Tiga strategi utama untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari sampah plastik dan limbah industri yang dijelaskan dalam dokumen tersebut meliputi mengurangi penggunaan kantong plastik, pengolahan limbah plastik menggunakan metode fabrikasi, dan penggunaan plastik biodegradable. Tujuan pelatihan ini adalah agar masyarakat memahami dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan sekitar.
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Mengurangi Sampah Plastik
1. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT
“KIAT DAN STRATEGI MENGURANGI
PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI SAMPAH
PLASTIK DAN LIMBAH INDUSTRI“
Oleh:
Dr. I.B. Teddy Prianthara, SE, Ak. CA., M.Si., CPA (0804056301)
I Gst. Ayu Wirati Adriati, SE.,MM (0828107202)
FAKULAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS)
DENPASAR
2020
2. Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(Prof. Dr. IB. Raka Suardana, SE.,MM)
NPP. 02.04.89.074
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Kiat dan Strategi Mengurangi
Pencemaran Lingkungan dari Sampah
Plastik dan Limbah Industri
2. Lokasi (Kec/kab/prop) : Kawasan Hutan Mangrove, Pemogan
Kecamatan Denpasar Selatan
3. Ketua Tim (Penanggung Jawab)
a. Nama : Dr. I.B. Teddy Prianthara, SE.,Ak, CA.,
M.Si., CPA.
b. NIDN : 0804056301
c. Jabatan/Golongan : Lektor Kepala/IVb
d. Program Studi : Akuntansi
e. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Nasional
f. Bidang Keahlian : Akuntansi
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jalan Bedugul No.39
AnggotaTim
a. Jumlah Anggota : Dosen 1 orang,
b. Nama Anggota I/bidang keahlian : I Gst. Ayu Wirati Adriati, SE.,MM
c. Mahasiswa yang terlibat : 5 orang
4. Lembaga/InstitusiMitra
a. Nama Lembaga : -
b. Penanggung Jawab : -
c. Alamat/Telp./Fax/Surel : -
d. Bidang Kerja/Usaha : -
6. Biaya : Rp 2.000.000
a. Dana Institusi : Rp 2.000.000
b. Dana dari mitra : Rp -
7. Waktu Pelaksanaan : 1 hari
Denpasar, 9 Pebruari 2020
Ketua Tim Pengabdian
(Dr. IB. Teddy Prianthara, SE,Ak, CA., M.Si., CPA)
NPP. 02.86.056
a.n. Rektor
Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat
(Dr. I Made Wirya Darma, S.H., M.H.)
NIP. 1970 06 11 2005 01 1 001
Mengetahui,
Kepala Pengabdian Kepada Masyarakat
(Gusi Putu Lestara Permana,S.E.,M.Acc,Ak.)
NPP. 02.10.14.226
3. RINGKASAN
Plastik merupakan bahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses poli- merisasi
dimana tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari yang umumnya kita jumpai dalam
bentuk plastik kemasan ataupun penggunaannya pada alat-alat listrik dan peralatan rumah
tangga. Sifatnya yang sulit terdegradasi di alam menjadikannya penyumbang limbah terbesar
yang menyebabkan rusaknya keseimbangan alam. Tiga cara penanggulangan limbah plastik
yang meliputi mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya dengan alat
(kain) untuk membungkus barang atau dikenal dengan furoshiki ; pengolahan limbah plastik
menggunakan metode fabrikasi; dan penggunaan plastik biodegradable yang lebih mudah
terurai di alam. Tiga cara tersebut diharapkan dapat menjadi solusi bagi penanggulangan
limbah plastik.
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah agar masyarakat memahami bagaimana
bahayanya sampah plastik bagi lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
berawal dari permintaan dari pihak Desa Pemogan Denpasar-Bali pada tanggal 30 Januari 2020
kepada Undiknas. Berdasarkan surat permohonan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk menugaskan dosen atas nama
Dr. Ida Bagus Teddy Prianthara, SE,Ak dan IGA. Wirati Adriati, SE.,MM untuk memberi
pelatihan pada tanggal 9 Pebruari 2020.
4. DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………. i
RINGKASAN ……………… ……………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………. iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Pelatihan …………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….. 5
A. Strategi …………………………………………… 5
B. Penanggulangan Sampah ………………………………. 6
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………… 7
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………. 9
1. Strategi Mengatasi Limbah Plastik ………………………… 9
2. Dampak Plastik terhadap Pencemaran Lingkungan ……….. 11
BAB V PENUTUP ……………….……………………………… 14
Kesimpulan ………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 16
iii
5. DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I MATERI PELATIHAN
LAMPIRAN II DAFTAR HADIR PESERTA
LAMPIRAN III FOTO-FOTO KEGIATAN
LAMPIRAN IV SURAT PERMOHONAN SEBAGAI NARASUMBER
LAMPIRAN V SURAT TUGAS SEBAGAI NARASUMBER
LAMPIRAN VI SERTIFIKAT SEBAGAI NARASUMBER
6. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan kebersihan. Peraturan Daerah
Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2015 tentang peraturan pembuangan sampah menjelaskan
bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan
berwawasan lingkungan dari pemerintah, Pemerintah Daerah, atau pihak lain yang di beri
tanggung jawab. Artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan kebersihan.
Kebersihan merupakan hal utama yang harus di perhatikan oleh pemerintah maupun
masyarakat di setiap kota karena kebersihan merupakan cerminan keindahan dari sebuah kota.
Oleh sebab itu, pemerintah kota perlu menangani secara serius persoalan kebersihan khususnya
penanganan masalah sampah.
Permasalahan sampah tidak pernah ada habisnya dan menjadi persoalan serius
terutama di kota-kota besar di Indonesia. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam
proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase/materi, yaitu fase padat, cair, atau gas. Ketika di lepaskan
dalam fase cair dan gas, terutama dalam fase gas sampah ini di sebut sebagai emisi berkait
dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air ke udara dan ke tanah) maka
kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang di
kenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan. Masalah persampahan merupakan sebuah
tantangan yang akan menentukan sustainaibility lingkungan suatu kota. Kegagalan menangani
problem persampahan ini akan meningkatkan resiko warga kota berhadapan dengan berbagai
macam penyakit yang akan meningkatkan biaya sosial untuk kesehatan. Selain itu sampah yang
di buang ke sungai dan saluran pembuangan berpotensi menimbulkan banjir. Kelompok
pertama yang paling di rugikan adalah masyarakat miskin. Alasan tersebut menyebabkan
pemerintahan kota berkewajiban menyediakan sistem pengolahan yang efektif, efesien dan
terjangkau.
Meski tahu bahwa plastik itu susah terurai, masyarakat tetap menggunakan plastik
dalam kehidupan sehari-hari. Karena plastik itu mudah didapatkan dan mudah dibawa kemana-
mana. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk membawa plastik atau kantong plastik lebih
tepatnya. Oleh karena itu upaya untuk mengurangi penggunaan plastik tidak berjalan dengan
7. baik, karena masyarakat tidak bijak terhadap penggunaan plastik tersebut. masyarakat
menggunakan kantong plastik itu hanya sekali pakai, hal itu yang menyebabkan menumpuknya
kantong plastik yang dibuang dan menimbulkan bencana. Cara memusnahkan plastik pun
biasanya dibakar. Namun hal itu malah membuat bencana yang lebih besar karena bahan baku
kantong plastik itu tidak diketahui riwayatnya dan terdapat bahan kimia beracun yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Kantong plastik juga sering digunakan untuk membungkus
makanan yang nantinya akan dimakan oleh manusia. Bukan kah hal itu akan membawa hal
yang berbahaya bagi tubuh karena menggunakan kantong plastik sebagai wadah makanan. Di
dalam kantong plastik terdapat racun yang dapat berpindah ke makanan. Karena itu
menggunakan kantong plastik sebagai wadah makanan sungguh berbahaya. Plastik sendiri juga
membawa dampak yang buruk bagi lingkungan, karena dapat mengotori lingkungan sekitar.
Selain itu plastik juga dapat menyebabkan tersumbatnya selokan akibat lingkungan yang kotor
dan mengakibatkan banjir, termakan oleh hewan dapat merusak ekosistem yang ada serta
menjadi penyebab banyaknya masalah kesehatan manusia. Untuk mengurangi penggunaan
plastik dan kantong plastik dibutuhkan upaya dan usaha keras agar masyarakat sadar bahwa
sesungguhnya plastik itu berbahaya. Agar masyarakat sadar dilakukanlah kampanye yang
mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. Upaya kampanye dalam
menyuarakan mengenai kegiatan mengurangi penggunaan plastik tidak hanyadilakukan oleh
para pemimpin di berbagai daerah saja. saat ini terdapat organisasi-organisasi yang mulai
muncul dan menggerakkan kegiatan untuk mengurangi penggunaan plastik.
Pemerintah kota Denpasar dituntut untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan
kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor
yang dapat memberikan kebahagiaan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yeng telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu pokok permasalahan
yaitu : Bagaimana Strategi mengurangi pencemaran lingkungan di wilayah Hutan Mangrove
kota Denpasar
1.3. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali masyarakat wilayah Mangrove kota Denpasar
mengenai bagaimana Strategi mengurangi pencemaran lingkungan di wilayah hutan mangrove
8. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Menurut Marus, strategi di definisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang fokus pada tujuan panjang organisasi, di sertai dengan penyusuna n
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat di capai.1
Strategi merupakan upaya organisasi untuk bisa menyelaraskan dirinya dengan lingkungan. Ini
dapat di lihat dari definisi yang di buat oleh Rowe,et.al. (dalam Robson), yang menyatakan
bahwa strategi adalah proses untuk menyelaraskan kemampuan internal organisasi dalam
peluang dan ancaman yang dihadapinya dalam lingkungan. Dalam upaya menyelaraskan
organisasi dengan lingkungannya tersebut, manajemen strategis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut, seperti yang di tulis oleh Hari Lubis.
a. Menetapkan misi organisasi
b. Memformulasikan falsafah organisasi
c. Menetapkan kebijakan/policy
d. Menetapkan tujuan/ objektif organisasi
e. Mengembangkan strategi
f. Merancang struktur organisasi
2. Model-Model Strategi
Dengan manajemen organisasi yang seperti itu, maka ada beberapa manfaat yang bisa
di peroleh dari penerapan manajemen strategis. Bagi organisasi bisnis, tentu saja manajemen
strategis itu akan membantu meningkatkan keuntungan. Namun, manajemen strategis tidak
hanya di terapkan oleh organisasi bisnis, berbagai organisasi nirlaba, seperti universitas, LSM,
atau lembaga sosial lain juga menerapkan manajemen strategis ini untuk membuat
organisasinya bisa bertahan di tengah derasnya arus perubahan. Hari Lubis menyebutkan
beberapa manfaat penerapan manajemen strategis, seperti :
a. Mendeteksi masalah sebelum terjadi
b. Membuat para manajer menjadi lebih berminat terhadap organisasi
c. Membuat organisasi lebih responsive dan waspada terhadap perubahan
1 Husen Umar, 2001, Strategi Ipropon Action,Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 30-31
9. d. Mengarahkan segala upaya untuk menuju objektif organisasi, dan
e. Merangsang munculnya kerjasama dalam menjawab permasalahan dan dalam
memanfaatkan peluang.
Dengan demikian, dalam manajemen strategis akan terlihat upaya kita untuk memahami
lingkungan atau situasi strategis dengan melakukan analisis strategis. Kemudian, akan tiba
pada pilihan-pilihan strategi yang akan di pergunakan oleh organisasi yang kemudian akan di
implementasikan.
3. Jenis-Jenis Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun
strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika di jalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar
dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya di gunakan ketika divisi-divisi yang berlainan
menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin
menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensive, seperti divestasi, likuidasi, dan
rasionalisasi biaya secara bersamaan.
Jenis-Jenis strategi adalah sebagai berikut :
a. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya di sebut
sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat
mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
b. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang di sebut sebagai strategi intensif karena
semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan
produk yang ada hendak di tingkatkan.
c. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan
konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya di sebut
diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk
pelanggan yang sudah ada di sebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak di sebut diverifikasi konglomerat.
d. Strategi Defensif
Di samping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya,
terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan
10. aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang di sebut
sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya di rancang untuk
memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya,
perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para
pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian
dari organisasi. Divestasi sering di gunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya
akan digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi
atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi
biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang
memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam
perusahaan. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan
strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti
beroperasi dari pada terus mendertita kerugian dalam jumlah besar.
B. Penanggulangan Sampah
1. Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang dibuang dan sesuatu yang di hasilkan dari proses produksi
yang sudah terjadi, baik itu berasal dari kegiatan industri maupun dari kegiatan rumah tangga.
Pengelolaan sampah adalah mengenai keindahan yang tampak akibat pengelolaan sampah yang
di laksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-
sama. Artinya sistem pengelolaan sampah yang telah di sepakati pemerintah dan perusahaan
pengelola untuk melaksanakan pengelolaan sampah tersebut harus di dukung penuh oleh rakyat
yang memproduksi sampah. Apabila hal seperti ini akan terjadi pengelolaan sampah yang
harmonis dan persoalan yang akan timbul saat pelaksanaan pengelolaan sampah menjadi
sedikit dan bahkan persoalan dapat di selesaikan dengan baik. Sampah adalah segala sesuatu
yang tidak di perlukan lagi oleh pemiliknya, Sampah bersifat padat. Sampah ini ada yang
mudah membusuk. Sampah yang mudah membusuk (Garbage) adalah zat organik seperti : sisa
daging, sisa sayuran, daun-daunan, sampah kebon dan lainnya. Sampah yang tidak membusuk
(Refuse) adalah zat anorganik seperti : kertas, plastik, logam, karet, abu, gelas, bahan bangunan
bekas, dan lainnya. Terdapat pula sampah berbahaya atau bahan beracun berbahaya (B3).
Sampah berbahaya ini terjadi dari zat kimia organik dan anorganik serta logam-logam berat,
yang umumnya berasal dari buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat di
campurkan dengan sampah yang telah di jelaskan di atas. Biasanya ada badan khusus yang di
bentuk untuk mengelola sampah B3 dan sesuai peraturan yang berlaku.
11. Kuantitas dan kualitas sampah di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
1. Faktor penduduk yang jumlahnya bertambah pesat
2. Keadaan sosial ekonomi
3. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Pengelolaan sampah harus memperhatikan laju pertumbuhan penduduk, tingkat sosial ekonomi
penduduk, dan teknologi yang berkembang begitu cepat. Dengan demikian pengelolaan
sampah di perlukan untuk menghindari/mencegah timbulnya penyakit, tidak merusak
lingkungan, mencegah rusaknya estetika dan konservasi sumber daya alam.2
2. Jenis-Jenis Sampah
Sampah yang di buang di jalan dapat menghambat saluran air yang akhirnya membuat
air terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat berkubang bagi nyamuk penyebab malaria.
Sampah yang menyumbat saluran air atau got dapat menyebabkan banjir. Ketika banjir, air
dalam got yang tadinya di buang keluar oleh setiap rumah akan kembali masuk lagi ke dalam
rumah.
Jenis-Jenis Sampah :
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat telah
meningkatkan daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi
serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang di hasilkan.
Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain
akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat menggangu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan
lautan.
2 Neolaka Amos, 2008, Kesadaran Lingkungan,Jakarta: Rineka Cipta, hal. 66-67
12. BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini berlangsung selama satu hari dengan undangan yang hadir meliputi
perangkat desa dan peserta dari masyarakat sebagai pelaku usaha di Wilayah Hutan Mangrove
kota Denpasar. Selama kegiatan berlangsung, antusiasme peserta terlihat saat mendengarkan
materi dan memanfaatkan sesi diskusi di akhir acara. Beberapa peserta aktif dalam kegiatan
diskusi dengan memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi yang diberikan serta
pengalaman dari kegiatan usaha yang mereka laksanakan.
Kegiatan penyuluhan pengabdian masyarakat pertama adalah sosialisasikan tentang Strategi
mengurangi pencemaran lingkungan bedasarkan metode konvensional yang dibandingkan
dengan metode yang sudah diterapkan di negara maju, pada sesi sosialisasi melalui presentasi,
juga dijabarkan strategi mengurangi pencemaran lingkungan dan limbah industri sampah
platik.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan pemerintah setempat, warga desa, Karang Taruna
setempat serta dosen dan mahasiswa. Hal ini perlu, karena selain untuk mendapatkan ijin, juga
nantinya akan mempermudah penyebarluasan informasi dan sosialisasi hasil dari kegiatan
pengabdian masyarakat ini. Semakin banyak komponen masyarakat yang terlibat maka akan
lebih mendukung keberhasilan gerakan mengolah sampah sendiri nantinya. Setelah
mendapatkan ijin dari pemerintah setempat, kemudian dilakukan kegiatan pengabdian dengan
menyampaikan materi tentang seluk-beluk sampah dan bahaya yang bisa ditimbulkannya bagi
lingkungan.
13. BAB IV
PEMBAHASAN
Strategi MengatasiLimbah Plastik Dan Dampaknya Terhadap Pencemaran Lingkungan
1. Strategi Mengatasi Limbah Plastik
Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan
teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk
menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan
karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya
relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir
setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi
sampahpun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan
ditempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis
PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu
diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah
terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke
depan. Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya
mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan mak
akantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang menumpuk
di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber daya.
Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk
membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah,
dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang
unik untuk diapulikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari
limbah kantong plastik.
Beberapa strategi pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :
a. Daur Ulang
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
barudengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu
yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan
dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan
sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
14. pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse,
Reduce, and Recycle). Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya
dilakukan oleh industri.”Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi,
serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan
limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan,
pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
b. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi
(incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana
sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan
batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan
tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara.
Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran
ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas
yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang
paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan
dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
c. Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu,
sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan
dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung.
Tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar
lebih.
Sedangkan menurut Kusnoputranto dan Susanna (2000), pengelolaan sampah yang
tidak baik memberikan pengaruh yang besar terhadap kerusakan lingkungan seperti:
a. Menyebabkan estetika lingkungan menjadi tidak indah dilihat akibat adanya tumpukan
sampah sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan masyarakat.
b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme menghasilkan gas-gas tertentu yang dapat
menyebabkan timbulnya bau busuk. Apabila konsentrasi bau busuk sangat tinggi maka
dapat menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat.
c. Adanya debu-debu dapat mengganggu mata dan pernafasan.
15. d. Risiko terjadinya kebakaran (baik sengaja maupun tidak) dan asap yang ditimbulkan dapat
mengganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara. Selain itu berpotensi
menyebabkan kebakaran yang luas dan membahayakan penduduk sekitar.
e. Risiko terjadinya pencemaran udara karena meningkatnya konsentrasi debu, asap dan gas-
gas dari sampah padat yang melewati standar kualitas udara.
f. Pembuangan sampah kesaluran air akan menyebabkan pendangkalan saluran dan
mengurangi kemampuan daya aliran sungai. Sehingga bila terjadi hujan dapat menimbulkan
banjir. Pembuangan sampah ke dalam selokan atau badan-badan air akan menyebabkan
badan air tersebut menjadi kotor. Selain itu hasil dekomposisi biologis dari sampah yang
berupa cairan organik dapat mencemari air permukaan ataupun air tanah menjadi dangkal.
g. Dihasilkannya asam organik dari sampah yang dibuang ke badan air serta kemungkinan
timbulnya banjir akibat timbunan sampah yang berpotensi untuk menyebabkan kerusakan
fasilitas masyarakat, antara lain kerusakan jalan, jembatan, saluran air, fasilitas saringan dan
pengolahan air kotor.
2. Dampak Plastik terhadap Pencemaran Lingkungan
Dampak plastik terhadap lingkungan. antara lain adalah tercemamya tanah, air tanah,
dan makhluk bawah tanah; racun-racun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan
membunuh hewan-hewanpengurai di dalam tanah seperti cacing; PCB yang tidak dapat terurai
rneskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan
nantai makanan; kantong plastik akan mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah;
menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara didalam tanah
dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah; kantong plastik yang
sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke
laut sekalipun; hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik; hewan-hewan laut seperti
lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tensebut
makanan dan akhimya mati karena tidak dapat mencernanya; ketika hewan mati, kantong
plastik yang berada didalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat
meracuni hewan lainnya; pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan
mengakibatkan pndangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai sehingga menyebabkan
banjir.((Wibowo, D.N) Konsumsi berlebih terhadap plastik, mengakibatkan jumlah sampah
plastik yang besar. Plastik bukan berasal dari senyawa biologis, sehingga memiliki sifat sulit
terdegmdasi {nonbiodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500
tahun dapat terdekomposisi {terurai) dengan sempurna.
16. BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berbagai upaya untuk penanggulangan limbah plastik telah banyak dilakukan, hal ini
menjadi sangat penting mengingat limbah plastik sebagai salah satu penyumbang bagi
kerusakan alam. Terdapat tiga cara penanggulangan limbah plastik sebagai solusi untuk
mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik itu sendiri yang meliputi
mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya dengan alat (kain) untuk
membungkus barang atau dikenal dengan furoshiki ; pengolahan limbah plastik menggunakan
metode fabrikasi; dan penggunaan plastik biodegradable yang lebih mudah terurai di alam.
Tiga cara tersebut diharapkan dapat menjadi solusi bagi penanggulangan limbah plastik.
17. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1991). Tata cara pengolahan teknik sampah perkotaan (SNI T-13-1990-F).
Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPMB. Bandung.
Anonim, (1991). Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, (SNI 19-2454-1991).
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Chandra, Budiman. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. Hal. 124, dan 144-147.
HEKS, (2010). Media Partisipatif Untuk (Mengurangi) Resiko Perubahan Iklim dan Untuk
(Menanggulangi) Bencanana: Kertas kerja edisi 5.
Kusnoputranto, H, (2000). Kesehatan Lingkungan. Edisi Revisi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Palapa Plastic Recycle Foundation (Edisi ke-2, 2008), Materi Pelatihan dan Petunjuk Praktis
Untuk Pemulung, Kota Lhokseumawe.
Sharp Environmental Report (2004), Plastic Find New Life Using an Industry-First
Technology. Collected Plastic and Pellete Recycled based on Sharp’s Closed-Loop
Material Recycling Technology.
Slamet, Juli Soemirat (2009). Kesehatan Lingkungan. Cetakan Kedelapan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
USAID Enviromental Services Program (2006). Action Plan For Integrated Solid Waste
Management In Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia, hal (10-11).
Vedder, T. 2008. Edible Film. http://japemethe. port5.com (diakses 26 Agustus 2009).
http://alamendah.wordpress.com/2009/07/17/ mengenal-bahaya-kemasan-plastik-dankresek/
diakses tanggal 29 September 20114
http://alamendah.wordpress.com/2009/07/23/ dampak-plastik-terhadap-lingkungan/ diakses
tanggal 29 September 2014
18. Lampiran I
Materi Pelatihan
KIAT DAN STRATEGI MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI
SAMPAH PLASTIK DAN LIMBAH INDUSTRI
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk
diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa
berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita.
Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Sumber Pencemaran
Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai
cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran
sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian.
Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri
menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari
kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.
Proses Pencemaran
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan
manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara
maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun
tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.
Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan
langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis).
Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery),
namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada
di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material,
hewan, tumbuhan dan ekosistem.
19. Strategi Pencegahannya
Cara pencegahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah
pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak
lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi
jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah
limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent,Bioaccumulative, and Toxic),
dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan
segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau
bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan
dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan
alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan
dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global
seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama
semua pihak antara satu negara dengan negara lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti:
1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan
lain-lain.
2. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
3. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
4. Tidak membuang sampah sembarangan.
5. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan
atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan
keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang
20. dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya
AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri.
Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih
dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui
jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah