Evaluasi secara fisik merupakan analisis pakan dengan melihat keadaan fisiknya secara langsung atau menggunakan alat bantu. Prosedur analisis dilakukan untuk mengamati komponen pembentuk pakan secara mendalam melalui proses penguraian, sedangkan teknik sampling digunakan untuk pengambilan sampel penelitian. Berbagai teknik evaluasi pakan seperti evaluasi secara biologis, kimiawi, in
2. Evaluasi secara fisik
Merupakan analisis pakan dg cara melihat keadaan fisiknya.Pengujian
secarafisik bahan pakan dapat dilakukan baik secara langsung
(makroskopis) maupun dg alat bantu (mikroskopis). Pengujian secara
fisik disamping dilakukanuntuk mengenali bahan pakan secara fisik juga
dapat untuk mengevaluasi bahan pakan secara kualitatif.
Teknik Evaluasi Pakan
3. Evaluasi suatu bahan pakan atau ransum
dapat dilakukan secara biologi untuk
mengetahui palatabilitasnya, daya cernanya,
daya serap, angka manfaat, dan nilai tinggal
suatu zat makanan.
Evaluasi Secara Biologis
Evaluasi Secara Kimia
wi
Teknik evaluasi pakan secara kimiawi umumnya menggun
akan metode pendugaan yg disebut dengan analisa proksi
mat untuk menduga kandungan nutrient dr suatu bahan pa
kan. Jika suatu bahan pakan memiliki nilai yg lebih rendah
atau lebih tinggi dr standar yg telah ditentukan maka perlu
diwaspadai adanya tindak pemalsuan yg terjadi.
4. Pengertian Dan Lingkup Teknik Penelitian In Vivo!
In vivo adalah bahasa Latin untuk “di dalam
yang hidup”. Ini mengacu pada tes, eksperimen,
dan prosedur yang dilakukan para peneliti di
dalam atau pada seluruh organisme hidup,
seperti manusia, hewan laboratorium, atau
tumbuhan.
Syarat Hewan Ternak Untuk Penelitian In Vivo !
Hewan yang digunakan adalah hewan yang diketa
hui genetiknya atau dikenal dengan galur tertentu dari
mencit, tikus, kelinci, marmut, babi, anjing atau primata.
5. Keuntungan : Teknik in vivo yaitu memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi serta memberikan hasil yang
terbaik.
Kekurangan : yaitu membutuhkan waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang mahal (Astuti et al., 2009).
Keuntungan dan kelemahan !
6. TEKNIK PENELITIAN IN VITRO
Uji in vitro merupaka metode uji
pada media buatan yang sesuai
dengan lingkungan optimal yang
di perlukan oleh mikroba untuk
tumbuh dan berkembangbiak
7. TEKNIK PENELITIAN IN SACCO
In sacco merupakan metode yang dilakuk
an dengan cara memasukan pakan ke dal
am kantong nilon dan diinkubasikan di dal
am rumen ternak ruminansia yang telah di
fistula.
Dapat menggambarkan kinetic degrada
si, memperhitungkan Gerakan laju paka
n keluar rumen.
Pengertian in sacco Keunggulan
metode in sacco
8. TEKNIK ANALISIS PROKSIMAT
Analisa proksimat merupakan
metode Analisa kimia untuk
mengindentifikasi kandungan
nutrisi seperti protein,
karbohidrat,lemak dan serat pada
suatu zat makanan dari bahan
pakan atau pangan
Analisis proksimat
menggelongkan komponen yang
ada pada bahan pakan
berdasarkan komposisi kimia dan
fungsinya yaitu air, abu, protein
kasar, lemak kasar, dan bahan
ekstrak tanpa nitrogen.
9. ANALISIS FRAKSI SERAT METODE “GOERING
& VANSOEST
-GEORING & VANSOEST
Analisis Van Soest merupakan sistem analisa bahan pakan yang relevan bagi ternak
ruminansia, khususnya sistem evaluasi nilai gizi hijauan berdasarkan kelarutan dala
m detergent (Sutardi, 1980).
Pana Amico Bro Rafiki
10. Prosedur Analisis merupakan upaya yang dilakukan untuk mengamati sesuatu
secara mendalam dan mendetail melalui proses penguraian berbagai komponen
pembentuknya atau juga penyusunan kompenen tersebut untuk dipelajari atau
diselidiki lebih lanjut.
Teknik sampling disebut juga dengan teknik pengambilan sampel penelitian.
Teknik sampling itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampel acak
(random sampling) atau disebut juga dengan probability sampling serta sampel
non-acak (non-random sampling) yang disebut juga dengan non-probability
sampling.
Prosedur Analisa & Sampling
!
11. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random
Sampling)
Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random
Sampling)
Area Sampling (Multistage Sampling)
Jenis Probability Sampling
Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mengasumsikan seluru
h sampel memiliki kesempatan yang setara untuk menjadi objek penelitian.
12. Prosedur Keselamatan Laboratorium
● Mudah terbakar Simbol yang pertama yaitu mudah terbakar dengan gambar api yang menyala. Beberapa b
ahan kimia yang bisa dilabeli dengan simbol api ini yaitu alkohol, keton, dan gas etuna.
● Mudah meledak Bahan kimia yang mudah meledak disimbolkan dengan gambar ledakan. Bahan-bahan ki
mia yang masuk dalam ketagori mudah meledak yaitu anomium dikromat dan nitroselulosa.
● Beracun dan bersifat karsinogen Simbol keselamatan kerja di laboratorium berikutnya ditandai dengan ga
mbar tengkorak dan tulang.
● Menyebabkan iritasi dan keracunan Bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi dan keracunan biasanya
ditandai dengan simbol tanda silang berwarna hitam. Bahan kimia tersebut
● Korosif Bahan kimia yang bersifat korosif biasanya diberi tanda gambar tangan dan besi dengan tetesan ba
han kimia.
● Radioaktif Simbol keselamatan kerja di laboratorium selanjutnya yaitu simbol untuk bahan kimia yang bersif
at radioaktif.
13. Jas laboratorium berfungsi sebagai pelindung tubuh dari
bahan kimia yang dapat menyebabkan luka. Jas lab
harus longgar dan nyaman dipakai.
Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium
Jas laboratorium
masker
melindungi hidung dan
mulut agar tidak
menghirup atau menelan
bahan kimia.
Sarung
Tangan
diperlukan untuk melindungi dari bahan atau
alat berbahaya selama bekerja di lab.
Kain lap
yang tahan panas dan tidak
mudah terbakar, berguna untuk
meminimalisir terjadinya
kebakaran.
Goggles
Melindungi mata dari bahan yang mudah
meledak atau menguap dan percikan air
mendidih atau serpihan logam.
P3k dan
pemadam
pertolongan pertama pada
kecelakaan biasanya telah di
siapkan untuk membantu dalam
kecelakaan.
14. • Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan
• kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya pengawasan
yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
• Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang
melakukan kegitan labolatorium.
• Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan
perlengkapan perlindungan kegiatan labolatorium.
• Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya
harus ditaati.
• Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan
atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
• Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Sumber Terjadinya Kecelakaan Di Labora
torium
15. Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laborato
rium
• Penataan ruangan yang baik sangatlah penting untuk keamanan kerja di laboratorium.
Ruangan perlu ditata dengan rapi, berikan tempat untuk jalan lewat dan tempatkan segala
sesuatu pada tempatnya.
• Setiap orang harus cukup akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat seperti kotak P3K,
pemadam kebakaran, botol cuci mata dan lain-lain.
• Gunakan perlengkapan keamanan bila sedang melakukan eksperimen.
• Sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil
tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut.
• Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan, reaksi atau keadaan tertentu.
• Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang dan bekerja sendirian di laboratorium juga perlu
dicegah.
• Gunakan tempat sampah yang sesuai untuk sisa pelarut, pecahan gelas, kertas dan lain-lain.
• Semua percikan dan kebocoran harus segera dibersihkan.
16. Ukuran Toksisitas
Efek akut
dalam dosis tertentu yang akibatnya dapat dirasakan dalam waktu singkat. Toksisitas akut berbeda dari toksisitas kronis,
yang menggambarkan efek kesehatan yang merugikan dari berulang eksposur, sering pada tingkat yang lebih rendah, zat
yang lebih lama jangka waktu (bulan atau tahun).
Efek Kronis
pengaruh keracunan bahan kimia dalam dosis tertentu yang akibatnya dapat dirasakan dalam wak
tu yang lama (minggu, bulan atau tahun). Contoh uap benzena mengakibatkan penyakit lever dan
merkuri (air raksa) mengakibat-kan kelainan genetik dalam waktu yang lama.
17. Bahan Kimia Korosif/Iritant
(Corrosive Substances)
Bahan kimia korosif yang berwujud cair: Bahan tidak dapat terbakar, tetapi dapat menimbulkan panas d
an nyala api jika terkena udara, uap air, atau jika bersentuhan dengan bahan lain yang mudah terbakar.
Bagi manusia, cairan jenis ini bisa berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan pada mata, kulit, d
an sistem pernapasan.
Asam anorganik dari
senyawa mineral
Contohnya adalah asam
nitrat (HNO3), asam
klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4), asam
fosfat (H3PO4), asam
florida (HF).
Asam organik
Contohnya asam formiat
(HCOOH), asam asetat
(CH3COOH)
Pelarut organik
contoh pelarut organik
adalah petroleum,
hidrokarbon
tetraklorinasi (C4Cl2),
karbondisulfida (CS2),
terpentin.
18. Bahan kimia Korosif yang berwujud padat; kimia ini dapat merembes atau meresap ke dalam lapisan ku
lit. Sehingga menimbulkan gejala iritasi dan terasa panas di kulit. Bahan-bahan ini juga tidak boleh terh
irup ke dalam saluran pernafasan, karena bisa menyebabkan iritasi parah pada organ paru-paru. Dan ap
abila tertelan, bisa menyebabkan luka bakar serius pada organ pencernaan yang bisa berakibat sangat f
atal.
Padatan basa
Contohnya: NaOH (yang
biasa disebut caustic
soda), KOH, Natrium
silikat, asam karbonat,
CaO, CaC2, Ca(CN)2
asam
Contohnya;
trikloroasetat
(CCl3COOH)
Lain-lain
Contonya: fenol,
natrium, kalsium, fosfat,
perak, nitrat
19. Bahan kimia Korosif yang berbentuk Gas: Bahan kimia berbentuk gas akan langsung menyerang salura
n pernapasan apabila terhirup. Efek yang ditimbulkan tergantung dari tingginya tingkat kelarutan gas y
ang bisa diserap oleh manusia.
Kelarutan tinggi
Contohnya adalah :
Amoniak (NH3), HCl,
HF, formaldehid, asam
asetat, sulfur klorida,
tionil klorida, sulfuril
klorida, dan lain-lain.
Kelarutan Sedang
Contohnya adalah: gas
belerang oksida, klorin,
arsen tri klorida, fosfor
pentaklorida dan lain-
lain.
Gas-gas Lain
Contohnya adalah:
akrolein, dikloroetil
sulfida,dikloro metil eter,
dimetil sulfat, kloro
pikrin.
20. Bahan Mudah Terbakar
Bahan ini adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran.Tingk
at bahaya ditentukan oleh titik bakarnya (titik nyala). Makin rendah titik bakarnya justru makin berbahay
a.
Padatan mudah terbakar
belerang, fosfor, kertas/rayon,
hidrida logam, kapas dan
padatan berupaserbuk halus
(seperti debu: kapuk, kapas,
gandum).
Cairan mudah terbakar
eter, alkohol, aseton,
benzena, heksan dan lain-
lain.
Gas mudah terbakar
gas alam sebagai bahan
bakar, hidrogen, asetilen
(untuk pengelasan), etilen
oksida (gas untuk sterilisasi)
dan lain-lain.
21. Bahan kimia radioaktif
Bahan ini mempunyai kemampuan memancarkan sinar-
sinar radioaktif dari zat itu sendiri.Radiasi yang
dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar gamma,
sinar netron dan lain-lain.
Bahaya radioaktif terutama terkait dengan sinar
radiasinya.Radiasi ini jika masuk ke dalam tubuh dapat
menimbulkan efek somatik dan genetik.Efek somatik
bisa bersifat akut dan bisa pula kronis.
Efek kronis akibat radiasi dosis rendah, sedangakan
efek akut akibat radiasi dosis tinggi dari 200 Rad sampai
5000 Rad.
Pada efek akut mungkin terjadi sindroma sistem syaraf
sentral dan sindroma kelainan darah.
22. PRINSIP KERJA PROSEDUR
ANALISIS PROKSIMAT
Analisis fraksi air
analisis fraksi air prinsip analisis fraksi air menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan oven suhu 105 dalam j
angka tertentu (3 -24 jam) hingga seluruh air yang terdapat dalam bahan menguap.
RUMUS
Air (%) = Berat awal bahan sebelum dioven (gram) – Berat akhir bahan setelah dioven (gram)
x 100
Berat awal bahan sebelum dioven (gram)
23. 1. Tidak hanya air yang menguap, tetapi terdapat juga senyawa-senyawa asam-basa organik
sederhana (bm rendah) yang ikut menguap ( mis: asam asetat, butirat, propionat, ester atsiri, dll)
sehingga terhitung sebagai komponen air.
2 . Air yang terikat dalam senyawa sukar untuk menguap, sehingga mengurangi total air.
KELEMAHAN
KOMPONEN FRAKSI
Air, asam dan basa organik yang mudah menguap
24. prinsip analisis fraksi abu membakar bahan dalam tanur d
engan suhu 600 o. c selama beberapa jam (6 -8 jam) sehing
ga seluruh unsur utama pembentuk senyawa organik (c, h,
o, n) habis terbakar dan berubah menjadi gas. sisanya yan
g tidak terbakar adalah abu yang merupakan kumpulan mi
neral.
ANALISIS FRAKSI ABU
25. KELEMAHAN ANALISIS FRAKSI ABU
1.Tidak seluruhnya unsur utama
pembentuk senyawa organik dapat
terbakar dan berubah menjadi gas.
unsur oksigen masih tersisa sebagai
oksida (mis: ca. o) dan unsur karbon
sebagai karbonat
2. Sebagian mineral tertentu menguap
menjadi gas (mis: sulfur sebagai h 2 s)
KOMPONEN FRAKSI ABU
Mineral-mineral (Ca,P,Fe, dll)
Oksida
Karbonat
26. KELEMAHAN ANALISIS FRAKSI PROTEIN K
ASAR
nitrogen yang terdapat dalam baha
n selain terdapat dalam protein, jug
a terdapat dalam senyawa organik l
ain yang bukan protein.
nilai konversi 6, 25 tidak selalu tetap, terg
antung bahan yang dianalisis. umumnya p
rotein bahan nabati kurang dari 6, 25 sed
angkan bahan hewani lebih dari 6, 25.