Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang perlunya mengembalikan pendidikan kepada tujuan semula yaitu pembentukan manusia seutuhnya dan bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, serta perbandingan antara sistem pendidikan pesantren tradisional dan modern.

1. Meski anda salah pilih
jurusan, tidak berati
salah masa depan

2. Mengembalikan “Fitrah “ Pendidikan
Anis Masykhur
Dosen IAIN Samarinda, Dosen STAI ALHIKMAH Jakarta
Kepala Seksi Bina Akademik PAI pada PTU Direktorat PAI

4. ¡ Pendidikan untuk kerja tidak sesuai tujuan
tujuan awal pendidikan;
¡ Akal para pembelajar akan terkonstruk tidak
kreatif, karena nalar yang dikembangkan adalah
nalar linear
¡ Hakikat Tujuan Pendidikan adalah media
penemuan jati diri manusia sebagai manusia
(insan kamil)

5. ¡ Penyelenggaraan Pendidikan untuk
mencetak “tenaga kerja” = salah arah
¡ Output Lembaga Pendidikan adalah
unintended consequences
¡ Data UNESCO: Pekerja yang sesuai dengan
disiplin ilmu hanya sekitar 5%

6. Terjadi
“Perselingkuha
n” antara
Politisi
(eksekutif dan
legislatif)
dengan
Pemodal.
Sehingga

7. Semua sistem
pendidikan
dibangun untuk
mensuplay
kebutuhan
pemodal.
Padahal, hukum
dasar sebuah
perusahaan
adalah harus
mempersiapkan

10. Ciri-Ciri Nalar Pekerja:
• Perkembangan “kecerdasan” tidak signifikan.
• Merasa aman (safe) dengan pekerjaan yang
didapatnya
• Kurang “kreatif”

11. Ciri-Ciri:
• Berpikir spekulatif
• Berusaha
“memperjelas
dirinnya”
• Lebih mampu
bertahan hidup dari
pada Generasi Kuli

12. Pendidikan Pesantren

15. ¡ Otoritarianisme Pimpinan/kiai
¡ “Mundur” di Metodologi Pembelajaran
¡ Performance tradisional, kuno.
¡ Menolak Modernisme (ex. Media Informasi
dilarang masuk)
¡ Kumuh, kotor, jorok

17. 1. Modern di Metodologi Pembelajaran
¡ Sorogan, adalah memilih subjek sesuai
kemampuan.
¡ Bandongan, adalah model pendidikan yang
mirip “Seminar” pada proses pendidikan
modern.
¡ Wetonan
¡ Tidak melulu mempersoalkan performance

18. 2. Tidak Terjebak Simbolis-Formalis
3. Lebih berbasis Kompetensi
4. Pembelajaran Aktif dan mengakomodir 8
kecerdasan, contoh:
a. Musikal, modeh hafalan ketika belajar
mahfudhat, tajwid dan nahwu
b. Intrapersonal, melalui qiyam al-lail
c. Interpersonal melalui muhadharah

19. ¡ Mengejar performance “fisik”
¡ Dominasi “klasikal” dalam pembelajaran
¡ Penyeragaman baju
¡ Mendirikan lembaga pendidikan formal
¡ Berbiaya mahal
¡ Kelengkapan sarana dan prasarana

20. Pesantren sebagai sebuah sistem telah
diadopsi nilai-nilainya

21. ¡ Tidak ada lulusan pesantren “nganggur”
¡ Benteng moralitas masyarakat
¡ Berbeda dengan alumni pendidikan formal
(lulus pesantren pulang kampung; lulus
sekolah tetap tinggal di kota)
¡ Tidak ada santri yang terjerat hukum

22. ¡ Model Boarding
¡ Pendidikan Karakter
¡ Mengkaji kitab turats
¡ KTSP

24. ¡ Ikhlas
¡ Kemandirian
¡ Kebersamaan
¡ Kesederhanaan
¡ Penghormatan kepada ‘Alim
¡ Berani menderita
¡ Keberagamaan
¡ Belajar tuntas