2. PENDAHULUAN
2
Limfadenopati adalah pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari 1 cm.
DEFINISI
Di Amerika Serikat sekitar 38-45%.
Di belanda ditemukan 2.556 kasus limadenopati yang tidak diketahui penyebabnya.
Penderita limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko keganasan sekitar 4% dibandingkan
dengan penderita limfadenopati usia <40 tahun yang memiliki risiko keganasan hanya sekitar
0,4%.
sarana layanan kesehatan primer sekitar 3/4 penderita datang dengan limfadenopati lokalisata dan
1/4 sisanya datang dengan limfadenopati generalisata.
EPIDEMIOLOGY
3. Anatomi dan fisiologi
3
Mempertahankan konsentrasi protein yang rendah dalam
cairan interstisial sehingga protein-protein darah yang
difiltrasi oleh kapiler akan tertahan dalam jaringan.
Absorpsi asam lemak, transpor lemak dan kilus
(chyle) ke sistem sirkulasi,
Memproduksi sel-sel imun (seperti limfosit, monosit, dan
sel-sel penghasil antibodi yang disebut sel plasma).
7. PATOFISIOLOGI
7
Infeksi
mast sel dan sel basophil
Granulasi dan mengeluarkan mediator
inflamasi
dilatasi arteriola, meningkatkan permeabilitas
venula , pelebaran intraendothelial junction
cairan yang ada dalam pembuluh darah keluar
ke jaringan sekitarnya
timbul benjolan
Infeksi
sel-sel pertahanan tubuh
seperti makrofag,
neutrofil dan sel T
memusnahkan
agen infeksius
agen infeksius berupaya untuk
menghancurkan sel-sel tubuh
terutama eritrosit agar
mendapatkan nutrisi
kelenjar
limfe harus
bekerja keras
pembesaran
kelenjar
limfe
8. 8
Neoplasma
dysplasia dan metaplasia
pada sel matur
peningkatan laju pembelahan sel dan
inaktifasi mekanisme bunuh diri sel
terprogram
proliferasi sel tak terkendali
timbul benjolan
16. TATALAKSANA
16
Konservatif :
1. Antibiotik,
-Flucloxacillin oral 25mg/kgBB 4 kali sehari.
-Cephalexin 25mg/kgBB 3 kali sehari.
-Eritromisin 15mg/kgBB 3 kali sehari.
(diberikan selama 10 hari masa observasi)
2. Terapi Simtomatis.
Setelah dilakukan Biopsi
Sebelum dilakukan biopsi
18. KESIMPULAN
18
Limfadenopati adalah pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari 1 atau terjadinya
perubahan konsistensi kelenjar menjadi tidak normal.
Berdasarkan lokasi limfadenopati dibagi menjadi limfadenopati generalisata dan limfadenopati lokalisata.
Etiologi dari limfadenopati sendiri dapat disingkat menjadi MIAMI yaitu malignancies (keganasan), infections
(infeksi), autoimmune disorders (kelainan autoimun), miscellaneous and unusual conditions (lain-lain dan kondisi
tak-lazim), dan iatrogenic causes (sebab-sebab iatrogenik).
Gold standart pemeriksaan limfadenopati adalah biopsi.
Penatalaksanaan limfadenopati sesuai etiologinya.
20. Daftar Pustaka
20
• Ballenger, John Jacob. 1991. Disease of The Nose Throat Ear Head and Neck. Lea & Fabiger 14th edition. Philadelphia.
• Bazemore AW. Smucker DR. 2002. Lymphadenopathy and malignancy. Am Fam Physician.
• Drake, Richard L., A. Wayne Vogi., Adam W. M. Mitchell editor bahasa Indonesia Viskasari P. Kalanjati. 2014. GREY Dasar-Dasar
Anatomi. Elsevier.
• Maran AGD. 1997. Benign diseases of the neck. Dalam : Scott-Brown's Otolaryngology. 6th ed. Oxford : Butterworth Heinemann.
• Medina JE. Neck Dissecction. In: Bailey BJ, Johnson JT, editors. 2006. Head & Neck Surgery – Otolaryngology. 4th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
• Oehadian, Amaylia. 2013. Pendekatan Diagnosis Limfadenopati. Bandung : Continuing Medical Education.
• Rasyid, Siti Raqiya., Anggraeni Janar Wulan , Arif Yudho Prabowo. 2018. Diagnosis dan Tata Laksana Limfadenopati. Lampung :
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
• Rosenberg TL, Nolder AR. 2014. Pediatric Cervical Lymphadenopathy. Otolaryngol Clin N Am vol 47.
• Syari’ati, Atika Widya. 2016. Case Report : Seorang Perempuan 69 Tahun dengan Limfadenopati Kelenjar Getah Bening dengan
Hepatitis B, Sirosis Hepatitis dan Anemia. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
• Wardhani, Laksmi K., Widodo Ario Kentjono. 2011. Aliran Limfatik Daerah Kepala dan Leher Serta Aspek Klinisnya. Surabaya :
RSUD Dr. Soetomo