, dimana laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi dicatat secara
terpisah dari laba rugi transaksi reguler. Pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan
kegiatan komisioner juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Komisi”. Rekening ini di debit
dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisioner dan di kredit dengan
pendapatan yang berhubungan dengan barang komisioner. Jurnal rekening barang komisi
bagi pihak komisioner adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Barang Komisi
Debit Kredit
1. Biaya Perakitan
2. Jumlah yang harus dibayarkan
kepada pengamanat
1. Membayar biaya angkut
2. Menjual barang komisi
3. Mengirim laporan pertanggung
jawaban kepada pengamanat
4. Mengirim pembayaran kepada
pengamanat
Sumber: Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, 2014
15
Pencatatan terhadap tansaksi pengkreditan diatas adalah sebagai berikut :
1. Membayar biaya angkut/perakitan, transaksi ini akan dicatat :
Barang Komisi xxx
Kas xxx
2. Menjual barang komisi, transaksi ini akan dicatat :
Kas xxx
Barang Komisi xxx
3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat, transaksi ini akan
dicatat :
Barang Komisi xxx
Utang – Pengamanat xxx
4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat, transasaksi ini akan dicatat :
Utang pengamanat xxx
Kas xxx
Saldo rekening “ Barang Komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari
kegiatan konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “Ikhtisar
laba rugi”.
B. Metode Tidak Terpisah
Dalam metode ini laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi tidak dicatat secara
terpisah dari laba rugi transaksi reguler. Oleh karena itu, pendapatan dan biaya yang
berhubungan dengan transaksi konsinyasi dicatat sama seperti pendapatan dan biaya yang
berhubungan dengan transaksi reguler. Untuk membedakan dengan barang reguler maka
setiap transaksi yang berhubungan dengan konsinyasi akan dicatat dalam rekening “Nama
Pengamanat”. Dalam hal ini komisioner membuat jurnal, sebagai berikut :
Tabel 3 Jurnal Komisioner
Debit Kredit
1. Pengeluaran biaya yang menjadi
tanggungan pengamanat
2. Jumlah yang harus di bayarkan kepada
pengamanat
1. Harga pokok penjualan pada saat
terjadinya transaksi penjualan
2. Penerimaan lain dan hasil penjualan
konsiyasi
Sumber: Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, 2014
16
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner didalam metode ini mencakup
transaksi sebagai berikut :
1. Membayar biaya angkut/perakitan, transaksi ini akan dicatat :
Utang Pengamanat xxx
Kas xxx
Barang Konsinyasi xxx
Persediaan xxx
2. Menjual barang komisi, transaksi ini akan dicatat :
Kas xxx
Penjualan xxx
Barang Konsinyasi xxx
Persediaan xxx
3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat, transaksi ini akan dicatat :
Utang Pengamanat xxx
Kas xxx
3. Akuntansi Permasalahan Lain Pada Penjualan Konsinyasi
a) Uang Muka
Jumlah uang muka yang diserahkan oleh komisioner bisa
ditentukan oleh pengamanat. Terjadinya transaksi ini kedua
metode atas pecatatannya sama saja. Adapun jurnalnya sebagai
berikut:
b) Retur Penjualan
Adanya kerusakan barang atau cacat yang dikembalikan oleh komisioner
kepada pengamanat disebut sebagai retur penjualan. Pengamanat akan
mencatat sebagai beban periode berjalan terhadap pengeluarannya serta
komisioner. Selain itu pengiriman barang yang rusak atau retur serta
penggantian barang rusak tersebut akan menimbulkan biaya pengiriman,
baik biaya pengiriman dari pengamanat ke komisioner atau pun sebaliknya.
Biaya ini dimasukkan sebagai beban oleh pihak pengamanat
17
Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat dan komisioner
a) Metode Terpisah
1) Jurnal untuk Pengamanat (Consignor)
(a) Pencatatan HPP
(b) Pencatatan biaya karena retur
Catatan:
(1) Biaya yang dikeluarkan komisioner akan masuk ke rekening Barang
Konsinyasi debet
(2) Barang konsinyasimkredit untuk mengurangi saldo konsinyasi
2) Jurnal Komisioner (Consignee)
Tidak ada penjurnalan
b) Metode Tidak Terpisah
1) Jurnal Pengamanat
Tidak melakukan penjurnalan hanya membuat memo pada faktur agar
saldo pengiriman barang berkurang
2) Jurnal Komisioner
Tidak ada jurnal
4. Barang Konsinyasi yang Belum Terjual Akhir Periode
Dalam menjalankan usaha tidak selalu berjalan dengan lancar. Adakalanya
permintaan terhadap barang yang dijual menurun begitu juga dengan barang-
barang konsinyasi dimana berkurangnya nilai kebutuhan serta minat konsumen
terhadap barang–barang konsinyasi, yang berakibat tidak terjualnya barang– barang
konsinyasi secara penuh oleh pihak komisioner, padahal jangka waktu perjanjian
penjualan kosinyasi berlangsung dan melampaui akhir periode akuntansi. Barang
titipan yang masih ada pada komisioner dan belum terjual sampai dengan saat
penyusunan laporan keuangan, maka persediaan tersebut akan dicantumkan
sebagai persediaan akhir oleh pengamanat. Nilai persediaan akhir adalah harga
pokok ditambah biaya-biaya yang telah dikeluarkan yang menjadi bagian dari
persediaan baik oleh pengamanat maupun komisioner secara proporsional. Oleh
karena itu, pada akhir periode akan ada penyesuaian yaitu memasukkan biaya selain
harga pokok kedalam nilai persediaan oleh pengamanat sedangkan komisioner tidak
melakukan catatan penyesuaian karena barang tersebut bukan persediaannya.
(ArifinSabeni, 1992:205)
Adapun jurnal penyesuaian terkait hal diatas sebagai berikut:
18
1) Metode Terpisah
Catatan:
Nilai atas persediaannbarang konsinyasi sama dengan
hargaipokok penjualan disertai komisiiatas barangiyang
belum terjual
2) Metode Tidak Terpisah
Catatan:
Nilai dari rekening persediaan barang terdiri atas biaya yang dikorbankan untuk
barang yang belum terjual. Persediaan barang konsinyasinjuga disebut sebagai
biaya yang ditangguhkan atau biaya dibayar dimuka.
5. Akuntansi untuk Konsiyasi yang Telah Selesai
a. Catatan Pihak Konsinyi – Jika Laba Konsiyasi ditetapkan Tersendiri
1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsiyasi dengan
suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri
yang di selenggarakan dengan tujuan ini.
Barang Konsinyasi xxx
Penerimaan Barang konsinyasi xxx
2. Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak
Konsinyi tidak dipengaruhi oleh transaksi pihak konsinyor.
3. Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak
Konsinyi mencatat beban yang harus ditutup oleh ppihak konsinyor
dengan mendebet perkiraan Konsiyasi – Masuk dan mengkredit
perkiraan aktiva yang bersangkutan atau perkiraan konsinyi
19
dibebani semua dengan beban yang harus di tutup oleh pihak
konsinyor, seluruhnya atau sebagian maka perkiraan konsinyasi-
Masuk dibebani (didebet) dan perkiraan beban di kredit sebesar
jumlah yang harus dibebankan pada pihak konsinyor.
4. Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Pihak Konsinyi mencatat
penjualan konsinyasi dengan mendebet perkiraan aktiva
bersangkutan dan mengkredit perkiraan Konsinyasi-Masuk
5. Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat komisi atau laba atas penjualan konsiyasi
dengan mendebet perkiraan Konsiyasi-Masuk dan mengkredit
perkiraan pendapatan yang bersangkutan
6. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh
Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat pengiriman uang kas
kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-
Masuk dan mengkredit perkiraan Kas. Jika pembayaran
menyangkut seluruh jumlah yang terhtang, maka ayat jurnal untuk
mencatat pembayaran ini menutup perkiraan Konsinyasi-Masuk.
b. Catatan Pihak konsinyi – Jika laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan
Tersendiri
1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi
menctat barang konsinyasi dengan ayat jurnal memorandum
2. Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak
Konsinyi tidak dipengaruhi oleh transaksi pihak konsinyor
3. Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak
konsinyi mendebet perkiraan pihak konsinyor untuk beban yang harus
dibebankan pada pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan aktiva
atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan atau perkiraan beban
jika beban dicatat semula dalam perkiraan beban.
4. Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan
konsinyasi seperti pada penjualan biasa. Masing-masing ayat jumal
penjualan disertai dengan sebuah ayat jur- nal untuk mencatat beban
yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor, untuk barang-barang yang
dijual: perkiraan Pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan
didebet dan per- kiraan pihak konsinyor dikredit.
5. Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Pihak
Konsinyi. Pihak konsi- nyi tidak membuat ayat jurnal untuk komisi
atau laba atas penjualan konsinyasi. Pendapat- an atas penjualan
konsinyasi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi sebagai
aki- bat dari ayat-ayat jurnal yang dibuat di atas tadi.
20
6. Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi
Oleh Pihak Konsinyi.Pihak konsinyi mencatat pembayaran
kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak
konsinyor dan mengkredit perkiraan Kas.
c. Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan
Tersendiri
1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor
mencatat penyerahan barang kepadapihak konsinyi dengan
mendebet perkiraan Konsinyasi-Keluar dan mengkredit
perkiraan persediaan, jika untuk saldo persediaan
diselengarakan sistem persediaan perpetual. Perkiraan
21
Pengiriman Barang Konsinyasi ditangani sebagai suatu pos
pengurang dari jumlah persediaan awal dan pembelian dalam
menetapkan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual.
Penyerahan barang dicatat dengan harga pokok kendati harga
jual atau harga tertentu lainnya ditetapkan pada barang-barang,
pada laporan yang dikirimkan kepada pihak konsinyi.
2. Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi.
Pihak Konsinyor mencatat beban yang berkaitan dengan
konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi-Keluar dan
mengkredit perkiraan Kas atau perkiraan kewajiban. Apabila
perkiraan beban semula dibebani dengan beban yang berkaitan
dengan konsinyasi, maka perkiraan Konsinyasi- Keluar didebet
dan perkiraan beban dikredit dengan jumlah yang ditetapkan
pada konsinyasi.
22
3. (4), dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada
Konsinyasi – Penjualan Oleh Pihak Konsinyi - Pembebanan
Komisi Oleh Pihak Konsinyi, Pihak konsinyor tidak menyusun
ayat jumal untuk transaksi pihak konsinyi sampai ia menerima
laporan dari pihak konsinyi.
6. Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi
Oleh Pihak Konsinyi.Pada waktu pihak konsinyor menerima
laporan perkiraan penjualan konsinyasi, perkiraan Kas didebet
sebesar uang kas yang dikirimkan, perkiraan Konsinyasi
Keluar didebet untuk total beban yang dibebankan pada
perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi, dan per kiraan
Konsinyasi-Keluar dikredit sebesar penjualan kotor yang
dilaporkan oleh pihak kon sinyi. Dapat juga, perkiraan Kas
didebet dan perkiraan Konsinyasi-Keluar dikredit sebesar hasil
penjualan konsinyasi bersih. Jika prosedur ini diikuti, maka ayat
jurnal untuk transak. si pada bagian (6) di atas akan terbaca
sebagai berikut:
Kas xxx
Konsinyasi-Keluar xxx
Saldo dalam perkiraan Konsinyasi-Keluar akan sama besarnya
dalam kedua macam prosedur itu.
Apabila pihak konsinyor menghapuskan pembayaran panjar atas
pengiriman barang konsinyasi, maka penerimaan barang
konsinyasi, maka penerimaan panjar ini dapat dicatat dengan
mendebet perkiraan Kas dan mengkredit perkiraan kewajiban, yaitu
Panjar Dari Konsinyi Kemudian, penerimaan kiriman uang kas
pada penyelesaian konsinyasi dicatat dengan mendebet perkiraan
Kas dan perkiraan panjar yang disertai dengan ayat-ayat jurnal
pada perkiraan konsinyasi-Keluar, yang menetapkan pendapatan
dan beban yang dilaporkan oleh pihak konsinyi.
d. Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Tidak
Ditetapkan Tersedia
1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Apabila
pihak konsinyor tidak menyelenggarakan catatan, persediaan
perpetual maka penyerahan barang kepada pihak konsinyi
dicatat dengan sebuah ayat jumal memorandum dalam buku
harian atau dalam perkiraan tersen- diri yang
diselenggarakan untuk tujuan ini. Sebuah catatan pelengkap
harus diselenggara kan, yang menunjukkan semua rincian
yang bertalian dengan barang konsinyasi. Adakalanya ayat
23
jumal memorandum dibuat dalam mencatat pengiriman
barang konsinyasi. Ayat jumal memorandum untuk transaksi
pada bagian (1) dalam contoh di muka akan berbunyi:
Barang Konsinyasi xxx
Penyerahan barang konsiyansi xxx
Sebuah catatan tambahan yang dibuat akan menunjukkan
rincian guna mendukung saldo dalam perkiraan Barang
Konsinyasi. Pada waktu barang konsinyasi dijual, ayat jumal
memorandum diimbangi.
Dalam hal diselenggarakan catatan persediaan perpetual,
maka penyerahan barang konsinyasi membutuhkan ayat
jurnal sebagai berikut:
Barang Konsinyasi xxx
Persediaan barang (atau barang jadi) xxx
2. Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada
Konsinyasi. Perkiraan biasanya dibebani dengan beban
konsinyasi, tanpa pemisahan antara beban konsinyasi dan
beban yang berkaitan dengan penjualan biasa.
3. (4), dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada
Konsinyasi - Penjualan Oleh Pihak Konsinyi –
Pembebanan Komisi Oleh Pihak Konsinyi. Pihak
konsinyor tidak menyusun ayat-ayat jurnal untuk transaksi
yang diselesaikan oleh pihak konsinyi sampai pihak
konsinyor menerima laporan dari pihak kosinyi.
6. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan
Konsinyasi oleh Pihak Konsinyi. Pada waktu pihak
konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi,
maka perkiraan Kas didebet sebesar Uang kas yang
disertakan dalam laporan, perkiraan beban di debet sebesar
beban yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh
pihak konsinyi, dan perkiraan Penjualan dikredit sebesar
penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak konsinyi. Dalam
hal tidak diselenggarakan catatan persediaan perpetual maka
sebuah ayat jurnal dibuat untuk persediaan akhir dan untuk
menetapkan harga pokok penjualan periode itu. Sebaliknya,
jika diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka
saldo harga pokok penjualan dalam buku yang berkaitan
dengan penjualan biasa harus dinaikkan dengan harga pokok
penjualan yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi,
dengan ayat jumal sebagai berikut:
24
Harga Pokok Penjualan xxx
Barang Konsiyasi xxx
Penyesuaian lebih lanjut harus dilakukan atas penjualan, harga
pokok penjualan, dan beban yang menggambarkan gabungan
operasi konsinyasi dan operasi biasa, dengan cara biasa.
Kemudian perkiraan nominal ditutup pada perkiraan ikhtisar
rugi-laba, dan laba atau rugi dari gabungan operasi itu akhirnya
dipindahkan ke perkiraan modal.
6. Akuntansi Untuk Konsinyasi yang Tidak Diselesaikan Dengan
Tuntas
a. Catatan Pihak Konsinyi Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan
Tersendiri. Pihak konsinyi harus menetapkan laba atas penjualan
konsinyasi sebelum laporan keuangan disusun pada tiap akhir
periode, dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Masuk dan
mengkredit perkira an pendapatan untuk komisi atau laba atas
penjualan konsinyasi sampai dengan tanggal itu. Saldo kredit dalam
perkiraan konsinyasi-masuk setelah ayat jurnal ini menunjukkan,
bahwa hasil dari penjualan konsinyasi melebihi beban bagi pihak
konsinyor, akan menim- bulkan kewajiban kepada pihak konsinyor;
saldo kredit dilaporkan dalam neraca sebagai kewajiban lancar.
Sedangkan saldo debet dalam perkiraan konsinyasi-masuk
menunjukkan, bahwa hasil dari penjualan konsinyasi lebih kecil
daripada beban bagi pihak konsinyor. Pihak konsinyi dapat
menuntut penggantian kepada pihak konsinyor atas jumlah ini jika
tidak tertutup dengan penjualan konsinyasi berikutnya. Saldo debet
pada perkiraan konsi nyasi-masuk dilaporkan dalam neraca sebagai
aktiva lancar (piutang).
b. Catatan Pihak Konsinyi Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan
Tersendiri. Tidak dibutuhkan penyusunan ayat jurnal pada akhir
periode jika ayat-ayat jurnal telah dibuat pada waktu barang
konsinyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau harga pokok
penjualan dan kewajiban kepada pihak konsinyor. Saldo kredit
dalam perkiraan pihak konsinyor pada akhir periode dilaporkan
dalam neraca sebagai kewajiban lancar; sedangkan saldo debet
dilaporkan sebagai aktiva lancar (piutang).
c. Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan
Tersendiri. Pihak konsinyor membutuhkan laporan penjualan
konsinyasi (account sales) pada akhir periode fiskalnya sendiri, agar
ia dapat mencatat laba atau rugi atas penjualan barang konsinyasi
sampai dengan tanggal itu. Data-data yang tercantum dalam
perkiraan penjualan konsi nyasi dicatat dengan cara biasa.
Kemudian perkiraan konsinyasi-keluar menunjukkan beban yang
25
ditetapkan pada konsinyasi dan pendapatan dari penjualan
konsinyasi: Laba atas penjualan konsinyasi sampai dengan tanggal
itu, sekarang harus dipindahkan dari perkiraan konsinyasi-keluar;
pemindahan ini menyebabkan perkiraan itu mengandung saldo
debet, yang menyatakan beban yang dibebankan pada barang
konsinyasi yang belum terjual. Saldo dalam perkiraan konsinyasi-
Keluar dilanjutkan dalam neraca sebagai bagian dari
persediaan perusahaan.
d. Catatan Pihak Konsinyor Jika Laba Konsinyasi Tidak
Ditetapkan Tersendiri. Apa. bila laba konsinyasi tidak ditetapkan
tersendiri oleh pihak konsinyor, maka beban yang dikeluarkan oleh
pihak konsinyi dan yang dibebankan pada hasil penjualan
konsinyasi akan ditetapkan dalam buku pihak konsinyor dengan
mendebet perkiraan beban yang ber- sangkutan. Akan tetapi, jika
barang konsinyasi belum terjual seluruhnya pada akhir periode
fiskal, maka beban yang ditetapkan pada barang konsinyasi yang
belum terjual harus di- tangguhkan. Data-data dalam perkiraan
penjualan konsinyasi dianalisis dan sebuah ayat jurnal majemuk
disusun sebagai berikut: perkiraan Kas didebet sebesar jumlah yang
di- kirimkan oleh pihak konsinyi atau perkiraan Piutang Usaha
didebet sebesar jumlah yang masih harus diterima dari pihak
konsinyi; perkiraan beban didebet untuk beban yang dikeluarkan
oleh pihak konsinyi atas barang yang telah terjual; perkiraan Barang
Konsinya- si didebet sebesar beban pihak konsinyi atas barang yang
belum terjual; dan perkiraan Pen- jualan dikredit untuk total
penjualan konsinyasi.
Beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor untuk barang
konsinyasi yang belum terjadi juga harus ditetapkan sebagai
persediaan konsinyasi pada akhir periode. Jika tidak
diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka perkiraan
Barang Konsinyasi dibebani dengan jumlah harga pokok awal
barang dagangan dan dengan beban lainnya yang me- nyangkut
barang konsinyasi yang belum terjual; perkiraan ikhtisar rugi-laba
dikredit untuk harga pokok awal barang ini, dan perkiraan beban
pihak konsinyor dikredit sebesar bagian dari beban yang
menyangkut persediaan ini. Jika diselenggarakan catatan
persediaan perpetual, maka penyerahan barang kepada pihak
konsinyi pada mulanya dicatat dengan mendebet perkiraan Barang
Konsinyasi dan mengkredit perkiraan persediaan. Kemudian
sebagai pengganti pencatatan jumlah barang yang ada di tangan
pihak konsinyi pada akhir periode, saldo persediaan harus dikurangi
dan perkiraan Harga Pokok Penjualan dibebani dengan barang yang
dijual oleh pihak konsinyi. Ayat jurnal ini disertai dengan ayat jurnal
26
yang menangguhkan beban yang tercantum dalam buku pihak
konsinyor, yang berkaitan dengan bagian dari barang
yang belum terjual.
7. Pengiriman Kembali Barang Konsinyasi
Apabila barang konsinyasi dikembalikan kepada pihak konsinyor, maka
pengeluaran yang ditetapkan pada pengiriman semula barang dan
pada pengembaliannya harus ditetapkan sebagai beban. Pengiriman
kembali barang kepada pihak konsinyi, dengan demikian,
membutuhkan beban yang tidak lebih daripada beban yang biasanya
diterapkan pada penyerahan, barang seperti ini. Pengeluaran untuk
reparasi unit yang rusak yang dikembalikan juga harus dipandang
sebagai beban dengan pengiriman selanjutnya unit-unit ini kepada
pihak konsinyi membutuhkan beban yang tidak lebih daripada biaya
normal. Beban pengiriman kepada pelanggan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penjualan, apabila dibayar oleh pihak konsinyor atau
apabila harus dibebankan pada perkiraannya, perlu ditetapkan sebagai
beban periode itu.
27
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan definisi akuntansi yang diberikan oleh beberapa ahli, akuntansi dapat
diartikan sebagai suatu aktivitas yang melibatkan pencatatan, penggolongan, ringkasan,
pelaporan, dan analisis data keuangan dari suatu entitas. Akuntansi merupakan sistem
informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi terkait hasil kinerja
dan kondisi keuangan perusahaan.
Penjualan konsinyasi, di sisi lain, merujuk pada perjanjian di mana pemilik barang
menyerahkan barang kepada pihak lain untuk dijual dengan memberikan komisi tertentu.
Penjualan konsinyasi melibatkan pihak pengamanat (pemilik barang) dan komisioner
(pihak yang menjual barang).
Dalam konteks penjualan konsinyasi, karakteristik utama yang membedakannya
dari penjualan konvensional melibatkan perlakuan terhadap barang konsinyasi sebagai
persediaan oleh pengamanat, ketidaktimbulan pendapatan pada saat pengiriman barang
konsinyasi, tanggung jawab penuh pengamanat terhadap biaya, dan kewajiban komisioner
untuk menjaga keamanan barang.
Perjanjian konsinyasi menjadi penting karena memberikan manfaat bagi kedua
belah pihak. Pengamanat dapat memperluas pasar, mengontrol harga eceran, dan
menghindari risiko tertentu, sementara komisioner dilindungi dari risiko kerugian dan dapat
mengurangi kebutuhan modal kerja.
Dalam hal pencatatan penjualan konsinyasi, terdapat dua metode yang dapat
digunakan, yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah. Metode terpisah mencatat
transaksi penjualan konsinyasi secara terpisah dari transaksi reguler, sementara metode
tidak terpisah mencatat keduanya bersamaan.
Penting untuk mencatat penjualan konsinyasi dengan hati-hati, mengidentifikasi
produk, mengelola biaya terkait, dan menjaga informasi keuangan yang akurat. Kesalahan
dalam pencatatan dapat berdampak besar terhadap laporan keuangan perusahaan.
Dengan demikian, penjualan konsinyasi melibatkan kerjasama erat antara
pengamanat dan komisioner, dengan sistem pencatatan yang baik untuk memastikan
transparansi dan akuntabilitas dalam kegiatan bisnis ini.
28
Daftar Pustaka
Afriyanto, 2014. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Indratno, Albertus. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi, Jakarta Timur: Dunia Cerdas.
Kalidjernih, Freddy. 2009. Pusparagam Konsep dan Isu Kewarganegaraan, Bandung: Widya
Aksara Press.
Ratnaningsih, Dewi. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Yogyakarta: Cahaya Arma
Pustaka.
Sabeni, Arifin dan Mas’ud Machfoedz. 1992. Akuntansi Lanjutan I. Yogyakarta:BPFE
Yogyakarta.
Yendrawati, Reni. 2008. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Yogyakarta: Ekonisia.
Yunus, Hadori. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1, Cetakan Ke-7, Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
R. Drebin,Allan. 1999. Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), Edisi Kelima,
Ciracas,Jakarta : Penerbit Erlangga.

More Related Content

Similar to MAKALAH AKUNTANSI PENJUALAN KONSINYASI.pdf

1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt
1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt
1-PA Siklus Ak & LK (1).pptMNDani
 
Buku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansiBuku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansihastaputra941
 
13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...
13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...
13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...Desikoes
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSukaBohong
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaMang Engkus
 
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Asep suryadi
 
pengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdf
pengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdfpengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdf
pengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdfAchmadMawardi4
 
Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan ikhwaniskandar
 
Makalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuanganMakalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuanganSintiya Sintiya
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianIlham Akbar
 
Uts manajemen keuangan
Uts manajemen keuanganUts manajemen keuangan
Uts manajemen keuanganAulia_Becku29
 
Makalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biayaMakalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biayanurzakiah07
 
Makalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biayaMakalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biayanurzakiah07
 
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5FarhanFadhlillah1
 
Financeandstandar
FinanceandstandarFinanceandstandar
Financeandstandarnanda192
 
Sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiSistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiDomi DomDom
 

Similar to MAKALAH AKUNTANSI PENJUALAN KONSINYASI.pdf (20)

1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt
1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt
1-PA Siklus Ak & LK (1).ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Buku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansiBuku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansi
 
Buku dasar dasarakuntansi
Buku dasar dasarakuntansiBuku dasar dasarakuntansi
Buku dasar dasarakuntansi
 
13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...
13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...
13, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, manajemen keuangan, uni...
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
 
Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1Pengantar dasar akuntansi smester 1
Pengantar dasar akuntansi smester 1
 
pengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdf
pengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdfpengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdf
pengantardasarakuntansismester1-161004035929.pdf
 
Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan
 
Makalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuanganMakalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuangan
 
Perbankan
PerbankanPerbankan
Perbankan
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
 
Uts manajemen keuangan
Uts manajemen keuanganUts manajemen keuangan
Uts manajemen keuangan
 
Makalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biayaMakalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biaya
 
Makalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biayaMakalah akuntansi biaya
Makalah akuntansi biaya
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
Muhammad farhan fadhlillah 43218010171 tm5
 
Financeandstandar
FinanceandstandarFinanceandstandar
Financeandstandar
 
Sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiSistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansi
 

Recently uploaded

KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxUPPKBGUYANGAN
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...SofyanSyamsuddin
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxtajapeda
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJANoorAmelia4
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANDwiAyuSitiHartinah
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxgulieglue
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfIndahPuspitaMaharani1
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikrokhei4
 
Jual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 

Recently uploaded (13)

KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
 
Jual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Purworejo 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 

MAKALAH AKUNTANSI PENJUALAN KONSINYASI.pdf

  • 1. 1 MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN Perlakuan Akuntansi Penjualan Konsiyansi Dosen : Maurits Sipahutar, S.E, M.M Disusun Oleh : Hafshah Salsabilla Hadi (203403040006) PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MPU TANTULAR 2023
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam rangka memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan di Universitas Mpu Tantular yang berjudul ”Perlakuan Akuntansi Penjualan Konsiyansi” Dalam penyusunan makalah ini, Saya menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya sebatas memahami konsep, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, makalah ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi tugas akademis, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah [nama dosen] yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berharga dalam proses pembuatan makalah ini. Selain itu, Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan inspirasi selama proses pembelajaran. Akhir kata, Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Saya harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih. Jakarta, 20 November 23 Hafshah Salsabila Hadi
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar.....................................................................................................................2 Daftar Isi................................................................................................................................ 3 Bab I Pendahuluan............................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 4 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 5 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5 Bab II Pembahasan.............................................................................................................. 6 2.1 Pengertian Akuntansi..................................................................................... 6 2.2 Pengertian Akuntansi Konsiyansi.................................................................. 6 2.3 Karateristik Penjualan Konsinyansi............................................................... 7 2.4 Perjanjian Konsiyansi .................................................................................... 7 2.4.1 Alasan Diadakannya Perjanjian Konsiyansi...................................... 7 2.4.2 Hak Dan Kewajiban Dalan Perjanjian Konsiyansi............................. 8 2.5 Pencatatan Penjualan Konsiyansi................................................................. 9 2.6 Sistematika Pencatatan Penjualan Konsiyansi............................................. 10 Bab III Kesimpulan............................................................................................................... 16 Daftar Pustaka...................................................................................................................... 17
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, baik di bidang industri, jasa, maupun perdagangan. Sehingga untuk mempertahankan keunggulan masing-masing produk berbagai inovasi dilakukan para pelaku bisnis, salah satunya adalah inovasi dalam strategi penjualan.Ada beberapa strategi penjualanyang dilakukan perusahaan saat ini, seperti penjualan secara tunai, penjualan secara kredit, penjualan secara pesanan, penjualan secara tender, penjualan secara ekspor, serta penjualan secara konsinyasi. Banyak perusahaan mengembangkan jaringan usaha dengan cara bekerjasama dengan pihak eksternal perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan memudahkan jangkauan pasar dalam memasarkan produk.Salah satu sistem yang digunakan adalah penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi merupakan pengiriman atau penitipan produk dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan. Dalam hubungannya dengan penjualan konsinyasi tersebut, pihak yang menyerahkan produk atau pemilik produk disebut konsinyor atau pengamanat, sedangkan pihak yang dititipkan produk disebut konsinyi atau komisioner. Penjualan konsinyasi banyak diminati oleh pelaku bisnis karena memiliki manfaat baik bagi pengamanat maupun komisioner, dimana manfaat bagi perusahaan yang menjual produk dengan konsinyasi, cara ini untuk memperluas daerah pemasaran dengan menekan biaya investasi dan mempermudah Perusahaan dalam memasarkan produknya karena banyak pihak yang akan menjadi mitra perusahaan, sedangkan bagi perusahaan yang dititipkan produk, cara ini untuk mengurangi risiko produk yang tidak terjual karena dapat mengembalikan produk kepada pemilik jika produk tidak terjual dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian kerja sama, dan cara ini juga dianggap lebih efektif karena pembayaran dilakukan setelah produk laku dijual, dengan kata lain hanya membayar produk yang terjual saja. Sistem penjualan konsinyasi merupakan salah satu sistem transaksi penjualan dimana terdapat suatu perjanjian antara kedua belah pihak yang berisi penyerahan barang atau produk dari pemilik produk kepada pemilik toko untuk memasarkan kembali produk kepada konsumen dengan harga dan syarat yang sudah diatur dalam perjanjian. Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak pengamanat maupun komisioner. Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap produk konsinyasi diakui oleh komisioner pada pihak ketiga. Jika pengamanat
  • 5. 5 membutuhkan laporan penjualan atas penjualan konsinyasi, maka pencatatan harus diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler. Kesalahan pencatatan penjualan konsinyasi sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan. Pencatatan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku pada umumnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Apa Akuntansi Konsiyansi itu sendiri ? 2. Karakteristik penjualan seperti apa pada Konsiyansi? 3. Kenapa perlu di adakannya perjanjian Konsiyansi? 4. Hak dan kewajiban seperti apa dalam perjanjian Konsiyansi? 5. Seperti apa pencataan dan sistematika Pencatatan Penjualan Konsiyansi? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Akuntansi Konsiyansi itu sendiri 2. Untuk mengetahui karakteristik penjualan konsiyansi itu sendiri 3. Untuk mengetahui alasan diadakannya perjanjian konsiyansi 4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban dalam perjanjian konsiyansi 5. Untuk mengetahui pencatatn dan sistematika pencatatan penjualan konsiyansi
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Albertus Indratno (2013:6) Akuntansi adalah proses mencatat, menggolongkan, meringkas, melaporkan dan menganalisa data keuangan dari sebuah entitas. Menurut Catur Sasongko dan Agustin Setyaningrum (2016:2) Akuntansi adalah proses atau aktivitas yang menganalisis, mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, melaporkan dan menginterpretasikan informasi keuangan untuk para penggunanya. Menurut Hery (2012:7) Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak- pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu aktivitas yang menyediakan sistem informasi mulai dari mengidentifikasi, mencatat, sampai menghasilkan laporan keuangan. Segala aktivitas dan laporan yang bersifat keuangan tersebut akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi Perusahaan. 2.2 Pengertian Penjualan Konsinyasi Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu (Hadori Yunus, 2013:141). Penjualan konsinyasi menurut Ratnaningsih (2015:77) menyatakan bahwa “Konsinyasi adalah penitipan barang oleh pemilik ke pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang diatur dalam perjanjian”. Penjualan konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana pihak pemilik barang atau pengamanat, menyerahkan barangnya kepada pihak lain, yaitu komisioner untuk dijual kepada pihak luar dan pihak komisioner mendapatkan sejumlah komisi dari pihak konsinyor atau pengamanat (Halim, 2015:65). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penjualan konsinyasi merupakan pengiriman atau penitipan produk dari pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjualan,dimanaproduktersebutdijual dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian kerjasama yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan memberikan komisiatas produk yang lakuterjual. Pihak yang menyerahkan produk atau pemilik produk disebut konsinyor atau pengamanat, sedangkan pihak yang dititipkan produk disebut konsinyi atau komisioner.
  • 7. 7 2.3 Karakteristik Penjualan Konsinyasi Menurut Hadori Yunus (2013:141) ada empat karakteristik yang merupakan perbedaan perlakuan akuntansi,sebagai berikut : 1. Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai persediaan oleh pihak komisioner 2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai produk dapat dijual kepada pihak ketiga. 3. Pihak pengamanat sebagai pemilik barang tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian diantara kedua belah pihak. 4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh sebab itu administrasi yang baik harus diselenggarakan sampai pada saat komisioner berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga 2.4 Perjanjian Konsinyasi 2.4.1 Alasan Diadakannya Perjanjian Konsinyasi Alasan-alasan pengamanat menerima perjanjian konsinyasi, antara lain: 1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen atau distributor, terutama apabila produk yang bersangkutan baru diperkenalkan atau permintaan produk tidak menentu. 2. Risiko-risiko tertentu dapat dihindari oleh pengamanat. Produk konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner sehingga risiko keuntungan dapat ditekan. 3. Harga eceran produk yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat. Hal ini disebabkan kepemilikan atas produk tersebut masih ditangan pengamanat sehingga harga masih terjangkau oleh konsumen. Demikian pula terhadap jumlah produk yang siap dipasarkan dan persediaan produk tersebut mudah di kontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan produk dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi. Alasan-alasan komisioner menerima perjanjian konsinyasi, antara lain:
  • 8. 8 1. Komisioner dilindungi dari kemungkinan risiko gagal untuk memasarkan produk tersebut atau keharusan menjual produk dengan rugi. 2. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya produk konsinyasi yang diterima atau dititipkan oleh pengamanat. 3. Risiko rusaknya produk dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan. 2.4.2 Hak Dan Kewajiban Dalam Perjanjian Konsinyasi Menurut Hadori Yunus (2013:143), ada beberapa ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankanmsifat hubungan kerjasama antara kedua pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya meliputi : a. Komisi penjualan b. Syarat-syarat pembayaran dan penyerahan produk c. Pengumpulan piutang dan tanggungjawab atas kerugian karena piutang tidak dapat ditagih d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh komisioner dalam rangka penerimaan, e. penyimpangan dan penjualan produk Penyelesaian kepada pengamanat dan bentuk serta jangka waktu atau periode laporan-laporan yang harus disajikan kepada pihak pengamanat Selain ketentuan-ketentuan yang diatur serta spesifik di dalam perjanjian, hubungan kerjasama di dalam penjualan konsinyasi juga berlaku ketentuanketentuan umum yang diatur oleh Undang-undang atau hukum yang berlaku di dalam dunia perdagangan, antara lain : 1. Tentang hak-hak Komisioner, sebagai berikut : • Komisioner berhak untuk mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk titipan tersebut sesuai denganjumlah yang diatur dalam perjanjian di antara kedua pihak. • Komisi dan biaya–biaya yang mendapatkan penggantian biasanya dikurangkan langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan pengamanat dilaksanakan. • Dalam batas-batas tertentu biasanya kepada komisioner diberikan hak untuk memberikan jaminan kualitas produk yang dijualnya. • Untuk menjamin pemasaran produk yang bersangkutan, komisioner berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk produk yang sejenis,
  • 9. 9 meskipun pengamanat dapat mengadakan pembatasan yang harus dinyatakan dalam perjanjian. 2. Tentang kewajiban-kewajiban Komisioner, sebagai berikut : • Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual produk milik pengamanat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian. • Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administrasi terhadap produk milik pengamanat, sehingga identitas produk tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. • Membuat laporan secara periodik tentang produk yang diterima, produk yang berhasil dijual dan produk yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian. • Perhitungan penjualan harus disajikan informasi mengenai produk yang diterima dari pengamanat, produk yang laku dijual dalam periode laporan, biaya–biaya yang bersangkutan dan menjadi tanggung jawab pengamanat, jumlah yang terhutang dan jumlah pembayarannya kepada pengamanat. 3. Akuntansi Penjualan Konsinyasi bagi Pihak Komisioner Menurut Dewi Ratnaningsih (2015:82) Akuntansi yang diselenggarakan oleh komisioner harus menyediakan informasi, sebagai berikut : • Identifikasi produk milik pengamanat • Menentukan utang-piutang antara komisioner dan pengamanat • Menyusun laporan perhitungan penjualan yang menyajikan jumlah produk yang diterima, jumlah produk yang terjual, hasil penjualan, biaya yang dibayar oleh komisioner dan menjadi tanggungjawab pengamanat, uang muka dari komisioner dan jumlah pembayaran atau jumlah yang terutang kepada pengamanat. 2.5 Pencatatan Penjualan Konsinyasi Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap produk konsinyasi diakui oleh komisioner pada pihak ketiga. Jika konsinyor atau pengamanat membutuhkan laporan penjualan atas penjualan konsinyasi, maka pencatatan harus diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler. Kesalahan pencatatan penjualan konsinyasi sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan. Pencatatan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku pada umumnya.
  • 10. 10 Bagi pihak pengamanat, jika laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka rekening produk konsinyasi untuk masing-masingkomisioner dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada komisioner dan semua biaya yang berkaitan dengan konsinyasi. Apabila pihak pengamanat menghendaki transaksi penjualan konsinyasi harus disatukan dengan transaksi reguler lainnya dan laba rugi usaha juga dihitung, maka pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan yang mengikhtisarkan kegiatan usaha bersama. Menurut Afriyanto (2014), ada dua metode yang dipakai untuk akuntansi penjualan konsinyasi baik bagi pihak pengamanat maupun bagi pihak komisioner, sebagai berikut : 1. Metode neto yaitu transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan reguler. 2. Metode bruto yaitu transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara tidak terpisah dari transaksi penjualan reguler. 2.6 Sistematika Pencatatan Penjualan Konsinyasi Menurut Yendrawati (2008), pengamanat mencatat setiap transaksipendapatan dan biaya yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi dalam rekening barang konsinyasi, pengamanat hanya mencatat jurnal saat menitipkan barang ke komisioner dan saat menerima laporan konsinyasi serta uang dari komisioner. Setiap jurnal yang dibuat oleh pengamanat pasti ada rekening barang konsinyasi baik di debit maupun kredit. Komisioner hanya membuat jurnal saat menjual barang konsinyasi, mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi termasuk saat mencatat pendapatan komisi dan pengiriman uang ke pengamanat dan setiap jurnal yang dibuat oleh komisioner pasti ada rekening barang komisi baik di debit maupun kredit. Dalam pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi, pengamanat tetap menjadi pemilik produk sampai laku terjual dan produk tersebut sebagai persediaan dalam catatan akuntansi pihak konsinyor. Terdapat dua metode pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi baik bagi pihak pengamanat maupun bagi pihak komisioner, sebagai berikut :
  • 11. 11 1. Pencatatan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pihak Pengamanat Pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi bagi pihak pengamanat terdapat dua metode, sebagai berikut : A. Metode Terpisah Dalam metode ini laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah dari laba rugi transaksi reguler, dimana pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan transaksi konsinyasi juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Konsinyasi”. Jurnal rekening barang konsinyasi bagi pihak pengamanat adalah sebagai berikut : Tabel 1 Barang Konsinyasi Debit Kredit 1.Harga pokok barang yang dikirim 2.Biaya pengiriman barang konsinyasi 3.Biaya yang berhubungan dengan barang yang dibayar oleh komisioner akan tetapi ditanggung oleh pengamanat 1. Hasil penjualan barang konsinyasi 2. Apabila seluruh barang konsinyasi laku terjual maka saldo rekening barang konsinyasi yang bersaldo “kredit” menunjukkan Laba, dan apabila bersaldo “debit” menunjukkan Rugi
  • 12. 12 3. Apabila pada akhir periode terdapat barang yang belum terjual, maka disajikan dalam neraca sebagai Persediaan Sumber: Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, 2014 Pada umum nya pencatatan yang di buat oleh pihak pengamanat mencakup transaksi sebagai berikut : 1. Pengiriman barang konsinyasi, tansaksi ini akan di catat : Barang Konsinyasi xxx Persediaan xxx 2. Pembayaran biaya angkut barang konsinyasi, transksi ini akan dicatat : Barang Konsinyasi xxx Kas xxx 3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner mengenai penjualan barang konsinyasi, biaya yang berhubungan dengan konsinyasi, pembayaran yang akan diterima dari komisioner, transaksi ini akan dicatat: Catatan: (a)Jumlah dari rekening Barang konsinyasi debet ialah komisi atas komisioner serta biaya yang harus diganti pengamanat kepada komisioner karena penjulaan barang konsinyasi (b)Jumlah rekening Barang konsinyasi kredit ialah nilai barang yang terjual 4. Menerima pembayaran dari komisioner, transaksi ini akan dicatat : Piutang – Komisioner xxx Komisi xxx Barang Konsinyasi xxx Kas xxx Piutang – Komisioner xxx
  • 13. 13 B. Metode Tidak Terpisah Dalam metode ini laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dari laba rugi transaksi reguler, karena tidak dipisahkan maka tidak ada perbedaan dalam pembuatan jurnal. Dengan demikian pendapatan dan biaya dari transaksi konsinyasi dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang diperoleh dari transaksi penjualan reguler. Dalam hal ini pengamanat membuat jurnal pada saat : 1. Mengeluarkan biaya pengiriman, transaksi ini akan dicatat : Biaya Pengiriman xxx Kas xxx 2. Menerima laporan konsinyasi, transaksi ini akan dicatat : Piutang – Komisioner xxx Biaya xxx Penjualan xxx 3. Menerima pembayaran dari komisioner, transaksi ini akan dicatat : Kas xxx Piutang Kosioner xxx Pada metode ini pengamanat tidak menutup rekening pendapatan atau kerugian pada akhir periode, dimana laba rugi tidak dibuat jurnal penutup. C. Metode Perpetual 1. Jurnal atasnlaporan dari komisioner Berikut pencatatan yang dilakukan: 2. Mencatat HPP jurnal sebagai berikut:
  • 14. 14 D. Metode Periodik/Fisik 1. Jurnal yang dibuat pengamanat saaat diterimanya laporan dari komisioner 2. Menerima Pembayaran dari Komisioner Berikut pencatatan yang dilakukan: 2. Pencatatan Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pihak Komisioner Pencatatan akuntansi penjualan konsinyasi bagi pihak komisioner terdapat dua metode, sebagai berikut : A. Metode Terpisah Dalam metode ini sama halnya dengan metode terpisah pada pencatatan pengamanat, dimana laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah dari laba rugi transaksi reguler. Pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Komisi”. Rekening ini di debit dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisioner dan di kredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisioner. Jurnal rekening barang komisi bagi pihak komisioner adalah sebagai berikut : Tabel 2 Barang Komisi Debit Kredit 1. Biaya Perakitan 2. Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat 1. Membayar biaya angkut 2. Menjual barang komisi 3. Mengirim laporan pertanggung jawaban kepada pengamanat 4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat Sumber: Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, 2014
  • 15. 15 Pencatatan terhadap tansaksi pengkreditan diatas adalah sebagai berikut : 1. Membayar biaya angkut/perakitan, transaksi ini akan dicatat : Barang Komisi xxx Kas xxx 2. Menjual barang komisi, transaksi ini akan dicatat : Kas xxx Barang Komisi xxx 3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat, transaksi ini akan dicatat : Barang Komisi xxx Utang – Pengamanat xxx 4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat, transasaksi ini akan dicatat : Utang pengamanat xxx Kas xxx Saldo rekening “ Barang Komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “Ikhtisar laba rugi”. B. Metode Tidak Terpisah Dalam metode ini laba rugi yang diperoleh dari transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dari laba rugi transaksi reguler. Oleh karena itu, pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan transaksi konsinyasi dicatat sama seperti pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan transaksi reguler. Untuk membedakan dengan barang reguler maka setiap transaksi yang berhubungan dengan konsinyasi akan dicatat dalam rekening “Nama Pengamanat”. Dalam hal ini komisioner membuat jurnal, sebagai berikut : Tabel 3 Jurnal Komisioner Debit Kredit 1. Pengeluaran biaya yang menjadi tanggungan pengamanat 2. Jumlah yang harus di bayarkan kepada pengamanat 1. Harga pokok penjualan pada saat terjadinya transaksi penjualan 2. Penerimaan lain dan hasil penjualan konsiyasi Sumber: Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, 2014
  • 16. 16 Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner didalam metode ini mencakup transaksi sebagai berikut : 1. Membayar biaya angkut/perakitan, transaksi ini akan dicatat : Utang Pengamanat xxx Kas xxx Barang Konsinyasi xxx Persediaan xxx 2. Menjual barang komisi, transaksi ini akan dicatat : Kas xxx Penjualan xxx Barang Konsinyasi xxx Persediaan xxx 3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat, transaksi ini akan dicatat : Utang Pengamanat xxx Kas xxx 3. Akuntansi Permasalahan Lain Pada Penjualan Konsinyasi a) Uang Muka Jumlah uang muka yang diserahkan oleh komisioner bisa ditentukan oleh pengamanat. Terjadinya transaksi ini kedua metode atas pecatatannya sama saja. Adapun jurnalnya sebagai berikut: b) Retur Penjualan Adanya kerusakan barang atau cacat yang dikembalikan oleh komisioner kepada pengamanat disebut sebagai retur penjualan. Pengamanat akan mencatat sebagai beban periode berjalan terhadap pengeluarannya serta komisioner. Selain itu pengiriman barang yang rusak atau retur serta penggantian barang rusak tersebut akan menimbulkan biaya pengiriman, baik biaya pengiriman dari pengamanat ke komisioner atau pun sebaliknya. Biaya ini dimasukkan sebagai beban oleh pihak pengamanat
  • 17. 17 Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat dan komisioner a) Metode Terpisah 1) Jurnal untuk Pengamanat (Consignor) (a) Pencatatan HPP (b) Pencatatan biaya karena retur Catatan: (1) Biaya yang dikeluarkan komisioner akan masuk ke rekening Barang Konsinyasi debet (2) Barang konsinyasimkredit untuk mengurangi saldo konsinyasi 2) Jurnal Komisioner (Consignee) Tidak ada penjurnalan b) Metode Tidak Terpisah 1) Jurnal Pengamanat Tidak melakukan penjurnalan hanya membuat memo pada faktur agar saldo pengiriman barang berkurang 2) Jurnal Komisioner Tidak ada jurnal 4. Barang Konsinyasi yang Belum Terjual Akhir Periode Dalam menjalankan usaha tidak selalu berjalan dengan lancar. Adakalanya permintaan terhadap barang yang dijual menurun begitu juga dengan barang- barang konsinyasi dimana berkurangnya nilai kebutuhan serta minat konsumen terhadap barang–barang konsinyasi, yang berakibat tidak terjualnya barang– barang konsinyasi secara penuh oleh pihak komisioner, padahal jangka waktu perjanjian penjualan kosinyasi berlangsung dan melampaui akhir periode akuntansi. Barang titipan yang masih ada pada komisioner dan belum terjual sampai dengan saat penyusunan laporan keuangan, maka persediaan tersebut akan dicantumkan sebagai persediaan akhir oleh pengamanat. Nilai persediaan akhir adalah harga pokok ditambah biaya-biaya yang telah dikeluarkan yang menjadi bagian dari persediaan baik oleh pengamanat maupun komisioner secara proporsional. Oleh karena itu, pada akhir periode akan ada penyesuaian yaitu memasukkan biaya selain harga pokok kedalam nilai persediaan oleh pengamanat sedangkan komisioner tidak melakukan catatan penyesuaian karena barang tersebut bukan persediaannya. (ArifinSabeni, 1992:205) Adapun jurnal penyesuaian terkait hal diatas sebagai berikut:
  • 18. 18 1) Metode Terpisah Catatan: Nilai atas persediaannbarang konsinyasi sama dengan hargaipokok penjualan disertai komisiiatas barangiyang belum terjual 2) Metode Tidak Terpisah Catatan: Nilai dari rekening persediaan barang terdiri atas biaya yang dikorbankan untuk barang yang belum terjual. Persediaan barang konsinyasinjuga disebut sebagai biaya yang ditangguhkan atau biaya dibayar dimuka. 5. Akuntansi untuk Konsiyasi yang Telah Selesai a. Catatan Pihak Konsinyi – Jika Laba Konsiyasi ditetapkan Tersendiri 1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsiyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang di selenggarakan dengan tujuan ini. Barang Konsinyasi xxx Penerimaan Barang konsinyasi xxx 2. Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyi tidak dipengaruhi oleh transaksi pihak konsinyor. 3. Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyi mencatat beban yang harus ditutup oleh ppihak konsinyor dengan mendebet perkiraan Konsiyasi – Masuk dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan atau perkiraan konsinyi
  • 19. 19 dibebani semua dengan beban yang harus di tutup oleh pihak konsinyor, seluruhnya atau sebagian maka perkiraan konsinyasi- Masuk dibebani (didebet) dan perkiraan beban di kredit sebesar jumlah yang harus dibebankan pada pihak konsinyor. 4. Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Pihak Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi dengan mendebet perkiraan aktiva bersangkutan dan mengkredit perkiraan Konsinyasi-Masuk 5. Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat komisi atau laba atas penjualan konsiyasi dengan mendebet perkiraan Konsiyasi-Masuk dan mengkredit perkiraan pendapatan yang bersangkutan 6. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat pengiriman uang kas kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan Konsinyasi- Masuk dan mengkredit perkiraan Kas. Jika pembayaran menyangkut seluruh jumlah yang terhtang, maka ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ini menutup perkiraan Konsinyasi-Masuk. b. Catatan Pihak konsinyi – Jika laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri 1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi menctat barang konsinyasi dengan ayat jurnal memorandum 2. Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyi tidak dipengaruhi oleh transaksi pihak konsinyor 3. Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak konsinyi mendebet perkiraan pihak konsinyor untuk beban yang harus dibebankan pada pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan aktiva atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan atau perkiraan beban jika beban dicatat semula dalam perkiraan beban. 4. Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada penjualan biasa. Masing-masing ayat jumal penjualan disertai dengan sebuah ayat jur- nal untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor, untuk barang-barang yang dijual: perkiraan Pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan didebet dan per- kiraan pihak konsinyor dikredit. 5. Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Pihak Konsinyi. Pihak konsi- nyi tidak membuat ayat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi. Pendapat- an atas penjualan konsinyasi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi sebagai aki- bat dari ayat-ayat jurnal yang dibuat di atas tadi.
  • 20. 20 6. Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi.Pihak konsinyi mencatat pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan Kas. c. Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri 1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor mencatat penyerahan barang kepadapihak konsinyi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Keluar dan mengkredit perkiraan persediaan, jika untuk saldo persediaan diselengarakan sistem persediaan perpetual. Perkiraan
  • 21. 21 Pengiriman Barang Konsinyasi ditangani sebagai suatu pos pengurang dari jumlah persediaan awal dan pembelian dalam menetapkan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual. Penyerahan barang dicatat dengan harga pokok kendati harga jual atau harga tertentu lainnya ditetapkan pada barang-barang, pada laporan yang dikirimkan kepada pihak konsinyi. 2. Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyor mencatat beban yang berkaitan dengan konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi-Keluar dan mengkredit perkiraan Kas atau perkiraan kewajiban. Apabila perkiraan beban semula dibebani dengan beban yang berkaitan dengan konsinyasi, maka perkiraan Konsinyasi- Keluar didebet dan perkiraan beban dikredit dengan jumlah yang ditetapkan pada konsinyasi.
  • 22. 22 3. (4), dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi – Penjualan Oleh Pihak Konsinyi - Pembebanan Komisi Oleh Pihak Konsinyi, Pihak konsinyor tidak menyusun ayat jumal untuk transaksi pihak konsinyi sampai ia menerima laporan dari pihak konsinyi. 6. Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi.Pada waktu pihak konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, perkiraan Kas didebet sebesar uang kas yang dikirimkan, perkiraan Konsinyasi Keluar didebet untuk total beban yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi, dan per kiraan Konsinyasi-Keluar dikredit sebesar penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak kon sinyi. Dapat juga, perkiraan Kas didebet dan perkiraan Konsinyasi-Keluar dikredit sebesar hasil penjualan konsinyasi bersih. Jika prosedur ini diikuti, maka ayat jurnal untuk transak. si pada bagian (6) di atas akan terbaca sebagai berikut: Kas xxx Konsinyasi-Keluar xxx Saldo dalam perkiraan Konsinyasi-Keluar akan sama besarnya dalam kedua macam prosedur itu. Apabila pihak konsinyor menghapuskan pembayaran panjar atas pengiriman barang konsinyasi, maka penerimaan barang konsinyasi, maka penerimaan panjar ini dapat dicatat dengan mendebet perkiraan Kas dan mengkredit perkiraan kewajiban, yaitu Panjar Dari Konsinyi Kemudian, penerimaan kiriman uang kas pada penyelesaian konsinyasi dicatat dengan mendebet perkiraan Kas dan perkiraan panjar yang disertai dengan ayat-ayat jurnal pada perkiraan konsinyasi-Keluar, yang menetapkan pendapatan dan beban yang dilaporkan oleh pihak konsinyi. d. Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersedia 1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Apabila pihak konsinyor tidak menyelenggarakan catatan, persediaan perpetual maka penyerahan barang kepada pihak konsinyi dicatat dengan sebuah ayat jumal memorandum dalam buku harian atau dalam perkiraan tersen- diri yang diselenggarakan untuk tujuan ini. Sebuah catatan pelengkap harus diselenggara kan, yang menunjukkan semua rincian yang bertalian dengan barang konsinyasi. Adakalanya ayat
  • 23. 23 jumal memorandum dibuat dalam mencatat pengiriman barang konsinyasi. Ayat jumal memorandum untuk transaksi pada bagian (1) dalam contoh di muka akan berbunyi: Barang Konsinyasi xxx Penyerahan barang konsiyansi xxx Sebuah catatan tambahan yang dibuat akan menunjukkan rincian guna mendukung saldo dalam perkiraan Barang Konsinyasi. Pada waktu barang konsinyasi dijual, ayat jumal memorandum diimbangi. Dalam hal diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka penyerahan barang konsinyasi membutuhkan ayat jurnal sebagai berikut: Barang Konsinyasi xxx Persediaan barang (atau barang jadi) xxx 2. Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Perkiraan biasanya dibebani dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahan antara beban konsinyasi dan beban yang berkaitan dengan penjualan biasa. 3. (4), dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi - Penjualan Oleh Pihak Konsinyi – Pembebanan Komisi Oleh Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor tidak menyusun ayat-ayat jurnal untuk transaksi yang diselesaikan oleh pihak konsinyi sampai pihak konsinyor menerima laporan dari pihak kosinyi. 6. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi oleh Pihak Konsinyi. Pada waktu pihak konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, maka perkiraan Kas didebet sebesar Uang kas yang disertakan dalam laporan, perkiraan beban di debet sebesar beban yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi, dan perkiraan Penjualan dikredit sebesar penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak konsinyi. Dalam hal tidak diselenggarakan catatan persediaan perpetual maka sebuah ayat jurnal dibuat untuk persediaan akhir dan untuk menetapkan harga pokok penjualan periode itu. Sebaliknya, jika diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka saldo harga pokok penjualan dalam buku yang berkaitan dengan penjualan biasa harus dinaikkan dengan harga pokok penjualan yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi, dengan ayat jumal sebagai berikut:
  • 24. 24 Harga Pokok Penjualan xxx Barang Konsiyasi xxx Penyesuaian lebih lanjut harus dilakukan atas penjualan, harga pokok penjualan, dan beban yang menggambarkan gabungan operasi konsinyasi dan operasi biasa, dengan cara biasa. Kemudian perkiraan nominal ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba, dan laba atau rugi dari gabungan operasi itu akhirnya dipindahkan ke perkiraan modal. 6. Akuntansi Untuk Konsinyasi yang Tidak Diselesaikan Dengan Tuntas a. Catatan Pihak Konsinyi Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri. Pihak konsinyi harus menetapkan laba atas penjualan konsinyasi sebelum laporan keuangan disusun pada tiap akhir periode, dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Masuk dan mengkredit perkira an pendapatan untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi sampai dengan tanggal itu. Saldo kredit dalam perkiraan konsinyasi-masuk setelah ayat jurnal ini menunjukkan, bahwa hasil dari penjualan konsinyasi melebihi beban bagi pihak konsinyor, akan menim- bulkan kewajiban kepada pihak konsinyor; saldo kredit dilaporkan dalam neraca sebagai kewajiban lancar. Sedangkan saldo debet dalam perkiraan konsinyasi-masuk menunjukkan, bahwa hasil dari penjualan konsinyasi lebih kecil daripada beban bagi pihak konsinyor. Pihak konsinyi dapat menuntut penggantian kepada pihak konsinyor atas jumlah ini jika tidak tertutup dengan penjualan konsinyasi berikutnya. Saldo debet pada perkiraan konsi nyasi-masuk dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar (piutang). b. Catatan Pihak Konsinyi Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri. Tidak dibutuhkan penyusunan ayat jurnal pada akhir periode jika ayat-ayat jurnal telah dibuat pada waktu barang konsinyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau harga pokok penjualan dan kewajiban kepada pihak konsinyor. Saldo kredit dalam perkiraan pihak konsinyor pada akhir periode dilaporkan dalam neraca sebagai kewajiban lancar; sedangkan saldo debet dilaporkan sebagai aktiva lancar (piutang). c. Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri. Pihak konsinyor membutuhkan laporan penjualan konsinyasi (account sales) pada akhir periode fiskalnya sendiri, agar ia dapat mencatat laba atau rugi atas penjualan barang konsinyasi sampai dengan tanggal itu. Data-data yang tercantum dalam perkiraan penjualan konsi nyasi dicatat dengan cara biasa. Kemudian perkiraan konsinyasi-keluar menunjukkan beban yang
  • 25. 25 ditetapkan pada konsinyasi dan pendapatan dari penjualan konsinyasi: Laba atas penjualan konsinyasi sampai dengan tanggal itu, sekarang harus dipindahkan dari perkiraan konsinyasi-keluar; pemindahan ini menyebabkan perkiraan itu mengandung saldo debet, yang menyatakan beban yang dibebankan pada barang konsinyasi yang belum terjual. Saldo dalam perkiraan konsinyasi- Keluar dilanjutkan dalam neraca sebagai bagian dari persediaan perusahaan. d. Catatan Pihak Konsinyor Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri. Apa. bila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri oleh pihak konsinyor, maka beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi dan yang dibebankan pada hasil penjualan konsinyasi akan ditetapkan dalam buku pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan beban yang ber- sangkutan. Akan tetapi, jika barang konsinyasi belum terjual seluruhnya pada akhir periode fiskal, maka beban yang ditetapkan pada barang konsinyasi yang belum terjual harus di- tangguhkan. Data-data dalam perkiraan penjualan konsinyasi dianalisis dan sebuah ayat jurnal majemuk disusun sebagai berikut: perkiraan Kas didebet sebesar jumlah yang di- kirimkan oleh pihak konsinyi atau perkiraan Piutang Usaha didebet sebesar jumlah yang masih harus diterima dari pihak konsinyi; perkiraan beban didebet untuk beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi atas barang yang telah terjual; perkiraan Barang Konsinya- si didebet sebesar beban pihak konsinyi atas barang yang belum terjual; dan perkiraan Pen- jualan dikredit untuk total penjualan konsinyasi. Beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor untuk barang konsinyasi yang belum terjadi juga harus ditetapkan sebagai persediaan konsinyasi pada akhir periode. Jika tidak diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka perkiraan Barang Konsinyasi dibebani dengan jumlah harga pokok awal barang dagangan dan dengan beban lainnya yang me- nyangkut barang konsinyasi yang belum terjual; perkiraan ikhtisar rugi-laba dikredit untuk harga pokok awal barang ini, dan perkiraan beban pihak konsinyor dikredit sebesar bagian dari beban yang menyangkut persediaan ini. Jika diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka penyerahan barang kepada pihak konsinyi pada mulanya dicatat dengan mendebet perkiraan Barang Konsinyasi dan mengkredit perkiraan persediaan. Kemudian sebagai pengganti pencatatan jumlah barang yang ada di tangan pihak konsinyi pada akhir periode, saldo persediaan harus dikurangi dan perkiraan Harga Pokok Penjualan dibebani dengan barang yang dijual oleh pihak konsinyi. Ayat jurnal ini disertai dengan ayat jurnal
  • 26. 26 yang menangguhkan beban yang tercantum dalam buku pihak konsinyor, yang berkaitan dengan bagian dari barang yang belum terjual. 7. Pengiriman Kembali Barang Konsinyasi Apabila barang konsinyasi dikembalikan kepada pihak konsinyor, maka pengeluaran yang ditetapkan pada pengiriman semula barang dan pada pengembaliannya harus ditetapkan sebagai beban. Pengiriman kembali barang kepada pihak konsinyi, dengan demikian, membutuhkan beban yang tidak lebih daripada beban yang biasanya diterapkan pada penyerahan, barang seperti ini. Pengeluaran untuk reparasi unit yang rusak yang dikembalikan juga harus dipandang sebagai beban dengan pengiriman selanjutnya unit-unit ini kepada pihak konsinyi membutuhkan beban yang tidak lebih daripada biaya normal. Beban pengiriman kepada pelanggan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penjualan, apabila dibayar oleh pihak konsinyor atau apabila harus dibebankan pada perkiraannya, perlu ditetapkan sebagai beban periode itu.
  • 27. 27 BAB III KESIMPULAN Berdasarkan definisi akuntansi yang diberikan oleh beberapa ahli, akuntansi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang melibatkan pencatatan, penggolongan, ringkasan, pelaporan, dan analisis data keuangan dari suatu entitas. Akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi terkait hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Penjualan konsinyasi, di sisi lain, merujuk pada perjanjian di mana pemilik barang menyerahkan barang kepada pihak lain untuk dijual dengan memberikan komisi tertentu. Penjualan konsinyasi melibatkan pihak pengamanat (pemilik barang) dan komisioner (pihak yang menjual barang). Dalam konteks penjualan konsinyasi, karakteristik utama yang membedakannya dari penjualan konvensional melibatkan perlakuan terhadap barang konsinyasi sebagai persediaan oleh pengamanat, ketidaktimbulan pendapatan pada saat pengiriman barang konsinyasi, tanggung jawab penuh pengamanat terhadap biaya, dan kewajiban komisioner untuk menjaga keamanan barang. Perjanjian konsinyasi menjadi penting karena memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Pengamanat dapat memperluas pasar, mengontrol harga eceran, dan menghindari risiko tertentu, sementara komisioner dilindungi dari risiko kerugian dan dapat mengurangi kebutuhan modal kerja. Dalam hal pencatatan penjualan konsinyasi, terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah. Metode terpisah mencatat transaksi penjualan konsinyasi secara terpisah dari transaksi reguler, sementara metode tidak terpisah mencatat keduanya bersamaan. Penting untuk mencatat penjualan konsinyasi dengan hati-hati, mengidentifikasi produk, mengelola biaya terkait, dan menjaga informasi keuangan yang akurat. Kesalahan dalam pencatatan dapat berdampak besar terhadap laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, penjualan konsinyasi melibatkan kerjasama erat antara pengamanat dan komisioner, dengan sistem pencatatan yang baik untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam kegiatan bisnis ini.
  • 28. 28 Daftar Pustaka Afriyanto, 2014. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Indratno, Albertus. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi, Jakarta Timur: Dunia Cerdas. Kalidjernih, Freddy. 2009. Pusparagam Konsep dan Isu Kewarganegaraan, Bandung: Widya Aksara Press. Ratnaningsih, Dewi. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Yogyakarta: Cahaya Arma Pustaka. Sabeni, Arifin dan Mas’ud Machfoedz. 1992. Akuntansi Lanjutan I. Yogyakarta:BPFE Yogyakarta. Yendrawati, Reni. 2008. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Yogyakarta: Ekonisia. Yunus, Hadori. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1, Cetakan Ke-7, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. R. Drebin,Allan. 1999. Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), Edisi Kelima, Ciracas,Jakarta : Penerbit Erlangga.