2. Hikmah wanita menikah dengan satu pria,
agar diketahui nasab anak yang ada dalam
kandungannya.
Usia kandungan paling minim adalah 6 bulan
dari waktu pernikahan. Jika telah wanita
melahirkan, 6 bulan/lebih setelah menikah
dengan suaminya, maka status anak dalam
rahimnya, adalah anaknya bersama
suaminya..
Jika ternyata, anak itu bukan anak suaminya,
maka suami boleh mengingkari. Syaratnya:
3. 1. Anak yang diingkari lahir dalam keadaan
hidup. Jika lahir mati, maka tidak boleh
diingkari.
2. Suami tidak mengakui, baik dengan
pernyataan yang jelas maupun indikasi
yang lain. Jika suami mengakuinya, maka
tidak boleh mengingkarinya.
3. Pengingkaran dilakukan pada moment
tertentu: (1) Saat isteri melahirkan; (2) Saat
suami membelikan perlengkapan bayi; (3)
Ketika suami tidak di tempat, saat isterinya
melahirkan. Jika suaminya mengaku tidak
tahu, maka bisa dibenarkan, kalau berada
di tempat yang tidak terjangkau.
4. 4. Pengingkaran anak harus dilanjutkan
dengna li’an yang sempurna.
Jika keempat syarat tadi terpenuhi, maka
pengingkaran nasab anak tersebut diterima,
dan anaknya pun dinisbatkan kepada ibunya.
Jika tidak sempurna, maka pengingkarannya
tidak diterima, dan anak tersebut wajib
dinisbatkan kepada si suami, dan seluruh
hukum dan haknya harus dikembalikan.
Jika klaim nasab dimulai oleh isterinya, tetapi
suaminya menolak, maka isteri bisa
membuktikan klaimnya dengan kesaksian 1
wanita.