SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
ANALISIS NAPZA
MORFIN
KELOMPOK V
MORFIN
Morfin adalah olahan opium atau candu
syaraf pusatmentah dan merupakan
alkaloida yang terdapat dalam opium berupa
serbuk putih . Komnsumsi morfin biasa nya
di hisap atau di suntikkan karena morfin
tergolong dalam jenis depresan, makan ia
bekerja dengan cara menekan syaraf pusat
AKIBAT DARI GANGGUAN MORFIN
 Turun nya aktivitas neuron
 Pusing
 Perubahan perasaan dan kesadaran berkalut
 Konsumsi morfin secara berlanjut memiliki
resiko tinggi berujung kematian
ANALISIS MORFIN
Alat yang di gunakan
alat-alat gelas,
timbangan analitik (Chyo MP 3000),
micro syringe 100 mL,
Camag linomat IV,
pH-meter (Hanna),
Spektrofotodensitometer Shimadzu dual- wavelength
chromatogram scanning model CS-9000),
Sonikator (Bronson 1200),
oven (Fisher Vacum Oven),
Sentrifuga (Janetski TS) dan
Autoclave (Hirayana).
BAHAN
Bahan
Bahan-bahan kimia yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari asam fosfat,
eter, amonia, kloroform, asam hidroklorida,
etil asetat,isopropanol, toluena, metanol,
natrium hidroksida, aseton, dan etanol. Baku
morfin diperoleh dari Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan (BBPOM). Sampel
simulasi dibuat dari urin yang ditambah 30
ng morfin 5g/mL.
Cara Kerja
Larutan baku morfin 5 g/mL, dibuat dengan
cara menimbang 0,5656 g morfin hidroklorida
dilarutkan dengan aquades sampai 100,0 mL.
Selanjutnya larutan morfin 5 g/mL, ditotolkan
berturut- turut 4,8,12,16,20, 24 dan 28 L pada
pelat kromatografi lapis tipis silica gel GF
254siap pakai. Sehingga diperoleh jumlah
penotolan larutan morfin berturut-turut 20, 40,
60, 80, 100, 120, dan 140 ng.
Selanjutnya pelat dikembangkan ke dalam
bejana yang telah dijenuhkan dengan campuran
larutan pengembang toluene-aseton-etanol-
amonia dengan perbandingan 45 : 45 : 7 : 3.
Saat pengembang telah mencapai tanda batas
pelat diangkat dan dikeringkan. Bercak diamati
dengan spektrofotodensitometer. Masing-
masing noda diukur luasnya dengan
spektrofoto-densitometer pada panjang
gelombang maksimum (maks) 287 nm (Moffat,
2002;Rokus, 1992).
HASIL
perolehan kembali kadar morfin dalam urin
simulasi adalah 92,31 ; 93,14 ; dan 89,68 %
dengan simpangan baku dan koefisien
variasi masing-masing sebesar 2,55 dan
2,78
Thank you

More Related Content

What's hot

Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi samplingFp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Ir. Zakaria, M.M
 
PETA MATERI KELAS XII IPS
PETA MATERI KELAS XII IPSPETA MATERI KELAS XII IPS
PETA MATERI KELAS XII IPS
Dwi Anita
 
Persamaan gelombang
Persamaan gelombangPersamaan gelombang
Persamaan gelombang
240297
 
Optik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus
Optik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokusOptik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus
Optik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus
meift4h
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
Ahmad Yansah
 

What's hot (20)

Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi samplingFp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
 
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
Kinematika dan Dinamika (Bag 1)
 
PETA MATERI KELAS XII IPS
PETA MATERI KELAS XII IPSPETA MATERI KELAS XII IPS
PETA MATERI KELAS XII IPS
 
Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik
 
gelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansigelombang pada tali dan resonansi
gelombang pada tali dan resonansi
 
materi kuliah fisika teknik I : momentum linear dan tumbukan
materi kuliah fisika teknik I : momentum linear dan tumbukanmateri kuliah fisika teknik I : momentum linear dan tumbukan
materi kuliah fisika teknik I : momentum linear dan tumbukan
 
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
 
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence IntervalMAD Konsep P value dan Confidence Interval
MAD Konsep P value dan Confidence Interval
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Persamaan gelombang
Persamaan gelombangPersamaan gelombang
Persamaan gelombang
 
Kolimator gamma kamera
Kolimator gamma kameraKolimator gamma kamera
Kolimator gamma kamera
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Optik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus
Optik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokusOptik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus
Optik Geometris - Jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
laporan penginderaan jauh tahap4
laporan penginderaan jauh tahap4laporan penginderaan jauh tahap4
laporan penginderaan jauh tahap4
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Ppt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonisPpt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonis
 
Difraksi gelombang
Difraksi gelombangDifraksi gelombang
Difraksi gelombang
 
Praktikum Difraksi
Praktikum Difraksi Praktikum Difraksi
Praktikum Difraksi
 

Viewers also liked (9)

PPT NAPZA
PPT NAPZAPPT NAPZA
PPT NAPZA
 
NAPZA dan Ganggua Sisteem koordinasi
NAPZA dan Ganggua  Sisteem koordinasiNAPZA dan Ganggua  Sisteem koordinasi
NAPZA dan Ganggua Sisteem koordinasi
 
Karya Tulis Tentang Narkoba
Karya Tulis Tentang NarkobaKarya Tulis Tentang Narkoba
Karya Tulis Tentang Narkoba
 
Ppt napza (irman)
Ppt napza (irman)Ppt napza (irman)
Ppt napza (irman)
 
Ppt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkobaPpt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkoba
 
Koordinasi
KoordinasiKoordinasi
Koordinasi
 
sistem koordinasi manusia
sistem koordinasi manusiasistem koordinasi manusia
sistem koordinasi manusia
 
Bab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiBab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasi
 
MORPHINE
MORPHINEMORPHINE
MORPHINE
 

Ppt analisis napza( morfin )

  • 2. MORFIN Morfin adalah olahan opium atau candu syaraf pusatmentah dan merupakan alkaloida yang terdapat dalam opium berupa serbuk putih . Komnsumsi morfin biasa nya di hisap atau di suntikkan karena morfin tergolong dalam jenis depresan, makan ia bekerja dengan cara menekan syaraf pusat
  • 3. AKIBAT DARI GANGGUAN MORFIN  Turun nya aktivitas neuron  Pusing  Perubahan perasaan dan kesadaran berkalut  Konsumsi morfin secara berlanjut memiliki resiko tinggi berujung kematian
  • 4. ANALISIS MORFIN Alat yang di gunakan alat-alat gelas, timbangan analitik (Chyo MP 3000), micro syringe 100 mL, Camag linomat IV, pH-meter (Hanna), Spektrofotodensitometer Shimadzu dual- wavelength chromatogram scanning model CS-9000), Sonikator (Bronson 1200), oven (Fisher Vacum Oven), Sentrifuga (Janetski TS) dan Autoclave (Hirayana).
  • 5. BAHAN Bahan Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari asam fosfat, eter, amonia, kloroform, asam hidroklorida, etil asetat,isopropanol, toluena, metanol, natrium hidroksida, aseton, dan etanol. Baku morfin diperoleh dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM). Sampel simulasi dibuat dari urin yang ditambah 30 ng morfin 5g/mL.
  • 6. Cara Kerja Larutan baku morfin 5 g/mL, dibuat dengan cara menimbang 0,5656 g morfin hidroklorida dilarutkan dengan aquades sampai 100,0 mL. Selanjutnya larutan morfin 5 g/mL, ditotolkan berturut- turut 4,8,12,16,20, 24 dan 28 L pada pelat kromatografi lapis tipis silica gel GF 254siap pakai. Sehingga diperoleh jumlah penotolan larutan morfin berturut-turut 20, 40, 60, 80, 100, 120, dan 140 ng.
  • 7. Selanjutnya pelat dikembangkan ke dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan campuran larutan pengembang toluene-aseton-etanol- amonia dengan perbandingan 45 : 45 : 7 : 3. Saat pengembang telah mencapai tanda batas pelat diangkat dan dikeringkan. Bercak diamati dengan spektrofotodensitometer. Masing- masing noda diukur luasnya dengan spektrofoto-densitometer pada panjang gelombang maksimum (maks) 287 nm (Moffat, 2002;Rokus, 1992).
  • 8. HASIL perolehan kembali kadar morfin dalam urin simulasi adalah 92,31 ; 93,14 ; dan 89,68 % dengan simpangan baku dan koefisien variasi masing-masing sebesar 2,55 dan 2,78