Dokumen tersebut membahas tentang hukum pernikahan wanita hamil dalam masa iddah dan status anaknya. Pertama, wanita yang sedang masa iddah tidak boleh dinikahkan sampai masa iddahnya selesai. Kedua, jika yang menikahi adalah pelaku, pernikahannya sah untuk menutup aib, tetapi anaknya dianggap anak zina. Ketiga, jika bukan pelaku, pernikahannya boleh tapi tidak boleh b
3. A. NIKAH WANITA HAMIL DALAM
MASA IDDAH
Iddah adalah masa dimana seorang
wanita diceraikan suaminya
menunggu. Pada masa itu tidak
diperbolehkan menikah atau
menawarkan diri kepada laki – laki
untuk menikahinya. *)
•)S yaikh Kami l Muhammad ‘Uwai da h, Fiq ih Wani, ( Jakarta: Pustaka Al
Kautsat, 2006), h. 448
7. Mengapa?
pada dasarnya tujuan dari
pernikahan adalah untuk
menenteramkan jiwa,
melestarikan keturunan,
memenuhi kebutuhan
biologis, dan latihan
bertanggung jawab.
Pada kenyataannya
fenomena pernikahan
harus dilakukan oleh laki –
laki dengan wanita yang ia
hamili untuk menutup aib
8. hukumIddah?
Mengapa?
hukum
Solusi?
Stat.
anak?
Menikah jadi Solusi?
Pernikahan menjadi solusi, untuk
menutup aib keluarga si wanita,
maka laki – laki yang berhubungan
seks dengan wanta tersebut
dinikahkah dengan si wanita.
Ketika Pihak laki – laki tidak mau
bertanggung jawab, maka wanita
tersebut dinikahkan dengan laki –
lakinya yang bukan bapak biologis
dari anaknya.
9. Hukum Dinikahi
1. jika yang menikahi adalah pria yang
menghamili:
Ulama mazhab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan
Hambali) berpendapat bahwa perkawinan
keduanya sah
Ulama Hazm (Zhahiriyah berpendapat bahwa
keduanya sah dikawinkan dan b
Oleh bercampur, dengan ketentuan, bila telah
menjalani hukuman cambuk, karena keduanya
telah berzina.
10. hukumIddah?
Mengapa?
hukum
Solusi?
Stat.
anak?
2. Jika yang menikahi bukan pria yang
menghamili:
Imam abu Yusuf mengatakan, keduanya
tidak boleh dikawinkan, sebab bila
dikawinkan perkawinannya itu batal.
Imam Muhammad bin Hasan Al Syaibani,
mengatakan bahwa perkawinannya
dipandang sah, tetapi haram bercampur,
selama bayi dikandungan belum lahir.
11. hukumIddah?
Mengapa?
hukum
Solusi?
Stat.
anak?
Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’I
berpendapat bahwa perkawinan itu
dipandang sah, karena tidak terikat
dengan perkawinan orang lain(tidak
ada masa iddah). Wanita itu boleh
dicampuri, karena tidak mungkin
nasab (keturunan) bayi yang
dikandung itu ternodai oleh sperma
suaminya, sedangkan bayi tersebut
bukan keturunan orang yan menikahi
ibunya.
12. hukumIddah?
Mengapa?
hukum
Solusi?
Stat.
anak?
Status Anak
1. Bila yang menikahi ibunya adalah
yang menghamili ibunya
Bayi itu termasuk anak zina, bila
ibunya dinikahi setelah usia
kandungannya 4 bulan keatas, bila
kurang dari 4 bulan maka bayi tersebut
adalah anak suaminya yang sah
13. hukumIddah?
Mengapa?
hukum
Solusi?
Stat.
anak?
Bayi termasuk anak zina,
karena anak itu adalah anak di
luar nikah, walaupun dilihat
dari segi bahasa, bahwa anak
itu adalah anaknya, karena
hasil dari sperma dan ovum
bapak dan ibunya.*)
*) Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, ( Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 124 -
128