Dokumen ini membahas tentang perbandingan masa lalu dan masa kini penulis. Penulis mengingat masa kecilnya yang bebas tanpa beban, menikmati bermain bersama teman-teman, dan merindukan cara orangtuanya mendidiknya dulu. Penulis menyadari banyak perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman seperti gaya hidup, teknologi, dan pola pikir manusia yang berbeda dari masa lalu. Penulis ing
1. TAK MAMPU MEMUTAR WAKTU
Dulu sekali, ketika tubuhku tak setinggi, seberat, sebesar dan tampak sebagai
seorang remaja seperti sekarang ini, ketika bayak orang terutama keluargaku
merasa terhibur dengan kehadiranku walaupun terkadang juga aku menjengkelkan
mereka. Ketika itu, aku tak sama seperti sekarang, tingkahku sekarang berbeda
jauh dari aku yang dulu, ketika usiaku belum terlalu mengerti untuk bertingkah yang
baik, aku memang kekanak – kanakan, itu karena aku masih anak – anak.
Suasana sekarang tak sama seperti dulu, banyak sekali perubahan, dari
perkembangan zaman, cara berfikir, gobalisasi sampai global warming, sekarang
memang tak sama seperti dulu
Dulu aku bebas, bebas tanpa terbebani banyak masalah yang memusingkan
kepala, tak seperti sekarang, hidupku ini bagaikan hanya utuk memikirkan dan
menyelesaikan masalah, yang kalau dipikrkan malah buat pusing, dan sekalipun
aku mencoba menyelesaikannya juga tak kunjung selesai, wah memang masalah
selalu bikin masalah dan aku lelah, aku rindu aku yang dulu. Tapi sekarang
memang tak sama seperti dulu
Tak masalah aku sering dimarahi seperti dulu, tingkah yang tak bisa diatur dan
terkadang buat orang jengkel, itu sudah biasa aku lakukan, namanya juga anak –
anak, tak memperdulikan dampaknya, yang penting aku bisa bersenang – senang.
Oh anak – anak itulah masa – masa yang menyenangkan dan memberi
kesenangan. Sekarang aku jarang dimarahi, aku lebih sering diberi nasehat, tak
sama memang dimarahi dan dinasehati, mungkin karena aku sudah dewasa. Tapi
aku rindu tangan – tangan yang sebenrnya terpaksa menjewer telinga ini, mencubit
lenganku ini, menghempaskan telapak tangannya ke bagian tubuhku hingga
terkadang memerah, tapi sekarang aku sadar, itu untuk kebaikanku, dan karena
mereka sayang padaku. Mungkin dulu aku merasa sakit, aku menangis sejadi –
jadinya karena dimarahi orang tuaku, tapi sekarang aku mengerti alasan mereka
memarahiku dan aku rindu saat saat itu, aku tau aku rindu dan aku sangat rindu,
tapi sekarang memang tak sama seperti dulu
2. Dulu aku ingin seali seperti orang – orang dewasa, yang duduk nyaman diatas
kendaraannya, hanya memutar sedikit tuas kendaraannya mereka bisa
melenggang kemanapun tapi bagaimanapun juga dulu aku masih anak – anak, aku
hanya bisa menaiki sepeda roda tigaku, lalu berkembang dengan sepeda roda dua
dan aku begitu antusias ketika pertama kali menaikinya, aku tertawa lepas, aku
begitu menikmati saat – saat aku mengayuh sepeda baruku, tak jarang aku terjatuh
dan tubuhku penuh dengan goresan luka kecil, tapi memang anak – anak itu
pantang menyerah, luka sesakit apapun, ketika lekas sembuh aku kembali
mengayuh sepedaku tanpa ragu, tanpa malu, tanpa batas waktu, ah senangnya…
Tak seperti sekarang, mungkin keinginanku mengendarai kendaraan yang dulu aku
dambakan, aku penuhi tapi aku terlalu terburu – buru mengharapkan ketika itu, dan
aku rindu, aku benar – benar rindu aku yang dulu, sepeda mesin tak sama seperti
sepeda yang ku kayuh dulu, tapi sekarang meman tak sama seperti dulu
Dulu aku terkadang merasa iri melihat kakakku yang kulihat begitu asik dengan
ponsel genggamnya, walaupun dulu alat itu belum terlalu popular, aku selalu
berusaha meminjamnya tapi ia jarang sekali memberikannya kepadaku, alasannya
mau buat smslah, telpon, dsb. Aku malah semakin tertarik untuk meminjamnya,
tapi apa boleh buat aku hanya bisa bermain dengan teman – temanku, yang
terkadang mereka menjengkelkan tapi lebih sering membuatku senang, sekadar
bermain gundu, petasan, bulutangkis, bola kasti, gobak selodor, lompat tali,
sumput – sumputan, layang – layang, ketapel dan banyak lagi, terlalu banyak untuk
ku tulis. Dan jujur sejujur – jujurnya dengan sebenar – benarnya aku rindu. Tak
kusangka perubahan zaman benar – benar merubah semuanya, sekarang aku
memang mendapatkan apa yang aku inginkan dulu, tapi aku kehilangan banyak
hal – hal yang menarik dan selalu membuatku tertarik memainkannya bersama
teman – teman lamaku dibawah teriknya mentari atau di atas tanah dan
rerumputan yang becek, aku merindu, tapi sekarang memang tak sama seperti
dulu, aku ingin kembali ke masa laluku, tapi aku tak mampu memutar waktu