Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan hubungan China dengan negara-negara Asia Tenggara dan peran China di kawasan pasca Perang Dingin. Dokumen juga membahas meningkatnya pengaruh China di kawasan melalui kerja sama ekonomi, budaya, dan keamanan dengan negara-negara ASEAN. Selain itu, dokumen menjelaskan peran China yang semakin besar di tingkat internasional karena kekuatan ekonominya yang menjadikan negara tersebut sebag
1. CHINA DI AKHIR DAN
PASCA PERANG DINGIN
“TO GET RICH IS GLORIOUS”
--DENG XIAOPING--
2. Pada periode pasca Perang Dingin, hubungan
China dengan negara-negara Asia Tenggara bisa
dikatakan menuju titik terang. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya negara-negara di Asia
Tenggara yang mulai menjalin hubungan dengan
China. China juga mulai memiliki peran penting
dalam perpolitikan kawasan dan juga
internasional.
3. Pasca pemerintahan Mao Ze Dong, terjadi perubahan-
perubahan dalam pandangan pemerintahan. China Pasca
Mao dipandang lebih pragmatis, kurang ideologis, dan
lebih menitikberatkan perhatiannya pada soal-soal
pembangunan ekonomi dalam negeri daripada
mengirimkan bantuan kepada gerakan-gerakan
pemberontakan komunis di luar negeri (Sukma, 1994: 61).
4. Pada tahun 1990, China mulai menormalisasikan
hubungan diplomatiknya dengan Indonesia dan
Malaysia. Hubungan perekonomian menjadi salah satu
strategi yang digunakan China dalam usahanya
memperbaiki hubungan dengan negara-negara di Asia
Tenggara. China memiliki kekuatan ekonomi dan militer
yang kuat. Hal ini yang membuat hubungan China dan
Asia Tenggara semakin erat hingga China menjadi salah
satu negara yang memiliki pengaruh besar dan kuat di
Asia Tenggara.
5. Dalam bidang sosio-kultural, China membuka program
pertukaran budaya dengan program pertukaran
pelajar. Dalam bidang keamanan, China menjalin
kerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara secara
kolektif. China pasca Perang Dingin mulai mendekatkan
diri dengan organisasi regional Asia Tenggara yaitu
ASEAN. Hal ini dibuktikan dengan bergabungnya China
dalam ASEAN+3. ASEAN+3 merupakan suatu bentuk
kerjasama antara ASEAN dengan China, Jepang, dan
Korea Selatan
6. Pada tahun 1994, China bergabung dalam ASEAN Regional
Forum (ARF). Dalam keanggotaan ARF, China hadir sebagai salah satu negara
besar. ARF berperan sebagai suatu wadah bagi dialog dan konsultasi
mengenai hal-hal yang terkait dengan politik dan keamanan di kawasan, serta
untuk membahas dan menyamakan pandangan antara negara-negara peserta
ARF untuk memperkecil ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.
ARF mencakup kekuatan-kekuatan besar. Selain itu, ARF juga memberikan
kesempatan pada negara-negara regional untuk membangun hubungan sosial
dan politik dan juga meredam situasi konflik sebelum menjadi
berbahaya. Peran China dalam ARF adalah untuk memberikan masukan-
masukan perihal isu-isu keamanan yang dibahas. Hal ini dilakukan untuk
membantu ASEAN dalam mengatur lingkungan keamanan regional pasca
berakhirnya perang dingin.
7. Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh
Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang
Perang Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang
memiliki potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat
itulah, Amerika Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi
liberalisnya, pada negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara.
Pengaruh serta kekuatan ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk
menerapkan suatu hegemoni dunia. Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam
berbagai bidang, mulai dari politik, pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan,
finansial, industri dan teknologi, serta dalam bidang sosial budaya. Dominasi
Amerika Serikat dalam dunia internasional, dalam beberapa waktu tidak mendapat
tantangan yang berarti dari negara lainnya. Namun, kondisi ini berubah dengan
munculnya negara-negara kekuatan baru dunia, seperti Uni Eropa, Rusia, Jepang,
India, dan China. Kekuatan-kekuatan baru dunia ini berbasis pada peringkat
keunggulan perekonomian.
KEDUDUKAN CHINA SEBAGAI
PENYEIMBANG DOMINASI AS
8. Di antara kekuatan baru dunia tersebut, China menjadi negara
yang paling dianggap bisa menjadi penyeimbang dominasi
Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini
disebabkan, China mengalami kemajuan yang luar biasa sejak
dimulainya modernisasi pada tahun 1978 (Martin Jacques). China
berhasil mengubah pandangan dunia dari negara miskin ke negara
kekuatan ekonomi dunia. Kemajuan di bidang ekonomi ini,
berdampak pada kemajuan berbagai bidang lainnya, sehingga
semakin menguatkan posisi China dalam dunia internasional.
Keunggulan China ini dapat dilihat dari berbagai bidang seperti
ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan.
9. Dalam bidang ekonomi, China berhasil meraih posisi kedua sebagai negara
dengan kekuatan perekonomian terbesar dunia setelah melewati Jepang pada
Agustus 2010 (Kompas, 18 Agustus 2010, hal. 9). Hal ini, disebabkan oleh
pertumbuhan perekonomian China yang merupakan tertinggi di dunia dalam
beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi China
sebesar 10,3%,11 dan 9,7% pada triwulan I 2011,12 dan IMF memperkirakan
akan menjadi 9% pada tahun 2012 (Rosdiansyah, 2011). Meskipun mengalami
perlambatan, pertumbuhan ekonomi China ini merupakan yang tertinggi jika
dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, dari segi perdagangan China bisa
dikatakan mengungguli Amerika Serikat dengan tercatatnya defisit neraca
perdagangan Amerika Serikat dalam perdagangannya dengan China.
10. Dalam bidang politik internasional, kekuatan yang
dimiliki China terlihat dari kepemilikan hak vetonya
sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
China bisa menggunakan hak vetonya untuk
memperjuangkan kepentingannya. Selain itu, China
mulai memiliki pengaruh yang besar terhadap negara
lain. Pendekatan China ke berbagai negara di dunia agak
berbeda dengan Amerika Serikat.
11. Jika Amerika Serikat terkesan memberikan bantuan bersyarat
misalnya, mensyaratkan penerapan demokrasi dalam memberikan
bantuan ke negara berkembang, China justru memberikan
bantuan tanpa syarat dengan mempertimbangkan dampak
ekonomi ke depannya. Oleh karena itu, sekarang negara-negara
berkembang, seperti yang berada di Afrika dan Amerika Latin,
lebih cenderung menyukai menerima bantuan dari China dan
lebih senang bekerjasama dengan China dibandingkan dengan
Amerika Serikat.
12. Kemajuan dan potensi China menjadi pemain dominan dalam dunia internasional, sudah
ditulis dalam berbagai artikel dan buku, salah satunya dalam buku China’s Megatrends, yang
ditulis oleh John dan Doris Naisbitt. Dalam bukunya, Naisbitt menggambarkan bagaimana
kebangkitan China menjadi pemain utama dalam dunia internasional. Dalam buku tersebut,
mereka memaparkan 8 pilar yang membuat China berkembang pesat yaitu
1. Emansipasi Pikiran
2. Penyeimbangan Top-Down & Bottom-Up
3. Membingkai Hutan Dan Membiarkan Pepohonan Tumbuh
4. Menyeberangi Sungai Dengan Merasakan Bebatuan
5. Persemaian Artistik Dan Intelektual
6. Bergabung Dengan Dunia
7. Kebebasan Dan Keadilan
8. Dari Medali Emas Olimpiade Menuju Hadiah Nobel.
Kedelapan pilar inilah yang berusaha dielaborasi dan diimplementasikan oleh
pemerintah China untuk menguasai dunia dan menjadi pesaing utama Barat.