SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
PENGUATAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK
KEMANDIRIAN INDONESIA
PROF. DR.RER.NAT. DRS.KARNA WIJAYA, M.ENG
FAKTA TENTANG INDONESIA
GLOBAL INNOVATION INDEX (GII)
The GII tracks innovation inputs,
which are related to a favorable
innovation environment (Institutions;
Human Resources and Research;
Infrastructure; Market Sophistication
and Business Sophistication), and
outputs, defined as the results of
innovation (Knowledge and
Technology-based Products;
Creative Products).
EDUCATION AND RESEARCH
https://www.indonesiana.id/read/155428/merdeka-dalam-
publikasi-ilmiah-akhir-era-rezim-scopuswos
TECHNOLOGY
ECONOMY
RESEARCH FUND
Gross domestic expenditure on R & D (GERD)
Alokasi dana riset di Indonesia tergolong minim jika
dibandingkan dengan sejumlah negara. Pada 2018,
pengeluaran dana riset hanya 0,3 persen terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) nasional. Menurut Menurut Wakil
Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Sofian
Effendi, dana riset saat ini masih sangat minim untuk
meningkatkan kualitas penelitian. “Idealnya (alokasi dana
riset) minimal 1 persen terhadap PDB,” ujar Sofian
beberapa waktu yang lalu. Selain anggaran yang minim,
pengelolaan dana riset juga belum maksimal. Pasalnya,
dana yang digunakan untuk kegiatan riset sendiri tidak lebih
dari 50 persen. Di sisi lain, peran swasta dalam penelitian
dan pengembangan juga masih kecil. Berdasarkan data
sumber belanja penelitian dan pengembangan 2016, porsi
swasta hanya 4,33 persen. Berbanding jauh dengan
pemerintah pusat yang
Mencapai 80,97 persen.
https://katadata.co.id/timpublikasikatadata/infografik/5e9a51
a6c6178/anggaran-minim-pengelolaan-dana-riset
belum-maksimal
Penulis: Tim Publikasi Katadata
Editor: Tim Publikasi Katadata
https://blog.isa.org/what-is-industry-40
INDUSTRIAL REVOLUTION
INDUSTRY 4.0
(SMART MANUFACTURING)
https://www.youtube.com/watch?v=bNfZWqDLW0Q
Industry 4.0 (also known as Industrie 4.0 in Europe), as a term and a concept, was brought to life in 2011
at Hannover Messe, where Bosch described the widespread integration of information and
communication technology in industrial production. The entire industry, along with the German
government, took interest in this idea. A working group on Industry 4.0 was formed, led by Bosch
executive Siegfried Dais and Henning Kagermann, the former chairman and CEO of SAP and president
of the German National Academy of Science and Engineering (acatech). In 2013, this working group
presented a set of Industry 4.0 implementation recommendations to the German federal government.
From this moment forward, the fourth industrial revolution was born, and the working group members
became recognized as the founding fathers and driving force behind Industry 4.0.
https://blog.isa.org/what-is-industry-40
WHAT TECHNOLOGIES ARE DRIVING INDUSTRY 4.0?
https://moneter.id/57444/strategi-energi-4-0-hadapi-
tantangan-industri-4-0
Revolusi industri keempat (Industri 4.0)
memiliki beberapa teknologi yang menjadi
pilar utama yang akan membantu kemajuan
suatu industri.
http://shiftindonesia.com/mengenal-9-pilar-teknologi-
dalam-industry-4-0/
RISET DAN INOVASI TEKNOLOGI SEBAGAI
KEY KEMAJUAN BANGSA
1.MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP: Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti dalam bidang kesehatan, pangan, dan energi.
Contohnya adalah dengan memperkenalkan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dan ketersediaan pangan, serta pengembangan teknologi medis untuk
mengatasi masalah kesehatan.
2.MENINGKATKAN DAYA SAING: Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
membantu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Dengan mengembangkan
teknologi dan inovasi baru, Indonesia dapat memperluas pasar ekspor dan meningkatkan nilai
tambah produk dan jasa.
3.MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI: Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri
berbasis teknologi, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, dan energi terbarukan. Hal ini
dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
4.MENINGKATKAN KEMANDIRIAN: Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan nasional, seperti
dalam hal energi, teknologi pertahanan, dan pangan. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan
pada impor dan meningkatkan kedaulatan nasional.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MEMILIKI PERAN PENTING DALAM KEMAJUAN SUATU
BANGSA, TERMASUK INDONESIA. BEBERAPA MANFAAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
UNTUK KEMAJUAN BANGSA INDONESIA:
STRENGTHS (KEKUATAN)
1. SUMBER DAYA ALAM YANG MELIMPAH, SEPERTI KEKAYAAN MINERAL, GAS, DAN MINYAK.
2. KETERLIBATAN AKTIF DARI PEMERINTAH UNTUK MENGEMBANGKAN SEKTOR SAINS DAN TEKNOLOGI.
3. KREATIVITAS DAN INOVASI YANG TINGGI DI KALANGAN MASYARAKAT INDONESIA.
4. ADANYA BERBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN RISET YANG MEMILIKI REPUTASI INTERNASIONAL.
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1. KURANGNYA INVESTASI DALAM RISET DAN PENGEMBANGAN DARI SEKTOR SWASTA.
2. KURANGNYA AKSES MASYARAKAT KE INFORMASI DAN TEKNOLOGI.
3. KURANGNYA KERJASAMA ANTARA UNIVERSITAS DAN INDUSTRI.
4. KURANGNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI.
OPPORTUNITIES (PELUANG)
1. POTENSI PASAR YANG BESAR DENGAN POPULASI INDONESIA YANG MENCAPAI 270 JUTA JIWA.
2. KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG SEMAKIN PESAT DAN BERKEMBANG DI INDONESIA.
3. POTENSI INVESTASI DARI NEGARA-NEGARA LAIN DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR SAINS DAN TEKNOLOGI
DI INDONESIA.
THREATS (ANCAMAN)
1. PERSAINGAN DENGAN NEGARA-NEGARA MAJU DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI.
2. ADANYA RISIKO KEAMANAN SIBER DAN KEJAHATAN SIBER YANG SEMAKIN MENINGKAT.
3. KURANGNYA INFRASTRUKTUR DAN REGULASI YANG MEMADAI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAINS
DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA.
ANALISIS SWOT PERKEMBANGAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA:
1. KURANGNYA DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI. Anggaran yang
dialokasikan untuk riset dan pengembangan teknologi masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.
Selain itu, regulasi yang kurang jelas dan lambat dalam pengambilan keputusan juga menjadi kendala dalam pengembangan
sains dan teknologi di Indonesia.
2. KUALITAS PENDIDIKAN YANG MASIH RENDAH. Pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak kelemahan, seperti
kurikulum yang belum sesuai dengan kebutuhan industri, kurangnya fasilitas laboratorium, dan kualitas pengajar yang belum
memadai. Hal ini menyebabkan lulusan perguruan tinggi kurang siap menghadapi tantangan dalam bidang sains dan
teknologi.
3. LEMAHNYA KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS DAN INDUSTRI. Seringkali perguruan tinggi tidak memiliki jaringan
kerja sama yang kuat dengan industri sehingga sulit untuk menerapkan hasil penelitian dan inovasi di dunia industri. Hal ini
menyebabkan riset yang dilakukan di perguruan tinggi tidak memiliki dampak yang signifikan dalam pengembangan teknologi
di Indonesia.
4. KURANGNYA MOTIVASI DAN MINAT MASYARAKAT DALAM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI. Banyak orang yang
masih menganggap bahwa bidang sains dan teknologi sulit dan tidak menarik, sehingga kurangnya minat masyarakat untuk
menggeluti bidang tersebut. Hal ini menyebabkan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang sains dan
teknologi di Indonesia.
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI
INDONESIA, DI ANTARANYA:
1. KETERBATASAN INVESTASI DAN PENDANAAN: Investasi dan pendanaan dalam riset dan pengembangan masih terbilang rendah,
baik dari sektor publik maupun swasta. Hal ini membuat riset dan pengembangan teknologi di Indonesia masih terbatas dan belum
memadai untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang signifikan.
2. INFRASTRUKTUR YANG KURANG MENDUKUNG: Infrastruktur yang mendukung pengembangan sains dan teknologi, seperti fasilitas
laboratorium dan jaringan internet yang cepat, masih terbatas di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini menyulitkan peneliti dan inovator
untuk melakukan riset dan pengembangan dengan efektif dan efisien.
3. KURANGNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA: Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam riset dan
pengembangan di Indonesia masih terbilang rendah, baik dari segi kualifikasi pendidikan maupun pengalaman. Hal ini mengakibatkan
keterbatasan dalam melakukan riset dan pengembangan yang berkualitas tinggi serta menghasilkan inovasi yang signifikan.
4. KETERBATASAN AKSES KE PASAR: Pasar yang terbatas dan kompetisi yang ketat juga menjadi kendala bagi pengembangan inovasi
teknologi di Indonesia. Banyak inovasi yang dihasilkan belum dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat dan industri karena kurangnya
akses ke pasar dan dukungan dari peraturan pemerintah.
5. KURANGNYA KETERLIBATAN INDUSTRI: Keterlibatan industri dalam pengembangan inovasi teknologi masih terbilang kurang di
Indonesia. Hal ini mengakibatkan kurangnya dukungan dari sektor industri dalam mengembangkan dan mengadopsi inovasi teknologi
yang dihasilkan oleh riset dan pengembangan.
PERKEMBANGAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI DI INDONESIA MASIH TERBILANG KURANG PROGRESIF KARENA
BEBERAPA FAKTOR, DI ANTARANYA:
Untuk meningkatkan progresivitas perkembangan sains dan inovasi teknologi di Indonesia, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah,
sektor swasta, serta lembaga pendidikan dan riset. Langkah-langkah tersebut antara lain meningkatkan investasi dan pendanaan riset dan
pengembangan, membangun infrastruktur yang mendukung pengembangan sains dan teknologi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
bidang sains dan teknologi, serta memperkuat keterlibatan industri dalam pengembangan inovasi teknologi
INOVASI adalah sebuah ide, konsep, produk, atau proses baru yang dihasilkan dari suatu kegiatan riset dan
pengembangan. Inovasi dapat dianggap sebagai hasil dari penerapan pengetahuan dan kreativitas untuk
menghasilkan solusi baru untuk memenuhi kebutuhan atau memperbaiki suatu produk atau layanan yang sudah
ada.
Inovasi dapat bersifat INCREMENTAL, yaitu peningkatan terhadap produk atau proses yang sudah ada, atau
DISRUPTIVE, yaitu inovasi yang menghasilkan perubahan besar dan mengubah paradigma yang ada.
Inovasi tidak hanya terjadi di bidang teknologi, tetapi juga di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Inovasi dapat
membantu meningkatkan produktivitas, daya saing, kualitas hidup, dan kemakmuran masyarakat.
Dalam dunia bisnis, inovasi dapat menjadi faktor penting dalam memenangkan persaingan dan mempertahankan
posisi pasar. Oleh karena itu, banyak perusahaan dan organisasi yang menginvestasikan sumber daya dalam riset
dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi yang dapat memperkuat posisi mereka di pasar.
RISET DAN INOVASI
RISET atau penelitian adalah kegiatan sistematis yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi
baru, memperluas pengetahuan, menguji kebenaran suatu teori, atau mengembangkan suatu produk atau
layanan. Riset dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti ilmu sosial, ilmu alam, teknik, kedokteran, dan
lain-lain. Riset biasanya melibatkan tahapan-tahapan tertentu, seperti merumuskan masalah, merancang
metode penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menyajikan hasil penelitian dalam bentuk
laporan atau publikasi.
Pengertian Inovasi dalam UU Nomor 19 Tahun 2002
Menurut UU No. 19 Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang
dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis
nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara baru
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke
dalam produk atau pun proses produksinya.
https://www.ccamonash.com.au/ar
ticles/disruptive-innovation
Technology Readiness Levels (TRL) are a type of measurement system used to assess the
maturity level of a particular technology.
https://en.wikipedia.org/wiki/Technology_readiness_level https://climateinnovationwindow.eu/what-trl
TECHNOLOGY READINESS LEVELS (TRL)
Innovation Readiness describes the stage of business development for product, service, technology, or
social innovations. Diligently working through each level in the IRL chart may bring you one step closer to
taking your idea from concept to market fruition.
The concept of IRL is similar to the Technology Readiness Level (TRL) developed by NASA in the late 1980’s for technology
innovations. Although TRL analysis has pretty much become the standard of how funding for technology is based; it does not
adequately take into account how prepared for actual commercialization innovators and their teams need to be. A
good IRL analysis fill this gap.
You can also use the IRL chart as a roadmap of how
your innovation’s value increases as you get closer
to successfully launching it into the marketplace.
Clearly, the more thought, planning and
development that you have put into your innovation,
the greater the potential value to investors,
licensees, or buyers.
https://blog.theentrepreneursadvisor.com/2017/10/innovation
-readiness-level/
INNOVATION READINESS LEVELS (IRL)
The second is a product that enables your
iPhone case to also hold a fork and a spoon
(called sphoon_phork). Look at how they
expect you to use this product. They expect
you to consume your digital content while
also consuming your food. Is this
innovation? Does this better humanity?
https://www.linkedin.com/pulse/overcoming-innovation-valley-death-
part-1-3-hernon-phd-mba-/
Here are some examples of things that are
described as innovative. The first below is a
product by Hustme that you place over your
mouth such that you can speak out loud in an
open office. Is this innovation? Does this
better humanity?
HAVING A NEW IDEA IS NOT
ENOUGH TO BE CLASSIFIED AS
INNOVATIVE.
QUO VADIS SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI
INDONESIA ?
SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA AKAN
SANGAT TERGANTUNG PADA UPAYA BERSAMA DARI
SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT, BAIK PEMERINTAH,
UNIVERSITAS, MEDIA, SEKTOR SWASTA, DAN
MASYARAKAT LUAS DALAM MEMBANGUN EKOSISTEM
INOVASI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN.
Ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar global, seperti kualitas
pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur yang kurang mendukung, birokrasi yang masih kompleks, dan tingkat korupsi
yang masih tinggi. Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga
pendidikan dan riset untuk memperkuat industri Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar global.
1. SUMBER DAYA ALAM YANG MELIMPAH: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti mineral, gas,
minyak, dan keanekaragaman hayati yang dapat menjadi basis untuk pengembangan industri. Jika dimanfaatkan dengan baik,
potensi sumber daya alam ini dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi industri Indonesia.
2. KETENAGAKERJAAN YANG BESAR: Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan tenaga kerja yang relatif murah
dibandingkan dengan negara-negara industri maju. Hal ini dapat menjadi keuntungan bagi industri dalam hal biaya produksi
yang lebih rendah dan dapat meningkatkan daya saing.
3. POTENSI PASAR YANG BESAR: Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan
keberagaman budaya yang tinggi. Hal ini memberikan peluang untuk pengembangan produk yang spesifik untuk kebutuhan
pasar domestik yang besar.
4. KEMAJUAN TEKNOLOGI: Indonesia memiliki kemajuan teknologi yang cukup pesat dan berkembang dengan cepat dalam
beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.
5. DUKUNGAN PEMERINTAH: Pemerintah Indonesia telah memberikan berbagai kebijakan dan program untuk mendorong
pertumbuhan industri, termasuk program insentif untuk penanaman modal, pengurangan birokrasi, dan pembangunan
infrastruktur. Hal ini dapat memperkuat posisi industri Indonesia di pasar global.
INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR UNTUK MENYAINGI NEGARA-NEGARA INDUSTRI DI MASA DEPAN.
BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENDUKUNG HAL INI ANTARA LAIN:
1. MELAKUKAN PENELITIAN YANG BERKUALITAS DAN SESUAI DENGAN STANDAR INTERNASIONAL. Penelitian yang berkualitas
dan sesuai dengan standar internasional memiliki potensi untuk diterima dan dipublikasikan di jurnal bereputasi.
2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH. Peneliti Indonesia perlu memperhatikan kualitas penulisan artikel ilmiah
mereka agar dapat memenuhi persyaratan jurnal bereputasi. Dalam hal ini, peneliti perlu memperhatikan struktur penulisan artikel,
metode penelitian, analisis data, dan penggunaan bahasa ilmiah yang tepat.
3. MENJALIN KERJA SAMA DENGAN PENELITI DARI NEGARA LAIN. Kerja sama antarpeneliti dari negara-negara lain dapat membantu
meningkatkan kualitas penelitian dan memperluas jangkauan penelitian.
4. MENGIKUTI PERKEMBANGAN TERBARU DALAM BIDANG PENELITIAN. Peneliti Indonesia perlu selalu mengikuti perkembangan
terbaru dalam bidang penelitian mereka. Hal ini dapat membantu mereka untuk memilih jurnal bereputasi yang sesuai dengan bidang
penelitian mereka.
5. MENINGKATKAN KUALITAS PENELITIAN DENGAN MEMANFAATKAN SUMBER DAYA YANG TERSEDIA. Peneliti Indonesia perlu
memanfaatkan sumber daya yang tersedia di Indonesia, seperti akses ke data, infrastruktur penelitian, dan sumber daya manusia yang
berkualitas.
PENCAPAIAN PUBLIKASI DI JURNAL BEREPUTASI DARI PENELITI INDONESIA DAPAT MENJADI
INDIKASI KEMAJUAN DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA, UNTUK
MENCAPAI HAL TERSEBUT, PENELITI INDONESIA PERLU MELAKUKAN BEBERAPA HAL BERIKUT:
Dalam melakukan publikasi di jurnal bereputasi, peneliti Indonesia juga perlu memperhatikan etika penelitian, seperti
penghindaran plagiatisme, pengakuan atas sumber daya yang digunakan, dan penerapan prinsip-prinsip penelitian yang
etis. Dalam jangka panjang, upaya peneliti Indonesia untuk mencapai publikasi di jurnal bereputasi dapat membantu
meningkatkan citra dan reputasi sains dan teknologi Indonesia di dunia internasional.
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PATEN DI INDONESIA ANTARA LAIN:
1. KURANGNYA KESADARAN AKAN PENTINGNYA PATEN. Banyak pelaku industri atau peneliti di Indonesia masih belum menyadari pentingnya perlindungan kekayaan
intelektual melalui paten. Padahal, paten dapat membantu melindungi hak kekayaan intelektual dan memberikan keuntungan ekonomi jangka panjang.
2. BIAYA PENGAJUAN PATEN YANG MASIH TINGGI. Biaya pengajuan paten di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini menjadi
kendala bagi pelaku industri atau peneliti yang ingin mengajukan paten, terutama bagi yang masih berstatus start-up atau usaha kecil dan menengah.
3. KETERBATASAN AKSES KE INFORMASI DAN SUMBER DAYA UNTUK PENGAJUAN PATEN. Masih banyak pelaku industri atau peneliti di Indonesia yang tidak memiliki
akses ke informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk mengajukan paten. Misalnya, kurangnya akses ke konsultan paten, kurangnya informasi mengenai prosedur dan
persyaratan pengajuan paten, dan keterbatasan dalam hal sumber daya manusia.
UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN PATEN DI INDONESIA, DIPERLUKAN BEBERAPA UPAYA ANTARA LAIN:
1. MENINGKATKAN KESADARAN AKAN PENTINGNYA PATEN. Pemerintah perlu terus memperkuat kampanye sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan kekayaan
intelektual melalui paten kepada pelaku industri dan peneliti di Indonesia.
2. MENGURANGI BIAYA PENGAJUAN PATEN. Pemerintah perlu meninjau ulang biaya pengajuan paten agar lebih terjangkau bagi pelaku industri atau peneliti kecil dan
menengah. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada pelaku industri atau peneliti yang mengajukan paten.
3. MENINGKATKAN AKSES KE INFORMASI DAN SUMBER DAYA UNTUK PENGAJUAN PATEN. Pemerintah perlu meningkatkan akses pelaku industri atau peneliti ke
informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk mengajukan paten, seperti akses ke konsultan paten, informasi mengenai prosedur dan persyaratan pengajuan paten, dan
sumber daya manusia yang berkualitas di bidang paten.
4. MENINGKATKAN KERJA SAMA ANTARA INDUSTRI DAN AKADEMISI. Kerja sama antara industri dan akademisi dapat membantu mempercepat pengembangan inovasi
dan teknologi yang dapat dilindungi melalui paten. Dalam hal ini, pemerintah dapat memfasilitasi terbentuknya kerja sama antara industri dan akademisi.
PENCAPAIAN PATEN DI INDONESIA MASIH RELATIF RENDAH DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA-
NEGARA MAJU. BERDASARKAN DATA WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION (WIPO),
PADA TAHUN 2020, INDONESIA HANYA MENEMPATI PERINGKAT KE-72 DARI 130 NEGARA DALAM HAL
JUMLAH PATEN YANG DIAJUKAN.
1. KETERBATASAN SUMBER DAYA DAN INFRASTRUKTUR. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak, namun
infrastruktur yang kurang memadai masih menjadi kendala dalam pengembangan prototype. Misalnya, keterbatasan dalam hal fasilitas penelitian dan
pengembangan, keterbatasan akses ke bahan mentah dan bahan baku, dan kurangnya jaringan komunikasi dan transportasi yang memadai.
2. KURANGNYA DUKUNGAN DARI PEMERINTAH DAN SWASTA. Dukungan dari pemerintah dan swasta masih kurang untuk pengembangan
prototype di Indonesia. Meskipun beberapa program dan insentif telah diberikan oleh pemerintah, namun belum mencukupi untuk mempercepat
pengembangan prototype.
3. KURANGNYA AKSES KE PASAR DAN PENDANAAN. Masih banyak pengembang prototype di Indonesia yang mengalami kesulitan dalam
memasarkan produk mereka ke pasar. Selain itu, akses ke pendanaan yang memadai juga masih menjadi kendala dalam pengembangan prototype.
UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN PROTOTYPE DI INDONESIA, DIPERLUKAN BEBERAPA UPAYA ANTARA LAIN:
1. MENINGKATKAN INVESTASI DAN DUKUNGAN DARI PEMERINTAH DAN SWASTA. Pemerintah dan swasta perlu meningkatkan investasi dan
dukungan untuk pengembangan prototype di Indonesia. Ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif dan program pendanaan untuk
pengembangan prototype.
2. MENINGKATKAN AKSES KE SUMBER DAYA DAN INFRASTRUKTUR. Pemerintah perlu meningkatkan akses ke sumber daya dan infrastruktur
yang memadai untuk pengembangan prototype di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat program dan insentif untuk penelitian dan
pengembangan, meningkatkan akses ke bahan mentah dan bahan baku, serta meningkatkan jaringan komunikasi dan transportasi.
3. MENINGKATKAN AKSES KE PASAR. Pemerintah perlu membantu pengembang prototype untuk memasarkan produk mereka ke pasar melalui
program pelatihan, pameran, dan promosi. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan akses ke pendanaan yang memadai untuk pengembangan
prototype.
4. MENINGKATKAN KERJA SAMA ANTARA INDUSTRI DAN AKADEMISI. Kerja sama antara industri dan akademisi dapat mempercepat
pengembangan prototype di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah dapat memfasilitasi terbentuknya kerja sama antara industri dan akademisi dengan
PENCAPAIAN PROTOTYPE DI INDONESIA MASIH MENGHADAPI BEBERAPA KENDALA, TERUTAMA
DALAM HAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENCAPAIAN PROTOTYPE DI INDONESIA ANTARA LAIN:
1. BATERAI SUPERKAPASITOR: Salah satu produk inovasi yang berhasil dikembangkan oleh peneliti Indonesia adalah baterai
superkapasitor yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Baterai superkapasitor ini mampu
menggantikan baterai konvensional pada sejumlah aplikasi seperti kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi
terbarukan.
2. BAHAN BAKAR NABATI: Di bawah program Bioenergi Nasional, Indonesia berhasil mengembangkan bahan bakar nabati
yang terbuat dari minyak kelapa sawit. Bahan bakar ini telah berhasil diuji coba pada sejumlah kendaraan bermotor dan telah
diproduksi dalam skala komersial.
3. ALAT DIAGNOSTIK COVID-19: Selama pandemi COVID-19, peneliti Indonesia berhasil mengembangkan beberapa alat
diagnostik yang terbukti efektif dalam mendeteksi virus corona. Misalnya, alat diagnostik yang dikembangkan oleh PT Rama
Emergi Medika berhasil mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah digunakan di
sejumlah fasilitas kesehatan di Indonesia.
4. MINYAK ATSIRI: Minyak atsiri adalah produk yang diperoleh dari hasil ekstraksi tumbuhan yang memiliki banyak manfaat
bagi kesehatan dan kecantikan. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang menghasilkan minyak atsiri, seperti kayu
manis, cengkeh, dan kemangi. Beberapa perusahaan telah berhasil memproduksi minyak atsiri berkualitas tinggi dan berhasil
dipasarkan di dalam maupun luar negeri.
5. TEKSTIL/KAIN TENUN: Indonesia memiliki beragam budaya dan kekayaan alam yang menghasilkan serat-serta yang
berkualitas tinggi, seperti sutra, kapas, dan rami. Berbagai produk kain tenun telah berhasil dikembangkan dan dipasarkan
oleh pengrajin Indonesia, seperti batik, tenun ikat, dan songket. Produk-produk ini telah dikenal dan diminati oleh pasar
internasional.
PRODUK RISET INOVASI INDONESIA MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG CUKUP SIGNIFIKAN DALAM BEBERAPA TAHUN
TERAKHIR. BERIKUT ADALAH BEBERAPA CONTOH PRODUK RISET INOVASI INDONESIA YANG TELAH BERHASIL
DIKEMBANGKAN DAN DIADOPSI OLEH MASYARAKAT:
SECARA KESELURUHAN, PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN TELAH MENUNJUKKAN TREN POSITIF. INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR
DALAM MENGEMBANGKAN SAINS DAN TEKNOLOGI, DAN PEMERINTAH TELAH MENGAMBIL BERBAGAI LANGKAH UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS SAINS DAN
TEKNOLOGI NASIONAL. POSISI INDONESIA DI KAWASAN ASEAN DALAM HAL SAINS DAN TEKNOLOGI MASIH MEMILIKI BANYAK PELUANG DAN TANTANGAN YANG PERLU
DITUNTASKAN.
BEBERAPA CONTOH PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN ANTARA LAIN:
1. SMART CITY: Beberapa kota di kawasan ASEAN, seperti Singapura dan Jakarta, telah menerapkan konsep smart city yang mengintegrasikan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup masyarakat.
2. E-COMMERCE: Pemanfaatan teknologi digital dan internet telah membuka peluang besar bagi pertumbuhan e-commerce di kawasan ASEAN. Beberapa negara, seperti
Singapura dan Malaysia, telah menjadi pusat e-commerce di kawasan ASEAN.
3. RISET DAN PENGEMBANGAN: Negara-negara di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia, telah meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan, serta
membangun pusat-pusat riset dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas sains dan teknologi.
4. TRANSPORTASI: Beberapa negara di kawasan ASEAN telah memperkenalkan teknologi baru dalam sektor transportasi, seperti penggunaan kendaraan listrik,
transportasi berbasis aplikasi, dan jaringan transportasi cepat.
INDONESIA SENDIRI MEMAINKAN PERAN PENTING DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN. INDONESIA MEMILIKI POTENSI
BESAR DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI, TERMASUK SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS, KEANEKARAGAMAN ALAM YANG KAYA, DAN PASAR YANG
BESAR. BEBERAPA KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH INDONESIA DALAM MENGEMBANGKAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN ANTARA LAIN:
1. PENINGKATAN INVESTASI: Pemerintah Indonesia telah meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan, serta membangun pusat-pusat riset dan
pengembangan untuk meningkatkan kapasitas sains dan teknologi.
2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR: Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan teknologi modern, seperti jaringan
tol laut dan bandara modern.
3. KERJA SAMA REGIONAL: Indonesia telah aktif dalam kerja sama regional dalam bidang sains dan teknologi, seperti melalui ASEAN Science and Technology Network
(ASTN) dan ASEAN University Network (AUN).
4. PENGEMBANGAN INDUSTRI TEKNOLOGI: Indonesia telah memperkenalkan inisiatif untuk mengembangkan industri teknologi nasional, termasuk melalui
pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan inisiatif pengembangan teknologi 4.0.
KAWASAN ASEAN TELAH MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG SIGNIFIKAN DALAM HAL SAINS DAN TEKNOLOGI. BERBAGAI NEGARA ANGGOTA
ASEAN TELAH MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, SEPERTI
MENINGKATKAN INVESTASI RISET DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI, DAN KERJA SAMA REGIONAL
1. PENINGKATKAN INVESTASI DALAM RISET DAN PENGEMBANGAN: Pemerintah harus memperkuat investasi dalam riset dan
pengembangan, baik melalui anggaran pemerintah maupun kerja sama dengan sektor swasta. Dengan begitu, akan lebih banyak
penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas inovasi teknologi di Indonesia.
2. PENINGKATKAN AKSES KE TEKNOLOGI: Pemerintah harus memperkuat akses masyarakat ke teknologi dengan menyediakan
infrastruktur yang memadai, seperti jaringan internet yang cepat dan murah, serta pelatihan dan edukasi untuk meningkatkan
keterampilan teknologi.
3. PENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA: Pemerintah harus memperkuat pendidikan sains dan teknologi, dan
memberikan pelatihan dan pengembangan karir bagi para profesional yang ingin memperdalam pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam bidang sains dan teknologi.
4. PENINGKATKAN KERJA SAMA DENGAN NEGARA LAIN: Pemerintah harus memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain
dalam pengembangan sains dan teknologi, baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral, seperti ASEAN, APEC, dan
organisasi internasional lainnya.
5. PENINGKATAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KREATIVITAS: Pemerintah harus mendorong dan mendukung inovasi teknologi dan
kreativitas di kalangan masyarakat, baik melalui penghargaan atau kompetisi inovasi, pelatihan, maupun fasilitas pendanaan.
6. PENINGKATKAN REGULASI DAN INFRASTRUKTUR: Pemerintah harus memperkuat regulasi dan infrastruktur yang memadai
dalam mendukung pengembangan sains dan teknologi, seperti perlindungan kekayaan intelektual dan hak paten, serta menyediakan
lingkungan yang kondusif untuk pengembangan inovasi teknologi.
STRATEGI PENGUATAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA:
THE 10 POINTS OF THE NEW SCIENCE AND TECHNOLOGY FRAMEWORK (UK 2023)
1. IDENTIFYING, PURSUING AND ACHIEVING STRATEGIC ADVANTAGE IN THE TECHNOLOGIES THAT
ARE MOST CRITICAL TO ACHIEVING UK OBJECTIVES
2. SHOWCASING THE UK’S S&T STRENGTHS AND AMBITIONS AT HOME AND ABROAD TO ATTRACT
TALENT, INVESTMENT AND BOOST OUR GLOBAL INFLUENCE
3. BOOSTING PRIVATE AND PUBLIC INVESTMENT IN RESEARCH AND DEVELOPMENT FOR ECONOMIC
GROWTH AND BETTER PRODUCTIVITY
4. BUILDING ON THE UK’S ALREADY ENVIABLE TALENT AND SKILLS BASE
5. FINANCING INNOVATIVE SCIENCE AND TECHNOLOGY START-UPS AND COMPANIES
6. CAPITALISING ON THE UK GOVERNMENT’S BUYING POWER TO BOOST INNOVATION AND GROWTH
THROUGH PUBLIC SECTOR PROCUREMENT
7. SHAPING THE GLOBAL SCIENCE AND TECH LANDSCAPE THROUGH STRATEGIC INTERNATIONAL
ENGAGEMENT, DIPLOMACY AND PARTNERSHIPS
8. ENSURING RESEARCHERS HAVE ACCESS TO THE BEST PHYSICAL AND DIGITAL INFRASTRUCTURE
FOR R&D THAT ATTRACTS TALENT, INVESTMENT AND DISCOVERIES
9. LEVERAGING POST-BREXIT FREEDOMS TO CREATE WORLD-LEADING PRO-INNOVATION
REGULATION AND INFLUENCE GLOBAL TECHNICAL STANDARDS
10.CREATING A PRO-INNOVATION CULTURE THROUGHOUT THE UK’S PUBLIC SECTOR TO IMPROVE
THE WAY OUR PUBLIC SERVICES RUN
Press release
Plan to forge a better Britain through science and technology unveiled
The Prime Minister and Technology Secretary today launched the government’s plan to cement the UK’s place as a science and technology superpower by 2030.
KOLABORASI ANTARA PT DAN DUDI
MATCHING FUNDS
SOLUSI MASALAH MITRA
MENINGKATKAN
8 INDIKATOR IKU
Presentation 2045 Karna WijayaFinal.pdf

More Related Content

Similar to Presentation 2045 Karna WijayaFinal.pdf

Industri 4.0 dan Tantangan Teknologi Pendidikan
Industri 4.0 dan Tantangan Teknologi PendidikanIndustri 4.0 dan Tantangan Teknologi Pendidikan
Industri 4.0 dan Tantangan Teknologi PendidikanUwes Chaeruman
 
Pentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkungan
Pentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkunganPentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkungan
Pentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkunganMuhammadIdrisIdris2
 
Presentasi bacawadir 1 6 juli 2015
Presentasi bacawadir 1                  6 juli 2015Presentasi bacawadir 1                  6 juli 2015
Presentasi bacawadir 1 6 juli 2015Aris Suryadi
 
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016stikesby kebidanan
 
Hak Kekayaan Intelektual dan Riset
Hak Kekayaan Intelektual dan RisetHak Kekayaan Intelektual dan Riset
Hak Kekayaan Intelektual dan RisetAgus Candra
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Tatang Taufik
 
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0Sujatmiko Wibowo
 
Sejarah perkembangan iptek
Sejarah   perkembangan iptekSejarah   perkembangan iptek
Sejarah perkembangan iptekrendrafauzi
 
urgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptx
urgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptxurgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptx
urgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptxRobiHendra
 
13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx
13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx
13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptxANASMOHDNOOR1
 
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAKIssu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAKTri Widodo W. UTOMO
 
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013 Tatang A. Taufik
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013   Tatang A. TaufikBudaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013   Tatang A. Taufik
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013 Tatang A. TaufikTatang Taufik
 

Similar to Presentation 2045 Karna WijayaFinal.pdf (20)

Industri 4.0 dan Tantangan Teknologi Pendidikan
Industri 4.0 dan Tantangan Teknologi PendidikanIndustri 4.0 dan Tantangan Teknologi Pendidikan
Industri 4.0 dan Tantangan Teknologi Pendidikan
 
Pentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkungan
Pentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkunganPentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkungan
Pentingnya filsafat dalam menyikapi pengaruh teknologi terhadap lingkungan
 
Presentasi bacawadir 1 6 juli 2015
Presentasi bacawadir 1                  6 juli 2015Presentasi bacawadir 1                  6 juli 2015
Presentasi bacawadir 1 6 juli 2015
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
 
Hak Kekayaan Intelektual dan Riset
Hak Kekayaan Intelektual dan RisetHak Kekayaan Intelektual dan Riset
Hak Kekayaan Intelektual dan Riset
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
 
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
Peran dan tantangan internal auditor di era revolusi industri 4.0
 
tugas geografi industri
tugas geografi  industri tugas geografi  industri
tugas geografi industri
 
Buku Panduan CPPBT Dari Perguruan Tinggi 2017
Buku Panduan CPPBT Dari Perguruan Tinggi 2017Buku Panduan CPPBT Dari Perguruan Tinggi 2017
Buku Panduan CPPBT Dari Perguruan Tinggi 2017
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
Sejarah perkembangan iptek
Sejarah   perkembangan iptekSejarah   perkembangan iptek
Sejarah perkembangan iptek
 
urgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptx
urgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptxurgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptx
urgensi teknologi digital (Upaya transfromasi DIGITAL Pendidikan.pptx
 
Teknik industri
Teknik industriTeknik industri
Teknik industri
 
Ais indonesia (yuti)
Ais indonesia (yuti)Ais indonesia (yuti)
Ais indonesia (yuti)
 
Buku Pedoman Beasiswa Pascasarjana 2011
Buku Pedoman Beasiswa Pascasarjana 2011Buku Pedoman Beasiswa Pascasarjana 2011
Buku Pedoman Beasiswa Pascasarjana 2011
 
13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx
13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx
13 Bab 11 Menginsankan sains dan teknologi.pptx
 
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAKIssu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
Issu-Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi Adm. Negara serta Pembinaan JFAK
 
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013 Tatang A. Taufik
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013   Tatang A. TaufikBudaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013   Tatang A. Taufik
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013 Tatang A. Taufik
 
05 materi
05 materi05 materi
05 materi
 

Presentation 2045 Karna WijayaFinal.pdf

  • 1. PENGUATAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK KEMANDIRIAN INDONESIA PROF. DR.RER.NAT. DRS.KARNA WIJAYA, M.ENG
  • 3. GLOBAL INNOVATION INDEX (GII) The GII tracks innovation inputs, which are related to a favorable innovation environment (Institutions; Human Resources and Research; Infrastructure; Market Sophistication and Business Sophistication), and outputs, defined as the results of innovation (Knowledge and Technology-based Products; Creative Products).
  • 4.
  • 5.
  • 7.
  • 9.
  • 10.
  • 13. RESEARCH FUND Gross domestic expenditure on R & D (GERD)
  • 14. Alokasi dana riset di Indonesia tergolong minim jika dibandingkan dengan sejumlah negara. Pada 2018, pengeluaran dana riset hanya 0,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Menurut Menurut Wakil Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Sofian Effendi, dana riset saat ini masih sangat minim untuk meningkatkan kualitas penelitian. “Idealnya (alokasi dana riset) minimal 1 persen terhadap PDB,” ujar Sofian beberapa waktu yang lalu. Selain anggaran yang minim, pengelolaan dana riset juga belum maksimal. Pasalnya, dana yang digunakan untuk kegiatan riset sendiri tidak lebih dari 50 persen. Di sisi lain, peran swasta dalam penelitian dan pengembangan juga masih kecil. Berdasarkan data sumber belanja penelitian dan pengembangan 2016, porsi swasta hanya 4,33 persen. Berbanding jauh dengan pemerintah pusat yang Mencapai 80,97 persen. https://katadata.co.id/timpublikasikatadata/infografik/5e9a51 a6c6178/anggaran-minim-pengelolaan-dana-riset belum-maksimal Penulis: Tim Publikasi Katadata Editor: Tim Publikasi Katadata
  • 16. INDUSTRY 4.0 (SMART MANUFACTURING) https://www.youtube.com/watch?v=bNfZWqDLW0Q Industry 4.0 (also known as Industrie 4.0 in Europe), as a term and a concept, was brought to life in 2011 at Hannover Messe, where Bosch described the widespread integration of information and communication technology in industrial production. The entire industry, along with the German government, took interest in this idea. A working group on Industry 4.0 was formed, led by Bosch executive Siegfried Dais and Henning Kagermann, the former chairman and CEO of SAP and president of the German National Academy of Science and Engineering (acatech). In 2013, this working group presented a set of Industry 4.0 implementation recommendations to the German federal government. From this moment forward, the fourth industrial revolution was born, and the working group members became recognized as the founding fathers and driving force behind Industry 4.0. https://blog.isa.org/what-is-industry-40
  • 17. WHAT TECHNOLOGIES ARE DRIVING INDUSTRY 4.0? https://moneter.id/57444/strategi-energi-4-0-hadapi- tantangan-industri-4-0 Revolusi industri keempat (Industri 4.0) memiliki beberapa teknologi yang menjadi pilar utama yang akan membantu kemajuan suatu industri. http://shiftindonesia.com/mengenal-9-pilar-teknologi- dalam-industry-4-0/
  • 18.
  • 19.
  • 20. RISET DAN INOVASI TEKNOLOGI SEBAGAI KEY KEMAJUAN BANGSA
  • 21. 1.MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP: Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti dalam bidang kesehatan, pangan, dan energi. Contohnya adalah dengan memperkenalkan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketersediaan pangan, serta pengembangan teknologi medis untuk mengatasi masalah kesehatan. 2.MENINGKATKAN DAYA SAING: Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Dengan mengembangkan teknologi dan inovasi baru, Indonesia dapat memperluas pasar ekspor dan meningkatkan nilai tambah produk dan jasa. 3.MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri berbasis teknologi, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, dan energi terbarukan. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. 4.MENINGKATKAN KEMANDIRIAN: Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan nasional, seperti dalam hal energi, teknologi pertahanan, dan pangan. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kedaulatan nasional. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MEMILIKI PERAN PENTING DALAM KEMAJUAN SUATU BANGSA, TERMASUK INDONESIA. BEBERAPA MANFAAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK KEMAJUAN BANGSA INDONESIA:
  • 22. STRENGTHS (KEKUATAN) 1. SUMBER DAYA ALAM YANG MELIMPAH, SEPERTI KEKAYAAN MINERAL, GAS, DAN MINYAK. 2. KETERLIBATAN AKTIF DARI PEMERINTAH UNTUK MENGEMBANGKAN SEKTOR SAINS DAN TEKNOLOGI. 3. KREATIVITAS DAN INOVASI YANG TINGGI DI KALANGAN MASYARAKAT INDONESIA. 4. ADANYA BERBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN RISET YANG MEMILIKI REPUTASI INTERNASIONAL. WEAKNESSES (KELEMAHAN) 1. KURANGNYA INVESTASI DALAM RISET DAN PENGEMBANGAN DARI SEKTOR SWASTA. 2. KURANGNYA AKSES MASYARAKAT KE INFORMASI DAN TEKNOLOGI. 3. KURANGNYA KERJASAMA ANTARA UNIVERSITAS DAN INDUSTRI. 4. KURANGNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI. OPPORTUNITIES (PELUANG) 1. POTENSI PASAR YANG BESAR DENGAN POPULASI INDONESIA YANG MENCAPAI 270 JUTA JIWA. 2. KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG SEMAKIN PESAT DAN BERKEMBANG DI INDONESIA. 3. POTENSI INVESTASI DARI NEGARA-NEGARA LAIN DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR SAINS DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA. THREATS (ANCAMAN) 1. PERSAINGAN DENGAN NEGARA-NEGARA MAJU DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI. 2. ADANYA RISIKO KEAMANAN SIBER DAN KEJAHATAN SIBER YANG SEMAKIN MENINGKAT. 3. KURANGNYA INFRASTRUKTUR DAN REGULASI YANG MEMADAI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA. ANALISIS SWOT PERKEMBANGAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA:
  • 23. 1. KURANGNYA DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI. Anggaran yang dialokasikan untuk riset dan pengembangan teknologi masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Selain itu, regulasi yang kurang jelas dan lambat dalam pengambilan keputusan juga menjadi kendala dalam pengembangan sains dan teknologi di Indonesia. 2. KUALITAS PENDIDIKAN YANG MASIH RENDAH. Pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak kelemahan, seperti kurikulum yang belum sesuai dengan kebutuhan industri, kurangnya fasilitas laboratorium, dan kualitas pengajar yang belum memadai. Hal ini menyebabkan lulusan perguruan tinggi kurang siap menghadapi tantangan dalam bidang sains dan teknologi. 3. LEMAHNYA KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS DAN INDUSTRI. Seringkali perguruan tinggi tidak memiliki jaringan kerja sama yang kuat dengan industri sehingga sulit untuk menerapkan hasil penelitian dan inovasi di dunia industri. Hal ini menyebabkan riset yang dilakukan di perguruan tinggi tidak memiliki dampak yang signifikan dalam pengembangan teknologi di Indonesia. 4. KURANGNYA MOTIVASI DAN MINAT MASYARAKAT DALAM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI. Banyak orang yang masih menganggap bahwa bidang sains dan teknologi sulit dan tidak menarik, sehingga kurangnya minat masyarakat untuk menggeluti bidang tersebut. Hal ini menyebabkan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang sains dan teknologi di Indonesia. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA, DI ANTARANYA:
  • 24. 1. KETERBATASAN INVESTASI DAN PENDANAAN: Investasi dan pendanaan dalam riset dan pengembangan masih terbilang rendah, baik dari sektor publik maupun swasta. Hal ini membuat riset dan pengembangan teknologi di Indonesia masih terbatas dan belum memadai untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang signifikan. 2. INFRASTRUKTUR YANG KURANG MENDUKUNG: Infrastruktur yang mendukung pengembangan sains dan teknologi, seperti fasilitas laboratorium dan jaringan internet yang cepat, masih terbatas di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini menyulitkan peneliti dan inovator untuk melakukan riset dan pengembangan dengan efektif dan efisien. 3. KURANGNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA: Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam riset dan pengembangan di Indonesia masih terbilang rendah, baik dari segi kualifikasi pendidikan maupun pengalaman. Hal ini mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan riset dan pengembangan yang berkualitas tinggi serta menghasilkan inovasi yang signifikan. 4. KETERBATASAN AKSES KE PASAR: Pasar yang terbatas dan kompetisi yang ketat juga menjadi kendala bagi pengembangan inovasi teknologi di Indonesia. Banyak inovasi yang dihasilkan belum dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat dan industri karena kurangnya akses ke pasar dan dukungan dari peraturan pemerintah. 5. KURANGNYA KETERLIBATAN INDUSTRI: Keterlibatan industri dalam pengembangan inovasi teknologi masih terbilang kurang di Indonesia. Hal ini mengakibatkan kurangnya dukungan dari sektor industri dalam mengembangkan dan mengadopsi inovasi teknologi yang dihasilkan oleh riset dan pengembangan. PERKEMBANGAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI DI INDONESIA MASIH TERBILANG KURANG PROGRESIF KARENA BEBERAPA FAKTOR, DI ANTARANYA: Untuk meningkatkan progresivitas perkembangan sains dan inovasi teknologi di Indonesia, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah, sektor swasta, serta lembaga pendidikan dan riset. Langkah-langkah tersebut antara lain meningkatkan investasi dan pendanaan riset dan pengembangan, membangun infrastruktur yang mendukung pengembangan sains dan teknologi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang sains dan teknologi, serta memperkuat keterlibatan industri dalam pengembangan inovasi teknologi
  • 25. INOVASI adalah sebuah ide, konsep, produk, atau proses baru yang dihasilkan dari suatu kegiatan riset dan pengembangan. Inovasi dapat dianggap sebagai hasil dari penerapan pengetahuan dan kreativitas untuk menghasilkan solusi baru untuk memenuhi kebutuhan atau memperbaiki suatu produk atau layanan yang sudah ada. Inovasi dapat bersifat INCREMENTAL, yaitu peningkatan terhadap produk atau proses yang sudah ada, atau DISRUPTIVE, yaitu inovasi yang menghasilkan perubahan besar dan mengubah paradigma yang ada. Inovasi tidak hanya terjadi di bidang teknologi, tetapi juga di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Inovasi dapat membantu meningkatkan produktivitas, daya saing, kualitas hidup, dan kemakmuran masyarakat. Dalam dunia bisnis, inovasi dapat menjadi faktor penting dalam memenangkan persaingan dan mempertahankan posisi pasar. Oleh karena itu, banyak perusahaan dan organisasi yang menginvestasikan sumber daya dalam riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi yang dapat memperkuat posisi mereka di pasar. RISET DAN INOVASI RISET atau penelitian adalah kegiatan sistematis yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi baru, memperluas pengetahuan, menguji kebenaran suatu teori, atau mengembangkan suatu produk atau layanan. Riset dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti ilmu sosial, ilmu alam, teknik, kedokteran, dan lain-lain. Riset biasanya melibatkan tahapan-tahapan tertentu, seperti merumuskan masalah, merancang metode penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menyajikan hasil penelitian dalam bentuk laporan atau publikasi.
  • 26. Pengertian Inovasi dalam UU Nomor 19 Tahun 2002 Menurut UU No. 19 Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya.
  • 28. Technology Readiness Levels (TRL) are a type of measurement system used to assess the maturity level of a particular technology. https://en.wikipedia.org/wiki/Technology_readiness_level https://climateinnovationwindow.eu/what-trl TECHNOLOGY READINESS LEVELS (TRL)
  • 29. Innovation Readiness describes the stage of business development for product, service, technology, or social innovations. Diligently working through each level in the IRL chart may bring you one step closer to taking your idea from concept to market fruition. The concept of IRL is similar to the Technology Readiness Level (TRL) developed by NASA in the late 1980’s for technology innovations. Although TRL analysis has pretty much become the standard of how funding for technology is based; it does not adequately take into account how prepared for actual commercialization innovators and their teams need to be. A good IRL analysis fill this gap. You can also use the IRL chart as a roadmap of how your innovation’s value increases as you get closer to successfully launching it into the marketplace. Clearly, the more thought, planning and development that you have put into your innovation, the greater the potential value to investors, licensees, or buyers. https://blog.theentrepreneursadvisor.com/2017/10/innovation -readiness-level/ INNOVATION READINESS LEVELS (IRL)
  • 30. The second is a product that enables your iPhone case to also hold a fork and a spoon (called sphoon_phork). Look at how they expect you to use this product. They expect you to consume your digital content while also consuming your food. Is this innovation? Does this better humanity? https://www.linkedin.com/pulse/overcoming-innovation-valley-death- part-1-3-hernon-phd-mba-/ Here are some examples of things that are described as innovative. The first below is a product by Hustme that you place over your mouth such that you can speak out loud in an open office. Is this innovation? Does this better humanity? HAVING A NEW IDEA IS NOT ENOUGH TO BE CLASSIFIED AS INNOVATIVE.
  • 31. QUO VADIS SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA ? SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA AKAN SANGAT TERGANTUNG PADA UPAYA BERSAMA DARI SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT, BAIK PEMERINTAH, UNIVERSITAS, MEDIA, SEKTOR SWASTA, DAN MASYARAKAT LUAS DALAM MEMBANGUN EKOSISTEM INOVASI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN.
  • 32. Ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar global, seperti kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur yang kurang mendukung, birokrasi yang masih kompleks, dan tingkat korupsi yang masih tinggi. Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan dan riset untuk memperkuat industri Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar global. 1. SUMBER DAYA ALAM YANG MELIMPAH: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti mineral, gas, minyak, dan keanekaragaman hayati yang dapat menjadi basis untuk pengembangan industri. Jika dimanfaatkan dengan baik, potensi sumber daya alam ini dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi industri Indonesia. 2. KETENAGAKERJAAN YANG BESAR: Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan tenaga kerja yang relatif murah dibandingkan dengan negara-negara industri maju. Hal ini dapat menjadi keuntungan bagi industri dalam hal biaya produksi yang lebih rendah dan dapat meningkatkan daya saing. 3. POTENSI PASAR YANG BESAR: Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan keberagaman budaya yang tinggi. Hal ini memberikan peluang untuk pengembangan produk yang spesifik untuk kebutuhan pasar domestik yang besar. 4. KEMAJUAN TEKNOLOGI: Indonesia memiliki kemajuan teknologi yang cukup pesat dan berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. 5. DUKUNGAN PEMERINTAH: Pemerintah Indonesia telah memberikan berbagai kebijakan dan program untuk mendorong pertumbuhan industri, termasuk program insentif untuk penanaman modal, pengurangan birokrasi, dan pembangunan infrastruktur. Hal ini dapat memperkuat posisi industri Indonesia di pasar global. INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR UNTUK MENYAINGI NEGARA-NEGARA INDUSTRI DI MASA DEPAN. BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENDUKUNG HAL INI ANTARA LAIN:
  • 33. 1. MELAKUKAN PENELITIAN YANG BERKUALITAS DAN SESUAI DENGAN STANDAR INTERNASIONAL. Penelitian yang berkualitas dan sesuai dengan standar internasional memiliki potensi untuk diterima dan dipublikasikan di jurnal bereputasi. 2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH. Peneliti Indonesia perlu memperhatikan kualitas penulisan artikel ilmiah mereka agar dapat memenuhi persyaratan jurnal bereputasi. Dalam hal ini, peneliti perlu memperhatikan struktur penulisan artikel, metode penelitian, analisis data, dan penggunaan bahasa ilmiah yang tepat. 3. MENJALIN KERJA SAMA DENGAN PENELITI DARI NEGARA LAIN. Kerja sama antarpeneliti dari negara-negara lain dapat membantu meningkatkan kualitas penelitian dan memperluas jangkauan penelitian. 4. MENGIKUTI PERKEMBANGAN TERBARU DALAM BIDANG PENELITIAN. Peneliti Indonesia perlu selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang penelitian mereka. Hal ini dapat membantu mereka untuk memilih jurnal bereputasi yang sesuai dengan bidang penelitian mereka. 5. MENINGKATKAN KUALITAS PENELITIAN DENGAN MEMANFAATKAN SUMBER DAYA YANG TERSEDIA. Peneliti Indonesia perlu memanfaatkan sumber daya yang tersedia di Indonesia, seperti akses ke data, infrastruktur penelitian, dan sumber daya manusia yang berkualitas. PENCAPAIAN PUBLIKASI DI JURNAL BEREPUTASI DARI PENELITI INDONESIA DAPAT MENJADI INDIKASI KEMAJUAN DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA, UNTUK MENCAPAI HAL TERSEBUT, PENELITI INDONESIA PERLU MELAKUKAN BEBERAPA HAL BERIKUT: Dalam melakukan publikasi di jurnal bereputasi, peneliti Indonesia juga perlu memperhatikan etika penelitian, seperti penghindaran plagiatisme, pengakuan atas sumber daya yang digunakan, dan penerapan prinsip-prinsip penelitian yang etis. Dalam jangka panjang, upaya peneliti Indonesia untuk mencapai publikasi di jurnal bereputasi dapat membantu meningkatkan citra dan reputasi sains dan teknologi Indonesia di dunia internasional.
  • 34. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PATEN DI INDONESIA ANTARA LAIN: 1. KURANGNYA KESADARAN AKAN PENTINGNYA PATEN. Banyak pelaku industri atau peneliti di Indonesia masih belum menyadari pentingnya perlindungan kekayaan intelektual melalui paten. Padahal, paten dapat membantu melindungi hak kekayaan intelektual dan memberikan keuntungan ekonomi jangka panjang. 2. BIAYA PENGAJUAN PATEN YANG MASIH TINGGI. Biaya pengajuan paten di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini menjadi kendala bagi pelaku industri atau peneliti yang ingin mengajukan paten, terutama bagi yang masih berstatus start-up atau usaha kecil dan menengah. 3. KETERBATASAN AKSES KE INFORMASI DAN SUMBER DAYA UNTUK PENGAJUAN PATEN. Masih banyak pelaku industri atau peneliti di Indonesia yang tidak memiliki akses ke informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk mengajukan paten. Misalnya, kurangnya akses ke konsultan paten, kurangnya informasi mengenai prosedur dan persyaratan pengajuan paten, dan keterbatasan dalam hal sumber daya manusia. UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN PATEN DI INDONESIA, DIPERLUKAN BEBERAPA UPAYA ANTARA LAIN: 1. MENINGKATKAN KESADARAN AKAN PENTINGNYA PATEN. Pemerintah perlu terus memperkuat kampanye sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan kekayaan intelektual melalui paten kepada pelaku industri dan peneliti di Indonesia. 2. MENGURANGI BIAYA PENGAJUAN PATEN. Pemerintah perlu meninjau ulang biaya pengajuan paten agar lebih terjangkau bagi pelaku industri atau peneliti kecil dan menengah. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada pelaku industri atau peneliti yang mengajukan paten. 3. MENINGKATKAN AKSES KE INFORMASI DAN SUMBER DAYA UNTUK PENGAJUAN PATEN. Pemerintah perlu meningkatkan akses pelaku industri atau peneliti ke informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk mengajukan paten, seperti akses ke konsultan paten, informasi mengenai prosedur dan persyaratan pengajuan paten, dan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang paten. 4. MENINGKATKAN KERJA SAMA ANTARA INDUSTRI DAN AKADEMISI. Kerja sama antara industri dan akademisi dapat membantu mempercepat pengembangan inovasi dan teknologi yang dapat dilindungi melalui paten. Dalam hal ini, pemerintah dapat memfasilitasi terbentuknya kerja sama antara industri dan akademisi. PENCAPAIAN PATEN DI INDONESIA MASIH RELATIF RENDAH DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA- NEGARA MAJU. BERDASARKAN DATA WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION (WIPO), PADA TAHUN 2020, INDONESIA HANYA MENEMPATI PERINGKAT KE-72 DARI 130 NEGARA DALAM HAL JUMLAH PATEN YANG DIAJUKAN.
  • 35. 1. KETERBATASAN SUMBER DAYA DAN INFRASTRUKTUR. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak, namun infrastruktur yang kurang memadai masih menjadi kendala dalam pengembangan prototype. Misalnya, keterbatasan dalam hal fasilitas penelitian dan pengembangan, keterbatasan akses ke bahan mentah dan bahan baku, dan kurangnya jaringan komunikasi dan transportasi yang memadai. 2. KURANGNYA DUKUNGAN DARI PEMERINTAH DAN SWASTA. Dukungan dari pemerintah dan swasta masih kurang untuk pengembangan prototype di Indonesia. Meskipun beberapa program dan insentif telah diberikan oleh pemerintah, namun belum mencukupi untuk mempercepat pengembangan prototype. 3. KURANGNYA AKSES KE PASAR DAN PENDANAAN. Masih banyak pengembang prototype di Indonesia yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produk mereka ke pasar. Selain itu, akses ke pendanaan yang memadai juga masih menjadi kendala dalam pengembangan prototype. UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN PROTOTYPE DI INDONESIA, DIPERLUKAN BEBERAPA UPAYA ANTARA LAIN: 1. MENINGKATKAN INVESTASI DAN DUKUNGAN DARI PEMERINTAH DAN SWASTA. Pemerintah dan swasta perlu meningkatkan investasi dan dukungan untuk pengembangan prototype di Indonesia. Ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif dan program pendanaan untuk pengembangan prototype. 2. MENINGKATKAN AKSES KE SUMBER DAYA DAN INFRASTRUKTUR. Pemerintah perlu meningkatkan akses ke sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk pengembangan prototype di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat program dan insentif untuk penelitian dan pengembangan, meningkatkan akses ke bahan mentah dan bahan baku, serta meningkatkan jaringan komunikasi dan transportasi. 3. MENINGKATKAN AKSES KE PASAR. Pemerintah perlu membantu pengembang prototype untuk memasarkan produk mereka ke pasar melalui program pelatihan, pameran, dan promosi. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan akses ke pendanaan yang memadai untuk pengembangan prototype. 4. MENINGKATKAN KERJA SAMA ANTARA INDUSTRI DAN AKADEMISI. Kerja sama antara industri dan akademisi dapat mempercepat pengembangan prototype di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah dapat memfasilitasi terbentuknya kerja sama antara industri dan akademisi dengan PENCAPAIAN PROTOTYPE DI INDONESIA MASIH MENGHADAPI BEBERAPA KENDALA, TERUTAMA DALAM HAL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PROTOTYPE DI INDONESIA ANTARA LAIN:
  • 36. 1. BATERAI SUPERKAPASITOR: Salah satu produk inovasi yang berhasil dikembangkan oleh peneliti Indonesia adalah baterai superkapasitor yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Baterai superkapasitor ini mampu menggantikan baterai konvensional pada sejumlah aplikasi seperti kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi terbarukan. 2. BAHAN BAKAR NABATI: Di bawah program Bioenergi Nasional, Indonesia berhasil mengembangkan bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak kelapa sawit. Bahan bakar ini telah berhasil diuji coba pada sejumlah kendaraan bermotor dan telah diproduksi dalam skala komersial. 3. ALAT DIAGNOSTIK COVID-19: Selama pandemi COVID-19, peneliti Indonesia berhasil mengembangkan beberapa alat diagnostik yang terbukti efektif dalam mendeteksi virus corona. Misalnya, alat diagnostik yang dikembangkan oleh PT Rama Emergi Medika berhasil mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah digunakan di sejumlah fasilitas kesehatan di Indonesia. 4. MINYAK ATSIRI: Minyak atsiri adalah produk yang diperoleh dari hasil ekstraksi tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang menghasilkan minyak atsiri, seperti kayu manis, cengkeh, dan kemangi. Beberapa perusahaan telah berhasil memproduksi minyak atsiri berkualitas tinggi dan berhasil dipasarkan di dalam maupun luar negeri. 5. TEKSTIL/KAIN TENUN: Indonesia memiliki beragam budaya dan kekayaan alam yang menghasilkan serat-serta yang berkualitas tinggi, seperti sutra, kapas, dan rami. Berbagai produk kain tenun telah berhasil dikembangkan dan dipasarkan oleh pengrajin Indonesia, seperti batik, tenun ikat, dan songket. Produk-produk ini telah dikenal dan diminati oleh pasar internasional. PRODUK RISET INOVASI INDONESIA MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG CUKUP SIGNIFIKAN DALAM BEBERAPA TAHUN TERAKHIR. BERIKUT ADALAH BEBERAPA CONTOH PRODUK RISET INOVASI INDONESIA YANG TELAH BERHASIL DIKEMBANGKAN DAN DIADOPSI OLEH MASYARAKAT:
  • 37. SECARA KESELURUHAN, PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN TELAH MENUNJUKKAN TREN POSITIF. INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR DALAM MENGEMBANGKAN SAINS DAN TEKNOLOGI, DAN PEMERINTAH TELAH MENGAMBIL BERBAGAI LANGKAH UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL. POSISI INDONESIA DI KAWASAN ASEAN DALAM HAL SAINS DAN TEKNOLOGI MASIH MEMILIKI BANYAK PELUANG DAN TANTANGAN YANG PERLU DITUNTASKAN. BEBERAPA CONTOH PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN ANTARA LAIN: 1. SMART CITY: Beberapa kota di kawasan ASEAN, seperti Singapura dan Jakarta, telah menerapkan konsep smart city yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup masyarakat. 2. E-COMMERCE: Pemanfaatan teknologi digital dan internet telah membuka peluang besar bagi pertumbuhan e-commerce di kawasan ASEAN. Beberapa negara, seperti Singapura dan Malaysia, telah menjadi pusat e-commerce di kawasan ASEAN. 3. RISET DAN PENGEMBANGAN: Negara-negara di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia, telah meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan, serta membangun pusat-pusat riset dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas sains dan teknologi. 4. TRANSPORTASI: Beberapa negara di kawasan ASEAN telah memperkenalkan teknologi baru dalam sektor transportasi, seperti penggunaan kendaraan listrik, transportasi berbasis aplikasi, dan jaringan transportasi cepat. INDONESIA SENDIRI MEMAINKAN PERAN PENTING DALAM PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN. INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI, TERMASUK SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS, KEANEKARAGAMAN ALAM YANG KAYA, DAN PASAR YANG BESAR. BEBERAPA KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH INDONESIA DALAM MENGEMBANGKAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KAWASAN ASEAN ANTARA LAIN: 1. PENINGKATAN INVESTASI: Pemerintah Indonesia telah meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan, serta membangun pusat-pusat riset dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas sains dan teknologi. 2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR: Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan teknologi modern, seperti jaringan tol laut dan bandara modern. 3. KERJA SAMA REGIONAL: Indonesia telah aktif dalam kerja sama regional dalam bidang sains dan teknologi, seperti melalui ASEAN Science and Technology Network (ASTN) dan ASEAN University Network (AUN). 4. PENGEMBANGAN INDUSTRI TEKNOLOGI: Indonesia telah memperkenalkan inisiatif untuk mengembangkan industri teknologi nasional, termasuk melalui pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan inisiatif pengembangan teknologi 4.0. KAWASAN ASEAN TELAH MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG SIGNIFIKAN DALAM HAL SAINS DAN TEKNOLOGI. BERBAGAI NEGARA ANGGOTA ASEAN TELAH MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, SEPERTI MENINGKATKAN INVESTASI RISET DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI, DAN KERJA SAMA REGIONAL
  • 38. 1. PENINGKATKAN INVESTASI DALAM RISET DAN PENGEMBANGAN: Pemerintah harus memperkuat investasi dalam riset dan pengembangan, baik melalui anggaran pemerintah maupun kerja sama dengan sektor swasta. Dengan begitu, akan lebih banyak penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas inovasi teknologi di Indonesia. 2. PENINGKATKAN AKSES KE TEKNOLOGI: Pemerintah harus memperkuat akses masyarakat ke teknologi dengan menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan internet yang cepat dan murah, serta pelatihan dan edukasi untuk meningkatkan keterampilan teknologi. 3. PENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA: Pemerintah harus memperkuat pendidikan sains dan teknologi, dan memberikan pelatihan dan pengembangan karir bagi para profesional yang ingin memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang sains dan teknologi. 4. PENINGKATKAN KERJA SAMA DENGAN NEGARA LAIN: Pemerintah harus memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain dalam pengembangan sains dan teknologi, baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral, seperti ASEAN, APEC, dan organisasi internasional lainnya. 5. PENINGKATAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KREATIVITAS: Pemerintah harus mendorong dan mendukung inovasi teknologi dan kreativitas di kalangan masyarakat, baik melalui penghargaan atau kompetisi inovasi, pelatihan, maupun fasilitas pendanaan. 6. PENINGKATKAN REGULASI DAN INFRASTRUKTUR: Pemerintah harus memperkuat regulasi dan infrastruktur yang memadai dalam mendukung pengembangan sains dan teknologi, seperti perlindungan kekayaan intelektual dan hak paten, serta menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan inovasi teknologi. STRATEGI PENGUATAN SAINS DAN INOVASI TEKNOLOGI INDONESIA:
  • 39. THE 10 POINTS OF THE NEW SCIENCE AND TECHNOLOGY FRAMEWORK (UK 2023) 1. IDENTIFYING, PURSUING AND ACHIEVING STRATEGIC ADVANTAGE IN THE TECHNOLOGIES THAT ARE MOST CRITICAL TO ACHIEVING UK OBJECTIVES 2. SHOWCASING THE UK’S S&T STRENGTHS AND AMBITIONS AT HOME AND ABROAD TO ATTRACT TALENT, INVESTMENT AND BOOST OUR GLOBAL INFLUENCE 3. BOOSTING PRIVATE AND PUBLIC INVESTMENT IN RESEARCH AND DEVELOPMENT FOR ECONOMIC GROWTH AND BETTER PRODUCTIVITY 4. BUILDING ON THE UK’S ALREADY ENVIABLE TALENT AND SKILLS BASE 5. FINANCING INNOVATIVE SCIENCE AND TECHNOLOGY START-UPS AND COMPANIES 6. CAPITALISING ON THE UK GOVERNMENT’S BUYING POWER TO BOOST INNOVATION AND GROWTH THROUGH PUBLIC SECTOR PROCUREMENT 7. SHAPING THE GLOBAL SCIENCE AND TECH LANDSCAPE THROUGH STRATEGIC INTERNATIONAL ENGAGEMENT, DIPLOMACY AND PARTNERSHIPS 8. ENSURING RESEARCHERS HAVE ACCESS TO THE BEST PHYSICAL AND DIGITAL INFRASTRUCTURE FOR R&D THAT ATTRACTS TALENT, INVESTMENT AND DISCOVERIES 9. LEVERAGING POST-BREXIT FREEDOMS TO CREATE WORLD-LEADING PRO-INNOVATION REGULATION AND INFLUENCE GLOBAL TECHNICAL STANDARDS 10.CREATING A PRO-INNOVATION CULTURE THROUGHOUT THE UK’S PUBLIC SECTOR TO IMPROVE THE WAY OUR PUBLIC SERVICES RUN Press release Plan to forge a better Britain through science and technology unveiled The Prime Minister and Technology Secretary today launched the government’s plan to cement the UK’s place as a science and technology superpower by 2030.
  • 41.
  • 42. MATCHING FUNDS SOLUSI MASALAH MITRA MENINGKATKAN 8 INDIKATOR IKU