Dokumen ini membahas pentingnya mengenali pengajar sesat dan benar dengan menguji buah-buah ajaran mereka. Tuhan Yesus memperingatkan akan adanya pengajar palsu yang menipu umat Tuhan dengan menyamar sebagai domba. Kita harus waspada dan menguji kesesuaian antara ajaran dan perilaku pengajar tersebut dengan firman Tuhan. Pengajar yang tidak menghasilkan buah roh yang baik pasti akan binasa di akhir hayatnya
1. Pdt. Stephen Sihombing, MTh
K h o t b a h M i n g g u Hal. 1
MENGENALI YANG BAIK DENGAN YANG TIDAK BAIK
Matius 7: 15-23
Tujuan: Warga jemaat mengetahui bahwa dalam hidup persekutuan selalu muncul pengajar palsu yang
menjyesatkan dengan ajarannya dan pentingnya kita tidak berkompromi terhadap mereka sebab
akhir hidup mereka sangat memalukan dan pasti binasa.
Pengantar
Bulan-bulan belakangan ini ramai dibicarakan barang-barang palsu yang diperdagangkan secara umum
dengan kemasan baru dan ternyata sangat merugikan konsumen secara finansial dan kesehatan. Yang
mutakhir, di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur banyak orang tertipu setelah menyerahkan uangnya miliran
rupiah untuk digandakan kepada seorang yang memiliki padepokan. Betapa mudahnya masyarakat dikelabui
oleh mereka yang mencari keuntungan besar dengan cara-cara tidak etis dan melanggar hukum. Dalam hidup
beriman, hal semacam ini bisa terjadi dan Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk waspada; untuk hati-
hati sehinggga kita dapat mengenali mana pengajar benar dan mana pengajar sesat dengan menguji apakah
yang disampaikan sesuai dengan apa yang dilakukan. Hidup sebagai pengikut Tuhan Yesus bukan terletak pada
soal pengetahuan dan kehebatannya tetapi yang utama mengerjakan kehendak Allah sebab jalan menuju pada
kehidupan kekal itu sempit dan sesak pintunya (7:14)
Pendalaman dan Aplikasi
Tuhan Yesus membicarakan soal penyamaran para nabi palsu yang dapat membinasakan umat Tuhan
saat mereka menjadi serigala berbulu domba. Rasanya mustahil serigala ada di tengah kawanan serigala, tetapi
hal demikian menjadi kenyataan jika serigala itu menggunakan bulu domba untuk memangsa dan
membinasakan domba-domba yang ditangkapnya. Serigala dengan naluri membunuhnya tidak mungkin suka
mengunyah rumput. Serigala dengan cara liciknya pasti membunuh domba-domba itu.
Tidak hanya dengan ilustrasi serigala, Tuhan Yesus menyampaikan pentinya kewaspadaan terhap
pengajar sesat yang berusaha membelokkan iman mereka dari percaya kepada Tuhan Yesus dengan ibarat
buah dengan pohonnya. Dengan pertanyaan reflektif disampaikan kepada kita : Dapatkah buah anggur dipetik
dari semak duri? Atau dapatkah buah ara dipetik dari rumput duri? Pertanyaan logis dan dapat diterima sebagai
kebenaran umum bahwa jawabannya: Tidak dapat! Implikasinya jelas bahwa pohon yang tidak menghasilkan
buah yang baik pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Dalam hal ini tidak dibutuhkan penjelasan rumit.
Sangat sederhana sekali. Dengan gambaran seperti itu mau diajarkan bahwa yang menilai perbuatan baik kita
adalah Tuhan dan bukan manusia. Mereka yang berseru: Tuhan, Tuhan ternyata tidak dikenali Tuhan Yesus
sebagai murid-muridNya. Justru mereka disebut sebagai pembuat kejahatan!
Kita sebagai umat Tuhan diajarkan untuk bersikap waspada dalam kehidupan bermasyarakat dan
berjemaat. Seorang ulama MUI mengatakan para pengajar sesat bisa beroperasi sebab mereka yang miskin itu
lemah iman dan malas sehingga mau cari rejeki dengan cara gampang dan bukan dengan kerja keras.
Sedangkan yang kaya bisa terikut sebab juga lemah iman dan serakah sehingga tidak ada kata cukup dan rasa
syukur! Sebagai anak-anak Tuhan hendaknya jangan kita terpesona dengan rupa dan kata-kata manis sebab
bisa jadi itu semacam “bulu domba” yang menyesatkan pikiran dan hati nurani kita. Kita bisa terjebak sebagai
pengikutnya sebab diberikan hadiah-hadiah dan lupa bahwa berkat itu datangnya dari Tuhan Yesus yang
memberkati kerja dan usaha kita.
Kita juga diajarkan untuk menguji orang yang dipandang sebagai pemimpin rohani: sungguhkah mereka
hidup dalam ketaatan pada firman dan bukan hanya pandai sebut nama Tuhan dan membanggakan dirinya
sebagai yang hebat: kalau bukan saya, tidak ada yang bisa! Sungguhkah mereka menjadikan Tuhan Yesus
sebagai prioritas utama? Benarkah mereka mengandalkan kuasa Tuhan Yesus dan bukan kuasa kegelapan?
Murid-murid yang diharapkan Tuhan Yesus adalah murid-murid yang dewasa dengan hidup menghasilkan buah
roh dimana ada kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
klelemahlembutan dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Mereka yang hidup seperti semak duri atau rumput
duri pasti akhir hidupnya binasa. Kehodupan rohani mereka palsu dan tidak berkenan bagi Tuhan Yesus.
Penutup
Kita bertanggungjawab dengan hidup yang Tuhan anugerahkan. Penyesatan selamanya selalu terjadi
sehingga hendaknya kita punya waktu dengan tekun membaca firman Tuhan dan berdoa meminta hikmat Allah
sehingga kita tidak terjerumus dalam perilaku hidup yang merusak sesama dan memalukan nama Tuhan Yesus.
Semua kita tanpa terkecuali diajarkan untuk memeriksa diri dan membaharui perspektif dan perilaku hidup kita
sesuai kehendak Tuhan dan menyenangkan hati Allah.