2. PENDAHULUAN
Struktur Rangka Berpengaku Eksentrik (SRBE) telah dikenal memiliki kelebihan dibandingkan
Struktur Rangka Pemikul Momen maupun Struktur Rangka Berpengaku Konsentrik (SRBK).
SRBE memiliki kekakuan yang lebih tinggi dibandingkan SRPM dan memiliki daktilitas yang lebih
tinggi dibandingkan SRBK.
Peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang
efektif, secara bersama-sama meningkatkan kinerja SRBE sebagai struktur baja tahan gempa.
Studi yang dilakukan sejauh ini telah membuktikan bahwa SRBE dengan link yang pendek
menunjukkan kinerja yang lebih baik sebagai penyerap energi akibat beban lateral siklik, yaitu
melalui kelelehan geser yang stabil dan efektif.
3. Perencanaan yang mendetail dari SRBE perlu perhatian ekstra ketat, agar dihasilkan suatu
sistem rangka yang mengacu pada metodologi perencanaan seismik berdasarkan
keseimbangan mekanisme kelelehan. Konsep perencanaan SRBE yang berdasarkan
keseimbangan mekanisme kelelehan akan mencegah terjadinya cara keruntuhan yang tidak
diinginkan yaitu elemen-elemen struktur tidak mengalami penurunan kekakuan dan kekuatan
saat struktur menerima pembebanan lateral.
Pelat buhul direncanakan bersifat daktail dan mampu menyediakan rotasi di daerah
pertemuan pelat buhul dengan bresing. Pelat buhul yang bersifat daktail dapat menahan
kapasitas gaya aksial tarik maupun kapasitas gaya aksial desak dari bresing. Kekuatan dan
kekakuan dari pelat buhul akan menentukan performa dan resisten dari pelat buhul dalam
menahan kapasitas gaya aksial dari bresing.
4.
5. Kinerja link yang efektif menyerap gempa ditunjukkan dengan kelelehan yang mampu
membentuk sudut rotasi inelastik yang cukup besar pada link, hal mana direncanakan terjadi
pada saat struktur sudah mengalami deformasi yang besar akibat gempa besar; sementara
itu komponen struktur lainnya (balok, kolom, pengaku/bresing) direncanakan tetap dalam
kondisi elastik. Kerusakan link akibat kelelehan inilah yang sebenarnya diharapkan terjadi,
untuk menghindari runtuhnya struktur. Penggunaan SRBE akan menjadi lebih ekonomis apabila
link yang telah rusak akibat gempa dapat diganti tanpa mengganti komponen struktur lainnya
(balok, kolom, bresing) yang masih tetap elastik memikul beban gravitasi. Hal ini dimungkinkan
pada link yang disambung dengan sambungan baut, yang pada sisi lain memiliki kinerja yang
dikenal kurang baik dibandingkan sambungan las.
6. SRBE merupakan struktur rangka yang terdiri dari kolom, balok, pengaku (miring), dan link.
Pada struktur tipe split-K, elemen link terletak di tengah bentang, diantara dua buah bresing
yang dihubungkan ke ujung kolom bawah pada masing-masing lantai. Link merupakan
komponen struktur yang mengalami deformasi paling besar akibat beban lateral, karena
memikul momen lentur dan geser yang paling besar diantara komponen struktur lainnya. Hal
ini memungkinkan link berperan sebagai pendisipasi energi akibat gempa, melalui plastifikasi
yang dialaminya, sementara momen lentur dan gaya geser maupun aksial pada komponen
struktur lainnya relatif masih rendah. Deformasi inelastik yang dialami link dapat berupa
deformasi lentur atau geser, dan ditunjukkan dengan besarnya sudut rotasi plastik yang
terbentuk diantara sumbu balok dan sumbu link (Gambar 1).
7.
8. LINK DENGAN SAMBUNGAN BAUT
Link yang dapat diganti menuntut jenis sambungan yang mudah dibongkar dan dipasang
kembali. Hal ini dimungkinkan bagi link yang disambung dengan baut melalui pelat ujung
(end-plate), namun dengan konsekuensi tingkat kinerja yang diperkirakan lebih rendah
daripada sambungan las, terutama dalam hal kekuatan, kekakuan, dan disipasi energi.
Peningkatan ukuran diameter baut dan tebal pelat ujung link dapat meningkatkan
kemampuan disipasi energi akibat plastifikasi pada link, khususnya pada pelat badan link.
Penggunaan link yang dapat diganti akan lebih efektif dilakukan pada link geser atau link
pendek dan pada bentang portal yang semakin besar. Kerusakan yang terjadi pada link
dengan ukuran geometri struktur demikian, akan sangat signifikan dibandingkan dengan
kondisi komponen struktur lainnya yang masih elastik, sehingga penggantian link akan bernilai
ekonomis pada struktur yang seringkali mengalami pembebanan gempa. Hal ini akan dapat
menjawab kebutuhan struktur tahan gempa di daerah rawan gempa.