2. Bantalan adalah suatu elemen mesin yang
digunakan untuk menumpu poros atau beban
yang bekerja pada suatu mesin.Padabantalan
luncur terjadi gesekan luncur yaitu gesekan antara
poros dengan bantalan dimana poros ditumpu
oleh permukaan bantalan dengan perantara
lapisan pelumas
3. Aplikasi Penggunaan Bush
1. Silinder piston,jenis bantalannya adalah bantalan
luncur.
2. Roll kereta dorong,jenis bantalan adalah bantalan roll.
3. Roll kereta api,jenis bantalan adalah bantalan gelinding
roll.
4. Bantalan dari poros ban mobil dan
motor,menggunakan bantalan gelinding.
5. Bantalan dari poros penggerak sudu-sudu turbin dll.
4. Standard pelumas yang dipakai di dunia umumnya
mengacu kepada dua kutub yaitu Amerika dan Eropa,
selain Jepang yang mengkhususkan pada standar
pelumas pada kendaraan sepeda motor.
5. 1.Ø Klasifikasi API
Lembaga perminyakan Amerika (API = American Petroleum
Institute), ASTM (American Society for Testing and Materials)
dan SAE (Society of Automotive Engineers) secara bersama-
sama membentuk sistem klasifikasi pelumas, yang disebut
‘API Service’ untuk pelumas otomotive. API Service terbagai
atas 2 macam yaitu seri “S=Spark Ignitions =busi” yang
umumnya digunakan kendaraan berbahan bakar bensin dan
seri “C=Compression Ignition Engine” yang
digunakan untuk kendaraan berbahan bakar solar
.
Untuk API Service berbahan bakar bensin:
Dimulai dari: SA”SB”SC”SD”SE”SF”SG”SH”SJ”SL”SM
Untuk API Service berbahan baka rsolar:
Dimulai dari : CA”CB”CC”CD”CD-II”CE”CF”CF-2″CF-4″CG-
4″CH-4″CI-4
6. 2. Ø Klasifikasi ILSAC
The American Automobile Manufacturers
Association (AAMA) dan The Japan
Automobile Manufacturers Association
(JAMA) melalui suatu organisasi yang
disebut The International Lubricant
Standardization and Approval Committee
(ILSAC), mengeluarkan standard ILSAC
GF-1 dan ILSAC GF-2 dan ILSAC GF-3.
7. 3. Ø Klasifikasi ACEA/CCMC
(Pelumas Eropa)
ACEA (Association des Constructeurs Europeens d’Automobiles) /
CCMC (Comitte des Constructeurs D’Automobiles du Marche
Commun adalah sebuah organisasi yang berbasis di Eropa yang
mengeluarkan spesifikasi dalam 3 kelompok besar,yaitu:
Untuk pelumas mesin bensin kendaraan penumpang:
Dimulai dari: A1-98, A2-96 issue 2 dan A3-98
Untuk pelumas mesin diesel kendaraan penumpang:
Dimulai dari: B1-98, B2-98 dan B3-98
Untuk pelumas mesin diesel tugas berat:
Dimulai dari : E1-96 issue 2, E2-96 issue 2, E3-96 issue 2 & E4-98
atau : CCMC D-1, CCMC D-2, CCMC D-3, CCMC D-4, CCMC D-5.
8. 4. Ø Klasifikasi EMA (The Engine
Manufacturers Association) [USA]
Kategori untuk klasifikasi pelumas mesin gas
yang dinyalakan dengan sistem pengapian dan
mesin gas alam (mesin yang dinyalakan dengan
bahan bakar gas lainnya) umumnya merujuk
pada standar klasifikasi yang ditetapkan oleh
organisasi yang dinamakan ‘EMA’. Standard EMA
didasarkan kepada tingkat
abu sulfat dalam pelumas.
9. Kategori EMA banyak mendapatkan hambatan dalam
aplikasi di lapangan, yaitu :
• Kandungan abu pelumas tidak dapat digunakan untuk
menetapkan tingkat kinerja pelumas.
• Kandungan abu pelumas tergantung pabrikan mesin
individual, tipe operasional mesin dan pengawasan
lingkungan.
• Kandungan abu pelumas tergantung juga pada
penggunaan katalis pada saluran gas pembuangan.
• Kandungan abu pelumas tergantung pada metal dasar
dan elemen lain seperti zinc, sulfur dan fosfor dalam
formula pelumas.
10. 5. Ø Klasifikasi JASO (Japanese
Automobile Standars
Organization)
Oli mesin motor yang ditetapkan oleh
negara Jepang bersamaan dengan JAMA
(Japanese Automobile Manufacturers
Association)
11. 6. Ø Klasifikasi LMOA
(The Locomotive Maintenance
Officers Association)
Lembaga di USA yang mengkhususkan pada
spesifikasi pelumas mesin diesel lokomotif.
Nomenklatur LMOA, dikenalkan dalam bentuk
generation
12. 7. Ø Klasifikasi API Axle dan
Manual Transmission
API, SAE dan ASTM membuat klasifikasi
pelumas transmisi otomotif dan pelumas
as roda (gardan) yang khusus
berkemampuan menerima beban.
Spesifikasinya dilambangkan dengan API
GL
13. • Perawatan yang tidak dilakukan secara
kontinyu sehingga menyebabkan komponen
rompal.
• Gesekan besar pada awal putaran sehingga
menyebabkan komponen mudah aus.
14. • Keausan relatif cepat
• Perawatan yang tidak dilakukan secara kontinyu
• Gesekan besar pada awal putaran
• Pelumasannya tidak begitu sederhana
• panas yang timbul dari gesekan besar sehingga
memerlukan pendinginan khusus
15. Langkah Perawatan dan Perbaikan
1. Mendengarkan
Letakkanlah sebatang kayu atau obeng atau
benda lain yang sejenis menempel pada
rumah bantalan, sedekat mungkin pada
lokasi dekat bantalan. Letakkanlah telinga
anda pada ujung batang yang lain dan
dengarkan. Jika bantalan masih bagus maka
akan terdengar suara yang lembut, tapi jika
rusak maka akan terdengar suara berisik.
16. 2. Merasakan (meraba)
Kontrol ini suhu bantalan yang dilakukan dengan
termometer atau dengan cara sederhana dengan
menempelkan tangan pada rumah bantalan. Jika
suhu naik tidak seperti biasanya, maka hal tersebut
merupakan indikasi ketidakberesan, seperti:
kotoran, kelonggaran, kelebihan beban, keausan,
dan gesekan pada bantalan.
17. 3. Melihat
Periksalah kondisi yang yang berada didekat
bantalan untuk memastikan cairan panas atau
kotoran maupun pengkarat tidak dapat
memasuki bantalan.
18. 4. Melumasi
Pelumasan dengan gemuk bersihkan dulu nipel dan
rumah bantalan dengan lap, kemudian buka cover
rumah bantalan dan bersihkan dari gemuk yang
lama hingga bersih, lalu masukkan grease yang
baru.
Pelumasan dengan minyak (oli) :periksalah kembali
ketinggian oli dan isi kembali bila kurang, jika oli
harus diganti maka oli lama harus di tap dan
dibersihkan dengan oli yang sejenis sebelum diisi
kembali. Oli yang terdapat dalam bak pelumas
cukup diganti sekali saja dalam setahun asalkan
temperaturt idak lebih dari 50C dan tidak terjadi
pencemaran oli selama itu.