Pada masa Khilafah Abbasiyah, perhatian terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, termasuk di daerah terpencil. Rumah sakit keliling menyediakan layanan kesehatan gratis tanpa membedakan status sosial. Wazir Ali bin Isa al-Jarrah menugaskan dokter untuk merawat tahanan dan memberikan obat-obatan secara rutin. Para penguasa sering mewakafkan harta untuk biaya rumah sakit dan perawatan pasien.
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
Jaminan kesehatan di masa khilafah ‘abbasiyah
1. 5/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Jaminan Kesehatan di Masa Khilafah ‘Abbasiyah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2012/07/05/jaminan-kesehatan-di-masa-khilafah-%e2%80%98abbasiyah/ 1/2
Jaminan Kesehatan di Masa Khilafah ‘Abbasiyah
July 5th, 2012 by kafi
Oleh: Hafidz Abdurrahman
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat,
merupakan salah seorang pakar sains yang hidup antara tahun 251-313 H/865-925 M. Dia
hidup pada zaman Khilafah Abbasiyah, bertepatan pada era delapan Khalifah. Mulai dari
Khalifah al-Muntashir (861-862 M) hingga Khalifah al-Muqtadir (902-932 M).
Sebagai ilmuan sekaligus dokter, ar-Razi memberikan panduan kepada murid-muridnya,
bahwa tujuan utama para dokter adalah menyembuhkan orang sakit lebih besar ketimbang niat
untuk mendapatkan upah atau imbalan materi lainnya. Mereka diminta memberikan perhatian
kepada orang fakir, sebagaimana orang kaya maupun pejabat negara. Mereka juga harus
mampu memberikan motivasi kesembuhan kepada pasiennya, meski mereka sendiri tidak
yakin. Karena kondisi fisik pasien banyak dipengaruhi oleh kondisi psikologisnya (‘Abdul
Mun’im Shafi, Ta’lim at-Thibb ‘Inda al-Arab, hal. 279).
Perhatian di bidang kesehatan seperti ini tidak hanya terbatas di kota-kota besar, bahkan di
seluruh wilayah Islam, hingga sampai ke pelosok, bahkan di dalam penjara-penjara sekalipun.
Pada era itu, sudah ada kebijakan Khilafah dengan rumah sakit keliling. Rumah sakit seperti ini
masuk dari desa ke desa. Perlu dicatat di sini, Khilafah saat itu benar-benar memberikan
perhatian di bidang kesehatan dengan layanan nomor satu, tanpa membedakan lingkungan,
strata sosial dan tingkat ekonomi.
Wazir Ali bin Isa al-Jarrah, yang menjadi wazir di masa Khalifah al-Muqtadir (908-932 M) dan
al-Qahir (932-934 M), dan dikenal sebagai wazir yang adil dan ahli hadits yang jujur, juga
penulis yang produktif, pernah mengirim surat kepada kepala dokter di Baghdad, “Aku berpikir
tentang orang-orang yang berada dalam tahanan. Jumlah mereka banyak, dan tempatnya
pun tidak layak. Mereka bisa diserang penyakit. Maka, kamu harus menyediakan dokter-
dokter yang akan memeriksa mereka setiap hari, membawa obat-obatan dan minuman
untuk mereka, berkeliling ke seluruh bagian penjara dan mengobati mereka yang sakit.” (Ibn
Qifthi,Tarikh al-Hukama’, hal. 148)
Wazir Ali sendiri dikenal kaya raya. Pendapatannya 700.000 dinar per bulan. Tetapi, dari
700.000 Dinar itu, ia infakkan untuk kemaslahatan umat sebesar 680.000 dinar. Termasuk
untuk wakaf dan lain-lain.
Para Khalifah dan penguasa kaum Muslim di masa lalu, bukan hanya mengandalkan anggara
negara. Karena mereka juga ingin mendapatkan pahala yang mengalir, maka mereka pun
2. 5/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Jaminan Kesehatan di Masa Khilafah ‘Abbasiyah
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2012/07/05/jaminan-kesehatan-di-masa-khilafah-%e2%80%98abbasiyah/ 2/2
mewakafkan sebagian besar harta mereka untuk membiayai rumah-rumah sakit, perawatan
dan pengobatan pasiennya. Di masa itu, dikenal istilah Waqf Khida’ al-Maridh(wakaf
mengubah persepsi pasien). Sebagai contoh, Saifuddin Qalawun (673 H/1284 M), salah
seorang penguasa di zaman Abbasiyah, mewakafkan hartanya untuk memenuhi biaya tahunan
rumah sakit, yang didirikan di Kairo, yaitu rumah sakit al-Manshuri al-Kabir.
Dari wakaf ini juga gaji karyawan rumah sakit ini dibayar. Bahkan, ada petugas yang secara
khusus ditugaskan untuk berkeliling di rumah sakit setiap hari. Tujuannya untuk memberikan
motivasi kepada para pasien, dengan suara lirih yang bisa didengarkan oleh pasien, meski
tidak melihat orangnya. Bahkan, al-Manshur al-Muwahhidi, mengkhususkan hari Jumat, seusai
menunaikan shalat Jumat, untuk mengunjungi rumah sakit, khusus memberikan motivasi
kepada pasien.
Di antara motivasi para penguasa kaum Muslim kepada pasien yang terkenal adalah ungkapan
Wazir Ali al-Jarrah, “Mushibatun qad wajaba ajruha khairun min ni’matin la yu’adda
syukruha (Musibah yang pahalanya sudah ditetapkan lebih baik ketimbang nikmat yang
syukurnya tidak ditunaikan).” []
Baca juga :
1. Pelayanan Kesehatan dalam Khilafah
2. Daulah Abbasiyah: Al-Mustanshir, Khalifah Pemberani
3. Khilafah Jamin Hak Kesehatan Publik
4. Fasilitas Umum di Zaman Khilafah
5. Kesehatan Di Era Khilafah: Pelayanan Berkualitas dan Gratis