Bisakah sebuah bisnis meningkatkan profit hanya dengan menerima metode pembayaran digital?
Mengapa fenomena ini terus berkembang sehingga dapat menjadi sebuah alternatif selain pembayaran melalui cash?
Apa sebenarnya yang dicari konsumen dari digital payment ini?
Mengapa konsumen sering menanyakan ketersediaan OVO, GOPAY, DANA dan LINKAJA pada bisnis retail?
Slides ini membahas tentang hal-hal diatas menggunakan data dan riset dari beberapa pihak sehingga Anda sebagai pemilik bisnis dapat sedikit lebih mengenal mobile payment/ e-wallet/ digital payment/ cashless payment dan manfaatnya untuk bisnis Anda.
Selengkapnya dengan caption: https://docs.google.com/presentation/d/e/2PACX-1vTtuonp6V38CleZjOMO7q3pRdI31-q0zLKeoa7ITdqGFM9A2DyATwhZBGqLLrz_nLQtFxy2w1lc_fuQ/pub?start=false&loop=false&delayms=3000
__
*Data pada slides ini diambil dari berbagai sumber, terutama media online dan brand digital payments.
**Slides ini saya presentasikan kepada teman-teman pemilik bisnis UMKM di Semarang, Mei 2019 pada acara A Cup of Moka, sebuah inisiatif yang rutin diselenggaraan MokaPOS untuk membantu pemilik bisnis UMKM mengembangkan bisnisnya.
16. Tiga alasan utama responden menggunakan digital payment:
Mudah
Digunakan
Sederhana
Efisiensi
Waktu
Adanya promo merupakan alasan keenam setelah “tidak perlu repot pergi
ke bank” dan “keamanan”, disusul dengan “pengelolaan yang lebih baik”.
Source: Riset Jakpat. 2018.
Kurang lebih dua tahun lalu, di 2017, saya masih inget ada satu brand cheese tart ternama yang baru buka di sebuah mall di Jakarta. Waktu itu karena penampilannya yang instagrammable juga kekuatan brand di negara aslinya, antriannya ruame, puanjang bgt.
Di tahun yang sama, muncul lagi makanan unik yaitu nasi box salted egg.
Dari bisnis2 yang booming pada tahun 2017, mereka semua memiliki faktor kuat yaitu produk.
Kurang lebih dua tahun lalu, di 2017, saya masih inget ada satu brand cheese tart ternama yang baru buka di sebuah mall di Jakarta. Waktu itu karena penampilannya yang instagrammable juga kekuatan brand di negara aslinya, antriannya ruame, puanjang bgt.
Di tahun yang sama, muncul lagi makanan unik yaitu nasi box salted egg.
Dari bisnis2 yang booming pada tahun 2017, mereka semua memiliki faktor kuat yaitu produk.
Tapi di tahun 2018, kesimpulan saya berubah. Di tahun 2018, banyak sekali bisnis yang tidak baru namun animonya begitu tinggi padahal mereka tidak sedang mempromosikan produk baru.
Produknya tetap namun responnya bisa sangat tinggi. Ada yang tau kenapa?
Yes. PROMO!
Promo yang didorong oleh DIGITAL PAYMENTS seperti OVO, GoPay dan Dana.
Tapi di tahun 2018, kesimpulan saya berubah. Di tahun 2018, banyak sekali bisnis yang tidak baru namun animonya begitu tinggi padahal mereka tidak sedang mempromosikan produk baru.
Produknya tetap namun responnya bisa sangat tinggi. Ada yang tau kenapa?
Yes. PROMO!
Promo yang didorong oleh DIGITAL PAYMENTS seperti OVO, GoPay dan Dana.
Fenomena promo ini begitu meledak dan signifikan hadir di tengah2 masyarakat, sehingga dalam waktu satu tahun saja (2017 - 2018), pengguna digital payments di Indonesia tumbuh lebih dari 400%.
Dan sekarang aplikasi digital payment sudah terpasang di 115,000,000 perangkat, mungkin salah satunya adalah perangkat Anda.
OVO & Gopay mencatatkan 1 Milyar transaksi (2018) masing-masing.
Pembayaran senilai 87 Triliun Rupiah dilakukan melalui Go Pay.
KOK BISA?!
Saya melihat ada dua hal.
Yang pertama, promo.
Saya melihat ada dua hal.
Yang pertama, promo.
Berhemat adalah hal yang diterima oleh masyarakat
sebagai perilaku yang baik.
Yang kedua, yaitu alasan mengapa konsumen sangat loyal terhadap digital payments? Ketersediaan.
Dengan agresif, digital payments bermitra dengan lebih dari 230 ribu bisnis/ merchants untuk dapat menerima pembayaran digital mereka.
Bahkan OVO sebagai salah satu anak usaha dari Lippo Group yang memiliki jaringan pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia mengklaim, sudah 90% bisnis F&B yang dapat menerima pembayaran digital.
Mereka juga gencar menggandeng brand transportasi, e-commerce dan bisnis retail - yang memiliki nilai transaksi harian tinggi - melalui strategic partnership.
Pertanyaan dari kaum skeptis yang menarik adalah “Akankah konsumen kembali ke metode pembayaran cash ketika promo sudah tidak lagi gencar dan menarik?”
Berdasarkan riset Jakpat, ternyata adanya promo bukan merupakan alasan utama seseorang menggunakan digital payment, melainkan kemudahan dan kesederhanaan dalam penggunaannya. Promo merupakan alasan keenam dari semua alasan mayoritas.
Berikut urutannya:
kemudahan dalam penggunaan (74,90%)
simpel (71,03%)
efisiensi waktu (62,67%)
tidak perlu repot pergi ke bank (48,85%)
lebih aman (36,36%)
adanya promo dan insentif (36,36%) serta
pengelolaan yang lebih baik (29,82%).
Pembayaran tol sudah menggunakan digital payment untuk mempercepat proses pembayaran.
Pembayaran TransJakarta dan transportasi sejenis di kota-kota lainpun sudah menerima digital payment. Hal ini mendorong masyarakat memiliki setidaknya satu e-wallet.
Arus kas jadi lebih baik dan tidak bingung dengan uang kembalian, serta meningkatkan transparansi karena sebagian yang di sini merupakan pegawai yang memiliki atasan.Sejak pakai Go-Pay, transaksi pun jadi lebih cepat dan ini sangat bermanfaat ketika pasar sedang ramai-ramainya di jam 7—9 pagi. Sebelum pakai Go-Pay, karyawan saya di lapak buah dan nasi bisa sangat sibuk cari uang receh untuk kembalian ke mana-mana, dari tukang parkir sampai tukang bensin, sudah seperti orang kebingungan. Tapi dengan adanya GO-PAY, kerepotan dengan uang receh seperti tadi bisa diminimalisir.
Berdasarkan data Gopay, bisnis juga dapat meningkatkan pemasukannya. Terutama bagi mereka yang juga menerima jasa antar/ delivery.
Sebuah toko di pasar yang 80% transaksi di lapaknya adalah cashless. Pemasukannya pun meningkat dari 5% - 20% per bulannya.
Martabak di Bandung, omzet per harinya bisa 3 - 4 juta hanya dari digital payment saja.
Mobile payment mengurangi resiko pemilik bisnis untuk mendapatkan uang palsu, meminimalisir kecurangan oleh oknum karyawan dan lebih punya kontrol terhadap bisnisnya sendiri.
Melihat pertumbuhannya yang tinggi, bukan tidak mungkin digital payment menjadi jauh lebih luas jangkauannya. Seperti yang terjadi di China.
Ini ada sedikit video tentang bagaimana China akan menjadi cashless society.
“Maaf mas nda ada receh”, itu ga berlaku di China. Kalau ngga ada receh, scan aja dan bayar menggunakan digital payment Alipay/ Wechat Pay.
Untuk mengakhiri, menurut kami yang terpenting bukanlah memprioritaskan metode pembayaran digital atau cash, mereka hanya alat transaksi.
Yang lebih penting ialah bagaimana kita dapat memastikan bahwa apapun peningkatan kualitas yang kita lakukan, adalah untuk meningkatkan value yang kita berikan kepada pelanggan kita. Dengan demikian, bisnis Anda akan selalu relevan dan pelanggan akan mencintai brand Anda.