1. RENUNGAN HARIAN
Hakim-Hakim 6:15 "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel?
Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang
yang paling muda di antara kaum keluargaku."
Kalau manusia memilih pemimpin atau primus inter pares
(yang lebih diantara yang sederajat) biasanya dipilih yang
paling baik ; paling pintar, paling berpengalaman, paling
cakap, paling segalanya. Sampai saat ini pun masih banyak yang
beranggapan orang muda dianggap kurang pengalaman, tidak
pantas memimpin yang tua dll . Namun di dalam kisah ini,
Allah justru memilih orang yang “Nobody” , karena kuasanya
justru dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan orang yang
“nobody” ini. Bayangkan kalau seandainya Allah memilih orang
yang berpengalaman, berumur, hebat, sudah punya kuasa pasti
kalau menang , orang-orang hanya berujar “ Pantes saya menang,
memang dia hebat kok”. Kalau pada akhirnya Gideon berhasil
membawa bangsa Israel menang, sangat terlihat kuasa Allah
berperan di sini , karena Gideon bukan siapa-siapa, dia menang
karena ada penyertaan Allah. 2. Allah bekerja melewati akal
pikiran manusiaApakah kita sudah merasa bahwa Tuhan pernah
memanggil kita untuk satu karyanya di dunia ini, tetapi kita
masih ragu dan menolak, kita kadang terus-terusan minta tanda,
tapi selalu berhasil membuat excuse di hadapan Tuhan “saya
kan masih muda, saya belum pengalaman, saya tidak sepintar
dia” . Kalau masih seperti itu, berarti kita belum siap kalau
Tuhan akan memakai kita untuk menyatakan kemuliaanNya. Sama
ketika Tuhan memilih Saulus, mengganti namanya menjadi
Paulus , sungguh tidak masuk akal kan seorang penganiaya umat
Kristen dipakai malah untuk memberitakan Kristus. Tapi kalau
Tuhan yang memilih, siapa yang bisa tahan ?
Orang yang tidak sempurna dipilih Tuhan untuk menyatakan
kuasaNya yang sempurna. Kalau misalnya kita yakin Tuhan
memilih kita untuk sebuah misi di dunia ini, baik di dunia
rohani maupun sekuler , gumulilah itu ,berdoalah dan tanya
Tuhan. Kalau itu memang dari Tuhan, jawablah, taat dan biarkan
kuasaNya dinyatakan melalui kita . Kalau Tuhan menunjuk kita,
berarti Tuhan sudah tau kemampuan kita, baik yang sudah
terlihat maupun yang masih sifatnya potensial.
2. Manusia hanya bisa melihat kemampuan yang sifatya aktual,
tetapi Tuhan sangat mampu membaca yang potensial secara pasti,
bukan estimasi.
3. RENUNGAN HARIAN
“Yakobus 3:1 “ Saudara-saudara, janganlah banyak orang diantara kamu mau
menjadi guru ; sebab kita tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut
ukuran yang lebih berat”.
Filsafat Jawa mengatakan bahwa guru adalah digugu dan
ditiru (ajarannya dipercayai dan hidupnya menjadi teladan)
oleh muridnya. Jepang, negeri yang terkenal sangat maju
teknologinya, juga mengakui betapa pentingnya peran guru.
Ketika porak-poranda dalam perang dunia kedua, yang menjadi
perhatian Kaisar Hirohito adalah: “Masih ada berapa banyak
guru yang tersisa di Jepang?” Peran guru memang sangat sentral
dalam peradaban hidup manusia di mana saja. Guru-guru yang
berkualitas jelas akan menghasilkan generasi yang berkualitas
pula.
Menarik sekali apa yang dikatakan Alkitab tentang guru:
“...janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru...”
Apa maksudnya? Apakah Alkitab tidak menganjurkan pengikut
Kristus menjadi guru? Kalimat selanjutnya memberi penjelasan.
Yakobus sedang memberikan peringatan agar orang tidak
memandang ringan peran guru dan sembarangan saja mengajar
orang lain. Jika seseorang mengajarkan hal yang salah, yang
diajar jadi ikut sesat, karena itu Tuhan menuntut
pertanggungjawaban yang lebih dari mereka yang menyebut
dirinya sebagai guru (bandingkan peringatan ini dengan Matius
18:6). Tetapi barangisapa menyesatkan salah satu dari anak2
kecil ini yang percaya kepadaKu lebih baik baginya jika sebuah
batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan
ke dalam laut.
Adakah dalam hari-hari ini kita diberi kesempatan untuk
mengajar orang lain? Mungkin sebagai pemimpin, orangtua, atau
bahkan seorang pengajar profesional. Mari memeriksa diri,
apakah kita sudah pantas untuk digugu dan ditiru. Tindakan dan
perkataan kita, dapat membawa orang-orang makin mengenal dan
memuliakan Tuhan, atau sebaliknya, menjauh dan melakukan apa
yang mendukakan hati-Nya.
Berhati-hatilah menggunakan lidah dan mengajarkan sesuatu
kepada orang lain. Tuhan memberkati.
4. RENUNGAN HARIAN
y
Efesus 6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, z
supaya kamu dapat
mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu
menyelesaikan segala sesuatu
Dalam pertandingan olah raga , baik olah raga permainan maupun
olah raga beladiri, ada istilah BERTAHAN dan MENYERANG
(PERLAWANAN).
Di dalam kehidupan orang Kristiani, pertahan dan penyerangan
itu biasanya dihadapkan pada bertahan dari segala yang jahat
dan melakukan serangan balik. Di dalam surat Paulus kepada
umat di Efesus ini jelas dituliskan bahwa Tuhan telah
mempersiapkan senjata-senjata untuk bisa menang melawan roh-
roh jahat, apakah itu. Inilah bagian kita untuk merenungkan,
apakah kita sudah memiliki ini semua untuk melawan si jahat
Si jahat ini jangan dibayangkan adalah setan yang seram-seram
yang menampakkan dirinya ke kita sambil menakut-nakuti . Si
jahat ini bisa jadi menyerang kita melalui pikiran (keinginan
berbuat yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, apapun
bentuknya itu ) . Mari kita merenungkan satu per satu apakah
senjata itu kita asah :
1. Ikat pinggang kebenaran : Hidup dalam kebenaran; apakah
hidup kita sudah penuh dengan kebenaran ; apa
ketidakjujuran sudah menjadi bagian dari gaya hidup kita
2. Baju zirah keadilan : Adil bukan berarti memberikan hal
yang sama kepada semua orang, melainkan memberi sesuai
dengan ukuran. Apakah kita sudah adil dengan sesama ?
Apakah kita sudah adil dengan Tuhan ? Apakah kita sudah
adil antara tubuh dah roh/jiwa ? Kalau tubuh kita beri
makan 3x sehari, bagaimana dengan jiwa ?
3. Kasut kerelaan memberitakan Injil Damai Sejahtera :
Kerelaan memberitakan Injil bukan artinya memaksa-maksa
orang untuk menjadi pengikut Kristus. Kerelaan
memberitakan Injil adalah bagaimana kita rela, menjadi
alatnya Tuhan, mengabarkan Injil terutama sekali dengan
perbuatan kita yang kita lakukan dengan kerelaan.
4. Perisai iman : Apakah kita sudah punya iman? Atau semata-
mata hanya mengandalkan kekuatan sendiri .
5. Apakah kita sudah mempersiapkan senjata yang sudah Allah
persiapkan untuk kita melawan si jahat?
6. RENUNGAN HARIAN
Efesus 6 :17 dan terimalah ketopong keselamatan f
dan pedang Roh 3
,g
yaitu
firman Allah, h
6:18 dalam segala doa dan permohonan
Pada renungan hari sebelumnya kita telah mengevaluasi diri,
apakah kita sudah mengasah senjata yang Tuhan berikan kepada
kita untuk bertahan, yakni ikat pinggang kebenaran, baju zirah
keadilan, kasut kerelaan dan perisai iman. Hari ini kita
melanjutkan dengan senjata yang lain yang sifatnya lebih
vital, yakni :
1. Ketopong keselamatan: ketopong adalah HELMET. HELMET
dipakai untuk melindungi kepala yang adalah daerah paling
rawan. Dalam olahraga keras dan daerah berbahaya , HELM
wajib dipakai untuk melindungi bagian terpenting di dalam
tubuh, yaitu KEPALA, dimana pusat kehidupan salah satunya
di kepala (otak).Di Alkitab tertulis bahwa terimalah
“ketopong keselamatan” , artinya syarat2 di atas tadi
wajib kita kembangkan sebelum terima ketopong ini
(kebenaran, keadilan, kerelaan).
2. Pedang roh : Kalau ikat pinggang, baju zirah, kasut,
ketopong, dipakai untuk BERTAHAN dalam peperangan, maka
pedang yang kita pakai untuk MENYERANG. Tentu tidak
nyaman apabila didalam petarungan kita hanya bisa
bertahan, sebab pasti akan terus diserang dan lama
kelamaan kita akan menjadi lemah. Oleh karena maka kita
harus serang balik supaya menjadi pemenang. , pedang roh
sudah dikaruniakan sebagai senjata Allah, pedang roh
adalah firman Tuhan. Firman Tuhan yang hidup adalah
Kristus sendiri. Kristus adalah senjata kita dalam
peperangan melawan roh. Tapi pertanyaannya apakah hidup
kita mencerminkan hidup kita adalah kepunyaan Kristus ?
Bicara soal firman , sekali lagi dari sudut yang lain
apakah kita rajin mempertebal perisai iman dengan
pendengaran akan firman, membaca firman atau ke gereja
dengar bacaan-bacaan hanya sebagai rutinitas yang lalu
menguap, Atau jangan-jangan Alkitab kita masih mulus,
karena tidak pernah ada usaha untuk membaca firman
Allah ?
7. RENUNGAN HARIAN
7:7 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup
itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu;
tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat
kediamannya."
Gideon dipanggil Tuhan untuk menjadi pemimpin Israel dalam
melawan orang Midian dan Amalek. Total musuh yang harus
dikalahkan adalah 135.000 orang. Sedangkan tentara Gideon
hanya seperempatnya, yakni 32,000 orang. Dalam jumlah yang
sedikit itu, Allah terus melakukan seleksi tentara Israel
sehingga hanya tersisa 300 orang saja, Kalau kita pakai ilmu
perang dunia manapun , sudah pasti kalah dan lebih baik
batalkan saja
Tetapi apa yang terjadi pada Gideon, Gideon yang sudah
menjawab “YA” atas panggilan Tuhan tetap setia pada niat
semula. Coba kita perhatikan , Allah meminta ia untuk meminta
prajuritnya membawa trompet, dan sebuah kendi dengan obor di
dalamnya. Terlihat sangat gila , sudah kondisi 1 lawan 450 ,
yang dibawa malah terompet ; memangnya mau pesta tahun baru ,
dan obor , apakah mau siskamling.
Kalau kita situasikan diri di dalam kondisi saat itu,
pasti kita berpikir ini Gideon gila, mau bunuh diri atau
bodoh. Namun demikian , Gideon sekali lagi tetap taat . Kira-
kira tengah malam mereka semua berkumpul mengelilingi
perkemahan serdadu-serdadu musuh. Kemudian, pada waktu yang
bersamaan semuanya meniup trompet dan memecahkan kendinya,
sambil berseru-seru.
Kalau saya bayangkan secara nalar, pada saat itu Israel
bisa menang karena , suara terompet yang bergema di malam hari
membuat serdadu Midian dan Amalek panik sehingga kocar kacir ,
kemudian cahaya dari obor itu – ketika orang tidur pupil mata
kan membesar karena cahaya sangat minim, tiba-tiba orang
Midian dan Amalek bangun dikejutkan oleh suara terompet
8. menggema, dihadang cahaya sehingga sangat silau mendadak,
kepanikan bersamaan dengan pengelihatan yang tidak terlalu
baik, membuat prajurit Amalek dan Midian kalap dan sangat
mungkin menghunus pedang tanpa arah yang jelas sehingga tidak
dikenali lagi mana kawan mana lawan .
Ya, manusia melihat kemampuan aktual tetapi Tuhan bisa
melihat potensi secara pasti , bukan estimasi. Firman Nya YA
dan AMIN. PenyertaanNya selalu berakhir luar biasa.
Terpujilah nama Tuhan