Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Juga dibahas metode-metode pengukuran dan perhitungan evaporasi seperti atmometer, evaporasi pan, pendekatan keseimbangan air dan energi, serta metode Penman-Monteith, Blaney-Criddle, Thornthwaite, dan menggunakan panci penguapan.
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI.pptx
1. Di susun oleh :
Fauzan Nabil
NIM : 20114001
Mata Kuliah: Hidrologi
Dosen : Ir. Feizal Manaf, M.Sc
Universitas Institut Sains Teknologi Nasional
2. Evaporasi dan
Evapotranspirasi
Evaporasi (Penguapan)
proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air)
yang bergerak ke atmosfir. air yang diuapkan
berasal dari permukaan air bebas dan
berlangsung pada siang dan malam hari.
Tranpirasi (Pemeluhan)
proses pelepasan uap air ke atmosfir melalui
stomata daun saat terjadi fotosintetis untuk
pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi
tumbuhan yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan
oleh tanaman dilepas ke atmosfer. Evaporasi merupakan
pergerakan air ke udara dari berbagai sumber seperti tanah,
atap, dan badan air.
3. Faktor Penyebab
Evapotranspirasi
A. Radiasi Matahari
Radiasi matahari merupakan sumber utama
panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi
di atas permukaan bumi, yang tergantung
letak pada garis lintang dan musim.
B. Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi
sangat berpengaruh terhadap evaporasi.
Semakin tinggi temperatur semakin besar
kemampuan udara untuk menyerap uap air.
C. Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan
udara tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding
tekanan pada permukaan air. Pada waktu penguapan terjadi,
uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air,
sehingga udara mengandung uap air.
D. Kecepatan Angin
Penguapan yang terjadi menyebabkan
udara di atas permukaan evaporasi
menjadi lebih lembab, sampai akhirnya
udara menjadi jenuh terhadap uap air
dan proses evaporasi terhenti.
4. Pengukuran Evapotranspirasi
Atmometer
Alat pengukur evaporasi ini cukup sederhana,
berupa bejana berpori yang diisi air. Besarnya
penguapan dalam jangka waktu tertentu,
misalnya harian didapatkan dari nilai selisih
pembacaan sebelum dan sesudah percobaan.
Beberapa jenis atmometer antara lain Piche,
Livingstone dan Black Bellani
5. Evaporaton Pan
Alat untuk mengukur evaporasi dari muka air bebas dapat
digunakan panci penguapan (evaporation pan). Terdapat
tiga macam panci penguapan yang sering digunakan, yaitu
panci penguapan klas A (class A evaporation pan), panci
penguapan tertanam (sunken evaporation pan), dan panci
penguapan terapung (floating evaporation pan). Pada setiap
pengamatan juga dilakukan pengukuran temperatur air. Pan
evaporasi lebih sering digunakan untuk mengukur
evaporasi yang dinyatakan dalam mm/hari.
Class A Evaporation Pan Sunken Evaporation Pan Floating Evaporation Pan
7. B. Pendekatan Energy (Balance Method)
Sumber energi panas untuk proses penguapan pada
permukaan air adalah perubahan panas neto (net radiation
flux) di permukaan bumi (Rn). Besarnya Rn merupakan
selisih antara serapan panas efektif di permukaan bumi dan
pancaran panas ke udara (emitted radiation) seperti
dijelaskan pada rumus dan gambar berikut ini.
8. C. Pendekatan Aerodynamic Method
Selain suplai energi panas, faktor lain yang mengontrol laju evaporasi adalah
kemampuan untuk memindahkan uap air dari permukaan air. Proses
pemindahan uap air ini akan tergantung kepada besarnya pertambahan
kelembaban arah vertikal (gradient of humidity) dan kecepatan angin di udara
dekat permukaan air. Kedua proses tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan persamaan perpindahan massa dan momentum di udara.
Penurunan rumus hitungan evaporasi dengan cara ini menghasilkan persamaan
berikut (Chow, dkk., 1988):
Dengan :
Ea : evaporasi dari muka air bebas selama periode
pengamatan,
B : faktor empiris tergantung kepada konstanta von
Karman (k), rapat massa udara (ρa), rapat massa
air (ρw), kecepatan angin pada 2 m di atas
permukaan (U2) dan tekanan udara ambient (p),
eas : tekanan uap jenuh di udara pada temperatur sama
dengan temperatur air,
ea : tekanan uap nyata pada ketinggian pengamatan.
9. Metode Pergitungan
Evapootranspirasi
A. Metode Penman-Monteith FAO
FAO merekomendasikan metode
Penman-Monteith untuk menghitung
evapotranspirasi, dengan rumus
sebagai berikut:
di mana:
ETo : Evapotranspirasi acuan (mm/hari),
Rn : Radiasi netto pada permukaan tanaman
(MJ/m²/hari),
G : Kerapatan panas terus-menerus pada
tanah (MJ/m²/hari),
T : Temperatur harian rata-rata pada
ketinggian 2 m (°C),
u2 : Kecepatan angin pada ketinggian 2 m
(m/s),
es : Tekanan uap jenuh (kPa),
ea : Tekanan uap aktual (kPa),
g : Konstanta psychrometric (kPa/°C)
Δ : Kurva kemiringan tekanan uap (kPa/°C)
10. B. Metode Blaney-Criddle
Metode ini cukup sederhana guna menghitung
evapotranspirasi pada berbagai tanaman
berdasarkan data suhu, jumlah jam siang hari dan
koefisien tanaman empiris. Umumnya digunakan
pada daerah yang luas dengan iklim kering dan
sedang. Persamaannya sebagai berikut:
di mana:
ETo : Evapotranspirasi acuan
(mm/hari),
p : persentase harian siang hari
rata rata tahunan
Tmean : suhu rata-rata harian
11. C. Metode Thornthwaite
Metode ini cukup sederhana guna menghitung
evapotranspirasi pada berbagai tanaman
berdasarkan data suhu, jumlah jam siang hari dan
koefisien tanaman empiris. Umumnya digunakan
pada daerah yang luas dengan iklim kering dan
sedang. Persamaannya sebagai berikut:
di mana:
e : Evapotranspirasi acuan (ETo)
t : temperatur udara rata-rata bulan
I : heat index tahunan atau musiman
a : koefisien tempat
12. D. Metode Panci Penguapan
Tergolong metode paling sederhana untuk
diterapkan pada sebuah stasiun klimatologi
karena hanya membutuhkan data penguapan
dari panci penguapan
di mana:
Kpan : koefisien panci, untuk panci
penguapan kelas A, nilai KC
berkisar 0,35 - 0,85 dengan umum
digunakan adalah 0,70¹⁰.
Epan : penguapan harian dari panci
penguapan (mm).