4. TOKSIN HCN PADA SINGKONG
Jenis singkong tertentu dapat menimbulkan keracunan, karena
singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun, yaitu
linamarin (utama) dan lotaustralin (sedikit), keduanya termasuk
golongan glikosida sianogenik.
Page 4
Glikosida sianogen merupakan metabolit sekunder pada tumbuhan,
yang berupa turunan asam amino.
Linamarin dengan cepat dihidrolisis menjadi glukosa dan aseton
sianohidrin sedangkan lotaustralin dihidrolisis menjadi
sianohidrin dan glukosa .
Di bawah kondisi netral, aseton sianohidrin didekomposisi menjadi
aseton dan hidrogen sianida
5. Tahap Pelepasan Asam Sianida
Tahap 1
Glikosida sianogenik dapat
terhidrolisis secara
enzimatis menghasilkan
HCN / asam prusat yang
sangat beracun.
Hidrolisis ini dilakukan oleh
enzim Beta glikosidase,
menghasilkan gula dan
sianohidrin
Tahap 2
Degradasi
sianohidrin
menjadi HCN
dan senyawa
keton atau
aldehid.
Page 5
6. Tahap Lain Hidrolisis Glikosida
Sianogen
Melalui enzim Hidroksinitril Liase yang tersebar
luas pada berbagai tanaman.
Pada tanaman utuh, keberadaan enzim
hidroksinitrilliase dengan Glikosida sianogen
terpisah. Namun, pada saat terjadi kerusakan
jaringan tertentu pada bagian tanaman
tersebut, maka enzim ini akan langsung
bertemu dengan senyawa glikosida sianogen
hingga pelepasan HCN dapat terjadi.
7. Mekanisme Reaksi Pelepasan HCN
Page 7
Spontaneous/
Hydroxynitrile lyase
HCN merupakan racun pada singkong, masyarakat mengenal sebagai racun asam
biru karena adanya bercak warna biru pada singkong dan akan menjadi toksin
(racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm.
8. DOSIS DAN GEJALA KECARUNAN
DOSIS
Dosis mematikan manusia:
0,5 – 3 mg/kg berat badan:
GEJALA KERACUNAN
Respirasi cepat
Penurunan tekanan darah
Denyut nadi cepat
Pusing
Sakit kepala
Sakit perut
Muntah
Diare
Kebingungan mental
Berkedut
Kejang-kejang
Page 8
Dosis aman:
<1 mg per kilogram berat
badan per hari
9. Mekanisme Toksisitas Asam
Sianida
Asam sianida (HCN) yang dilepaskan oleh
glikosida sianogenik merupakan senyawa toksik
berspektrum luas pada setiap organisme. Hal ini
disebabkan oleh kemampuannya mengikat
mineral-mineral seperti Fe2+, Mn2+ dan Cu2+
Mineral tersebut berperan sebagai kofaktor untuk
mengoptimalkan kerja enzim, menghambat proses
reduksi Oksigen rantai pernafasan tingkat sel
10. Lanjutan...
oleh sitokrom oksidase, transport electron pada proses
fotosintesis, dan aktivitas beberapa enzim semisal
katalase, oksidase, dll.
Mekanisme toksisitas HCN yang paling umum adalah
berikatan dengan Ion besi. HCN setelah dilepas dengan
cepat diabsorpsi dari saluran gastrointestinal masuk ke
dalam darah.
Mekanisme Toksisitas Asam Sianida
11. Ion Cianida (CN- ) selanjutnya berikatan dengan Fe
heme dan bereaksi dengan ferric (oxidasi)
dalam mitokondria membentuk cytochrome oxidase,
membentuk kompleks stabil dan menahan jalur
respirasi.
Akibatnya hemoglobin tidak bisa melepas oxygen
dalam sistem transport electron dan terjadi kematian
akibat hipoksia selular (sel-sel kekurangan oksigen).
12. Bagaimana pertolongan pertama pada kasus
keracunan?
Arang aktif sesuai dosis, secara hati-hati
Rangsang muntah jika arang aktif tidak
tersedia dan jauh dari RS (bila perjalanan
butuh waktu >20 menit)
Segera Bawa ke RS
Page 12
14. 1. Analisis kualitatif
Page 14
Tes asam pikrat jenuh
1. 15-25 g
sampel yg
sdh halus
2. 50 ml
aquadest
3. 10 ml asam
tartrat 5%
4. Siapkan kertas saring yg dibasahi
asam pikrat jenuh, tempelkan
dimulut erlenmeyer
5. Tutup mulut Erlenmeyer, panaskan 50°C ,
15 menit
6. + HCN bila warna orange berubah merah
15. 1. Analisis kualitatif
Page 15
Tes Biru Prusian
1. 15-25 g sampel yg
sdh halus
2. NaOH sampai basa
3. 10 ml Ferro Sulfat 5%
4. Didihkan
5. HCl sampai asam
6. Ferro sulfat 5%
sampai berwarna birru
prusian
16. 2. ANALISIS SECARA ARGENTOMETRI
VOLHARD
Page 16
Sampel
direndam dan
didestilasi
Larutan
dititrasi dg
AgNO₃ ->
endapan putih
Kelebihan
AgNO₃ dititrasi
dg KCNS + ind
ferri amonium
sulfat
TAT: terbentuk
larutan merah
PRINSIP ANALISIS
17. PRINSIP REAKSI ANALISIS SECARA
ARGENTOMETRI VOLHARD
CN- + AgNO3 berlebihan AgCN + NO3
-
( Putih keruh )
Kelebihan AgNO3
- + KCNS AgCNS + KNO3
( Putih )
Pada titik akhir titrasi:
Fe3+ + 3KCNS Fe(CNS)3
-+ 3K+
( Larutan merah )
Page 17
Sudarmadji, 1997
18. Analisis kualitatif dengan kertas pikrat
Page 18
Sampel
dipotong
kecil
dihaluskan + aquadest
Kertas pikrat
dimulut
Erlenmeyer
didihkan positif
19. Analisis Kuantitatif secara Argentometri
Volhard (Sudarmadji, 1997)
Page 19
1. ±20 sampel yg
dihaluskan
2. 100 ml Aquadest,
diamkan 2 jam
3. 100 ml aquadest
4. Destilasi uap
5. Destilat ditampung
pada Erlenmeyer
berisi 20 ml NaOH
2,5% sd vol 150 mL
6. Dititrasi dg AgNO₃
Titk akhir titrasi
Proses destilasi
22. Jenis Singkong Hasil UjI Kualitatif Pikrat Hasil Uji Kualitatif Biru
Prusian
Singkong A tanpa direndam
Singkong A direndam NaCl
10% 30 menit
Singkong A direndam NaCl
10% 60 menit
Singkong A direndam NaCl
20% 60 menit
Singkong B tanpa
direndam
Singkong B direndam NaCl
10% 30 menit
Singkong B direndam NaCl
24. Jenis Singkong Hasil UjI Kuantitatif (Perhitungan
Kadar HCN dalam Sampel)
Singkong A tanpa direndam 111,16 mg/kg
Singkong A direndam NaCl 10% 30 menit 86,05 mg/kg
Singkong A direndam NaCl 10% 60 menit 52,59 mg/kg
Singkong A direndam NaCl 20% 60 menit 24,13 mg/kg
Singkong B tanpa direndam 54 mg/kg
Singkong B direndam NaCl 10% 30 menit 31,44 mg/kg
Singkong B direndam NaCl 10% 60 menit 21,6 mg/kg
25. FUNGSI REAGEN
1. NaOH untuk menangkap HCN yang teruapkan saat proses
destilasi sehingga membentuk NaCN
2. NaCl untuk mengurangi kandungan HCN dalam bahan pangan
3. AgNO3 untuk mentitrasi HCN yang ditangkap sehingga
menghasilkan endapan putih
4. KI sebagai indikator
28. Reaksi
Reaksi kimia yang berlangsung pada saat titrasi :
CN- + AgNO3 berlebih → AgCN + NO3
- ( Putih keruh )
Kelebihan AgNO3
- + KCNS → AgCNS + KNO3 ( Putih )
Pada titik akhir titrasi:
Fe3+ + 3KCNS → Fe(CNS)3
-+ 3K+ ( Larutan merah )