SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-
MODUL KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SDA
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 03
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Konservasi Sumber Daya Air sebagai kemampuan
inti/substansi dalam Pelatihan Orientasi Terpadu. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit organisasi bidang sumber daya air
di lingkungan Kementerian PUPR.
Modul konservasi sumber daya air ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi
atas pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami konservasi
sumber daya air. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi CPNS Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit
organisasi bidang sumber daya air di lingkungan Kementerian PUPR.
Bandung, November 2017
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi
Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.
NIP. 19670908 199103 1 006
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..................................................................iv
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Deskripsi Singkat..........................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.............................................................2
E. Estimasi Waktu.............................................................................................2
MATERI POKOK 1 DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER
DAYA AIR .............................................................................................................3
1.1 Definisi Konservasi Sumber Daya Air........................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya Air ....................................3
1.3 Latihan.......................................................Error! Bookmark not defined.
1.4 Rangkuman................................................Error! Bookmark not defined.
MATERI POKOK 2 KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR ..................4
2.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air.................................................4
2.2 Pengawetan Air.........................................................................................7
2.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran AIr .................10
2.3.1 Pengelolaan Kualitas Air...................................................................10
2.3.2 Pengendalian Pencemaran Air .........................................................14
2.4 Latihan.......................................................Error! Bookmark not defined.
2.5 Rangkuman.............................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................18
A. Simpulan ....................................................................................................18
B. Tindak Lanjut..............................................................................................18
EVALUASI FORMATIF .......................................................................................19
A. Soal............................................................................................................20
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut..................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
KUNCI JAWABAN
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Deskripsi
Modul konservasi sumber daya air ini terdiri dari 2 (dua) materi pokok. Materi pokok
pertama membahas definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air. Materi
pokok kedua membahas kegiatan konservasi sumber daya air.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk mengetahui dan
memahami konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air. Setiap
materi pokok dilengkapi dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan
peserta pelatihan setelah mempelajari materi pada materi pokok.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik
materi yang merupakan kemampuan inti/substansi dari Pelatihan Orientasi
Terpadu. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih
dahulu materi yang berkaitan dengan konservasi sumber daya air.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan brainstorming, diskusi dan studi kasus dan simulasi.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan
penghapusnya, bahan tayang, modul dan/atau bahan ajar, flipchart, kertas plano,
metaplan, film/visualisasi serta lembar instruksi.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu mengetahui
dan memahami konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pembinaan bidang sumber daya air pada umumnya dan konservasi
SDA pada khususnya, maka perlu dilakukan pembinaan Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki integritas dan profesional dalam bidangnya. Tuntutan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN yang memiliki integritas dan
profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan sumber daya
manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan ASN yang baik dan selektif.
Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan
sumber daya ASN untuk membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas
dan profesional.
Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan
memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.
Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk mengubah
pola pikir, sikap dan perilaku sebagai PNS yang berintegritas dan profesional
menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan keberhasilan
pelaksanaan konservasi SDA.
Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur yang profesional salah satunya
adalah dengan mengikuti pelatihan ini. Dengan keikutsertaan pada pelatihan
tersebut maka diharapkan seorang ASN akan mampu untuk melaksanakan tugas
dan fungsi dengan sebaik-baiknya khususnya ASN yang akan menjalankan
kegiatan konservasi SDA.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai konservasi
sumber daya air sebagai salah satu upaya untuk menjaga dan memepertahankan
kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, melalui metode brainstorming,
ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, dan simulasi.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu
mengetahui dan memahami konservasi sumber daya air pada sektor-sektor
sumber daya air.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
a) Menjelaskan definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air;
b) Menjelaskan kegiatan konservasi sumber daya air pada sektor-sektor
sumber daya air;
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Dalam modul Konservasi Sumber Daya Air ini akan membahas materi:
1. Definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air
a) Definisi konservasi sumber daya air
b) Maksud dan tujuan konservasi sumber daya air
2. Kegiatan konservasi sumber daya air
a) Perlindungan dan pelestarian sumber air
b) Pengawetan air
c) Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Konservasi Sumber Daya Air” ini adalah 5 (lima) jam pelajaran (JP)
atau sekitar 225 menit.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3
MATERI POKOK 1
DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
1.1 Definisi Konservasi Sumber Daya Air
1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya
air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan
keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan
fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan
perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan
kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola
pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan tata ruang.
Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampu menjelaskan definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4
MATERI POKOK 2
KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia
dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk
hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya
air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan
keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan
fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan
perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan
kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola
pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan tata ruang.
Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa,
cekungn air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam,
kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai.
2.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air
Perlindungan dan pelestarian sumber daya air dimaksudkan untuk melindungi dan
melestarikan sumber air beserta linkungannya terhadap kerusakan dan gangguan
yang disebabkan oleh daya alam dan aktifitas manusia, dan dipakai sebagai dasar
untuk penatagunan lahan, agar sumber daya air dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.
Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan
mampu menjelaskan kegiatan konservasi sumber daya air.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5
Pada dasarnya setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat
menyebabkan rusaknya sumber air dan prasarananya, menurunnya potensi
sumber air, serta mengakibatkan terjadinya pencemaran air dan sumber daya air.
Upaya pelestarian sumber air yang menjadi dasar dalam penatagunaan lahan,
secara umum dapat dilakukan melalui :
a. Pemeliharaan dan mempertahankan fungsi resapan air dan daerah tangkapan
air
b. Pengendalian pemanfaatan sumber air, berupa perizinan yang ketat, atau
pelarangan pemanfaatan sumber air:
c. Pengisian air pada sumber air, seperti pemindahan aliran air dari satu daerah
aliran sungai ke daerah aliran sungai lainnya, dengan pekerjaan sudetan,
interkoneksi, atau suplesi, serta melakukan imbuhan air tanah
d. Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, seperti pengelolaan air limbah dan
persampahan
e. Perlindungan sumber air, dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan dan
pemanfaatan lahan di sekitar sumber air
f. Pengendalian pemanfaatan lahan di daerah hulu
g. Pengaturan daerah sempadan sumber air
h. Rehabilitasi hutan dan lahan pertanian
i. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam
Metode pelestarian sumber daya air yang dapat dilakukan melalui pendekatan
sosial, ekonomi, dan budaya, adalah sebagai berikut:
1. Cara Vegetatif
Pelestarian sumber daya air secara vegetatif ini menggunakan tanaman,
tumbuhan atau sisa tanaman sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju
erosi, dengan cara mengurangi daya rusak butiran air hujan yang jatuh dan
daya rusak aliran permukaan.
Pelestarian sumber daya air dengan cara ini menjalankan fungsinya melalui :
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6
a. Pengurangan daya rusak butiran air hujan yang jatuh, karena proses
intersepsi butiran air hujan oleh daun atau tajuk tanaman
b. Pengurangan volume air permukaan, karena meningkatnya kapasitas
infiltrasi oleh perakaran tanaman
c. Memperlambat aliran air permukaan, karena meningkatnya panjang
lintasan aliran permukaan oleh keberadaan tanaman
d. Pengurangan daya rusak aliran air permukaan, karena pengurangan
kecepatan dan volume aliran air permukaan karena meningkatnya panjang
lintasan dan kekasaran permukaan.
2. Cara Mekanis
Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah
mengurangi banyaknya butiran tanah yang hilang karena erosi, serta
memanfaatkan air hujan yang jatuh seefisien mungkin, mengendalikan
kelebihan air di musim hujan, dan menyediakan air yang cukup di musim
kemarau.
Pelestarian sumber daya air secara mekanis mempunyai fungsi :
a. Memperlambat aliran air permukaan
b. Menampung dan mengalirkan aliran air permukaan, sehingga tidak
merusak
c. Memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah
d. Menyediakan air bagi tanaman.
Adapun usaha pelestarian sumber daya air secara mekanis, antara lain meliputi
pengolahan tanah menurut garis kontour, pembuatan terasering, pembuatan
saluran air, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan dam pengendali.
3. Cara Kimiawi
Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah
memperkuat struktur permukaan tanah dengan mencampur bahan kimiawi atau
pemantap tanah, sehingga tidak mudah tererosi oleh butiran atau aliran air
hujan.
Bahan pemantap tanah yang dapat dipakai untuk pelestarian sumber daya air
harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Mempunyai sifat yang adhesif, serta dapat bercampur dengan tanah secara
merata
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7
b. Dapat merubah sifat hidropobik tanah, sehingga dapat merubah kurva
penahanan air tanah
c. Dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan tanah dalam menahan air
d. Daya tahan sebagai pemantap tanah cukup memadai
e. Tidak bersifat racun
Berbagai jenis bahan pemantap tanah yang sering dipakai antara lain polylinyl
acetate, polyvinyl pyrrolidone, aspalt, latex, dan sebagainya.
2.2 Pengawetan Air
Pengawetan air dimaksudkan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air
atau kuantitas air, baik air permukaan maupun air tanah sesuai dengan fungsi dan
manfaatnya.
1. Pengelolaan Kuantitas Air Permukaan
pengelolaan kuantitas air permukaan dimaksudkan untuk mempertahankan dan
meningkatkan potensi/kuantitas air permukaan yang tersedia, sebagai salah
satu cara untuk melakukan konservasi sumber daya air, sebagai berikut:
a. Pengendalian Aliran Permukaan
Pengendalian air permukaan dilakukan dengan memperpanjang waktu air
tertahan dipermukaan tanah dan meningkatkan air yang dapat masuk ke
dalam tanah. Berdasarkan hasil penelitian air permukaan pada tanaman di
lahan kering untuk bebagai jenis tanah dan berbagai metode konservasi
yang berbeda (Pusat Penelitian Tanah, Bogor), dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang besar antara penurunan aliran permukaan dengan
penerapan metode konservasi, terutama untuk lahan kering/tegalan
dengan permeabilitas yang rendah.
b. Pemanenan Air Hujan
Pemanenan air hujan dalam skala kecil dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama
musim kemarau panjang, dengan mengumpulkan air hujan yang mengucur
dari atap rumah. Air hujan yang berkualitas baik dapat dikumpulkan dari
atap rumah yang bersih dan terbuat dari bahan yang tahan korosi,
demikian pula dengan bak penampungnya. Sebaiknya air hujan yang jatuh
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8
pada awal musim hujan tidak dimasukan ke dalam bak penampung air
hujan.
Untuk skala yang lebih besar, pemanenan air hujan pada dasarnya dapat
dilakukan di daerah tangkapan air, dengan menampung aliran permukaan
pada suatu kawasan kedalam suatu bak penampungan. Besarnya air hujan
yang dapat dipanen dipengaruhi oleh topografi dan kemampuan lapisan
tanah atas dalam menahan air hujan yang jatuh.
Persiapan pemanenan air hujan dari suatu lahan yang luas, dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1) Membuat saluran sejajar dengan garis kontour
2) Membersihkan dan memadatkan bidang/lahan tangkapan air
3) Bila diperlukan dapat pula dilengkapi dengan saluran searah lereng
4) Menampung air hujan yang jatuh dan mengalir di saluran tersebut.
c. Meningkatkan Kapasitas Infiltrasi Tanah
Kapasitas infiltrasi tanah sangat mempengaruhi volume air yang dapat
masuk ke dalam tanah, dan dalam rangka konservasi sumber daya air,
dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur tanah.
Cara yang paling efektif dalam meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
adalah dengan menutup permukaan tanah dengan tanaman, atau
mencampurnya dengan bahan organik.
2. Pengelolaan Kuantitas Air Tanah
Pengelolaan kuantitas air tanah dimaksudkan untuk mempertahankan dan
meningkatkan potensi/kuantitas air tanah yang tersedia, sebagai salah satu
cara untuk melakukan konservasi sumber daya air, sebagai berikut :
a. Pengisian Air Tanah Secara Buatan
Meskipun bendungan telah dibangun di suatu sungai, sebagian air yang
mengalir dimusim hujan masih akan terbuang keluar waduk, dan kelebihan
air ini dapat dikonservasi melalui pengisian akuifer di dalam tanah secara
buatan. Pengisian buatan akuifer tersebut merupakan upaya
meningkatkan yield total dan merupakan salah satu sarana untuk
manajemen sumber daya air.
Simpanan air dalam tanah ini merupakan sumber air yang dapat
dihandalkan untuk menambah potensi sumber daya air, dan kemampuan
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9
tanah untuk menyimpan air tergantung dari tinggi muka air tanah dan pori-
pori tanah.
Syarat-syarat fisik yang diperlukan untuk pengisian air tanah secara buatan,
antara lain :
1) Tersedia akuifer dengan kapasitas dan permeabilitas yang memadai
2) Tersedia cukup air untuk melakukan pengisian
3) Pemompaan air tidak boleh berlebihan, agar tingkat pengimbuhannya
tidak rendah
4) Kualitas air yang akan diisikan cukup memadai bila dibandingkan
dengan air tanah yang ada.
Pengisian resevoir air tanah secara buatan ini dapat dipakai untuk :
1) Menyimpan kelebihan air permukaan menjadi air tanah
2) Memperbaiki kualitas air tanah dengan mencampur air tanah lokal
dengan air pengisian
3) Membentuk tabir tekanan untuk mencegah instrusi air laut
4) Meningkatkan produksi pertanian karena lebih terjaminnya air irigasi
5) Menurunkan biaya pemompaan air tanah karena kedalaman air tanah
yang relatif menjadi kecil
6) Mencegah terjadinya penurunan muka tanah
b. Pengendalian Pengambilan Air Tanah
Pengambilan air tanah melalui sumur-sumur akan menyebabkan lengkung
penurunan muka air tanah. Makin besar laju pengambilan air tanah akan
semakin curam lengkung permukaan air tanah di sekitar sumur-sumur
tersebut, sampai terjadi keseimbangan baru bila terjadi pengisian di daerah
resapan.
Keseimbangan baru ini akan terjadi bila laju pengambilan air tanah lebih
kecil dari pengisian air hujan di daerah resapan, namun bila laju
pengambilan air tanah lebih besar dari pengisiannya maka lengkung
penurunan muka air tanah di antara sumur-sumur tersebut akan semakin
curam, dan akan terjadi penurunan muka tanah secara permanen.
Untuk itu dalam kerangka konservasi sumber daya air, maka pemanfaatan
air tanah harus dapat dikendalikan, dan disesuaikan dengan besarnya
pengimbuhan atau pengisian oleh air hujan di daerah resapan
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10
2.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran AIr
2.3.1 Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dimaksudkan untuk mempertahankan dan memulihkan
kualitas air yang masuk dan yang berada pada sumber air, dengan cara
memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber air.
1. Kualitas Air
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu
dalam memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungannya, kualitas air dapat
dibedakan atas sifat dan karakteristiknya sebagai berikut :
a. Sifat Fisik
Karakteristik fisik yang mempengaruhi kualitas air antara lain :
1) Bahan-bahan padat, diukur dengan melakukan penyaringan,
pengendapan dan penguapan, zat padat ini dapat mempengaruhi
kualitas air.
2) Kandungan sedimen, mempengaruhi tingkat/proses pendangkalan
saluran, sungai dan waduk, serta mempengaruhi biaya pengolahan air
bersih. Air tanah dan air waduk yang kurang mengandung sedimen,
kurang baik untuk air irigasi.
3) Kekeruhan, karena adanya kandungan material yang kasat mata dalam
air, seperti tanah liat, lempung, bahan organik dan non organik, tingkat
kekeruhan air diukur dengan turbidmeter.
4) Warna, air murni tidak berwarna, dan warna air diakibatkan oleh adanya
material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Sinar
matahari secara alamiah mempunyai sufat disinfeksi dan
mengelantang terhadap bahan pewarna air, tapi sifatnya terbatas.
5) Bau dan rasa, rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam
terlarut. Bau dan rasa dalam air pada umumnya disebabkan
keberadaan mikro-organisme, bahan organik, bahan mineral, dan gas
terlarut. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki
dapat dilakukan aerasi, pemakaian potassium permanganat,
pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11
6) Temperatur, tergantung dari sumbernya, temperatur normal/alami di
daerah tropis berkisar antara 20 - 30 0
C.
b. Sifat Kimia
Kandungan zat kimia yang berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan
air, antara lain :
1) pH, sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dapat diukur
dengan potensiometer untuk mengukur potensi listrik yang
dibangkitkan oleh ion H+
atau bahan celup penunjuk warna seperti
methyl orange atau phenolphthalerin. Air murni mempunyai nilai pH =
7, sedangkan air dengan pH nilai diatas 7 bersifat asam, dan dibawah
nilai 7 bersifat basa.
2) Alkalinitas, karena adanya garam-garam alkalin yang berada di
kandungan air, seperti karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium
dan magnesium, yang dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium
karbonat.
3) Kesadahan, terkait dengan penyediaan air bersih, air dengan
kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum
membentuk busa.
Kesadahan air sementara karena keberadaan kalsium dan magnesium
bikarbonat dapat dihilangkan dengan mendidihkan air atau menambah
kapur dalam air, sedangkan kesadahan permanen karena kalsium,
magnesium sulfat, chlorida dan nitrat dapat dilunakkan dengan
perlakuan khusus.
c. Sifat Biologi
Air permukaan umumnya mengandung berbagai macam organisme hidup,
sedangkan air tanah relatif lebih bersih karena adanya proses penyaringan
oleh akuifer.
Jenis organisme yang terdapat dalam kandungan air meliputi :
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12
1) Macroskopik, seperti ganggang dan rumput laut, dapat menurunkan
kualitas air, dalam hal rasa, warna dan bau, dapat dihilangkan dengan
proses purifikasi.
2) Microsopik, seperti jamur dan alga dapat mempengaruhi kekeruhan dan
warna air, serta memberi andil terhadap rasa dan bau air yang tidak
diinginkan, dapat dikendalikan dengan sulfat atau chlorida.
3) Bakteri, baik yang menimbulkan penyakit (pathogen), maupun yang
tidak menimbulkan penyakit (non pathogen), kebeadaannya dapat
diketahui dengan melalui E-colli Test.
Virus merupakan organisme penyebab infeksi, lebih kecil dari bakteri, dapat
dikendalikan dengan clorinasi dikombinasikan dengan penonaktifan virus.
2. Pengelolaan Kualitas Air Irigasi
Pengelolaan kualitas air untuk irigasi pada dasarnya adalah mempertahankan
kualitas air, baik air pemukaan maupun air tanah agar memenuhi syarat untuk
dipakai sebagai air irigasi.
Kualitas air sungai di daerah tropis pada umumnya telah memenuhi syarat
untuk air irigasi, kecuali sungai yang melalui daerah industri, atau yang telah
tercemar oleh limbah industri yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemberian air irigasi dengan kualitas yang baik, dapat memperbaiki struktur
tanah, karena kandungan kalsium dalam air, dan proses pencucian garam-
garam yang dikandung dalam tanah.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kesesuaian air irigasi antara lain :
a. Konsentrasi Total Garam Terlarut, dinyatakan dengan daya hantar listrik,
dengan unit satuan decisiemens per meter (dS/m) atau milimhos per
sentimeter (mmhos/cm).
Klasifikasi air irigasi dikaitkan dengan daya hantar listrik, dibedakan atas 4
kelompok, yakni :
 Sanilitas rendah, 0,1 - 0,25 dS/m
 Sanilitas sedang, 0,25 - 0,75 dS/m
 Sanilitas tinggi, 0,75 - 2,25 dS/m
 Sanilitas sangat tinggi, 2,25 - 5,00 dS/m
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13
Konsentrasi garam yang berlebihan dalam air irigasi akan berpengaruh
negatif terhadap :
1) Mengurangi aktifitas osmosis tanaman, sehingga mengurangi
penyerapan nutrisi dari tanah
2) Mempengaruhi proses metabolisme melalui reaksi kimianya
3) Mengurangi permeabilitas tanah
4) Mencegah atau mengurangi aerasi
5) Mengurangi/ mencegah sistem drainase tanah
b. Nisbah Serapan Sodium (Sodium Absorption Rasio–SAR), merupakan
perbandingan antara jumlah sodium relatif dengan kation-kation lain.
Klasifikasi air irigasi, dikaitkan dengan nilai SAR dapat dibedakan atas 4
kelompok, yaitu :
1) Sodium rendah (1 - 10), dapat dipakai untuk irigasi berbagai jenis
tanaman
2) Sodium sedang (10 - 18), dapat dipakai untuk irigasi, bila dilakukan
pencucian tanah yang memadai
3) Sodium tinggi (18 - 26), tidak dapat dipakai untuk irigasi, yang sistem
drainasenya tidak baik
4) Sodium sangat tinggi (> 26), tidak sesuai untuk irigasi dalam keadaan
normal
c. Akumulasi Garam Dalam Tanah, terutama pada daerah irigasi dengan
curah hujan yang rendah untuk pencucian garam dalam tanah yang
terbatas, sehingga cenderung terjadi penumpukan garam pada lahan
pertanian, dan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan tanaman.
3. Pengelolaan Kualitas Air Rumah Tangga
Pengelolaan kualitas air untuk rumah tangga pada dasarnya adalah
mempertahankan kualitas air, agar dapat memenuhi persyaratan yang
ditentukan, yaitu air baku untuk air minum, atau klasifikasi air kelas satu, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14
Air tersebut harus aman dan sehat, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa karena terlarutnya gram mineral atau bahan mineral lainnya.
Persyaratan kualitas air untuk rumah tangga, baik parameter fisik, kimia
anorganik, mikrobiologi dan radioaktifitas, dapat dilihat pada lampiran dari
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tersebut diatas.
2.3.2 Pengendalian Pencemaran Air
Pengendalian pencemaran air dimaksudkan untuk mempertahankan dan
memulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada pada sumber air, dengan
cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber
air.
1. Sumber Pencemar
Berbagai jenis limbah yang terjadi karena proses alam dan/atau aktifitas
manusia, dan dapat mencemari air dan sumber air, antara lain :
a. Limbah Domestik, meliputi air buangan sanitari, dari toilet, dapur, restoran,
hotel, rumah sakit, laundry dan sebagainya, yang dibuang ke saluran
drainase atau sungai. Limbah ini terutama mengandung bahan organik
yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikro organisme, bakteri
yang berbahaya, serta bahan detergen yang dapat mengganggu atau
mematikan kehidupan organisme air dan merusak lingkungan.
b. Limbah Industri, sering mengandung bahan kimia seperti asam, alkali,
minyak, phenol, dan mercury yang dapat masuk/diserap kedalam rantai
makanan tumbuhan, dan hewan air, dan bahkan sampai ke tubuh manusia.
c. Limbah Pertanian, karena penggunaan pupuk, pestisida dan herbisida yang
berkelebihan pada usaha pertanian. Limbah ini di dalam air sulit, atau
memerlukan waktu yang lama untuk terdegradasi oleh mikro organisme.
Limbah pertanian dapat pula berupa kotoran hewan, sisa makanan ternak
dan poultry.
d. Sedimen/atau Lumpur, karena erosi tanah yang terbawa hanyut oleh aliran
permukaan ke sistem saluran/sungai, dapat menyebabkan kekeruhan air
yang dapat mengurangi penetrasi sinar matahari kedalam air. Hal tersebut
menyebabkan proses fotosintesis tumbuhan dalam air tidak dapat
berlangsung dengan baik, kandungan oksigen dalam air akan menurun dan
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15
kandungan karbondioksida akan meningkat, dan dapat mempengaruhi
kehidupan hewan air.
Pada dasarnya pencemaran air tersebut di atas dapat dikendalikan, dan
tehnologi yang ada dapat mengeluarkan cemaran dan bakteri dari dalam
air.
2. Pengendalian Pencemaran
a. Cara Teknis
Pengendalian pencemaran air secara teknis dapat dilakukan dengan cara
preventif maupun kuratif. Tindakan preventif ditujukan untuk menjaga regim
sungai, dimana limbah buangan yang masuk kedalamnya sudah dalam
kondisi yang baik.
Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
pencemaran air, antara lain :
1) Pengolahan air limbah, baik limbah domestik maupun limbah industri.
Pengolahan limbah domestik dipengaruhi oleh karakteristik bahan
padat yang dikandungnya dan ketersediaan fasilitas buangan. Limbah
domestik perlu diolah lebih dulu sebelum dibuang ke sungai, terutama
pada musim kemarau dimana debit sungai relatif kecil.
Untuk menghilangkan atau mendekomposisi polutan padat yang
terdapat dalam air limbah domestik, air limbah tersebut diolah melalui
proses fisik, biologi dan kimia. Pertama kali air limbah dialirkan melalui
saringan untuk memisahkan polutan padat yang berukuran besar, yang
umumnya mencakup 1/3 dari beban polutan. Kemudian air limbah
tersebut dilewatkan pada kolam pengendapan untuk mengendapkan
pasir dan kerikil, dan selanjutnya dialirkan ke tangki pengendapan
besar dan diendapkan untuk beberapa saat, sehingga sisa material
padat yang lolos akan mengendap di dasar tangki atau terapung di
permukaan sebagai busa atau sampah. Air yang berada di kedua
komponen tersebut dikeluarkan dari tangki, dan diklorinasi untuk
membunuh bakteri yang ada, untuk selanjutnya dialirkan ke sungai.
Sedangkan endapan yang terjadi dikeluarkan dari tangki dan
dikeringkan untuk dijadikan pupuk atau bahan yang bermanfaat
lainnya.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16
Pengolahan limbah buangan industri pada prinsipnya tidak berbeda
dengan pengolahan limbah domestik, yaitu meliputi penyaringan,
penampungan, sedimentasi dengan atau tanpa netralisasi, koagulasi
dan pengolahan secara biologis.
2) Pemilihan Lokasi industri, jenis-jenis industri yang membuang air
limbah dalam jumlah yang besar, seperti industri baja, kertas dan
sebagainya, akan lebih baik bila ditempatkan pada lokasi-lokasi
tertentu dimana biaya sosialnya rendah.
3) Penggunaan kembali, pengolahan air limbah khususnya untuk industri
lebih baik dilakukan di lokasi industri itu sendiri, sehingga biaya
pengolahan limbah dapat dimasukan dalam biaya operasi/produksi,
dan air limbah yang telah diolah tersebut dapat dipergunakan kembali
(recyling). Dengan cara ini konservasi sumber daya air akan dapat
berjalan dengan baik, dan kebutuhan air yang semakin meningkat akan
dapat dipenuhi.
4) Penempatan lokasi buangan yang tepat, pembuangan air limbah harus
berada pada suatu lokasi yang cukup tersedia air pengencernya,
sehingga tidak membahayakan air di badan air penerima. Lebih baik
bila lokasi buangan berada di bagian hilir suatu kota atau permukiman,
sehingga kemungkinan pencemaran terhadap pengambilan air baku
untuk air minum tidak terjadi.
5) Pengendalian Limbah pertanian, pemakaian pupuk dan insektisida
dalam dosis dan waktu yang tepat, yang disertai dengan sistem
drainase yang memadai, sehingga sisa air buangan dari areal pertanian
dapat mengalir lancar, dan tidak terjadi genangan air dan pengendapan
garam dalam tanah.
Selain cara preventif tersebut di atas, pengendalian pencemaran air dapat
pula dilakukan dengan cara kuratif. Kemampuan air untuk mengembalikan
kualitas dirinya sendiri tergantung dari besarnya cemaran yang
dikandungnya. Tergantung pada besar kecilnya cemaran yang timbul, serta
karakteristik sungai, maka pemurnian kembali air sungai yang besar dapat
berlangsung dalam beberapa hari.
b. Cara Non-teknis
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17
Cara ini dilakukan dengan membuat peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi berbagai kegiatan sedemikian
rupa, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan sebagai akibat dari
kegiatan tersebut.
Selain itu hal lain yang tidak kalah penting adalah pelaksanaannya, serta
menanamkan perilaku disiplin bagi semua pihak terkait dan masyarakat,
dalam mencegah terjadinya pencemaran air.
Semua pihak yang terkait dan masyarakat dituntut untuk berdisiplin, dan
bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan, dengan tidak
membuang sampah atau limbah sembarangan, yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan.
2.4 Rangkuman
Konservasi sumber daya air merupakan suatu upaya mempertahankan keberadaan
potensi sumber daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya, agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, melalui upaya-upaya
pelestarian dan perlindungan sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18
PENUTUP
A. Simpulan
Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya
air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan
keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan
fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan
perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan
kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola
pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan tata ruang.
Berdasarkan pemaparan di atas, konservasi sumber daya air yang diberikan
kepada CPNS Angkatan 2017 khususnya dalam pelaksanaan Pelatihan Orientasi
Terpadu dengan tujuan untuk pemberian wawasan dan pengetahuan dasar
sehingga diharapkan CPNS yang bersangkutan mengetahui dan mengetahui
konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air.
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas lanjutan
untuk dapat memahami detail orientasi terpadu dalam tata kelola dan ruang lingkup
bidang sumber daya air dan ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki
pemahaman yang komprehensif mengenai pelatihan yang dilaksanakan.
Selain itu, diharapkan Narasumber/Fasilitator bersama-sama dengan Peserta
dan/atau secara sendiri membuat rangkuman atau simpulan dari pembelajaran,
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan diskusi dan/atau memberikan
tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar Peserta.
Diharapkan setelah memperoleh pembelajaran dari modul ini Peserta dapat
melakukan pengayaan dengan materi yang berkaitan dengan Konservasi SDA, dan
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19
juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini
EVALUASI FORMATIF
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir pembahasan modul
konservasi sumber daya air pada Pelatihan Orientasi Terpadu. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta pelatihan
terhadap materi yang disampaikan dalam modul.
A. Soal
Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar dari petanyaan-
pertanyaan di bawah ini!
1. …..
a.
b.
c.
d.
e.
2. …..
a.
b.
c.
d.
e.
3. …..
a.
b.
c.
d.
e.
4. ….
a.
b.
c.
d.
e.
5. …..
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21
a.
b.
c.
d.
e.
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di
paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =
Jumlah Jawaban Yang Benar
Jumlah Soal
× 100 %
Arti tingkat penguasaan :
90 - 100 % : baik sekali
80 - 89 % : baik
70 - 79 % : cukup
< 70 % : kurang
Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
mengetahui dan memahami konservasi sumber daya air. Proses berbagi dan
diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi konservasi sumber daya
air. Untuk memperdalam pemahaman terkait materi konservasi sumber daya air,
diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau
pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-
modul yang ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh
akan materi-materi yang disampaikan dalam Pelatihan Orientasi Terpadu.
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
Kodoarie, Robert J & Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Linsley, Ray K., Frazini, Joseph B., & Djoko Sasongko. (1995). Teknik Sumber
Daya Air. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Notodihardjo, Mardjono. (1989). Pengembangan Wilayah Sungai Di Indonesia.
Jakarta : Badan Penerbit PU.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A Tahun 2006 tentang Pembagian
Wilayah Sungai.
Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang Sungai.
Suripin. (2002). Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Undang - Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
GLOSARIUM
Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
KUNCI JAWABAN
Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.
Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

More Related Content

What's hot (15)

Laporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM YogiLaporan KP PT ANTAM Yogi
Laporan KP PT ANTAM Yogi
 
Hidrokarbon dan minyak_bumi
Hidrokarbon dan minyak_bumiHidrokarbon dan minyak_bumi
Hidrokarbon dan minyak_bumi
 
LAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALU
LAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALULAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALU
LAPORAN PRAKERIN PT. TRAVELKU JAYA SELALU
 
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sariSMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
 
contoh lembar pengesahan
contoh lembar pengesahancontoh lembar pengesahan
contoh lembar pengesahan
 
Tik.cs02.052.01 buku informasi setting wireless fix
Tik.cs02.052.01 buku informasi setting wireless fixTik.cs02.052.01 buku informasi setting wireless fix
Tik.cs02.052.01 buku informasi setting wireless fix
 
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
 
Teknik dasar ac
Teknik dasar acTeknik dasar ac
Teknik dasar ac
 
17.mengadministrasi server dalam_jaringan
17.mengadministrasi server dalam_jaringan17.mengadministrasi server dalam_jaringan
17.mengadministrasi server dalam_jaringan
 
Teknik sepeda motor jilid 1
Teknik sepeda motor jilid 1Teknik sepeda motor jilid 1
Teknik sepeda motor jilid 1
 
Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan dan Perbaikan Sistem SuspensiPerawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
Perawatan dan Perbaikan Sistem Suspensi
 
Aircraft Electrical & Electronics
Aircraft Electrical & ElectronicsAircraft Electrical & Electronics
Aircraft Electrical & Electronics
 
karya ilmiah
karya ilmiah karya ilmiah
karya ilmiah
 
Buku pedoman akademik 2012 2013 - web
Buku pedoman akademik 2012 2013 - webBuku pedoman akademik 2012 2013 - web
Buku pedoman akademik 2012 2013 - web
 
Gas Turbine Engine
Gas Turbine EngineGas Turbine Engine
Gas Turbine Engine
 

Similar to 6d048 modul 3_konservasi_sumber_daya_air (1)

Hidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumiHidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumi
EKO SUPRIYADI
 
Hidrokarbon dan minyak_bumi
Hidrokarbon dan minyak_bumiHidrokarbon dan minyak_bumi
Hidrokarbon dan minyak_bumi
Eko Supriyadi
 
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
novidian4
 
6 larutan asam_dan_basa1
6 larutan asam_dan_basa16 larutan asam_dan_basa1
6 larutan asam_dan_basa1
Eko Supriyadi
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Leo Sausul
 

Similar to 6d048 modul 3_konservasi_sumber_daya_air (1) (20)

Pedoman Konservasi SUmber daya air
Pedoman Konservasi SUmber daya airPedoman Konservasi SUmber daya air
Pedoman Konservasi SUmber daya air
 
Hidrokarbon dan Minyak Bumi
Hidrokarbon dan Minyak BumiHidrokarbon dan Minyak Bumi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi
 
Hidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumiHidrokarbon dan minyak bumi
Hidrokarbon dan minyak bumi
 
Hidrokarbon dan minyak_bumi
Hidrokarbon dan minyak_bumiHidrokarbon dan minyak_bumi
Hidrokarbon dan minyak_bumi
 
10 laju reaksi
10 laju reaksi10 laju reaksi
10 laju reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkunganKimia lingkungan
Kimia lingkungan
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkunganKimia lingkungan
Kimia lingkungan
 
6 larutan asam_dan_basa1
6 larutan asam_dan_basa16 larutan asam_dan_basa1
6 larutan asam_dan_basa1
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
 
modul-mengidentifikasi-pengertian-dan-ruang-lingkup-sarana-dan-prasarana-kant...
modul-mengidentifikasi-pengertian-dan-ruang-lingkup-sarana-dan-prasarana-kant...modul-mengidentifikasi-pengertian-dan-ruang-lingkup-sarana-dan-prasarana-kant...
modul-mengidentifikasi-pengertian-dan-ruang-lingkup-sarana-dan-prasarana-kant...
 
Mppdtr
MppdtrMppdtr
Mppdtr
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
 

Recently uploaded

Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
frenkytanzil5
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
adnijayautama
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
dendranov19
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Cytotec Asli Di jakarta
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
pkmcipakudrive
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang 082223109953 Jual obat aborsi
 

Recently uploaded (16)

Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
 
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik KimiaMateri evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Representation Description_computer_enginering.pptx
Representation Description_computer_enginering.pptxRepresentation Description_computer_enginering.pptx
Representation Description_computer_enginering.pptx
 
Tanah bermasalah / Tanah Problematik.pdf
Tanah bermasalah / Tanah Problematik.pdfTanah bermasalah / Tanah Problematik.pdf
Tanah bermasalah / Tanah Problematik.pdf
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 

6d048 modul 3_konservasi_sumber_daya_air (1)

  • 1. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II- MODUL KONSERVASI SUMBER DAYA AIR PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SDA 2017 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI MODUL 03
  • 2. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya pengembangan Modul Konservasi Sumber Daya Air sebagai kemampuan inti/substansi dalam Pelatihan Orientasi Terpadu. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit organisasi bidang sumber daya air di lingkungan Kementerian PUPR. Modul konservasi sumber daya air ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami konservasi sumber daya air. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta. Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi CPNS Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit organisasi bidang sumber daya air di lingkungan Kementerian PUPR. Bandung, November 2017 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi Ir. K. M. Arsyad, M.Sc. NIP. 19670908 199103 1 006
  • 3. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..................................................................iv PENDAHULUAN ...................................................................................................1 A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Deskripsi Singkat..........................................................................................1 C. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................2 D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.............................................................2 E. Estimasi Waktu.............................................................................................2 MATERI POKOK 1 DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR .............................................................................................................3 1.1 Definisi Konservasi Sumber Daya Air........................................................3 1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya Air ....................................3 1.3 Latihan.......................................................Error! Bookmark not defined. 1.4 Rangkuman................................................Error! Bookmark not defined. MATERI POKOK 2 KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR ..................4 2.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air.................................................4 2.2 Pengawetan Air.........................................................................................7 2.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran AIr .................10 2.3.1 Pengelolaan Kualitas Air...................................................................10 2.3.2 Pengendalian Pencemaran Air .........................................................14 2.4 Latihan.......................................................Error! Bookmark not defined. 2.5 Rangkuman.............................................................................................17 PENUTUP............................................................................................................18 A. Simpulan ....................................................................................................18 B. Tindak Lanjut..............................................................................................18 EVALUASI FORMATIF .......................................................................................19 A. Soal............................................................................................................20 B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut..................................................................21 DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM
  • 4. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii KUNCI JAWABAN
  • 5. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi Modul konservasi sumber daya air ini terdiri dari 2 (dua) materi pokok. Materi pokok pertama membahas definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air. Materi pokok kedua membahas kegiatan konservasi sumber daya air. Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk mengetahui dan memahami konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air. Setiap materi pokok dilengkapi dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi pada materi pokok. Persyaratan Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik materi yang merupakan kemampuan inti/substansi dari Pelatihan Orientasi Terpadu. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi yang berkaitan dengan konservasi sumber daya air. Metode Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya kesempatan brainstorming, diskusi dan studi kasus dan simulasi. Alat Bantu/Media Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, modul dan/atau bahan ajar, flipchart, kertas plano, metaplan, film/visualisasi serta lembar instruksi.
  • 6. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu mengetahui dan memahami konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air.
  • 7. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pembinaan bidang sumber daya air pada umumnya dan konservasi SDA pada khususnya, maka perlu dilakukan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas dan profesional dalam bidangnya. Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN yang memiliki integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan sumber daya manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan ASN yang baik dan selektif. Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan sumber daya ASN untuk membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas dan profesional. Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan. Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku sebagai PNS yang berintegritas dan profesional menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan konservasi SDA. Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur yang profesional salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan ini. Dengan keikutsertaan pada pelatihan tersebut maka diharapkan seorang ASN akan mampu untuk melaksanakan tugas dan fungsi dengan sebaik-baiknya khususnya ASN yang akan menjalankan kegiatan konservasi SDA. B. Deskripsi Singkat Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya untuk menjaga dan memepertahankan kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, melalui metode brainstorming, ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, dan simulasi.
  • 8. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2 C. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu mengetahui dan memahami konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air. 2. Indikator Keberhasilan Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu: a) Menjelaskan definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air; b) Menjelaskan kegiatan konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air; D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Dalam modul Konservasi Sumber Daya Air ini akan membahas materi: 1. Definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air a) Definisi konservasi sumber daya air b) Maksud dan tujuan konservasi sumber daya air 2. Kegiatan konservasi sumber daya air a) Perlindungan dan pelestarian sumber air b) Pengawetan air c) Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air E. Estimasi Waktu Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata pelatihan “Konservasi Sumber Daya Air” ini adalah 5 (lima) jam pelajaran (JP) atau sekitar 225 menit.
  • 9. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3 MATERI POKOK 1 DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR 1.1 Definisi Konservasi Sumber Daya Air 1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya Air Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai acuan dalam perencanaan tata ruang. Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan definisi, maksud dan tujuan konservasi sumber daya air.
  • 10. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4 MATERI POKOK 2 KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai acuan dalam perencanaan tata ruang. Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungn air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai. 2.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air Perlindungan dan pelestarian sumber daya air dimaksudkan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta linkungannya terhadap kerusakan dan gangguan yang disebabkan oleh daya alam dan aktifitas manusia, dan dipakai sebagai dasar untuk penatagunan lahan, agar sumber daya air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan konservasi sumber daya air.
  • 11. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5 Pada dasarnya setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan rusaknya sumber air dan prasarananya, menurunnya potensi sumber air, serta mengakibatkan terjadinya pencemaran air dan sumber daya air. Upaya pelestarian sumber air yang menjadi dasar dalam penatagunaan lahan, secara umum dapat dilakukan melalui : a. Pemeliharaan dan mempertahankan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air b. Pengendalian pemanfaatan sumber air, berupa perizinan yang ketat, atau pelarangan pemanfaatan sumber air: c. Pengisian air pada sumber air, seperti pemindahan aliran air dari satu daerah aliran sungai ke daerah aliran sungai lainnya, dengan pekerjaan sudetan, interkoneksi, atau suplesi, serta melakukan imbuhan air tanah d. Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, seperti pengelolaan air limbah dan persampahan e. Perlindungan sumber air, dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan di sekitar sumber air f. Pengendalian pemanfaatan lahan di daerah hulu g. Pengaturan daerah sempadan sumber air h. Rehabilitasi hutan dan lahan pertanian i. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam Metode pelestarian sumber daya air yang dapat dilakukan melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya, adalah sebagai berikut: 1. Cara Vegetatif Pelestarian sumber daya air secara vegetatif ini menggunakan tanaman, tumbuhan atau sisa tanaman sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi, dengan cara mengurangi daya rusak butiran air hujan yang jatuh dan daya rusak aliran permukaan. Pelestarian sumber daya air dengan cara ini menjalankan fungsinya melalui :
  • 12. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6 a. Pengurangan daya rusak butiran air hujan yang jatuh, karena proses intersepsi butiran air hujan oleh daun atau tajuk tanaman b. Pengurangan volume air permukaan, karena meningkatnya kapasitas infiltrasi oleh perakaran tanaman c. Memperlambat aliran air permukaan, karena meningkatnya panjang lintasan aliran permukaan oleh keberadaan tanaman d. Pengurangan daya rusak aliran air permukaan, karena pengurangan kecepatan dan volume aliran air permukaan karena meningkatnya panjang lintasan dan kekasaran permukaan. 2. Cara Mekanis Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah mengurangi banyaknya butiran tanah yang hilang karena erosi, serta memanfaatkan air hujan yang jatuh seefisien mungkin, mengendalikan kelebihan air di musim hujan, dan menyediakan air yang cukup di musim kemarau. Pelestarian sumber daya air secara mekanis mempunyai fungsi : a. Memperlambat aliran air permukaan b. Menampung dan mengalirkan aliran air permukaan, sehingga tidak merusak c. Memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah d. Menyediakan air bagi tanaman. Adapun usaha pelestarian sumber daya air secara mekanis, antara lain meliputi pengolahan tanah menurut garis kontour, pembuatan terasering, pembuatan saluran air, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan dam pengendali. 3. Cara Kimiawi Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah memperkuat struktur permukaan tanah dengan mencampur bahan kimiawi atau pemantap tanah, sehingga tidak mudah tererosi oleh butiran atau aliran air hujan. Bahan pemantap tanah yang dapat dipakai untuk pelestarian sumber daya air harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a. Mempunyai sifat yang adhesif, serta dapat bercampur dengan tanah secara merata
  • 13. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7 b. Dapat merubah sifat hidropobik tanah, sehingga dapat merubah kurva penahanan air tanah c. Dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan tanah dalam menahan air d. Daya tahan sebagai pemantap tanah cukup memadai e. Tidak bersifat racun Berbagai jenis bahan pemantap tanah yang sering dipakai antara lain polylinyl acetate, polyvinyl pyrrolidone, aspalt, latex, dan sebagainya. 2.2 Pengawetan Air Pengawetan air dimaksudkan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air atau kuantitas air, baik air permukaan maupun air tanah sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. 1. Pengelolaan Kuantitas Air Permukaan pengelolaan kuantitas air permukaan dimaksudkan untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi/kuantitas air permukaan yang tersedia, sebagai salah satu cara untuk melakukan konservasi sumber daya air, sebagai berikut: a. Pengendalian Aliran Permukaan Pengendalian air permukaan dilakukan dengan memperpanjang waktu air tertahan dipermukaan tanah dan meningkatkan air yang dapat masuk ke dalam tanah. Berdasarkan hasil penelitian air permukaan pada tanaman di lahan kering untuk bebagai jenis tanah dan berbagai metode konservasi yang berbeda (Pusat Penelitian Tanah, Bogor), dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang besar antara penurunan aliran permukaan dengan penerapan metode konservasi, terutama untuk lahan kering/tegalan dengan permeabilitas yang rendah. b. Pemanenan Air Hujan Pemanenan air hujan dalam skala kecil dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama musim kemarau panjang, dengan mengumpulkan air hujan yang mengucur dari atap rumah. Air hujan yang berkualitas baik dapat dikumpulkan dari atap rumah yang bersih dan terbuat dari bahan yang tahan korosi, demikian pula dengan bak penampungnya. Sebaiknya air hujan yang jatuh
  • 14. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8 pada awal musim hujan tidak dimasukan ke dalam bak penampung air hujan. Untuk skala yang lebih besar, pemanenan air hujan pada dasarnya dapat dilakukan di daerah tangkapan air, dengan menampung aliran permukaan pada suatu kawasan kedalam suatu bak penampungan. Besarnya air hujan yang dapat dipanen dipengaruhi oleh topografi dan kemampuan lapisan tanah atas dalam menahan air hujan yang jatuh. Persiapan pemanenan air hujan dari suatu lahan yang luas, dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Membuat saluran sejajar dengan garis kontour 2) Membersihkan dan memadatkan bidang/lahan tangkapan air 3) Bila diperlukan dapat pula dilengkapi dengan saluran searah lereng 4) Menampung air hujan yang jatuh dan mengalir di saluran tersebut. c. Meningkatkan Kapasitas Infiltrasi Tanah Kapasitas infiltrasi tanah sangat mempengaruhi volume air yang dapat masuk ke dalam tanah, dan dalam rangka konservasi sumber daya air, dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur tanah. Cara yang paling efektif dalam meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah adalah dengan menutup permukaan tanah dengan tanaman, atau mencampurnya dengan bahan organik. 2. Pengelolaan Kuantitas Air Tanah Pengelolaan kuantitas air tanah dimaksudkan untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi/kuantitas air tanah yang tersedia, sebagai salah satu cara untuk melakukan konservasi sumber daya air, sebagai berikut : a. Pengisian Air Tanah Secara Buatan Meskipun bendungan telah dibangun di suatu sungai, sebagian air yang mengalir dimusim hujan masih akan terbuang keluar waduk, dan kelebihan air ini dapat dikonservasi melalui pengisian akuifer di dalam tanah secara buatan. Pengisian buatan akuifer tersebut merupakan upaya meningkatkan yield total dan merupakan salah satu sarana untuk manajemen sumber daya air. Simpanan air dalam tanah ini merupakan sumber air yang dapat dihandalkan untuk menambah potensi sumber daya air, dan kemampuan
  • 15. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9 tanah untuk menyimpan air tergantung dari tinggi muka air tanah dan pori- pori tanah. Syarat-syarat fisik yang diperlukan untuk pengisian air tanah secara buatan, antara lain : 1) Tersedia akuifer dengan kapasitas dan permeabilitas yang memadai 2) Tersedia cukup air untuk melakukan pengisian 3) Pemompaan air tidak boleh berlebihan, agar tingkat pengimbuhannya tidak rendah 4) Kualitas air yang akan diisikan cukup memadai bila dibandingkan dengan air tanah yang ada. Pengisian resevoir air tanah secara buatan ini dapat dipakai untuk : 1) Menyimpan kelebihan air permukaan menjadi air tanah 2) Memperbaiki kualitas air tanah dengan mencampur air tanah lokal dengan air pengisian 3) Membentuk tabir tekanan untuk mencegah instrusi air laut 4) Meningkatkan produksi pertanian karena lebih terjaminnya air irigasi 5) Menurunkan biaya pemompaan air tanah karena kedalaman air tanah yang relatif menjadi kecil 6) Mencegah terjadinya penurunan muka tanah b. Pengendalian Pengambilan Air Tanah Pengambilan air tanah melalui sumur-sumur akan menyebabkan lengkung penurunan muka air tanah. Makin besar laju pengambilan air tanah akan semakin curam lengkung permukaan air tanah di sekitar sumur-sumur tersebut, sampai terjadi keseimbangan baru bila terjadi pengisian di daerah resapan. Keseimbangan baru ini akan terjadi bila laju pengambilan air tanah lebih kecil dari pengisian air hujan di daerah resapan, namun bila laju pengambilan air tanah lebih besar dari pengisiannya maka lengkung penurunan muka air tanah di antara sumur-sumur tersebut akan semakin curam, dan akan terjadi penurunan muka tanah secara permanen. Untuk itu dalam kerangka konservasi sumber daya air, maka pemanfaatan air tanah harus dapat dikendalikan, dan disesuaikan dengan besarnya pengimbuhan atau pengisian oleh air hujan di daerah resapan
  • 16. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10 2.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran AIr 2.3.1 Pengelolaan Kualitas Air Pengelolaan kualitas air dimaksudkan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada pada sumber air, dengan cara memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber air. 1. Kualitas Air Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungannya, kualitas air dapat dibedakan atas sifat dan karakteristiknya sebagai berikut : a. Sifat Fisik Karakteristik fisik yang mempengaruhi kualitas air antara lain : 1) Bahan-bahan padat, diukur dengan melakukan penyaringan, pengendapan dan penguapan, zat padat ini dapat mempengaruhi kualitas air. 2) Kandungan sedimen, mempengaruhi tingkat/proses pendangkalan saluran, sungai dan waduk, serta mempengaruhi biaya pengolahan air bersih. Air tanah dan air waduk yang kurang mengandung sedimen, kurang baik untuk air irigasi. 3) Kekeruhan, karena adanya kandungan material yang kasat mata dalam air, seperti tanah liat, lempung, bahan organik dan non organik, tingkat kekeruhan air diukur dengan turbidmeter. 4) Warna, air murni tidak berwarna, dan warna air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Sinar matahari secara alamiah mempunyai sufat disinfeksi dan mengelantang terhadap bahan pewarna air, tapi sifatnya terbatas. 5) Bau dan rasa, rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa dalam air pada umumnya disebabkan keberadaan mikro-organisme, bahan organik, bahan mineral, dan gas terlarut. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki dapat dilakukan aerasi, pemakaian potassium permanganat, pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
  • 17. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11 6) Temperatur, tergantung dari sumbernya, temperatur normal/alami di daerah tropis berkisar antara 20 - 30 0 C. b. Sifat Kimia Kandungan zat kimia yang berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air, antara lain : 1) pH, sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air, dapat diukur dengan potensiometer untuk mengukur potensi listrik yang dibangkitkan oleh ion H+ atau bahan celup penunjuk warna seperti methyl orange atau phenolphthalerin. Air murni mempunyai nilai pH = 7, sedangkan air dengan pH nilai diatas 7 bersifat asam, dan dibawah nilai 7 bersifat basa. 2) Alkalinitas, karena adanya garam-garam alkalin yang berada di kandungan air, seperti karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium dan magnesium, yang dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium karbonat. 3) Kesadahan, terkait dengan penyediaan air bersih, air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum membentuk busa. Kesadahan air sementara karena keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat dapat dihilangkan dengan mendidihkan air atau menambah kapur dalam air, sedangkan kesadahan permanen karena kalsium, magnesium sulfat, chlorida dan nitrat dapat dilunakkan dengan perlakuan khusus. c. Sifat Biologi Air permukaan umumnya mengandung berbagai macam organisme hidup, sedangkan air tanah relatif lebih bersih karena adanya proses penyaringan oleh akuifer. Jenis organisme yang terdapat dalam kandungan air meliputi :
  • 18. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12 1) Macroskopik, seperti ganggang dan rumput laut, dapat menurunkan kualitas air, dalam hal rasa, warna dan bau, dapat dihilangkan dengan proses purifikasi. 2) Microsopik, seperti jamur dan alga dapat mempengaruhi kekeruhan dan warna air, serta memberi andil terhadap rasa dan bau air yang tidak diinginkan, dapat dikendalikan dengan sulfat atau chlorida. 3) Bakteri, baik yang menimbulkan penyakit (pathogen), maupun yang tidak menimbulkan penyakit (non pathogen), kebeadaannya dapat diketahui dengan melalui E-colli Test. Virus merupakan organisme penyebab infeksi, lebih kecil dari bakteri, dapat dikendalikan dengan clorinasi dikombinasikan dengan penonaktifan virus. 2. Pengelolaan Kualitas Air Irigasi Pengelolaan kualitas air untuk irigasi pada dasarnya adalah mempertahankan kualitas air, baik air pemukaan maupun air tanah agar memenuhi syarat untuk dipakai sebagai air irigasi. Kualitas air sungai di daerah tropis pada umumnya telah memenuhi syarat untuk air irigasi, kecuali sungai yang melalui daerah industri, atau yang telah tercemar oleh limbah industri yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Pemberian air irigasi dengan kualitas yang baik, dapat memperbaiki struktur tanah, karena kandungan kalsium dalam air, dan proses pencucian garam- garam yang dikandung dalam tanah. Faktor- faktor yang mempengaruhi kesesuaian air irigasi antara lain : a. Konsentrasi Total Garam Terlarut, dinyatakan dengan daya hantar listrik, dengan unit satuan decisiemens per meter (dS/m) atau milimhos per sentimeter (mmhos/cm). Klasifikasi air irigasi dikaitkan dengan daya hantar listrik, dibedakan atas 4 kelompok, yakni :  Sanilitas rendah, 0,1 - 0,25 dS/m  Sanilitas sedang, 0,25 - 0,75 dS/m  Sanilitas tinggi, 0,75 - 2,25 dS/m  Sanilitas sangat tinggi, 2,25 - 5,00 dS/m
  • 19. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13 Konsentrasi garam yang berlebihan dalam air irigasi akan berpengaruh negatif terhadap : 1) Mengurangi aktifitas osmosis tanaman, sehingga mengurangi penyerapan nutrisi dari tanah 2) Mempengaruhi proses metabolisme melalui reaksi kimianya 3) Mengurangi permeabilitas tanah 4) Mencegah atau mengurangi aerasi 5) Mengurangi/ mencegah sistem drainase tanah b. Nisbah Serapan Sodium (Sodium Absorption Rasio–SAR), merupakan perbandingan antara jumlah sodium relatif dengan kation-kation lain. Klasifikasi air irigasi, dikaitkan dengan nilai SAR dapat dibedakan atas 4 kelompok, yaitu : 1) Sodium rendah (1 - 10), dapat dipakai untuk irigasi berbagai jenis tanaman 2) Sodium sedang (10 - 18), dapat dipakai untuk irigasi, bila dilakukan pencucian tanah yang memadai 3) Sodium tinggi (18 - 26), tidak dapat dipakai untuk irigasi, yang sistem drainasenya tidak baik 4) Sodium sangat tinggi (> 26), tidak sesuai untuk irigasi dalam keadaan normal c. Akumulasi Garam Dalam Tanah, terutama pada daerah irigasi dengan curah hujan yang rendah untuk pencucian garam dalam tanah yang terbatas, sehingga cenderung terjadi penumpukan garam pada lahan pertanian, dan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan tanaman. 3. Pengelolaan Kualitas Air Rumah Tangga Pengelolaan kualitas air untuk rumah tangga pada dasarnya adalah mempertahankan kualitas air, agar dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu air baku untuk air minum, atau klasifikasi air kelas satu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
  • 20. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14 Air tersebut harus aman dan sehat, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa karena terlarutnya gram mineral atau bahan mineral lainnya. Persyaratan kualitas air untuk rumah tangga, baik parameter fisik, kimia anorganik, mikrobiologi dan radioaktifitas, dapat dilihat pada lampiran dari Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tersebut diatas. 2.3.2 Pengendalian Pencemaran Air Pengendalian pencemaran air dimaksudkan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada pada sumber air, dengan cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber air. 1. Sumber Pencemar Berbagai jenis limbah yang terjadi karena proses alam dan/atau aktifitas manusia, dan dapat mencemari air dan sumber air, antara lain : a. Limbah Domestik, meliputi air buangan sanitari, dari toilet, dapur, restoran, hotel, rumah sakit, laundry dan sebagainya, yang dibuang ke saluran drainase atau sungai. Limbah ini terutama mengandung bahan organik yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikro organisme, bakteri yang berbahaya, serta bahan detergen yang dapat mengganggu atau mematikan kehidupan organisme air dan merusak lingkungan. b. Limbah Industri, sering mengandung bahan kimia seperti asam, alkali, minyak, phenol, dan mercury yang dapat masuk/diserap kedalam rantai makanan tumbuhan, dan hewan air, dan bahkan sampai ke tubuh manusia. c. Limbah Pertanian, karena penggunaan pupuk, pestisida dan herbisida yang berkelebihan pada usaha pertanian. Limbah ini di dalam air sulit, atau memerlukan waktu yang lama untuk terdegradasi oleh mikro organisme. Limbah pertanian dapat pula berupa kotoran hewan, sisa makanan ternak dan poultry. d. Sedimen/atau Lumpur, karena erosi tanah yang terbawa hanyut oleh aliran permukaan ke sistem saluran/sungai, dapat menyebabkan kekeruhan air yang dapat mengurangi penetrasi sinar matahari kedalam air. Hal tersebut menyebabkan proses fotosintesis tumbuhan dalam air tidak dapat berlangsung dengan baik, kandungan oksigen dalam air akan menurun dan
  • 21. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15 kandungan karbondioksida akan meningkat, dan dapat mempengaruhi kehidupan hewan air. Pada dasarnya pencemaran air tersebut di atas dapat dikendalikan, dan tehnologi yang ada dapat mengeluarkan cemaran dan bakteri dari dalam air. 2. Pengendalian Pencemaran a. Cara Teknis Pengendalian pencemaran air secara teknis dapat dilakukan dengan cara preventif maupun kuratif. Tindakan preventif ditujukan untuk menjaga regim sungai, dimana limbah buangan yang masuk kedalamnya sudah dalam kondisi yang baik. Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mengendalikan pencemaran air, antara lain : 1) Pengolahan air limbah, baik limbah domestik maupun limbah industri. Pengolahan limbah domestik dipengaruhi oleh karakteristik bahan padat yang dikandungnya dan ketersediaan fasilitas buangan. Limbah domestik perlu diolah lebih dulu sebelum dibuang ke sungai, terutama pada musim kemarau dimana debit sungai relatif kecil. Untuk menghilangkan atau mendekomposisi polutan padat yang terdapat dalam air limbah domestik, air limbah tersebut diolah melalui proses fisik, biologi dan kimia. Pertama kali air limbah dialirkan melalui saringan untuk memisahkan polutan padat yang berukuran besar, yang umumnya mencakup 1/3 dari beban polutan. Kemudian air limbah tersebut dilewatkan pada kolam pengendapan untuk mengendapkan pasir dan kerikil, dan selanjutnya dialirkan ke tangki pengendapan besar dan diendapkan untuk beberapa saat, sehingga sisa material padat yang lolos akan mengendap di dasar tangki atau terapung di permukaan sebagai busa atau sampah. Air yang berada di kedua komponen tersebut dikeluarkan dari tangki, dan diklorinasi untuk membunuh bakteri yang ada, untuk selanjutnya dialirkan ke sungai. Sedangkan endapan yang terjadi dikeluarkan dari tangki dan dikeringkan untuk dijadikan pupuk atau bahan yang bermanfaat lainnya.
  • 22. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16 Pengolahan limbah buangan industri pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengolahan limbah domestik, yaitu meliputi penyaringan, penampungan, sedimentasi dengan atau tanpa netralisasi, koagulasi dan pengolahan secara biologis. 2) Pemilihan Lokasi industri, jenis-jenis industri yang membuang air limbah dalam jumlah yang besar, seperti industri baja, kertas dan sebagainya, akan lebih baik bila ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu dimana biaya sosialnya rendah. 3) Penggunaan kembali, pengolahan air limbah khususnya untuk industri lebih baik dilakukan di lokasi industri itu sendiri, sehingga biaya pengolahan limbah dapat dimasukan dalam biaya operasi/produksi, dan air limbah yang telah diolah tersebut dapat dipergunakan kembali (recyling). Dengan cara ini konservasi sumber daya air akan dapat berjalan dengan baik, dan kebutuhan air yang semakin meningkat akan dapat dipenuhi. 4) Penempatan lokasi buangan yang tepat, pembuangan air limbah harus berada pada suatu lokasi yang cukup tersedia air pengencernya, sehingga tidak membahayakan air di badan air penerima. Lebih baik bila lokasi buangan berada di bagian hilir suatu kota atau permukiman, sehingga kemungkinan pencemaran terhadap pengambilan air baku untuk air minum tidak terjadi. 5) Pengendalian Limbah pertanian, pemakaian pupuk dan insektisida dalam dosis dan waktu yang tepat, yang disertai dengan sistem drainase yang memadai, sehingga sisa air buangan dari areal pertanian dapat mengalir lancar, dan tidak terjadi genangan air dan pengendapan garam dalam tanah. Selain cara preventif tersebut di atas, pengendalian pencemaran air dapat pula dilakukan dengan cara kuratif. Kemampuan air untuk mengembalikan kualitas dirinya sendiri tergantung dari besarnya cemaran yang dikandungnya. Tergantung pada besar kecilnya cemaran yang timbul, serta karakteristik sungai, maka pemurnian kembali air sungai yang besar dapat berlangsung dalam beberapa hari. b. Cara Non-teknis
  • 23. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17 Cara ini dilakukan dengan membuat peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi berbagai kegiatan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Selain itu hal lain yang tidak kalah penting adalah pelaksanaannya, serta menanamkan perilaku disiplin bagi semua pihak terkait dan masyarakat, dalam mencegah terjadinya pencemaran air. Semua pihak yang terkait dan masyarakat dituntut untuk berdisiplin, dan bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan, dengan tidak membuang sampah atau limbah sembarangan, yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. 2.4 Rangkuman Konservasi sumber daya air merupakan suatu upaya mempertahankan keberadaan potensi sumber daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, melalui upaya-upaya pelestarian dan perlindungan sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
  • 24. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18 PENUTUP A. Simpulan Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai acuan dalam perencanaan tata ruang. Berdasarkan pemaparan di atas, konservasi sumber daya air yang diberikan kepada CPNS Angkatan 2017 khususnya dalam pelaksanaan Pelatihan Orientasi Terpadu dengan tujuan untuk pemberian wawasan dan pengetahuan dasar sehingga diharapkan CPNS yang bersangkutan mengetahui dan mengetahui konservasi sumber daya air pada sektor-sektor sumber daya air. B. Tindak Lanjut Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas lanjutan untuk dapat memahami detail orientasi terpadu dalam tata kelola dan ruang lingkup bidang sumber daya air dan ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai pelatihan yang dilaksanakan. Selain itu, diharapkan Narasumber/Fasilitator bersama-sama dengan Peserta dan/atau secara sendiri membuat rangkuman atau simpulan dari pembelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan diskusi dan/atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar Peserta. Diharapkan setelah memperoleh pembelajaran dari modul ini Peserta dapat melakukan pengayaan dengan materi yang berkaitan dengan Konservasi SDA, dan
  • 25. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19 juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini EVALUASI FORMATIF
  • 26. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20 Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir pembahasan modul konservasi sumber daya air pada Pelatihan Orientasi Terpadu. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta pelatihan terhadap materi yang disampaikan dalam modul. A. Soal Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar dari petanyaan- pertanyaan di bawah ini! 1. ….. a. b. c. d. e. 2. ….. a. b. c. d. e. 3. ….. a. b. c. d. e. 4. …. a. b. c. d. e. 5. …..
  • 27. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21 a. b. c. d. e. B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut : 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = Jumlah Jawaban Yang Benar Jumlah Soal × 100 % Arti tingkat penguasaan : 90 - 100 % : baik sekali 80 - 89 % : baik 70 - 79 % : cukup < 70 % : kurang Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat mengetahui dan memahami konservasi sumber daya air. Proses berbagi dan diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi konservasi sumber daya air. Untuk memperdalam pemahaman terkait materi konservasi sumber daya air, diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul- modul yang ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh akan materi-materi yang disampaikan dalam Pelatihan Orientasi Terpadu.
  • 28. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi DAFTAR PUSTAKA Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kodoarie, Robert J & Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Andi. Linsley, Ray K., Frazini, Joseph B., & Djoko Sasongko. (1995). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Penerbit Erlangga. Notodihardjo, Mardjono. (1989). Pengembangan Wilayah Sungai Di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit PU. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A Tahun 2006 tentang Pembagian Wilayah Sungai. Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang Sungai. Suripin. (2002). Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi. Undang - Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
  • 29. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi GLOSARIUM
  • 30. Modul 3 Konservasi Sumber Daya Air Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi KUNCI JAWABAN Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri. Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.