Presentasi mengenai Ilmu Dasar Plambing. Menjelaskan tentang sistem penyediaan air bersih, sistem pembuangan air kotor dan bekas, sistem venting, serta sistem air hujan. Berikut dengan contoh perhitungannya.
Bab 3 - Tipe tipe dan metode operasi evaporator.pdf
ILMU DASAR PLAMBING
1. Aldo Andrian
MEP Design Specialist
Structural and MEP Engineering Directorate 08 Desember 2022
2. ILMU DASAR PLAMBING
Di akhir sesi sharing ini, diharapkan peserta dapat:
• Memahami sekilas mengenai sistem plambing
• Mengetahui sumber penyediaan air bersih dan
jalur distribusinya
• Memahami perbedaan sistem saluran air kotor
dan air bekas
• Mengetahui kegunaan sistem venting pada sistem
saluran air kotor
• Memahami sistem saluran air hujan
Maksud dan Tujuan
2
3. SISTEM PLAMBING
1. Peralatan dalam Sistem Plambing
2. Sistem Penyediaan Air Bersih
3. Sistem Instalasi Air Kotor
4. Sistem Instalasi Air Bekas
5. Sistem Instalasi Venting
6. Sistem Instalasi Air Hujan
7. Contoh Perhitungan Sederhana
8. Penutup
Ruang Lingkup Pembahasan
3
4. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Pipa pada Sistem Plambing
4
Berikut adalah tipe pipa yang digunakan untuk instalasi air bersih:
- Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) biasanya digunakan sebagai pipa transfer.
- Pipa PPR, Pipa UPVC JIS VP dan Pipa PVC Tipe AW digunakan sebagai pipa distribusi.
- Pipa HDPE digunakan sebagai pipa siram taman / outdoor
PIPA UPVC JIS VP
PIPA PVC TIPE AW
PIPA HDPE PIPA PPR
PIPA GIP
5. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Pipa pada Sistem Plambing
5
Berikut adalah tipe pipa yang digunakan untuk instalasi air
bekas dan kotor:
- Pipa PVC tipe AW dan pipa PVC tipe D digunakan sebagai
pipa drain air bekas dan kotor
- Pipa cast iron digunakan sebagai pipa kitchen drain karena
memiliki sifat lebih tahan panas
- Pipa acoustic digunakan sebagai pipa drain low noise
(dengan peredam suara)
PIPA ACOUSTIC PIPA CAST IRON
PIPA PVC TIPE AW
PIPA PVC TIPE D
6. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Katup pada Sistem Plambing
6
GATE VALVE
BALL VALVE
Gate valve dirancang untuk membuka dan menghentikan aliran. Dalam
penggunaannya, gate valve biasanya terbuka atau tertutup secara
penuh.
Ball valve memiliki fungsi yang sama dengan gate valve, tetapi ball valve
lebih efektif karena lebih rapat dan dapat dibuka tutup secara cepat.
7. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Katup pada Sistem Plambing
7
BUTTERFLY VALVE
GLOBE VALVE
Globe valve dirancang untuk memulai, menghentikan, dan
mengatur besarnya debit aliran.
Butterfly valve dapat digunakan untuk mengatur besarnya
debit aliran dan juga bisa dipakai di area yang ruangnya
terbatas.
8. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Katup pada Sistem Plambing
8
CHECK VALVE
PRESSURE REDUCING VALVE
Check valve dirancang untuk menghentikan arus balik aliran air.
Posisi check valve biasanya berada setelah instalasi pompa sebagai
safety dari pompa tersebut.
Pressure reducing valve berfungsi untuk mengurangi
tekanan kerja dari aliran air.
9. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Pompa pada Sistem Plambing
9
Pompa Transfer berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki air
bawah menuju ke tangki air atas
Pompa Booster
Pompa Booster digunakan sebagai pompa distribusi air bersih dari
tangki air bawah atau tangki air atas ke peralatan sanitary seperti
wastafel, closet, shower, dan sebagainya.
Tipe Centrifugal Tipe Vertical Inline
10. 1. PERALATAN DALAM SISTEM PLAMBING
Contoh Pompa pada Sistem Plambing
10
Pompa Submersible
Dosing Pump
- Pompa Submersible banyak digunakan untuk sump pit.
- Pompa dosis (dosing pump) digunakan dalam instalasi pengolahan air
(WTP).
11. 2. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
Penjelasan singkat
11
Sistem penyediaan air bersih meliputi suplai air bersih dan distribusi air
bersih. Sistem ini berupa :
a) Sumber air bersih
b) Sistem penampungan air (Ground Water Tank & Roof Water Tank)
c) Jalur distribusi air bersih
12. 2.a. SUMBER AIR BERSIH
Perusahaan Daerah Air Minum / Pengelola Air Kawasan
12
• PDAM / Pengelola Air Kawasan
Air bersih didapatkan dari perusahaan daerah air minum atau dari
pengelola air kawasan perumahan. Sehingga kualitas air sudah
layak pakai dan tidak perlu melalui water treatment plant (WTP)1.
1 Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem yang berfungsi untuk
mengolah air baku menjadi air bersih layak konsumsi
PDAM / AIR
KAWASAN
WATER METER
Distribusi ke
rumah / gedung
13. Sumur Dangkal (Shallow Well)
13
• Air Sumur Dangkal (Kedalaman 8 m – 20 m, <50m)
Air sumur rumahan memiliki kedalaman 8 m dan maksimal hingga 50 m. Air sumur
dangkal menggunakan pompa sumur dangkal untuk memompa airnya.
POMPA AIR MANUAL
SUMUR DANGKAL
Distribusi ke
rumah / gedung
POMPA CENTRIFUGAL
2.a. SUMBER AIR BERSIH
14. Sumur Dalam (Deep Well)
14
• Air Sumur Dalam
( Kedalaman > 100 m)
Air sumur dengan
pengeboran > 100 m
dan menggunakan
pompa deepwell.
Air yang dipompa
berupa air baku (raw
water ) yang belum siap
pakai sehingga harus
diolah terlebih dahulu
melalui instalasi
pengolahan air (WTP).
Pompa Submersible Deep Well
2.a. SUMBER AIR BERSIH
15. 2.b. SISTEM PENAMPUNGAN AIR RUMAH
Tangki Air Bawah dan Atas
15
Sistem penampungan air yang ada di rumah biasanya hanya menggunakan toren / tandon air.
Posisi toren / tandon air di rumah bisa ditanam, bisa juga di atap rumah.
Tangki Air Atas
Tangki Air Bawah
16. Tangki Air Bawah (Ground Water Tank)
16
Sistem penampungan tangki air bawah di gedung dibedakan menjadi dua
bagian yaitu:
• Raw Water Tank (RWT)
Sumber air yang berasal dari sumur dalam dialirkan ke dalam RWT.
Kemudian air tersebut diolah di instalasi pengolahan air (WTP) dan
selanjutnya dialirkan ke CWT.
Ilustrasi Pengolahan Air Baku Menjadi Air Bersih
• Clean Water Tank (CWT)
Sumber air bersih yang berasal
dari PDAM atau pengelola air
kawasan dapat langsung
dialirkan menuju ke CWT. Clean Water Tank
Filter
Pump
2.b. SISTEM PENAMPUNGAN AIR GEDUNG
17. Tangki Air Atas (Roof Water Tank)
17
Gambar Ilustrasi Instalasi Pompa Transfer
Air yang berada di dalam CWT selanjutnya dialirkan menuju Roof Tank
dengan menggunakan pompa transfer.
Roof Water Tank
CLEAN WATER TANK
SUMBER AIR
BERSIH
2.b. SISTEM PENAMPUNGAN AIR GEDUNG
18. TRANSFER
PUMP
Roof Water Tank
Tangki Air Atas (Roof Water Tank)
18
Pada tangki air atas terdapat instalasi Water level
Control (WLC) yang terhubung ke sistem pompa
transfer yang bertugas mengalirkan air dari tangki air
bawah ke tangki air atas. Instalasi WLC tersebut akan
mengatur pompa transfer secara otomatis untuk:
- Menyala 1 pompa pada saat indikator ketinggian air
menunjukan bahwa air turun hingga di medium level.
- Menyala 2 pompa pada saat indikator ketinggian air
menunjukan bahwa air turun hingga di low level.
- Mati pada saat indikator ketinggian air menunjukan
bahwa air naik hingga di high level. WATER LEVEL CONTROL (WLC)
2.b. SISTEM PENAMPUNGAN AIR GEDUNG
19. 2.c. JALUR DISTRIBUSI AIR BERSIH
Pompa Transfer dan Pompa Booster
19
• Pompa Transfer berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki air bawah menuju
ke tangki air atas
• Pompa Booster berfungsi untuk mendistribusikan air dari tangki air bawah ke
area basement dan podium, serta dari tangki air atas ke 3 lantai teratas.
POMPA TRANSFER
POMPA BOOSTER
20. Gambar Ilustrasi
20
Distribusi air bersih pada 3 lantai teratas
menggunakan booster pump, sedang untuk lantai-
lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan
untuk cadangan 1 hari pemakaian air.
Gambar Ilustrasi Jalur Distribusi Air Bersih
2.c. JALUR DISTRIBUSI AIR BERSIH
21. 3. SISTEM INSTALASI AIR KOTOR
Penjelasan Singkat
21
Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah
merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang
berasal dari peralatan sanitair seperti closet dan urinoir.
Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septic tank, bio-septic tank,
atau Sewage Treatment Plant (STP), hingga akhirnya menuju saluran
kota.
22. Gambar Ilustrasi
22
Gambar Instalasi Clean Out (CO) pada Sistem Air Kotor
Gambar Sambungan Ofset Instalasi Pipa
Gambar Sambungan 45˚ Instalasi Pipa
3. SISTEM INSTALASI AIR KOTOR
(CO)
(CO)
23. Sewage Treatment Plant
23
1. Inlet
2. Ruang Sedimentasi
3. Ruang Aerasi
4. Kompresor
5. Diffuser
6. Ruang Tahap Akhir
7. Sirkulasi Ulang
8. Outlet
9. Manhole
Gambar Biotech STP
Gambar Detail Biotech STP
3. SISTEM INSTALASI AIR KOTOR
24. Penjelasan Singkat
24
Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air
buangan yang berasal dari peralatan sanitair seperti wastafel, floor drain
(FD) dan kitchen sink. Instalasi air bekas pada umumnya memiliki instalasi
yang terpisah dari instalasi air kotor.
Pada gedung yang lebih besar seperti mall dan apartemen, instalasi yang
berasal dari kitchen biasanya dipisahkan karena harus melalui grease trap
sebelum menuju ke sewage treatment plant (STP).
4. SISTEM INSTALASI AIR BEKAS
26. Penjelasan Singkat
26
Sistem venting berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam
pipa air limbah / air buangan.
Tujuan pemasangan sistem venting adalah:
• Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul
apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada
akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
• Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
• Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa
pembuangan.
5. SISTEM INSTALASI VENTING
28. Penjelasan Singkat
28
Karena air yang dihasilkan
oleh air hujan termasuk air
yang tidak terkontaminasi,
maka pembuangannya
dapat langsung dialirkan ke
saluran kota (tidak melalui
pengolahan) atau digunakan
untuk utilitas gedung seperti
siram taman.
Ilustrasi Sistem Instalasi Air Hujan
6. SISTEM INSTALASI AIR HUJAN
29. 7. CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA
Contoh Soal
29
Rumah Tinggal dengan luas bangunan 100m2 dan dihuni oleh 1
keluarga yang beranggotakan 5 orang. Atap rumah tersebut
didesain dengan menggunakan full dak beton dan 2 titik roof
drain.
Pertanyaan:
a. Berapakah volume roof tank yang dibutuhkan?
b. Berapakah kapasitas pompa yang dibutuhkan untuk mengisi
roof tank tersebut dalam 30 menit?
c. Berapakah diameter pipa air hujan yang dibutuhkan bila
terjadi hujan dengan curah hujan 300 mm/jam?
30. 7. CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA
Jawaban
30
A. Kebutuhan Air Bersih = Jumlah penghuni x asumsi pemakaian air / orang / hari
= 5 x 150 L = 750 L
Volume Roof Tank = 750L
B. Kapasitas Pompa = Kapasitas Roof Tank / 2 / 30 menit (asumsi pada saat kapasitas roof tank 50%,
pompa menyala)
= 750 L / 2 / 30 = 12,5 Lpm
C. Debit hujan di atap = 100 m2 x ((300mm/jam /1000mm) / 60 menit)
= 0,5 m3 / menit = 0,008m3/s
Debit pipa air hujan ( ) = Debit hujan di atap / 2 = 0,004 m3/s
Dengan asumsi kecepatan aliran di dalam pipa ( ) sebesar 1,5 m/s maka,
Luas Penampang Pipa = / = 0,004m3/s / 1,5m/s = 0,0028m2
→ 2 2
Diameter Pipa ( ) = 2
,
/
= 0,0597 m = 60 mm
Diameter pipa air hujan yang dapat digunakan adalah 80mm atau 3 inci sebanyak 2 buah. (A = 10.057 mm2)
Berdasarkan SNI Plumbing 8153 tahun 2015, pada curah hujan hujan 300mm/jam dan luas atap 100m2, maka
ukuran saluran atau diameter pipa air hujan yang diperlukan minimal sebesar 4 inci atau 100mm sebanyak 1
buah. ( A = 7.857 mm2)
31. 8. PENUTUP
Kesimpulan sharing session hari ini
31
1. Dalam merencanakan sistem plambing suatu gedung,
kita perlu mengetahui instalasi apa yang paling tepat
dengan kondisi gedung / rumah yang ingin kita bangun.
2. Air bekas dan air kotor yang dihasilkan dari gedung perlu
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran kota
agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
3. Pengolahan air hujan yang tepat dapat turut mendukung
pelestarian lingkungan hidup.
32. DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI
32
1. SNI Plumbing 8153 tahun 2015 tentang sistem plambing
pada bangunan gedung
2. SNI 03-7065 tahun 2005 tentang tata cara perencanaan
sistem plambing
3. SNI 03-6481 tahun 2000 tentang sistem plambing