SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
1
HAZARD IDENTIFICATION
&
CONTROLS
2
H A Z A R D (BAHAYA)
 Anything that cause harm; Cehmical,
heat, noise, moving machine part. (HSE-UK)
 A something which may cause physical
harm (QUT-AST)
 A condition or practice with the potensial
for harm. (SHEQM-Germain- dkk)
 Sesuatu yang berpotensi
menyebabkan kerusakan/cidera.
3
R I S K (RISIKO)
 The chance, great or small, that
someone may be harmed by a hazard.
(HSE-UK)
 Change of loss; A measure of the probability
and potensial severity of harm.
(SHEQM-Germain- dkk)
 Kemungkinan cidera/kerusakan yg dpt
terjadi dari suatu bahaya.
4
HAZID-RIAS - 1
Kecelakaan atau cidera terjadi apabila ada
kontak atau persentuhan langsung
Risiko bukan akhir dari kejadian, juga
bukan apa yang terjadi.
Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di
processing plant adalah Suatu Bahaya. Apabila
tidak ditutup atau diberi pagar pengaman akan
menjadi sebuah resiko.
Risiko bukan terletak pada lubang tetapi pada
kemungkinan pemaparan thd lubang tsb.
5
HAZID-RIAS - 2
Menghirup Gas H2S/Co/Co2, dampaknya thd manusia
tergantung pada konsentrasi dan durasi pemaparan.
Gas H2S tsb berpotensi menciderai namun belum
menjadi risiko bila tidak terpapar ke manusia.
Dari contoh tsb, Risiko adalah kemungkinan
terpaparnya seseorang thd Gas H2S/Co/Co2.
Puley Conveyor tdk dilengkapi pagar pengaman
adalah Suatu Bahaya. Kondisi tsb baru berubah
menjadi Risiko apabila kita melakukan perawatan,
perbaikan, pembersihan, atau berada di dekat
puley tsb.
6
HAZID-RIAS - 3
Bahaya & Risiko Keselamatan:
Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan
cidera manusia atau kerusakan pada lingkungan
sekitar, permesinan dan peralatan
Bahaya & Risiko Kesehatan:
Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan
sakit atau gangguan kesehatan manusia.
Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut
(serius & langsung) atau kronis (jangka panjang)
pd kesehatan seseorang.
7
HAZID-RIAS - 4
RIsiko Sisa/Residu: suatu resiko yg
tertinggal atau masih ada walaupun telah
diupayakan untuk menghilangkan,
meminimalkan, atau mengendalikan.
Surara Bising, Debu, Getaran,
Acceptable or Unacceptable
Tolerable or Untolerable
8
BAHAYA C O N T O H
Biologi Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur,
Tengu (Mites)
Macro Biologi ; Serangga, Parasit,
Tumbuhan & Binatang
F i s i k Suara Bising, Getaran, Pencahayaan,
Radiasi, Temperatur, Tekanan
Kimia Debu, Asap, Gas, Kabut (Aerosols), Fiber,
Fume, Uap (Vapors), B3
TIPE BAHAYA -1
9
10
11
BAHAYA C O N T O H
Ergonomi Stres Fisik (Physical Stresses); Ruang sempit &
terbatas, menarik, mendorong, Canggung/aneh
(awkward) or Static Postures, overexertion,
repetitive motion,fatigue, excessive force, direct
prssure
Stres kejiwaan/Mental (Psychological Stresses);
Bosan (monotony), Terlalu berat (Overload),
Perceptual confusion
Mekanis Permesinan, Peralatan (Titil operasi, Titik
jepit, Titik geser)
TIPE BAHAYA - 2
12
BAHAYA ERGONOMIC
13
BAHAYA MEKANIS
14
15
LINGKUNGAN SEKITAR
16
TIPE BAHAYA - 3
Lingkungan
Sekitar
Kemiringan, Permukaan tidak rata, Cuaca
tidak ramah, Berlumpur/basah, Kegelapan
Psikososial Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola
promosi, Pengorganisasian kerja
Tingkah
Laku
Ketidak patuhan, kurang keahlian, tugas
baru/tidak rutin, overconfident,
BAHAYA C O N T O H
17
18
PENGKAJIAN/PENILAIAN
ULANG
Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang
ketika terjadi perubahan/penggantian yg
signifikan dalam Operasi, Personil, Peralatan
dsb karena dapat timbul bahaya dan resiko
baru yang berbeda.
Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan
yang baik apabila dilakukan secara tetap,
misal secara setahun sekali.
19
PEKERJA RESIKO TINGGI
Pekerja dgn ketidak mampuan
Pekerja dgn usia muda
Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung
Pekerja tidak berpengalaman
Personil yg immune-compromised, -
(Penderita HIV)
Personil dgn kondisi kesehatan khusus
(Penderita Asma)
Personil Yg Dalam Pengobatan Khusus
20
BAGAIMANA MENILAI /
MENGAKAJI ?
1. Identifikasi Seluruh Operasi
2. Identifikasi Bahaya /Resiko Masing-
Masing Operasi
3. Identifikasi Bahaya/Resiko Masing-
Masing Tugas
4. Identifikasi Pengaruh Potensial
Personil/Pribadi
21
BAGAIMANA MENILAI /
MENGAKAJI ?
Identifikasi Tindakan Existing Control.
Tentukan Tindakan Further Control yg
tepat
Tentukan Apakah Existing Control
Memadai
Kembangkan Action Plan untuk
Implementasi Tindakan Kontrol
5.
6.
7.
8.
22
PENILAIAN/PENGKAJIAN
Task Hazard
/Risk
Personal
Affected
Existing
Control
Y/
N
Futher
Control
Action
/Date
Y
N
Y
N
Y
N
Y
N
23
HAZARD RECOGNITION (1)
What if ? Analysis -;
Analisis ini paling effective dilakukan oleh sebuah team
bukan secara independen (brainstorming).
Anggota team harus terdiri dr pekerja yg berpengetahuan
(knowledgeable) dari seluruh departemen yg tertarik pada
proses yaitu : operation, production, maintenance, safety,
purchasing, environmental, egineering, hygiene, and
occupational health personnnel.
Teknis ini bukan merupakan pendekatan yg sistematis &
hasilnya tergantung sebagian besar pengetahuan dari
anggota team.
24
IDENTIFIKASI BAHAYA & ANALISIS
DENGAN PROSES “WFAT-IF” (1-1)
No. What-If ? Responses Existing
Control
Recomendation
Gambaran Isu:________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal _______ Anggota Team ______
Question
25
HAZARD RECOGNITION (2)
Hazard Operability Studies (HazOp) ;
Merupakan teknik analisis yg sistematis untuk
mengidentifikasi bahaya dan masalah pengoperasian
dan dpt diterapkan hampir semua fase suatu proyek/
atau kegiatan proses.
Perlu Pengetahuan lengkap tentang teknologi roses
dan metode pengoperasian, serta jumlah staf yg
memadai.
Identifikasi penyimpangan, penyebab, konsekuensi,
dan tindakan perbaikan.
26
LEMBAR KERJA
ANALISIS & IDENTIFIKASI BAHAYA
DENGAN PROSES “HAZOP” (2-1)
Gambaran Isu:____________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal ________ Anggota Team __________
No Guide
Word
Deviation Cause Konse
kuensi
Existing
Control
Action
Required
27
HAZARD RECOGNITION
Fault Tree Analysis (FTA) ;
Identifikasi dan Analisis Bahaya dgn membuat
diagram logik yg berkaitan & berisi seluruh
kemungkinan rangkaian kejadian.
Analisis ini memeriksa/meninjau kejadian manusia
dan peralatan yg dpt mengakibatkan kegagalan
(failure).
Kegagalan yg telah dianalisis di speifikasi dan
seluruh kejadian atau rantai kejadian yg
mengakibatkan kegagalan dpt di identifikasi.
28
HAZARD RECOGNITION
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ;
Metode sistematis untuk memeriksa /menguji seluruh
komponen dan cara/mode operasi suatu proses untuk
menetapkan akibat kegagalan.
Seluruh komponen mekanis atau proses kerja secara
independen didaftar, kemudian kemungkinan kegagalan
untuk masing-masing komponen tersebut diidentifikasi.
Teknis analisis ini pada umumnya digunakan untuk
menganalisis suatu sistem yg komplek dengan jumlah
kompenen yang banyak.
29
25 SEVERAL EMPLOYEES SEVERAL TIMES A SHIFT
20 - 24 SEVERAL EMPLOYEES ONCE PER SHIFT
15 - 19 TWO OR THREE TIMES A WEEK
10 - 14 ONCE PER MONTH
5 - 9 ONCE OR TWICE A YEAR
0 NEVER
KEKERAPAN (FREQUENCY)
Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar
oleh bahaya yg terkaji ?
HSE-UK
30
KEPARAHAN (SEVERITY)
50 FATALITY, PARA/QUADRIPLEGIA, BLINDNESS
40-49 PERMANENT DISABILITY, AMPUTATION, MUTILATION
30-39 FRACTURE, DISLOCATION, LACERATION REQUIRING SUTURES
20-29 MEDICAL TREATMENT INJURY, SEVERE SPRAINS/STRAINS,
SECOND AND THIRD DEGREE BURNS
10-19 REPEATED FIRST AID TREATMENTS, DEEP ABRASIONS, FIRST
DEGREE BURNS
1- 9 MINOR FIRST AID, SCRATCHES, BRUISING, PARTICLE IN EYE,
SLIGHT ABRASIONS, SMALL FIRST DEGREE BURN
0 NO INJURY
Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg
dapat terjadi oleh bahaya ?
HSE-UK
31
PROBABILITY
Bagaimana Tingkat Kemungkinan Bahaya tsb
akan menyebabkan kecelakaan ?
25 CERTAINTLY
15 - 24 SIGNIFICANT CHANCE
10 - 14 POSSIBLE
5 - 9 POSSIBLE BUT UNLIKEY
1 - 4 EXTREMELY UNLIKELY
HSE-UK
32
NILAI BAHAYA
Nilai Bahaya adalah Jumlah dr Kekerapan,
Keparahan, dan Kemungkinan.
61
-
100
A serious hazard for which corrective action must be
taken without delay
31
-
60
A moderate hazard requiring remedial action as soon as
possible. Warnings, personal protective equipment and
notices may serve as acceptable interim measures
1 -
30
A minor hazard falling into the category of acceptable
level of risk and for which there is little justification for
control
HSE-UK
33
CONSEQUENCES
LIKELIHOOD
1
Insigfct
2
Minor
3
Moderate
4
Major
5
Catostph
Alamost
Certain
H H E E E
Likely Md H H E E
Possible L Md H E E
Unlikely L L Md H E
Rare L L Md H H
LEVEL RISIKO
EHS-MU-AST
34
PROBABILITY
SEVERITY Likely to
Occ. Imd
Probable in
Time
Possible in
Time
Remotely
Possible
A B C D
Fatal, PTD
1
C C S Md
LTI
2
C S Md Mr
RI /NLT
3
S Md Mr Ngb
MMT
4
Md Mr Ngb Ngb
RISK = SEVERITY x PROBABILITY
Bs-S H E Q - RM
35
EXPOSURE PROBABILITY CONSECQUENCE Score & Lvel
Risk (ExPxC)
Continuously
10
Almost -
Certain 1,0
Catastrophic 20
Extreme >20
High >10
3 - 10
Moderate
Low < 3
Frequency 6 Likely 0,6 Major 10
Occsionally 3 Possible 0,3 Moderate 5
Infrequently 2 Unlikely 0,1 Minor 2
Rarely 1 R a r e 0,05 Insignificant 1
LEVEL RISIKO
EHS-MU-AST
36
KLASIFIKASI BAHAYA
A
MAJOR
Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/
Kerusakan Alat atau Properti >Rp 50 juta, Hilang
Produksi >Rp 40 juta,
Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay)
B
SERIUS
Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan
Alat atau property <Rp 50 juta, Hilang Produksi
<Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 50 juta
(Komplit dlm 1 minggu)
C
MINOR
Cidera Ringan, Sakit Jabatan (Ossupational Illness),
Kebakara/Kerusakan Alat atau Properti <Rp 15 juta,
Hilang Produksi <Rp 10 juta,
Sengketa Lingkungan <Rp 15 juta. (OK dlm 1 bulan)
KELAS TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN
37
HIRARKI KONTROL BAHAYA
1. Primary Control Methods
Engineering Control
3. Tertiary Control Methods
Work Practices, ….
2. Secondary Control Methods
Administrative Control
4. Personal Protective
Equipment ( PPE)
38
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1)
1. Primary/Engineering Control; meliputi
Prosedur lockout , perubahan proses atau
peralatan, mengurangi penggunaan zat
berbahaya, alat peringatan, dsb.
2. Secondary/Administrative Control; Variasi
proses manajemen dpt untuk
mengendalikan pengaruh bahaya seperti:
Pemilihan staff, Pembatasan jam kerja,
program pemeliharaan, prosedur pembelian.
39
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-1)
Primary Control Methods /Engineering Control
Type of Control:
1. Mensubtitusi dgn proses yg kurang bahaya
2. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
3. Menutupi/melindungi proses sehingga edek bahay
tdk tertranformasi ke pekerja.
4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal
atau umum utk mengurangi konsentrasi agent yg
berbahaya di udara.
5. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga
kebisingan dan trauma ke badan dpt dikurangi.
40
41
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-2)
Primary Control Methods /Engineering Control
Contoh Kontrol:
1. Memasang peredam suara di sekeling
peralatan yg bising
2. Memasang pelindung (guards) di sekeliling
pinch point & rotating couplings.
3. Merelokasi katup (valves) switches and
shutdown devices dari area yg berbahaya.
4. Memasang pelindung lampu pada mesin-
mesin di tempat-tempat pemuatan.
42
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-3)
1. Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/
pengamat dan orang lainnya ke area kerja
2. Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang
ahli/berpengalaman dgn bukti-bukti kesuksesan.
3. Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu
waktu/masa ketika lebih sedikit pekerja di
lapangan dengan demikian mengurangi potensi
untuk pekerja terpapar.
Secondary Control / Administrative Control
Contoh Kontrol;
43
HIRARKI KONTROL BAHAYA (2)
Langkah ketiga ini merupakan agak sedikit
langkah akhir dan tidak memberikan tingkat
kepastian yg tinggi bahwa bahaya akan dpt
terkendali seluruhnya.
Tipe kontrol ini berhubungan dengan ringan dan
Resiko Sisa (Minor & Residual Risk).
Kontrol disini termasuk praktek kerja sesuai am
bentuk prosedur yang tepat dan pelatihan
(training) untuk memastikan bahwa para pekerja
mengetahui: bagaimana mengenal dan
menghindari bahay kesehatan apabila mungkin.
Tertiary Control methods/ Work Practice
44
HIRARKI KONTROL BAHAYA (3-1
1. Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur
kerja
2. Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap
langkah kerja.
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga
kerjaan
4. Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan
peralatan baru yang lebih baik.
5. Membuat tempat kerja yang lebih aman.
Tertiary Control methods
Contoh Kontrol;
45
HIRARKI KONTROL BAHAYA (3)
PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang
pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di
tempat kerja.
Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan
kontrol pertama, kedua, dan ketiga sedangkan
PPE digunakan sebagai suatu
kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol
langkah terakhir.
Personal Protective Equipment (PPE)
46
47

More Related Content

Similar to Identifikasi Bahaya & Kontrol

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian ResikoIdentifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Herry Prakoso
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
dennisjuntak
 
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
EmySumartini
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.ppt
imamdiani
 
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Randy Susmitawan
 
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdfPresentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
bajingan2
 

Similar to Identifikasi Bahaya & Kontrol (20)

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian ResikoIdentifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
 
Hazard dan risiko
Hazard dan risikoHazard dan risiko
Hazard dan risiko
 
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docx
 
Training Radiasi
Training RadiasiTraining Radiasi
Training Radiasi
 
risk_assessment.ppt
risk_assessment.pptrisk_assessment.ppt
risk_assessment.ppt
 
Penilaian risiko
Penilaian risikoPenilaian risiko
Penilaian risiko
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.ppt
 
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
 
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptxManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
ManRisk Fasyankes KAK3RS (1).pptx
 
BS Malpraktik Medis.pptx
BS Malpraktik Medis.pptxBS Malpraktik Medis.pptx
BS Malpraktik Medis.pptx
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3
 
429287558-4-MANAJEMEN-RISIKO-DI-PUSKESMAS-pptx.pptx
429287558-4-MANAJEMEN-RISIKO-DI-PUSKESMAS-pptx.pptx429287558-4-MANAJEMEN-RISIKO-DI-PUSKESMAS-pptx.pptx
429287558-4-MANAJEMEN-RISIKO-DI-PUSKESMAS-pptx.pptx
 
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK WANDA ARIANSYAH.pptx
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK  WANDA ARIANSYAH.pptxSEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK  WANDA ARIANSYAH.pptx
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK WANDA ARIANSYAH.pptx
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
 
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdfPresentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
 
TOOLS MANAJEMEN RISIKO.ppt
TOOLS MANAJEMEN RISIKO.pptTOOLS MANAJEMEN RISIKO.ppt
TOOLS MANAJEMEN RISIKO.ppt
 
1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko
 

Identifikasi Bahaya & Kontrol

  • 2. 2 H A Z A R D (BAHAYA)  Anything that cause harm; Cehmical, heat, noise, moving machine part. (HSE-UK)  A something which may cause physical harm (QUT-AST)  A condition or practice with the potensial for harm. (SHEQM-Germain- dkk)  Sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerusakan/cidera.
  • 3. 3 R I S K (RISIKO)  The chance, great or small, that someone may be harmed by a hazard. (HSE-UK)  Change of loss; A measure of the probability and potensial severity of harm. (SHEQM-Germain- dkk)  Kemungkinan cidera/kerusakan yg dpt terjadi dari suatu bahaya.
  • 4. 4 HAZID-RIAS - 1 Kecelakaan atau cidera terjadi apabila ada kontak atau persentuhan langsung Risiko bukan akhir dari kejadian, juga bukan apa yang terjadi. Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di processing plant adalah Suatu Bahaya. Apabila tidak ditutup atau diberi pagar pengaman akan menjadi sebuah resiko. Risiko bukan terletak pada lubang tetapi pada kemungkinan pemaparan thd lubang tsb.
  • 5. 5 HAZID-RIAS - 2 Menghirup Gas H2S/Co/Co2, dampaknya thd manusia tergantung pada konsentrasi dan durasi pemaparan. Gas H2S tsb berpotensi menciderai namun belum menjadi risiko bila tidak terpapar ke manusia. Dari contoh tsb, Risiko adalah kemungkinan terpaparnya seseorang thd Gas H2S/Co/Co2. Puley Conveyor tdk dilengkapi pagar pengaman adalah Suatu Bahaya. Kondisi tsb baru berubah menjadi Risiko apabila kita melakukan perawatan, perbaikan, pembersihan, atau berada di dekat puley tsb.
  • 6. 6 HAZID-RIAS - 3 Bahaya & Risiko Keselamatan: Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan cidera manusia atau kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan dan peralatan Bahaya & Risiko Kesehatan: Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan sakit atau gangguan kesehatan manusia. Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut (serius & langsung) atau kronis (jangka panjang) pd kesehatan seseorang.
  • 7. 7 HAZID-RIAS - 4 RIsiko Sisa/Residu: suatu resiko yg tertinggal atau masih ada walaupun telah diupayakan untuk menghilangkan, meminimalkan, atau mengendalikan. Surara Bising, Debu, Getaran, Acceptable or Unacceptable Tolerable or Untolerable
  • 8. 8 BAHAYA C O N T O H Biologi Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur, Tengu (Mites) Macro Biologi ; Serangga, Parasit, Tumbuhan & Binatang F i s i k Suara Bising, Getaran, Pencahayaan, Radiasi, Temperatur, Tekanan Kimia Debu, Asap, Gas, Kabut (Aerosols), Fiber, Fume, Uap (Vapors), B3 TIPE BAHAYA -1
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. 11 BAHAYA C O N T O H Ergonomi Stres Fisik (Physical Stresses); Ruang sempit & terbatas, menarik, mendorong, Canggung/aneh (awkward) or Static Postures, overexertion, repetitive motion,fatigue, excessive force, direct prssure Stres kejiwaan/Mental (Psychological Stresses); Bosan (monotony), Terlalu berat (Overload), Perceptual confusion Mekanis Permesinan, Peralatan (Titil operasi, Titik jepit, Titik geser) TIPE BAHAYA - 2
  • 14. 14
  • 16. 16 TIPE BAHAYA - 3 Lingkungan Sekitar Kemiringan, Permukaan tidak rata, Cuaca tidak ramah, Berlumpur/basah, Kegelapan Psikososial Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola promosi, Pengorganisasian kerja Tingkah Laku Ketidak patuhan, kurang keahlian, tugas baru/tidak rutin, overconfident, BAHAYA C O N T O H
  • 17. 17
  • 18. 18 PENGKAJIAN/PENILAIAN ULANG Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang ketika terjadi perubahan/penggantian yg signifikan dalam Operasi, Personil, Peralatan dsb karena dapat timbul bahaya dan resiko baru yang berbeda. Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan yang baik apabila dilakukan secara tetap, misal secara setahun sekali.
  • 19. 19 PEKERJA RESIKO TINGGI Pekerja dgn ketidak mampuan Pekerja dgn usia muda Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung Pekerja tidak berpengalaman Personil yg immune-compromised, - (Penderita HIV) Personil dgn kondisi kesehatan khusus (Penderita Asma) Personil Yg Dalam Pengobatan Khusus
  • 20. 20 BAGAIMANA MENILAI / MENGAKAJI ? 1. Identifikasi Seluruh Operasi 2. Identifikasi Bahaya /Resiko Masing- Masing Operasi 3. Identifikasi Bahaya/Resiko Masing- Masing Tugas 4. Identifikasi Pengaruh Potensial Personil/Pribadi
  • 21. 21 BAGAIMANA MENILAI / MENGAKAJI ? Identifikasi Tindakan Existing Control. Tentukan Tindakan Further Control yg tepat Tentukan Apakah Existing Control Memadai Kembangkan Action Plan untuk Implementasi Tindakan Kontrol 5. 6. 7. 8.
  • 23. 23 HAZARD RECOGNITION (1) What if ? Analysis -; Analisis ini paling effective dilakukan oleh sebuah team bukan secara independen (brainstorming). Anggota team harus terdiri dr pekerja yg berpengetahuan (knowledgeable) dari seluruh departemen yg tertarik pada proses yaitu : operation, production, maintenance, safety, purchasing, environmental, egineering, hygiene, and occupational health personnnel. Teknis ini bukan merupakan pendekatan yg sistematis & hasilnya tergantung sebagian besar pengetahuan dari anggota team.
  • 24. 24 IDENTIFIKASI BAHAYA & ANALISIS DENGAN PROSES “WFAT-IF” (1-1) No. What-If ? Responses Existing Control Recomendation Gambaran Isu:________________________________________ No. Isu: _______ Tanggal _______ Anggota Team ______ Question
  • 25. 25 HAZARD RECOGNITION (2) Hazard Operability Studies (HazOp) ; Merupakan teknik analisis yg sistematis untuk mengidentifikasi bahaya dan masalah pengoperasian dan dpt diterapkan hampir semua fase suatu proyek/ atau kegiatan proses. Perlu Pengetahuan lengkap tentang teknologi roses dan metode pengoperasian, serta jumlah staf yg memadai. Identifikasi penyimpangan, penyebab, konsekuensi, dan tindakan perbaikan.
  • 26. 26 LEMBAR KERJA ANALISIS & IDENTIFIKASI BAHAYA DENGAN PROSES “HAZOP” (2-1) Gambaran Isu:____________________________________________ No. Isu: _______ Tanggal ________ Anggota Team __________ No Guide Word Deviation Cause Konse kuensi Existing Control Action Required
  • 27. 27 HAZARD RECOGNITION Fault Tree Analysis (FTA) ; Identifikasi dan Analisis Bahaya dgn membuat diagram logik yg berkaitan & berisi seluruh kemungkinan rangkaian kejadian. Analisis ini memeriksa/meninjau kejadian manusia dan peralatan yg dpt mengakibatkan kegagalan (failure). Kegagalan yg telah dianalisis di speifikasi dan seluruh kejadian atau rantai kejadian yg mengakibatkan kegagalan dpt di identifikasi.
  • 28. 28 HAZARD RECOGNITION Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ; Metode sistematis untuk memeriksa /menguji seluruh komponen dan cara/mode operasi suatu proses untuk menetapkan akibat kegagalan. Seluruh komponen mekanis atau proses kerja secara independen didaftar, kemudian kemungkinan kegagalan untuk masing-masing komponen tersebut diidentifikasi. Teknis analisis ini pada umumnya digunakan untuk menganalisis suatu sistem yg komplek dengan jumlah kompenen yang banyak.
  • 29. 29 25 SEVERAL EMPLOYEES SEVERAL TIMES A SHIFT 20 - 24 SEVERAL EMPLOYEES ONCE PER SHIFT 15 - 19 TWO OR THREE TIMES A WEEK 10 - 14 ONCE PER MONTH 5 - 9 ONCE OR TWICE A YEAR 0 NEVER KEKERAPAN (FREQUENCY) Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar oleh bahaya yg terkaji ? HSE-UK
  • 30. 30 KEPARAHAN (SEVERITY) 50 FATALITY, PARA/QUADRIPLEGIA, BLINDNESS 40-49 PERMANENT DISABILITY, AMPUTATION, MUTILATION 30-39 FRACTURE, DISLOCATION, LACERATION REQUIRING SUTURES 20-29 MEDICAL TREATMENT INJURY, SEVERE SPRAINS/STRAINS, SECOND AND THIRD DEGREE BURNS 10-19 REPEATED FIRST AID TREATMENTS, DEEP ABRASIONS, FIRST DEGREE BURNS 1- 9 MINOR FIRST AID, SCRATCHES, BRUISING, PARTICLE IN EYE, SLIGHT ABRASIONS, SMALL FIRST DEGREE BURN 0 NO INJURY Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg dapat terjadi oleh bahaya ? HSE-UK
  • 31. 31 PROBABILITY Bagaimana Tingkat Kemungkinan Bahaya tsb akan menyebabkan kecelakaan ? 25 CERTAINTLY 15 - 24 SIGNIFICANT CHANCE 10 - 14 POSSIBLE 5 - 9 POSSIBLE BUT UNLIKEY 1 - 4 EXTREMELY UNLIKELY HSE-UK
  • 32. 32 NILAI BAHAYA Nilai Bahaya adalah Jumlah dr Kekerapan, Keparahan, dan Kemungkinan. 61 - 100 A serious hazard for which corrective action must be taken without delay 31 - 60 A moderate hazard requiring remedial action as soon as possible. Warnings, personal protective equipment and notices may serve as acceptable interim measures 1 - 30 A minor hazard falling into the category of acceptable level of risk and for which there is little justification for control HSE-UK
  • 33. 33 CONSEQUENCES LIKELIHOOD 1 Insigfct 2 Minor 3 Moderate 4 Major 5 Catostph Alamost Certain H H E E E Likely Md H H E E Possible L Md H E E Unlikely L L Md H E Rare L L Md H H LEVEL RISIKO EHS-MU-AST
  • 34. 34 PROBABILITY SEVERITY Likely to Occ. Imd Probable in Time Possible in Time Remotely Possible A B C D Fatal, PTD 1 C C S Md LTI 2 C S Md Mr RI /NLT 3 S Md Mr Ngb MMT 4 Md Mr Ngb Ngb RISK = SEVERITY x PROBABILITY Bs-S H E Q - RM
  • 35. 35 EXPOSURE PROBABILITY CONSECQUENCE Score & Lvel Risk (ExPxC) Continuously 10 Almost - Certain 1,0 Catastrophic 20 Extreme >20 High >10 3 - 10 Moderate Low < 3 Frequency 6 Likely 0,6 Major 10 Occsionally 3 Possible 0,3 Moderate 5 Infrequently 2 Unlikely 0,1 Minor 2 Rarely 1 R a r e 0,05 Insignificant 1 LEVEL RISIKO EHS-MU-AST
  • 36. 36 KLASIFIKASI BAHAYA A MAJOR Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/ Kerusakan Alat atau Properti >Rp 50 juta, Hilang Produksi >Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay) B SERIUS Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan Alat atau property <Rp 50 juta, Hilang Produksi <Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 50 juta (Komplit dlm 1 minggu) C MINOR Cidera Ringan, Sakit Jabatan (Ossupational Illness), Kebakara/Kerusakan Alat atau Properti <Rp 15 juta, Hilang Produksi <Rp 10 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 15 juta. (OK dlm 1 bulan) KELAS TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN
  • 37. 37 HIRARKI KONTROL BAHAYA 1. Primary Control Methods Engineering Control 3. Tertiary Control Methods Work Practices, …. 2. Secondary Control Methods Administrative Control 4. Personal Protective Equipment ( PPE)
  • 38. 38 HIRARKI KONTROL BAHAYA (1) 1. Primary/Engineering Control; meliputi Prosedur lockout , perubahan proses atau peralatan, mengurangi penggunaan zat berbahaya, alat peringatan, dsb. 2. Secondary/Administrative Control; Variasi proses manajemen dpt untuk mengendalikan pengaruh bahaya seperti: Pemilihan staff, Pembatasan jam kerja, program pemeliharaan, prosedur pembelian.
  • 39. 39 HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-1) Primary Control Methods /Engineering Control Type of Control: 1. Mensubtitusi dgn proses yg kurang bahaya 2. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan 3. Menutupi/melindungi proses sehingga edek bahay tdk tertranformasi ke pekerja. 4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal atau umum utk mengurangi konsentrasi agent yg berbahaya di udara. 5. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga kebisingan dan trauma ke badan dpt dikurangi.
  • 40. 40
  • 41. 41 HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-2) Primary Control Methods /Engineering Control Contoh Kontrol: 1. Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising 2. Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point & rotating couplings. 3. Merelokasi katup (valves) switches and shutdown devices dari area yg berbahaya. 4. Memasang pelindung lampu pada mesin- mesin di tempat-tempat pemuatan.
  • 42. 42 HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-3) 1. Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat dan orang lainnya ke area kerja 2. Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang ahli/berpengalaman dgn bukti-bukti kesuksesan. 3. Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu waktu/masa ketika lebih sedikit pekerja di lapangan dengan demikian mengurangi potensi untuk pekerja terpapar. Secondary Control / Administrative Control Contoh Kontrol;
  • 43. 43 HIRARKI KONTROL BAHAYA (2) Langkah ketiga ini merupakan agak sedikit langkah akhir dan tidak memberikan tingkat kepastian yg tinggi bahwa bahaya akan dpt terkendali seluruhnya. Tipe kontrol ini berhubungan dengan ringan dan Resiko Sisa (Minor & Residual Risk). Kontrol disini termasuk praktek kerja sesuai am bentuk prosedur yang tepat dan pelatihan (training) untuk memastikan bahwa para pekerja mengetahui: bagaimana mengenal dan menghindari bahay kesehatan apabila mungkin. Tertiary Control methods/ Work Practice
  • 44. 44 HIRARKI KONTROL BAHAYA (3-1 1. Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja 2. Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap langkah kerja. 3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan 4. Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan peralatan baru yang lebih baik. 5. Membuat tempat kerja yang lebih aman. Tertiary Control methods Contoh Kontrol;
  • 45. 45 HIRARKI KONTROL BAHAYA (3) PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di tempat kerja. Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan kontrol pertama, kedua, dan ketiga sedangkan PPE digunakan sebagai suatu kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol langkah terakhir. Personal Protective Equipment (PPE)
  • 46. 46
  • 47. 47