SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
BAB III
KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikAn nasional.
Sistem pendidikan pada dasarnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sistem pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotic dan
mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap
menghargai jasa para pahlawan serta berkeinginan untuk maju. Iklim belajar
mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di
kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif,
inovatif, inovatif, dan berorientasi ke masa depan.
Pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
B. Pengelolaan pendidikan antara pemerintah pusat dan derah
Urusan pemerintahan bidang pendidikan merupakan urusan yang bersifat
bersama, artinya untuk urusan pendidikan terdapat bagian yang dikerjakan oleh
pemerintah pusat dan ada bagian yang didesentralisasikan. Desentralisasi
menunjukkan bahwa pekerjaan yang bersifat kompleks, dikerjakan dalam tim,
mengandung unsur ketidakpastian, dan berada dalam lingkungan yang cepat
berubah tidak bisa dikelola secara sentalistik. Pendidikan yang berlangsung di
sekolah, yang selama ini dikelola secara sentralistis kurang mendorong terjadinya
demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan. Manajemen
pendidikan yang sentaralistis tersebut telah menyebabkan kebijakan yang seragam
yang tidak dapat mengakomodasi perbedaan keragaman/kepentingan
2
daerah/sekolah/peserta didik, mematikan partisipasi masyarakat dalam proses
pendidikan, serta mendorong terjadinya pemborosan dan kebocoran alokasi
anggaran pendidikan. Melalui desentralisasi pendidikan diharapkan permasalahan
pokok pendidikan, yaitu masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi dan
manajemen, dapat terpecahkan.
Desentralisasi urusan bidang pendidikan diberikan secara garis besar dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Pusat : berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, keuangan,
supervise, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas
nasional ataupun antar provinsi dan antarnegara.
2) Provinsi : berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan
dengan eksternalitas regional (lintas kab/kota).
3) Kab/Kota : berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan
dengan eksternalitas lokal (dalam satu kkab/kota)
C. Pendidikan Kejuruan
1) visi
Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatan yang memiliki
jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar
global
2) Misi
 Meningkatkan Profesionalisme dan Good Governance SMK sebagai Pusat
Pembudayaan Kompetensi
 Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (8 SNP)
 Membangun dan memberdayakan SMK Bertaraf Internasional sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan
kompetitif di pasar nasional dan global.
 Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Potensi Lokal menjadi
Keunggulan Komparatif
 Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Kerjasama dengan
Industri, PPPG, LPMP, dan Berbagai Lembaga Terkait
3
 Meningkatkan Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Kejuruan
yang Bermutu
3) Tujuan
 Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusar
Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional
 Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan
kompetensi berstandar internasional
 Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan
flesibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan
 Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan
 Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa
4) Tugas dan Fungsi
a) Tugas
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang pembinaan sekolah
menengah kejuruan
b) Fungsi
 Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan sekolah
menengah kejuruan
 Penyiapan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur di
bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan
 Pemberian bimbingan teknis, supervisi dan evaluasi di bidang
pembinaan sekolah menengah kejuruan
 Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat
5) Kebijakan pokok pendidikan kejuruan
Kebijakan pokok pendidikan kejuruan di Indonesia, yang berlaku perlu
disesuaikan dengan perkembangan pembangunan dan kebutuhan yang akan
dating.
4
D. Uji Kompetensi dan Sertifikasi
Untuk kepentingan pemasaran tamatan di SMK diberlakukan uji
kompetensi di samping Ebtanas. Ebtanas sifatnya wajib diikuti oleh seluruh siswa
untuk dapat dinyatakan lulus dari SMK, sedangkan uji kompetensi lebih bersifat
memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh sertifikasi (pengakuan)
terhadap keahlian yang dimiliki sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
E. Sistem Akreditasi
Sistem akreditasi di SMK selama ini menggunakan sistem Monitoring dan
Evaluasi (ME) yang dilaksanakan oleh Tim Dikmenjur, dengan unit analisis
sekolah. Setiap SMK memiliki nilai ME masing-masing, misalnya SMK A
memperoleh nilai AB (Amat Baik), SMK B memperoleh nilai B (Baik), dan SMK
C memperoleh nilai (Cukup). Untuk meningkatkan keefektifan standardisasi,
perlu dipikirkan pembentukan suatu badan akreditasi untuk SMK, semacam
“Badan Akreditasi Nasional (BAN)” yang ada di sistem pendidikan tinggi, dengan
unit analisis program studi.
F. Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada
jenjang yang lebih tinggi daripada menengah. Pendidikan Tinggi yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional untuk dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian dan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
Sistem Pendidikan Tinggi diharapkan merupakan suatu sistem yang
memudahkan seseorang menuntut pendidikan tinggi sesuai dengan bakat, minat
dan tujuannya, meskipun dengan tetap mempertahankan persyaratan – persyaratan
pendirian program studi yang bersangkutan.
1. Tujuan Pendidikan Tinggi
Tujuan pendidikan tinggi diatur dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
5
a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi
dan/atau kesenian.
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
2. Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik di tingkat pendidikan tinggi adalah pendidikan yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya.
Pendidikan akademik mengutamakan peningkatan mutu dan perluasan wawasan
ilmu pengetahuan. Pendidikan akademik diselenggarakan oleh sekolah tinggi,
institut, dan universitas. Pendidikan akademik terdiri atas Program Sarjana dan
Program Pasca Sarjana. Program Pasca Sarjana meliputi Program Magister dan
Program Doktor.
3. Pendidikan Profesional
Pendidikan Profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama
pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Pendidikan profesional mengutamakan
peningkatan kemampuan penerapan ilmu pengetahuan. Pendidikan profesional di
selenggarakan oleh akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
Pendidikan profesional terdiri atas Program Diploma I, Diploma II, Diploma III,
dan Diploma IV.
4. Satuan Pendidikan di Perguruan Tinggi
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
perguruan tinngi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut atau universitas.
Akademi merupakan perguruan tinngi yang menyelenggarakan pendidikan
terapan dalam satu cabang atau sebagian ilmu pengetahuan, teknologi atau
kesenian tertentu.
Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
6
Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu tertentu.
Institut merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok
disiplin ilmu yang sejenis.
Universitas merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah
disiplin ilmu tertentu.
5. Kurikulum Pendidikan Tinggi
Penyelenggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan dalam program –
program studi. Program studi merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan
akademik dan/atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum
serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang sesuai dengan sasaran kurikulum.
Kurikulum yang digunakan pada program studi disusun sesuai dengan
sasaran program studi dan berpedoman pada kurikulum yang berlaku secara
nasional yang diatur oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum yang
berlaku secara nasional merupakan rambu – rambu untuk menjamin mutu dan
kemampuan sesuai dengan program studi yang ditempuh dan merupakan patokan
proporsi terhadap kategori kelompok mata kuliah.
7
BAB IV
PERENCANAAN PENDIDIKAN
A. Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan meliputi empat hal pokok, yaitu:
1) Perencanaan pendidikan
2) Pengorganisasian pendidikan.
3) Penggiatan pendidikan
4) Pengendalian atau pengawasan pendidikan
Secara umum terdapat sepuluh komponen utama pendidikan, yaitu:
1) Peserta didik (murid)
2) Tenaga pendidik (guru)
3) Tenaga kependidikan
4) Paket instruksi pendidikan
5) Metode pengajaran (dalam proses belajar mengajar).
6) Kurikulum pendidikan,
7) Alat instruksi pendidikan dan alat instruksi pendidikan
8) Fasilitas pendidikan
9) Anggaran pendidikan
10) Evaluasi pendidikan
Perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan semua
komponen pendidikan, agar dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik
dalam menyelenggarakan pendidikan dalam mencapai sasaran pendidikan seperti
yang diharapkan.
Pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk menghimpun semua potensi
komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis yang dapat
menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
B. Konsep dasar perencanaan pembelajaran
Cunningham mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi, untuk masa yang akan
8
datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasi hasil yang diinginkan
urutan kegiatan yang diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Secara implisit perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai pembelajaran yang
diinginkan. Suatu perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang harus
dilakukan. Dalam perencanaan pembelajaran, guru harus menentukan skenario
atau strategi atau biasa disebut langkah-langkah pembelajaran dengan baik
sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi para siswa.
Dalam pembelajaran, guru perlu memahami kondisi siswa dengan
memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat bagi
siswa. Agar seorang guru dapat memberikan perlakuan mendidik yang
diharapkan, digunakan beberapa prinsip dalam pengajaran. Prinsip pengajaran
yang diberikan biasanya mengacu pada teori-teori belajar atau konsep psikologi
tertentu.
Dalam perencanaan program pengajaran, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar pelaksanaan pengajaran dapat berjalan lebih lancar dan hasilnya
dapat lebih baik, yaitu : Kurikulum, kondisi sekolah, kemampuan dan
perkembangan siswa serta keadaan guru. Apabila hal-hal tersebut diperhatikan
dan dilaksanakan maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
C. Pengembangan konsep manajemen dalam perencanaan pendidikan
Beberapa indikator yang menunjukkan karakter konsep manajemen, yaitu
sebagai berikut:
1) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
2) Sekolah memiliki misi dan target mutu yang ingin di capai
3) Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat
4) Adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah untuk berprestasi.
5) Adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan
IPTEK
6) Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek
akademik dan administratif.
9
7) Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat.
10
Tugas individu
Dasar- dasar Manajemen Pendidikan
KEWENANGAN PENYELENGGARAANPENDIDIKAN DI
INDONESIA DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN
DI SUSUN
OLEH:
MUHAMMAD SAING
ABDUL MUTALIB
MANAJEMEN PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
11

More Related Content

What's hot

Cabaran guru 12
Cabaran guru 12Cabaran guru 12
Cabaran guru 12ammart852
 
Pendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET PowerpointPendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET Powerpointafinde
 
1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-aSudi Yana
 
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-maAnita Juliani
 
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaEdu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaNorazizah Padu
 
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garudaEKO SUPRIYADI
 
Dsk kemahiran hidup thn 4 pk
Dsk kemahiran hidup thn 4 pkDsk kemahiran hidup thn 4 pk
Dsk kemahiran hidup thn 4 pkAzliza Mohamed
 

What's hot (10)

Vokasional
VokasionalVokasional
Vokasional
 
Cabaran guru 12
Cabaran guru 12Cabaran guru 12
Cabaran guru 12
 
Pendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET PowerpointPendidikan Umum dan TVET Powerpoint
Pendidikan Umum dan TVET Powerpoint
 
Review ktsp2
Review ktsp2Review ktsp2
Review ktsp2
 
1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a
 
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
07. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-69-th-2013-ttg-kurikulum-sma-ma
 
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaEdu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
 
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
 
Dsk kemahiran hidup thn 4 pk
Dsk kemahiran hidup thn 4 pkDsk kemahiran hidup thn 4 pk
Dsk kemahiran hidup thn 4 pk
 

Similar to Kewenangan penyelenggaraan pendidikan di indonesia

Sistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalSistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalrinoarpa
 
Ktsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumenKtsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumen33335
 
01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx
01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx
01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptxcacayaica
 
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan NasionalSistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan NasionalDoanks
 
panduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabuspanduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabusOnny Wiriandi
 
Kurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasiKurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasiMuhamad Fauzi
 
Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)Azmeer Reemza
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas TinggiHeru Supanji
 
36261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-2011
36261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-201136261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-2011
36261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-2011Purnama Bakti
 
Percepatan peningkatan mutu pendidikan
Percepatan peningkatan mutu pendidikanPercepatan peningkatan mutu pendidikan
Percepatan peningkatan mutu pendidikanMumun Mulyana
 
Program pendidikan Tinggi
Program pendidikan TinggiProgram pendidikan Tinggi
Program pendidikan Tinggicipta73
 
Permenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snpt
Permenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snptPermenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snpt
Permenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snptDian Fajarika
 
PERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdf
PERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdfPERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdf
PERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdfFathmawati Ema
 
Permenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinan
Permenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinanPermenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinan
Permenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinancitrasyafitri
 
Permenristekdikti no 44 th 2015 sn dikti
Permenristekdikti no 44 th 2015 sn diktiPermenristekdikti no 44 th 2015 sn dikti
Permenristekdikti no 44 th 2015 sn diktiDarnoto Darnoto
 
KOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdf
KOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdfKOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdf
KOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdfJokoSantoso515786
 

Similar to Kewenangan penyelenggaraan pendidikan di indonesia (20)

Sistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalSistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasional
 
Ktsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumenKtsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumen
 
01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx
01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx
01._sistem_pendidikan_tinggi_di_indonesia.pptx
 
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan NasionalSistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan Nasional
 
panduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabuspanduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabus
 
Kurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasiKurikulum smk farmasi
Kurikulum smk farmasi
 
Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)Format buku persediaan mengajar (1)
Format buku persediaan mengajar (1)
 
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas TinggiPower Point.KK C Pedagogik  SD.Kelas Tinggi
Power Point.KK C Pedagogik SD.Kelas Tinggi
 
36261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-2011
36261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-201136261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-2011
36261107 program-kerja-kepala-sekolah-2010-2011
 
Percepatan peningkatan mutu pendidikan
Percepatan peningkatan mutu pendidikanPercepatan peningkatan mutu pendidikan
Percepatan peningkatan mutu pendidikan
 
Program pendidikan Tinggi
Program pendidikan TinggiProgram pendidikan Tinggi
Program pendidikan Tinggi
 
Ktsp (Standar Isi)
Ktsp (Standar Isi)Ktsp (Standar Isi)
Ktsp (Standar Isi)
 
Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015
Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015
Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015
 
Permenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snpt
Permenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snptPermenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snpt
Permenristekdikti nomor 44_tahun_2015_snpt
 
PERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdf
PERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdfPERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdf
PERMENRISTEKDIKTI 44 205.pdf
 
Permenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinan
Permenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinanPermenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinan
Permenristekdikti nomor-44-tahun-2015-tentang-snpt-salinan
 
Permenristekdikti no 44 th 2015 sn dikti
Permenristekdikti no 44 th 2015 sn diktiPermenristekdikti no 44 th 2015 sn dikti
Permenristekdikti no 44 th 2015 sn dikti
 
KOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdf
KOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdfKOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdf
KOS SDITMUHAMMADIYAH BIREUEN .pdf
 
13 sisdiknas
13 sisdiknas13 sisdiknas
13 sisdiknas
 
Standar isi
Standar isiStandar isi
Standar isi
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Kewenangan penyelenggaraan pendidikan di indonesia

  • 1. 1 BAB III KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA A. Sistem pendidikan Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikAn nasional. Sistem pendidikan pada dasarnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sistem pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berkeinginan untuk maju. Iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif, inovatif, inovatif, dan berorientasi ke masa depan. Pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. B. Pengelolaan pendidikan antara pemerintah pusat dan derah Urusan pemerintahan bidang pendidikan merupakan urusan yang bersifat bersama, artinya untuk urusan pendidikan terdapat bagian yang dikerjakan oleh pemerintah pusat dan ada bagian yang didesentralisasikan. Desentralisasi menunjukkan bahwa pekerjaan yang bersifat kompleks, dikerjakan dalam tim, mengandung unsur ketidakpastian, dan berada dalam lingkungan yang cepat berubah tidak bisa dikelola secara sentalistik. Pendidikan yang berlangsung di sekolah, yang selama ini dikelola secara sentralistis kurang mendorong terjadinya demokratisasi dan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentaralistis tersebut telah menyebabkan kebijakan yang seragam yang tidak dapat mengakomodasi perbedaan keragaman/kepentingan
  • 2. 2 daerah/sekolah/peserta didik, mematikan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan, serta mendorong terjadinya pemborosan dan kebocoran alokasi anggaran pendidikan. Melalui desentralisasi pendidikan diharapkan permasalahan pokok pendidikan, yaitu masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi dan manajemen, dapat terpecahkan. Desentralisasi urusan bidang pendidikan diberikan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Pusat : berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, keuangan, supervise, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional ataupun antar provinsi dan antarnegara. 2) Provinsi : berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas kab/kota). 3) Kab/Kota : berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu kkab/kota) C. Pendidikan Kejuruan 1) visi Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatan yang memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar global 2) Misi  Meningkatkan Profesionalisme dan Good Governance SMK sebagai Pusat Pembudayaan Kompetensi  Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (8 SNP)  Membangun dan memberdayakan SMK Bertaraf Internasional sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global.  Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Potensi Lokal menjadi Keunggulan Komparatif  Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Kerjasama dengan Industri, PPPG, LPMP, dan Berbagai Lembaga Terkait
  • 3. 3  Meningkatkan Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Kejuruan yang Bermutu 3) Tujuan  Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusar Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional  Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi berstandar internasional  Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan flesibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan  Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan  Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa 4) Tugas dan Fungsi a) Tugas Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan b) Fungsi  Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan  Penyiapan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan  Pemberian bimbingan teknis, supervisi dan evaluasi di bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan  Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat 5) Kebijakan pokok pendidikan kejuruan Kebijakan pokok pendidikan kejuruan di Indonesia, yang berlaku perlu disesuaikan dengan perkembangan pembangunan dan kebutuhan yang akan dating.
  • 4. 4 D. Uji Kompetensi dan Sertifikasi Untuk kepentingan pemasaran tamatan di SMK diberlakukan uji kompetensi di samping Ebtanas. Ebtanas sifatnya wajib diikuti oleh seluruh siswa untuk dapat dinyatakan lulus dari SMK, sedangkan uji kompetensi lebih bersifat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh sertifikasi (pengakuan) terhadap keahlian yang dimiliki sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. E. Sistem Akreditasi Sistem akreditasi di SMK selama ini menggunakan sistem Monitoring dan Evaluasi (ME) yang dilaksanakan oleh Tim Dikmenjur, dengan unit analisis sekolah. Setiap SMK memiliki nilai ME masing-masing, misalnya SMK A memperoleh nilai AB (Amat Baik), SMK B memperoleh nilai B (Baik), dan SMK C memperoleh nilai (Cukup). Untuk meningkatkan keefektifan standardisasi, perlu dipikirkan pembentukan suatu badan akreditasi untuk SMK, semacam “Badan Akreditasi Nasional (BAN)” yang ada di sistem pendidikan tinggi, dengan unit analisis program studi. F. Pendidikan Tinggi Pendidikan Tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi daripada menengah. Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional untuk dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian dan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Sistem Pendidikan Tinggi diharapkan merupakan suatu sistem yang memudahkan seseorang menuntut pendidikan tinggi sesuai dengan bakat, minat dan tujuannya, meskipun dengan tetap mempertahankan persyaratan – persyaratan pendirian program studi yang bersangkutan. 1. Tujuan Pendidikan Tinggi Tujuan pendidikan tinggi diatur dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
  • 5. 5 a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan/atau kesenian. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 2. Pendidikan Akademik Pendidikan akademik di tingkat pendidikan tinggi adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya. Pendidikan akademik mengutamakan peningkatan mutu dan perluasan wawasan ilmu pengetahuan. Pendidikan akademik diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut, dan universitas. Pendidikan akademik terdiri atas Program Sarjana dan Program Pasca Sarjana. Program Pasca Sarjana meliputi Program Magister dan Program Doktor. 3. Pendidikan Profesional Pendidikan Profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Pendidikan profesional mengutamakan peningkatan kemampuan penerapan ilmu pengetahuan. Pendidikan profesional di selenggarakan oleh akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Pendidikan profesional terdiri atas Program Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan Diploma IV. 4. Satuan Pendidikan di Perguruan Tinggi Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinngi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Akademi merupakan perguruan tinngi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
  • 6. 6 Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu tertentu. Institut merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang sejenis. Universitas merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu. 5. Kurikulum Pendidikan Tinggi Penyelenggaraan pendidikan tinggi dilaksanakan dalam program – program studi. Program studi merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran kurikulum. Kurikulum yang digunakan pada program studi disusun sesuai dengan sasaran program studi dan berpedoman pada kurikulum yang berlaku secara nasional yang diatur oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum yang berlaku secara nasional merupakan rambu – rambu untuk menjamin mutu dan kemampuan sesuai dengan program studi yang ditempuh dan merupakan patokan proporsi terhadap kategori kelompok mata kuliah.
  • 7. 7 BAB IV PERENCANAAN PENDIDIKAN A. Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan meliputi empat hal pokok, yaitu: 1) Perencanaan pendidikan 2) Pengorganisasian pendidikan. 3) Penggiatan pendidikan 4) Pengendalian atau pengawasan pendidikan Secara umum terdapat sepuluh komponen utama pendidikan, yaitu: 1) Peserta didik (murid) 2) Tenaga pendidik (guru) 3) Tenaga kependidikan 4) Paket instruksi pendidikan 5) Metode pengajaran (dalam proses belajar mengajar). 6) Kurikulum pendidikan, 7) Alat instruksi pendidikan dan alat instruksi pendidikan 8) Fasilitas pendidikan 9) Anggaran pendidikan 10) Evaluasi pendidikan Perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan semua komponen pendidikan, agar dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik dalam menyelenggarakan pendidikan dalam mencapai sasaran pendidikan seperti yang diharapkan. Pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk menghimpun semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis yang dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya. B. Konsep dasar perencanaan pembelajaran Cunningham mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi, untuk masa yang akan
  • 8. 8 datang dengan tujuan memvisualisasikan dan memformulasi hasil yang diinginkan urutan kegiatan yang diperlukan dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Secara implisit perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Suatu perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang harus dilakukan. Dalam perencanaan pembelajaran, guru harus menentukan skenario atau strategi atau biasa disebut langkah-langkah pembelajaran dengan baik sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi para siswa. Dalam pembelajaran, guru perlu memahami kondisi siswa dengan memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat bagi siswa. Agar seorang guru dapat memberikan perlakuan mendidik yang diharapkan, digunakan beberapa prinsip dalam pengajaran. Prinsip pengajaran yang diberikan biasanya mengacu pada teori-teori belajar atau konsep psikologi tertentu. Dalam perencanaan program pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan pengajaran dapat berjalan lebih lancar dan hasilnya dapat lebih baik, yaitu : Kurikulum, kondisi sekolah, kemampuan dan perkembangan siswa serta keadaan guru. Apabila hal-hal tersebut diperhatikan dan dilaksanakan maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. C. Pengembangan konsep manajemen dalam perencanaan pendidikan Beberapa indikator yang menunjukkan karakter konsep manajemen, yaitu sebagai berikut: 1) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib 2) Sekolah memiliki misi dan target mutu yang ingin di capai 3) Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat 4) Adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah untuk berprestasi. 5) Adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK 6) Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif.
  • 9. 9 7) Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat.
  • 10. 10 Tugas individu Dasar- dasar Manajemen Pendidikan KEWENANGAN PENYELENGGARAANPENDIDIKAN DI INDONESIA DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN DI SUSUN OLEH: MUHAMMAD SAING ABDUL MUTALIB MANAJEMEN PENDIDIKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012
  • 11. 11