Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Utas Satrio P_1724013_PPT.pptx
1. U T A S S A T R I O P A N G I N T A N _ 1 7 2 4 0 1 3
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
Dosen Pembimbing:
ARIEF SETIYAWAN ST., MT dan ANNISA HAMIDAH I., ST., MSc
CITRA
KOTA
2. Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup
PENDAHULUAN
Teknik Pengumpulan Data, Metode Analisa
MOTODE PENELITIAN
Pembahasan
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Landasan Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
GAMBARAN UMUM
ANALISA dan PEMBAHASAN
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
4. L a t a r B e l a k a n g
Kota Madiun memiliki sejarah yang cukup kuat dalam dunia persilatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya perguruan silat dan keberagamannya yang
dapat dijumpai di kota Madiun, serta terdapat tradisi yang unik di Kota Madiun
dimana setiap satu tahun sekali kota Madiun akan dipenuhi oleh para pendekar silat
dari dalam dan luar kota Madiun untuk melakukan tradisi Suroan (Suran Agung)
PENDAHULUAN
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Pemerintah Kota Madiun menambah julukan kota
Madiun sebagai Kota Pendekar, hal tersebut didukung
dengan adanya penjelasan yang dituangkan pada
buku masterplan smart city kota Madiun tahun 2019-
2024 dimana meningkatkan citra kota pendekar
merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan
identiatas kota.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
5. R u m u s a n M a s a l a h
Permasalahan yang dijumpai yaitu masih sukar untuk menyebut kota Madiun sebagai kota pendekar karenakan masih sulitnya
melihat elemen-elemen citra kota Madiun.
Menurut Lynch dalam bukunya “Image of the city”, citra kota dapat distrukturkan dari elemen-elemen fisik pembentuknya yaitu
landmarks, paths, districs, nodes, dan edges. Selain itu citra suatu kota juga dapat dipengaruhi oleh elemen-elemen non fisik seperti
makna sosial, fungsi, sejarah bahkan nama dari kota tersebut. Sehingga permasalahan yang ingin diteliti adalah : Apakah sesuai Citra
Kota Madiun sebagai kota pendekar dengan element-element pembentuk yang ada?
PENDAHULUAN
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
T u j u a n d a n S a s a r a n
T u j u a n d a n S a s a r a n
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat arahan atau rekomendasi penguatan identitas atau citra Kota
Madiun sebagai kota pendekar dengan element-element pembentuk citra kota.
PENDAHULUAN
S a s a r a n 1 S a s a r a n 2 S a s a r a n 3
Mengidentifikasi element-
element pembentukan identitas
kota Madiun sebagai kota
pendekar.
Mengidentifikasi kesesuaian
identitas Kota Madiun sebagai
kota pendekar
Arahan Penguatan Identitas Kota
Madiun sebagai kota pendekar
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
6. R u a n g L i n g k u p W i l a y a h
PENDAHULUAN
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
R u a n g L i n g k u p M a t e r i
Utara Kecamatan Madiun,
Selatan Kecamatan Geger,
Timur Kecamatan Wungu
Barat Kecamatan Jiwan
Mengidentifikasi element-element
pembentukan identitas kota Madiun
sebagai kota pendekar.
Mengidentifikasi kesesuaian identitas
Kota Madiun sebagai kota pendekar
Arahan Penguatan Identitas Kota
Madiun sebagai kota pendekar
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
8. LANDASAN
PENELITAIN
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Penelitian Terkait Citra Kota
No Judul Penulis Tujuan Penelitian variabel Metode Penelitian Metode Analisa
1
Evaluasi Kesesuaian Branding
“Manhattan of Asia” dan Identitas
Kota
Tua Jakarta
Oky Pratama
Brand bertujuan untuk mengkreasikan keunikan dan
preferensi pengembangan sebuah tempat sehingga
dapat menonjolkan serta menggali sisi keunggulan
kompetitif.
1. Sejarah
2.Usia Bangunan
3. Landmark
4. Arsitektur
5. Keaslian
6. Kelangkaan
Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif
Deskriftif
2
Analisis Elemen – Elemen Pembentuk
Citra Kota
Di Kawasan Perkotaan Tahuna,
Kabupaten Kepulauan
Sangihe
Ival Tom Rees Budiman,dkk.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi elemen – elemen pembentuk citra
kota di kawasan perkotaan Tahuna dan menganalisis
elemen – lemen pembentuk citra kota di kawasan
perkotaa Tahuna
1. Jalur (Path )
2. Tepian (Edge)
3. Kawasan (District )
4. Simpul (Nodes)
5. Tangeran (Landmark )
Metode deskriptif
kualitatif
Analisa purposive
Sampling
3
Kajian Citra Kota Dalam Branding City
Beautiful
Malang.
Josaf Sayoko dan Respati
Wikantiyoso
Bertujuan mengkaji City Branding
Beautiful Malang ditinjau dari teori Citra kota yang
dikemukakan oleh Kevin Lynch dalam bukunya "
Image of The City".
1. Path
2. Edge
3. District
4. Nodes
5. Landmark
Metode dan analisis
deskriptif kualitatif.
4
Elemen-elemen Pembentuk Kota
yang Berpengaruh terhadap
Citra Kota (Studi Kasus: Kota Lama
Semarang)
Sintia Dewi Wulanningrum
Bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen
pembentuk kota yang berpengaruh terhadap citra di
kawasan Kota Lama
1. Path
2. Edge
3. District
4. Nodes
5. Landmark
Metode penelitian
adalah
kualitatif dan kuantitatif.
Deskriptif
5
Konsep City Branding Sebuah
Pendekatan
“The City Brand Hexagon” Pada
Pembentukan
Identitas Kota
Adhiimsyah Luthfi, dan Aldila
Intaniar Widyaningrat
bertujuan
untuk meningkatkan persepsi yang dimiliki oleh
berbagai pemangku kepentingan,
dimana branding tidak dapat mengubah suatu kota
tetapi dapat membantu
meningkatkan daya saing secara keseluruhan
1. Presence
2. Place
3. Potential
4. People
5. Pulse
6. Prerequisite
Metode Penelitian
Kualitatif dan kuantitatif.
City Brand Hexagon
6
City Branding: Strategi Pemasaran
Pariwisata Kota Padang
Fitri Adona dkk
bertujuan untuk melihat strategi
pemasaran pariwisata di Kota Padang melalui city
branding dan apa saja faktor penghambat dan
pendukung
dalam upaya pelaksanaan city branding tersebut.
- Brand Personality
-Brand Positioning
-Brand Identifiers
Metode kualitatif
Perspektif subjek,
Kualitatif
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
9. LANDASAN
PENELITIAN
Variabel Landmark yang dimaksud pada penelitian ini
adalah tengeran atau icon yang merupakan simbol yang
menarik secara visual dengan sifat penempatan yang
menarik perhatian.
Variabel Distric yang dimaksud pada penelitian ini
merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau
aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya.
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Variabel Path yang dimaksud pada penelitian ini Path merupakan suatu jalur lintasan
memiliki keunikan ataupun ciri Kawasan yang yang berbeda.
Variabel Nodes yang dimaksud merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis atau
aktivitasnya saling bertemu, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan,
jembatan atau lainya.
Variabel Edges yang dimaksut dalam penelitian ini adalah batas-batas antara dua wilayah,
sela-sela linier dalam kontinuitas suatu daerah atau Kawasan.
Sosial dan Kultural (Budaya) Dalam penelitian ini adalah penetili ingin mengidentifikasi
terkait dengan budaya atau kebudayaan yang ada di Kota Madiun, budaya atau
kebudayaan sendiri adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah
masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat serta sebuah kegiatan kehidupan
bermasyarakat yang terdiri dari individu-individu yang melakukan kebiasaan, kegiatan,
dan tata cara sehingga timbul sebuah kesatuan atau komunitas.
Sumber Variabel Teori Variabel yang diteliti
(Lynch, Kevin. The image of the
city.
Cambridge. 1969)
1. Path
2. Edge
3. District
4. Nodes
5. Landmark
Landmark
District
Path
Nodes
Edge
Kultural
(Budaya)
Simon Anholt (2007)
1. Presence
2. Place
3. Potential
4. People
5. Pulse
6. Prerequisite
Simon Anholt dalam Moilanen
dan Rainosto (2009:7)
1. Ekonomi,
2. Sosial,
3. Komersial,
4. Kultural (budaya),
dan
5. Peraturan
pemerintah
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
11. Observasi lapangan digunakan untuk
mengamati, mengenali dan
mengidentifikasi komponen atau
element pembentuk identitas kota
Madiun
Wawancara & Kuisioner dilakukan untuk
memperoleh gambaran kondisi, potensi, ciri
khas serta daya tarik yang ada di kota Madiun.
Selain itu juga dilakukan untuk memperoleh
data terkait dengan element- element identitas
kota Madiun yang mempresentasikan kota
Madiun sebagai kota pendekar.
Wawancara dan kuisioner dilakukan kepada
pihak-pihak yang memahami secara baik
tentang identitas kota ataupun citra Kota
Madiun
Dokumentasi digunakan untuk
mendukung data hasil observasi yang
telah dilakukan oleh peneliti. Dalam
penelitian kali ini dokumentasi yang
dapat ditampilkan dapat berupa foto –
foto lokasi penelitian atau kondisi
terkini dari lokasi dari penelitian
Jenis Penelitan
Penelitian Kualitatif
Penelitian terkait Penguatan Identitas Kota Madiun Sebagai Kota Pendekar merupakan penelitian
kualitatif yang menggunakan landasan teori sebagai pemandu penelitian yang sesuai dengan
kondisi pada lapangan.
Metode Penelitan
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
12. Metode Analisa
Mengidentifikasielement-element yang
dimiliki kota Madiun sebagai kota
pendekar
PEMETAAN (MENTAL MAPPING)
Pengidentifikasian elemen struktur
fisik kota yang menjadikan kota
tersebut dapat digambarkan dan
dibayangkan seperti apa dan
bagaimana identitasnya
DESKRIFTIF
untuk mengidentifikasi aspek non-
fisik pembentuk identitas kota
Madiun serta mendeskribsikan
hasil dari pemetaan identitas yeng
telah dilakukan dan
menggabungkan antara aspek fisik
dan aspek non-fisik secara lengkap
dan sistematis.
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Metode Analisa
Mengukur tingkat kesesuaian element
yangdimilikikota Madiun dengan
element citra kota
EVALUASI
analisa expert judgement
Mengevaluasi kondisi eksisting
identitas yang ada dengan parameter
citra kota (identitas, struktur, dan
makna)
DESKRIFTIF
Digunakan untuk menarik
kesimpulan dari metode yang
telah dilakukan sebelumnya
terkait dengan mengidentifikasi
kesesuaian identitas kota Madiun
dengan element citra kota
Metode Analisa
Memberikan rekomendasi
strategi konsep penguatan citra
kota Madiun
TRIANGULASI
Melakukan komparasi data yaitu
Hasil observasi (Kondisi eksisting),
teori konsep brand kota dan produk
perencanaan Kota Madiun
DESKRIFTIF
Untuk merumuskan arahan
penguatan identitas yang sesuai
dengan potensi serta komponen-
komponen citra kota
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
15. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Kota Madiun
Pada Abad ke 17 Desa Demangan Kecamatan Taman dijadikan Kotamadya Madiun oleh Ronggo ke I (Raden Ronggo Prawirodirjo) sebagai
bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan mataram, setelah ronggo I meninggal Pemerintahan dilanjutkan oleh salah seorang putera Ronggo I yaitu
Rongggo ke II (Ali Basah Sentot Prawirodirdjo). Sebelum meletus perang Diponegoro, Madiun belum pernah dijamah oleh orang-orang Belanda
atau negara Eropa yang lain. Namun setelah perang Diponegoro berakhir mulailah Madiun dikenal oleh orang-orang Belanda. Pada Januari 1832
Madiun secara resmi dikuasai oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dibentuklah suatu Tata Pemerintahan yang berstatus Ibu Kota Karisidenan
(KARISIDENAN ) berlokasi di Desa Kartoharjo (tempat Patih Kartohardjo).
Bersamaan dengan mulai masuknya bangsa belanda dan eropa ke Madiun mulai muncul pula beladiri tradisional di Madiun. Pada tahun 1903
Mbah Suro yang merupakan seorang pengembara pulang ke tanah kelahirannya yaitu Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan pencak silat tanpa
nama dan perguruan silat kemudian berkembang cukup pesat di Kota Madiun.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
16. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Silat Kota Madiun
Kota Madiun merupakan salah satu kota pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Di mana merupakan
salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian tersebut dapat dilihat dari budaya suroan
dan event-event silat serta banyaknya dan beranekaragamnya organisasi pencaksilat asli Kota Madiun. Selain itu
setiap perguruan silat yang ada di Kota Madiun memiliki budaya dan keunikan masing-masing.
Saat ini Kota Madiun sendiri memiliki 9 perguruan silat diantaranya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT),
Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), IKS PI, Persinas ASAD, Merpati Putih, Persaudaraan Pangastuti Tundung
Madiun. Tapak Suci, Pro Patria, Pagar Nusa, dan Cempaka Putih serta Persaudaraan Sejati, Pro Patria,
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
18. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Identifikasi Element Identitas Kota Madiun
Identifikasi element identitas Kota Madiun dilakukan untuk mengetahui bentukan dan lokasi dari objek,
pengidentifikasian dilakukan dengan mempetakan element-element pembentuk identitas Kota melalui mental
mapping.
Mental Mapping
Landmark District Nodes Path Edges Cultural
Patung Kolonel
Marhadi
Alun-alun Kota
Madiun
Simpang tugu
pendekar
Jalan Pahlawan Jalan Yos Sudarso
Suran Agung merupakan agenda
tahunan yang merupakan kegiatan
dimana para pesilat yang berada di
Kota Madiun dan sekitarnya
berbondong-bondong untuk datang ke
kota untuk melakukan tradisi masing2
perguruan silat
Patung Pecel
Kawasan
Padepokan Silat
Jalan pasar besar
Jalan Kolonel
Marhadi
Jalan Jendral Urip
Sumoharjo
Tugu Pendekar
Kawasan
Hypermart Kota
Madiun
Simpang jalan
Kompol Sunaryo
Jalan Mastrip
Jalan Soekarno
Hatta
Kawasan INKA
Simpang Jalan
Pahlawan
Analisa Mental Mapping (peta mental) dilakukan kepada pihak-pihak yang memahami secara baik tentang
identitas kota ataupun terkait citra Kota Madiun.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
19. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Landmark
Patung Kolonel Marhadi
Merupakan bentuk
penghormatan atas perjuangan
Kolonel Marhadi, Kolonel
Marhadi adalah prajurit TNI,
menjadi landmark dikarenakan
lokasinya dan menjadi suatu
penanda
Patung Pecel
Keberadaan patung pecel di Kota
Madiun seakan menunjukan dan
menegaskan bahwa tidak ada
kota lain yang bisa memberikan
pengalaman makan nasi pecel
sebaik di Kota Madiun.
Tugu Pendekar
Patung pendekar ada untuk
menguatkan tagline Kota Madiun
Kota Pendekar, Tugu pendekar
merupakan landmark yang
merepresentasikan budaya silat
yang ada di Kota Madiun
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
20. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
District
Alun-alun Kota Madiun
Alun-alun Kota Madiun merupakan
kawasan yang memiliki fungsi
sebagai ruang terbuka hijau,
kawasan public serta sebagai
tempat rekreasi bagi masyarakat
Kota Madiun.
Padepokan Silat
Kota Madiun memiliki kawasan
yang memiliki ciri khusus terkait
silat yaitu padepokan silat PSHT dan
PSH Winongo, merupakan perguruan
silat yang sangat terkenal di Kota
Madiun maupun di luar Kota Madiun
INKA
Kawasan industri kereta api
(INKA) merupakan indutri
perkeretaapian Indonesia yang
sudah terkenal secara nasional.
PT. Inka sendiri sudah beroprasi
sejak tahun 1981
Kawasan Hypermart
Kawasan hypermart atau
kawasan perdagangan jasa yang
berada pada jalan pahlawan
merupakan perjas yang cukup
besar dan ramai dikunjungi oleh
masyarakat Kota Madiun
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
21. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Nodes
Simpang Tugu Pendekar
Simpang tugu pendekar ini cukup
strategis dimana simpang ini
merupakan penghubung antar
beberapa Kawasan kegiatan,
merupakan pertemuan Jalan
Diponegoro, Jalan S.Parman, Jalan
Rimba Darmo dan Jalan Thamrin
Simpang Pasar Besar
merupakan simpang jalan
pertemuan antar kawasan dengan
intensitas kegiatan yang tinggi
yaitu kawasan mall hypermart
sekitarnya, kawasan alun-alun, dan
kawasan perdagangan jasa pasar
besar Kota Madiun
Simpang J.Kompol Sunaryo
Simpang jalan Kolonel Sunaryo
merupakan simpang jalan penanda
bahwa akan memasuki daerah pusat
kegiatan yang dimana pada sekitar
simpang ini memiliki gambaran
pusat kegiatan yang cukup jelas
Simpang Jalan Pahlawan
merupakan simpang pertemuan
serta pemisah beberapa kegiatan
seperti kegiatan publik dan
kegiatan pemerintahan.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
22. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Path
Jalan Pahlawan
Jalan pahlawan memiliki jalur
pedestrian yang luas serta
didukung dengan Kawasan sekitar
jalan yang merupakan kawasan
perdagangan jasa dan kawasan
pemerintahan Kota Madiun.
Jalan Kolonel Marhadi
Jalan Kolonel Marhadi
merupakan salah satu jalan yang
memiliki identitas jalan yaitu
patung Kolonel Marhadi dan
merupakan jalan yang memiliki
kegiatan perdagangan jasa
Jalan Mastrip
Jalan Mastrip memiliki ciri khas
dimana ditandai dengan adanya
patung mastrip, selain itu jalan
ini juga memisahkan antar dua
kegiatan yaitu kegiatan publik
yang berupa GOR Kota Madiun
dengan kegiatan pendidikan.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
23. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Edges
Jalan Yos Sudarso
Jalan Yos Sudarso merupakan
jalan masuk ke Kota Madiun
sebeah utara dan sekaligus
menjadi garis linier sebagai
pemisah dua Kawasan yaitu
Kawasan indiustri dan Kawasan
permukiman
Jalan Urip Sumoharjo
Jalan Jendral Urip Sumoharjo
berdasarkan hasil wawancara
merupakan salah satu edges yang
ada di Kota Madiun, selain itu
jalan tersebut merupakan jalan
akses masuk Kota Madiun dari
arah barat.
Jalan Soekarno Hatta
Jalan tersebut merupakan jalan
akses masuk Kota Madiun dari
sebelah selatan. Selain itu ruas
jalan tersebut juga memiliki
penanda tersendiri yaitu
terdapatnya patung pecel pada
ruas jalan ini
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
24. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Cultural
Suran Agung
Pada saat bulan suro beberapa
lokasi akan mulai ramai dikunjungi
oleh pendekar atau pesilat
diantaranya makam-makam pendiri
perguruan silat di Kota Madiun,
kerabat-kerabat perguruan silat
serta beberapa tempat seperti alun-
alun dan stadion Kota Madiun yang
dijadikan tempat berkumpul untuk
bersilaturahmi. Adapun kegiatan
yang diselenggarakan oleh
pemerintah yaitu event festival
pertujukan seni beladiri silat yang
dilakukan pada bulan suro dengan
maksut untuk meramaikan kegiatan
suran agung serta melestarikan dan
memperlihatkan kebudayaan silat
yang ada di Kota Madiun.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
25. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Penilaian Identitas Kota Madiun
Expert Judgement
Expert Judgement adalah pertimbangan
atau pendapat ahli yang berpengalaman.
Analisa ini dilakukan dengan melakukan
wawancara terbuka yang didukung
dengan pengamatan untuk memahami
sikap, pandangan, perasaan dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang tentang
sesuatu hal atau kasus tertentu.
Analisa expert judgement dalam penelitian
ini digunakan untuk melakukan penilaian
terkait kesesuain identitas Kota Madiun
sebagai kota pendekar terhadap
komponen citra kota.
Untuk mengukur nilai kesesuaian identitas Kota Madiun menggunakan Analisa Expert Judgement dengan
tiga parameter citra kota yaitu identitas, struktur dan makna. Penilaian dilakukan dengan evaluasi kondisi
eksisting terkait dengan identitas, struktur, dan makan kota yang selanjutnya akan dilakukan penilaian dari
pihak-pihak yang memahami secara baik tentang identitas kota atau citra kota
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
26. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Expert Judgement
Dapat diketahui bahwa variable terkait yaitu landmark, district, nodes, path, edges dan kultural yang dimiliki
masih belum dapat menggambarkan identitas Kota Madiun sebagai kota pendekar, selain itu variable terkait juga
masih belum membentuk dan menggambarkan pola hubungan antar object satu dengan object lainnya namun
untuk pemahaman makna terkait object yang ada cukup mempresentasikan makna dari object atau kawasan
tersebut.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
27. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Arahan Strategi City Branding
Dalam menyusun arahan strategi city branding Kota Madiun
mengacu pada hasil observasi kondisi eksisting yang ada,
konsep brand kota dan produk perencanaan (RTRW Kota
Madiun dan Buku Masterplan Smart City Kota Madiun 2019-
2024).
Dalam penyusunan arahan strategi ini, langkah yang digunakan
yaitu dengan mengidentifikasi kondisi eksisiting Kota Madiun
terkait dengan konsep brand kota yang dikemukakan anholt
2007 yaitu identitas serta komunikasi dari (kavaratzis 2004),
yang selanjutnya dilakukannya penyusunan strategi berdasarkan
potensi dan kekurangan yang dijumpai pada lokasi dan
mengacu pada konsep citra kota serta komponen citra kota.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
28. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Alur Penyusunan Strategi
Pengembangan City Branding
Strategi adalah mengetahui apa dan
dimana suatu tempat atau kota berada
dalam persepsi pemangku kepentingan
kemana akan dibawa;
Substansi adalah eksekusi dari strategi
dalam bentuk kegiatan baru, inovasi,
struktur, legalitas, reformasi, investasi,
institusi atau kebijakan;
Tindakan simbolik adalah tindakan yang
memiliki kekuatan komunikasi.
Komunikasi primer berkaitan dengan
potensi pengaruh dari tindakan yang
dilakukan oleh suatu kota namun memiliki
efek komunikasi yang tidak disengaja.
Komunikasi sekunder terkait dengan
aktivitas pemasaran kota yang disengaja
dan terancana sedangkan
komunikasi tersier merupakan
pertukaran pesan yang tidak terkontrol
seperti laporan media dan word of mouth.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
29. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Kondisi Eksisting
Identitas
Tindakan Simbolik
Logo branding serta tagline Madiun
Kota Pendekar
Strategi
Buku Masterplan Smart City Kota Madiun didalamnya terdapat
point-point yang akan dilakukan Kota Madiun dalam meningkatkan
branding kotanya yaitu:
1. Meningkatkan Citra Kota Pendekar
2. Mempercantik Wajah Kota
3. Memepertahankan Kearifan Budaya Lokal
4. Meningkatkan Kualitas Destinasi Wisata Khas Madiun
5. Meningkatkan Kemudahan Akses Potensi Wisata
6. Mengembangkan Industri Kreatif
7. Meningkatkan Ekosistem Budaya Pariwisata
Substansi
Membuat tugu pendekar Kota Madiun,
membuat logo branding dan
mengadakan even festival pencak silat
nusantara
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
30. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Kondisi Eksisting
Komunikasi
Komunikasi Primer
Landscape
- Kawasan Padepokan Silat
- Tugu Pendekar
- Taman Selamat Datang
Infrastruktur
- Koridor Jalan Pahlawan
- Pedestrian Jalan Rimba Darma
Behaviour (Perilaku)
Budaya suran agung dan festival pencak
silat nusantara
Komunikasi Sekunder
Logo Branding Kota Pendekar,
Even Festival Pencaksilat Nusantara,
Madiun Virtual World
Komunikasi Terssier
Untuk komunikasi terssier terjadi melalui
pertukaran pesan dari perguruan silat yang
berpusat di Madiun dengan perguruan
cabang yang berada di luar Kota Madiun.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
31. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Landscape
- Kawasan Padepokan
Silat
Komunikasi Primer
- Tugu Pendekar
- Taman Selamat Datang
Terdapat lapangan umum, saat siang hari lapangan
tersebut hanya berfungsi sebagai lapangan biasa tanpa
ada kegiatan namun saat malam hari lapangan
tersebut biasanya digunakan untuk tempat berlatih
silat.
Untuk lapangan yang ada pada kawasan PSHT saat
ini belum memiliki fasilitas penunjang seperti gazebo
dan toilet namun untuk lapangan yang berada di
kawasan padepokan PSHW saat ini sudah memiliki
beberapa gazebo, kois pedangan kecil dan toilet.
Ketersediaan Sarana
Kawasan Tugu Pendekar difasilitasi dengan adanya taman
tugu pendekar
Aktivitas
Sebagai tempat untuk bersantai dan berfoto, Kawasan
tugu pendekar ramai dikunjungi saat malam dikarenakan
saat malam hari tugu pendekat akan tampak lebih indah,
saat siang hari terkesan memiliki suhu yang panas
dikarenakan sangat kurangnya vegetasi pada taman
tersebut
Kemudahan Akses
Berjarak kurang lebih 2 kilometer dari pusat kota, tugu
pendekar sendiri dilalui oleh 4 jalan (S.Parman, Jalan
Diponegoro, Jalan Thamrin dan Jalan Rimba Darma)
dengan kondisi jalan yang sangat baik.
Taman selamat datang Kota
Madiun memiliki lokasi yang
sangat strategis dimana
berada pada persimpangan
jalan pintu masuk Kota
Madiun
Potensi
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
32. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Komunikasi Primer
Infrastruktur
- Koridor Jalan
Pahlawan
v
- Pedestrian Jalan Rimba Darma
Ketersediaan Sarana
Adanya ruang publik berupa taman, lahan parkir, bangku taman, food court. Selain itu kawasan sekitar koridor jalan Pahlawan
merupakan kawasan perdagangan jasa berupa mall, hotel, kantor pemerintahan dan perbankan.
Aktivitas
Pusat perbelanjaan dan hiburan karena adanya mall dan perdagangan jasa lainya. Selain itu dengan dilakukanya pembangunan
dan penataan pedestrian serta taman, kini koridor jalan pahlawan semakin ramai dikunjungi karena menjadi daya tarik baru serta
penunjang kegiatan pada koridor jalan tersebut.
Kemudahan Akses
Jalan Pahlawan sendiri dapat dikatakan sebagai jalan pusat Kota, diamana jalan tersebut memiliki intensitas dan keberagaman
kegiatan yang tinggi serta merupakan jalan yang sejalur dengan jalan masuk Kota Madiun dari utara.
Sedangkan untuk pedestrian pada ruas jalan
Rimba Darma saat ini hanya terdapat jalur
pejalan kaki dan vegetasi saja
Potensi
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
33. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Komunikasi Primer
Behaviour (Perilaku)
Festival pencak silat nusantara dan Budaya suran
agung
Festival tersebut sudah mulai diadakan 3 tahun terakhir yang
dilaksanakan berturut-turut pada setiap tahunnya. Berdasarkan hasil
wawancara festival tersebut diikuti oleh puluhan kontingen dan ratusan
pesilat yang berasal dari berbagai perguruan di nusantara. Dan untuk
budaya suran agung berlangsung setiap 1 tahun sekali
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
34. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Produk Perencanaan
RTRW Madiun 2010-2030
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun
2010-2030 pada bab 2 bagian kedua paragraph 1 terdapat
rencana sistem pusat pelayanan kota yang diikuti dengan
pengembangan infrastruktur kota untuk menunjang kegiatan
perkotaan sesuai dengan fungsi Daerah sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah Madiun dan sekitarnya. Rencana pusat
pelayanan kota yaitu:
1. Jalan Panglima Sudirman;
2. Jalan Kolonel Marhadi;
3. Jalan Cokroaminoto;
4. Jalan Pahlawan; dan
5. Jalan H. Agus Salim.
Salain itu terdapat juga Rencana Sub Pusat Pelayanan Kota
yang dibagi berdasarkan batas administratif kecamatan
meliputi:
a. Sub pusat pelayanan I berada di Kelurahan Manguharjo
yang melayani Kecamatan Manguharjo;
b. Sub pusat pelayanan II berada di Kelurahan Kartoharjo
yang melayani Kecamatan Kartoharjo; dan
c. Sub pusat pelayanan III berada di Kelurahan Taman yang
melayani Kecamatan Taman.
Koridor Jalan Pahlawan Kawasan Tugu Pendekar
Kawasan Padepokan PSHT
Kawasan Padepokan PSHW Taman Selamat Datang
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
35. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Arahan Strategi
Dari Analisa yang telah dijelaskan
sebelumnya maka arahan strategi untuk
meningkatkan identitas Madiun sebagai
kota pendekar yaitu:
1. Penguatan Identitas Pendekar Pada
Gerbang Masuk Kota Madiun
2. Penguatan Identitas Pada Kawasan
Padepokan Silat
3. Penguatan Identitas Kawasan Tugu
Pendekar
4. Penguatan Identitas Pendekar Pada
Koridor Jalan Pahlawan
Strategi Meningkatkan Identitas Madiun
Sebagai Kota Pendekar
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
36. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Strategi Meningkatkan Identitas Madiun
Sebagai Kota Pendekar
Penguatan Identitas Pendekar Pada Gerbang Masuk Kota Madiun
Penguatan Identitas Pada Kawasan Padepokan Silat
Penguatan Identitas Kawasan Tugu Pendekar
Penguatan Identitas Pendekar Pada Koridor Jalan Pahlawan
Mengenalkan Budaya Yang Dimiliki Kekhalayak Luas
Menambahkan ornament-ornament ikonik dan sarana dan pra-sarana penunjang
Menambahkan ornament” silat dan landmark atau patung silat yang ikonik
Menambahkan ornament” silat dan penambahan sarana seperti taman, lahan
parkir tambahan dan area food court sebagai penunjang kegiatan wisata
Menambahkan ornament” silat
dan penambahan tugu atau
patung selamat datang
Menampilkan atraksi-atraksi terkait budaya yang dimiliki pada ruang public
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
38. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Strategi Meningkatkan dan Menguatkan Makna
Pada Kawasan
1.Memberikan penekanan makna pada kawasan Jalan Pahlawan sebagai kawasan pusat kegiatan dan wisata. Penekanan makna dapat dilakukan dengan
memberikan landmark pendekar serta beberapa atraksi terkait budaya yang dimiliki seperti seni beladiri, dengan adanya atraksi dapat menjadi media
untuk membangun branding kota yang kuat.
2.Memberikan penekanan makna pada kawasan tugu pendekar sebagai alternatif wisata kuliner dengan adanya food court. Penekanan makna yang dapat
dilakukan yaitu dengan menujukan bahwa Madiun memiliki kuliner yang cukup beragam dan terkenal dan penambahan ornament-ornament pendekar
atau silat.
3.Memberikan penekanan makna pada kawasan padepokan silat sebagai kawasan khusus yang memiliki identitas yang berbeda dari kawasan lainya.
Penekanan yang dapat dilakukan yaitu dengan sedikit menujunkan aktifitas kegiatan silat yang dimiliki setiap kawasan padepokan silat.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
39. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Kesimpulan
Strategi Meningkatkan Identitas Madiun
Sebagai Kota Pendekar
1. Penguatan Identitas Pendekar Pada Gerbang Masuk
Kota Madiun
2. Penguatan Identitas Pada Kawasan Padepokan Silat
3. Penguatan Identitas Kawasan Tugu Pendekar
4. Penguatan Identitas Pendekar Pada Koridor Jalan
Pahlawan
Untuk meningkatkan identitas Kota Madiun maka dibutuhkannya beberapa strategi
yaitu:
Strategi Menghubungkan Antar Obyek
1. Menjadikan koridor Jalan Pahlawan sebagai pusat kegiatan dalam merepresentasikan identitas sebagai
kota pendekar dengan pembahan landmark pendekar pada koridor jalan tersebut.
2. Menjadikan kawasan tugu pendekar sebagai alternatif wisata kawasan dengan penambahan kawasan food
court (Penunjang kegiatan) dan ornament-ornamen terkait silat atau pendekar.
3. Menjadikan kawasan padepokan silat yang ada sebagai kawasan khusus yang memiliki identitas kuat
dengan ciri khas mereka masing-masing. Dengan menigkatkan identitas kawssan padepokan silat yang
ada akan sangat membantu membangun branding kota sebagai kota pendekar.
4. Menjadikan gerbang masuk Kota Madiun sebagai media penggambaran secara visual bahwa Kota Madiun
merupakan kota pendekar. Dengan memberikan visualisai pada gateways Kota Madiun akan dapat
memicu pengunjung dari luar kota untuk singgah dahulu di Kota Madiun dan menjelajahi isi Kota
Madiun.
5. Menonjolkan budaya yang dimiliki kedalam beberapa bentuk atraksi maupun event daerah. Dengan
menonjolkan kebudayaan dalam bentuk atraksi atau event akan dapat memikat pengunjung dari luar Kota
Madiun untuk singgah sementara dan berusaha menggali lebih akan budaya yang dimilik Kota Madiun
sebagai kota pendekar.
Strategi Meningkatkan dan Menguatkan Makna
Pada Kawasan
1. Memberikan landmark pendekar serta beberapa
atraksi terkait budaya yang dimiliki seperti seni
beladiri, dengan adanya atraksi dapat menjadi media
untuk membangun branding kota yang kuat. (Jalan
Pahlawan)
2. Menujukan bahwa Madiun memiliki kuliner yang
cukup beragam dan terkenal dan penambahan
ornament-ornament pendekar atau silat. (Tugu
Pendekar)
3. Sedikit menujunkan aktifitas kegiatan silat yang
dimiliki setiap kawasan padepokan silat. (Padepokan
Silat)
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
40. S e k i a n
Mohon maaf apabila ada kurang lebihnya
t e r i m a k a s i h
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
41. Kavaratzis, 2004
U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
Anholt (2007)
Anholt (2007) menjelaskan terdapat 3 komponen penting dalam proses membangun identitas kota yang kompetitif yaitu: Strategi adalah mengetahui
apa dan dimana suatu tempat atau kota berada dalam persepsi pemangku kepentingan kemana akan dibawa ; Substansi adalah eksekusi dari strategi
dalam bentuk kegiatan baru, inovasi, struktur, legalitas, reformasi, investasi, institusi atau kebijakan yang dilakukan untuk mendekatkan tempat atau
kota dengan tujuan yang diiinginkan ; Tindakan simbolik adalah tindakan yang memiliki kekuatan komunikasi. Tindakan yang dimaksutkan yaitu
substansi yang sugestif, menonjol, mudah diingat orang, indah, punya nilai berita, bersifat topical, menyetuh dan memiliki unsur dramatis.
Kavaratzis (2004) menunjukan kerangka kerja yang
menggambarkan bagaimana suatu kota berkomunikasi baik secara
fungsional maupun bermakna simbolik. Identitas dapat
dikomunikasikan, komumunikasi tersebut terdiri dari komunikasi
primer, komunikasi sekunder, dan komunikasi tersier.
Komunikasi primer berkaitan dengan potensi pengaruh dari
tindakan yang dilakukan oleh suatu kota namun memiliki efek
komunikasi yang tidak disengaja. Komunikasi sekunder terkait
dengan aktivitas pemasaran kota yang disengaja dan terancana
sedangkan komunikasi tersier merupakan pertukaran pesan yang
tidak terkontrol seperti laporan media dan word of mouth.
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a
44. U
T
A
S
S
A
T
R
I
O
P
A
N
G
I
N
T
A
N
-
1
7
2
4
0
1
3
TEORI FUNGSI ANALISA
Image of The City , Kevin Lynch mengungkapkan ada lima elemen
pembentuk image kota secara fisik, yaitu : path (jalur), edge (tepian),
distric (kawasan), nodes (simpul), dan landmark (penanda).
Untuk mengidentifikasi identitas fisik
Kota Madiun
Mental Mapping
City Branding Hexagon yang dikemukakan oleh Simon Anholt (2007,
59-61) dengan enam butir aspek yaitu Kehadiran, Potensi, Tempat,
Orang, Daya Tarik, Prasyarat.
Untuk mengidentifikasi identitas non-
fisik Kota Madiun
Deskriptif
Menurut Lynch, image lingkungan dapat dianalisis berdasarkan tiga
komponen yaitu identitas, struktur, dan makna.
Untuk mengidentifikasi image
kawasan atau ingkungan terkait
dengan identitas Kota Madiun
Expert Judgement
Anholt (2007) menjelaskan terdapat 3 komponen penting dalam proses
membangun identitas kota yang kompetitif yaitu: Strategi adalah
mengetahui apa dan dimana suatu tempat atau kota berada dalam
persepsi pemangku kepentingan kemana akan dibawa ; Substansi adalah
eksekusi dari strategi dalam bentuk kegiatan baru, inovasi, struktur,
legalitas, reformasi, investasi, institusi atau kebijakan yang dilakukan
untuk mendekatkan tempat atau kota dengan tujuan yang diiinginkan ;
Tindakan simbolik adalah tindakan yang memiliki kekuatan komunikasi.
Tindakan yang dimaksutkan yaitu substansi yang sugestif, menonjol,
mudah diingat orang, indah, punya nilai berita, bersifat topical, menyetuh
dan memiliki unsur dramatis.
Untuk mengidentifikasi atau meninjau
kondisi pada lapangan terkait dengan
Strategi, Substansi, dan Tindakan
simbolik yang sudah dilakukan
(sebagai kota pendekar) di Kota
Madiun
Deskriptif
Kavaratzis (2004) menunjukan kerangka kerja yang menggambarkan
bagaimana suatu kota berkomunikasi baik secara fungsional maupun
bermakna simbolik. Identitas dapat dikomunikasikan, komumunikasi
tersebut terdiri dari komunikasi primer, komunikasi sekunder, dan
komunikasi tersier. Komunikasi primer berkaitan dengan potensi
pengaruh dari tindakan yang dilakukan oleh suatu kota namun memiliki
efek komunikasi yang tidak disengaja. Komunikasi sekunder terkait
dengan aktivitas pemasaran kota yang disengaja dan terancana sedangkan
komunikasi tersier merupakan pertukaran pesan yang tidak terkontrol
seperti laporan media dan word of mouth.
Untuk mengidentifikasi atau meninjau
kondisi pada lapangan terkait dengan
Komunikasi primer, sekunder dan
tersier yang sudah dilakukan (sebagai
kota pendekar) di Kota Madiun
Deskriptif
T
u
g
a
s
a
k
h
r
i
h
/
c
i
t
r
a
k
o
t
a