SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
TEORI PEMUNGUTAN SUARA
• Dra Nirwani
• f10212009
• Kurniadi S.Pd
• f10212010
Teori Pemungutan Suara
• Dari bab – bab yang terdahulu telah dikemukakan bahwa sistem harga
tidak dapat dipakai sebagai alat untuk menunjukkan kesukaan masyarakat
akan barang publik. Dalam contoh, jika dalam masyarakat hanya ada dua
orang konsumen atau dalam masyarakat kecil pencerminan kesukaan
dapat dilakukan dengan proses negosiasi atau tawar menawar, tetapi
proses negosiasi tidak dapat dilakukan dalam masyarakat yang besar. Oleh
karena itu dalam masyarakat demokratis kesukaan-kesukaan masyarakat
dan kesediaan mereka untuk membiayai barang publik harus dilakukan
dengan cara pemungutan suara. Namun, dalam negara yang mempunyai
sistem pemerintahan diktator, penguasalah yang memutuskan barang dan
jasa publik apa dan berapa jumlah yang akan disediakan dan bagaimana
cara pembiayaaan barang publik tersebut. Oleh karena itu hasil dari
pemungutan suara tergantung dari dua faktor berikut ini :
• Distribusi suara di antara para pemilih
• Cara penentuan hasil pemungutan suara
Ahli ekonomi yang pertama kali menganalisa
pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara
adalah Knut Wicksell. Ia berpendapat bahwa proses
politik dalam bidang ekonomi sangat penting untuk
mencapai alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien.
Akan tetapi pemungutan suara dengan cara yang sangat
sederhana, yaitu pemungutan suara mayoritas sederhana
(simple majority) untuk menunjukkan kesukaan
masyarakat terhadap barang-barang dan jasa merupakan
cara yang tidak tepat. Sistem pemungutan suara dengan
cara satu orang satu suara tidak akan memberi hasil yang
mencerminkan kesukaan masyarakat apabila cara
pemungutan suara dilakukan dengan suara mayoritas
sederhana, dimana apabila dalam masyarakat terdapat
sejumlah M orang maka pemenangnya ditentukan
dengan rumus (M/2)+1.
Inefisiensi dan Keterpaksaan :
Dalam pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana
terdapat kemungkinan suatau proyek yang dilaksanakan
merupakan proyek yang tidak efisien dan beberapa orang
dipaksa untuk menerima proyek tersebut walaupun mereka
memperoleh manfaat yang sangat kecil dari proyek tersebut
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
PEMILIH BIAYA MANFAAT MANFAAT
NETTO
SETUJU /
TIDAK
Adil 10 15 5 Setuju
Bei 10 11 1 Setuju
Surya 10 2 -8 tidak
30 28 -2
Teori Wicksell
Menurut Wicksell cara pemungutan dengan suara
mutlak 100 persen hasilnya akan sama dengan
sistem harga pada pasar persaingan sempurna. Jadi
penentuan harga untuk barang publik atau barang
sosial tidak dapat dilakukan dengan cara sistem
pasar pada masyarakat. Wicksell menyadari cara
pemungutan dengan mutlak akan menghambat
pertumbuhan perekonomian karena sulit
memperoleh suara bulat dalam suatu pemungutan
suara, karena itu ia mengusulkan cara kedua yaitu
suara relatif dimana 5/6 suara yang menang.
Teori buchanan dan Tullock
Mereka mengemukakan
pendapat mengenai faktor –
faktor yang mempengaruhi
cara pengambilan keputusan.
Mereka menganalisis berapa
jumah suara sebaiknya yang
menang dalam suatu
pemungutan suara.
Apabila wicksell menyatakan cara pemungutan
suara terbaik adalah dimana 5/6 suara menyatakan
setuju tanpa suatu dasar analisa, maka buchanan
dan tullock menyatakan suatu teori mengenani
jumlah suara yang diperlukan dalam suatu
pemungutan suara untuk melaksanakan suatu
proyek dengan mempertimbangkan biaya bagi
seluruh masyarakat.
Jadi, dalam pemungutan suara ada suatu hubungan
searah antara efisiensi dan biaya, semakin besar
efisiensi hasil pemungutan suara, semakin besar
pula biaya pemungutan.
Dalam suatu pemungutan suara, ada beberapa
sistem yang dapat dilakukan, yaitu cara suara
bulat (aklamasi), suara terbanyak, pilihan ganda,
atau pilihan titik (point voting)
1. Pilihan berdasarkan suara bulat (aklamasi)
cara pemungutan suara dengan suara bulat
dimana 100% orang setuju akan diadakannya
suatu proyek merupakan cara yang paling
baik. Karena dengan cara ini dapat meindungi
golongan minoritas dalam suatu masyarakat.
2.Pilihan berdasarkan suara
terbanyak
keputusan diambil apabila jumlah
orang yang setuju jumlahnya lebih
besar daripada jumlah orang yang
tidak setuju.
Arrow paradoks
• Arrow mengemukakan masalah yang timbul
apabila pemungutan suara diadakan untuk
membutuhkan 3 pilihan atau lebih dalam
sistem ini.
• Ada 5 syarat yang harus dipenuhi, agar
pemilihan suara dapat mencapai hasil yang
efisien, yaitu :
Lanjutan
1). Pilihan harus dilaksanakan secara konsisten.
2). Pilihan alternatif ( yang kedua) tidak boleh
ditekuk dengan berubahnya urutan pilihan yang
disukai.
3). Urut-urutan pilihan tidak boleh berubah apabila
satu atau lebih pilihan alternatif dihilangkan.
4). Pemilih harus menentukan pilihannya dengan
bebas.
5). Penentuan pilihan tidak boleh dilaksanakan
secara diktatorial.
Pilihan berdasarkan pilihan titik ( point
voting)
• Cara pemilihan suara mayoritas memberikan
nilai yang sama untuk setiap jenis pilihan dan
setiap pemilihan hanya menyatakan preferensi
mereka berdasarkan rangking proyek yang
paling disukai sampai proyek yang tidak
disukai .
• Dalam pemungutan suara berdasarkan pilihan
titik, maka setiap pemilih akan dapat
memenangkan proyek yang disukainya dengan
menggunakan strategi.
PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN
TITIK (POINT VOTING)
• Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik (point voting)
merupakan cara untuk mengatasi kelemahan dengan cara
memberikan angka tertentu kepada setiappemilih yang
dapatmengalokasikannya pada setiapjenis proyek
berdasarkan kesukaannya.angka tersebut mencerminkan
kesukaan pemilih pada suatu proyek.misalnya
setiappemilih diberikan nilai 100 yang dapat dialokasikan
padaketiga jenis proyek.jadi pemilih yang tidak suka akan
memberi nilai nol pada proyek trsebut dan akan
mengalokasi semua nilainya untukproyek yang sangat
disukainya.
PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN
GANDA (Plurality Voting)
• Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda
dilakukan dengan memberikan angka berdasarkan
urutan kesukaan.untukproyek yang paling disukai
diberi angka 1 dan semakin tidak disukai suatu
proyek, nilai yang diberikan pada proyek tesebut
semakin besar. Misalnya ada 3 proyek J,D, dan
Pmaka maksimum angka untuk proyek yang paling
tidak disukaiadalah 3.proyek yang mendapat nilai
terkecil adalah proyek yang menang,sedangkan
proyek yang mendapat nilai terbesar adalah proyek
yang kalah
Teori Demokrasi Perwakilan
• Teori Demokrasi Perwakilan yaitu adanya
tujuan untuk memikirkan kepentingan diri
masing-masing individu menyebabkan proyek-
proyek pemerintah yang dilaksanakan adalah
proyek - proyek yang di inginkan oleh rakyat
walaupun mereka tidak secara langsung
mengadakan pemilihan suara ,tetapi melalui
wakil-wakil mereka
Persentase teori pemungutan suara

More Related Content

What's hot

8 dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah
8  dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah8  dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah
8 dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintahRatih Puji Astuti
 
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintahRatih Puji Astuti
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publikIhsanFarhan
 
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Basuki Rahmat
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanInas Intishar
 
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikperan pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikBadrotuz Zahro
 
Teori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenTeori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenDaniel Arie
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanWanjuve
 
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiDadang Solihin
 
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8Cipta Ajeng Pratiwi
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomihandy watung
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasimanajemenmagister
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalSugeng Budiharsono
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
Presentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 okPresentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 okIrawan Willy
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruIndri Indrutt
 

What's hot (20)

8 dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah
8  dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah8  dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah
8 dasar teori perkembangan pengeluaran pemerintah
 
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publik
 
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikperan pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
 
Teori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumenTeori perilaku konsumen
Teori perilaku konsumen
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
 
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
PPT - Pyndick Microeconomics 7e - Bab 8
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Presentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 okPresentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 ok
 
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baruHubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
Hubungan teori rostow dengan pelaksanaan pembangunan indonesia masa orde baru
 

Similar to Persentase teori pemungutan suara

Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)
Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)
Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)mohammadtazam10
 
Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)
Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)
Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)Agung Baskoro
 
Perlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilihPerlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilihAhsanul Minan
 
Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"
Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"
Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"threeandra MLC
 
Opovov & sistem penghitungan kursi pemilu
Opovov & sistem penghitungan kursi pemiluOpovov & sistem penghitungan kursi pemilu
Opovov & sistem penghitungan kursi pemiluAhsanul Minan
 
Pilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro Lanjutan
Pilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro LanjutanPilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro Lanjutan
Pilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro LanjutanM. Ifaldi Sidik
 
sistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxsistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxcheheru
 
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdfMODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdfLindaduil
 
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...Tri Widodo W. UTOMO
 

Similar to Persentase teori pemungutan suara (9)

Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)
Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)
Refleksi 17-tahun-reformasi (Poltracking Indonesia)
 
Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)
Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)
Refleksi-17-Tahun-Reformasi_Poltracking(1)
 
Perlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilihPerlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilih
 
Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"
Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"
Rilis Survei LSI "Pro-Kontra Pilkada Langsung"
 
Opovov & sistem penghitungan kursi pemilu
Opovov & sistem penghitungan kursi pemiluOpovov & sistem penghitungan kursi pemilu
Opovov & sistem penghitungan kursi pemilu
 
Pilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro Lanjutan
Pilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro LanjutanPilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro Lanjutan
Pilihan Sosial - Teori Ekonomi Mikro Lanjutan
 
sistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptxsistem pemilu.pptx
sistem pemilu.pptx
 
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdfMODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
MODEL_DALAM_KEBIJAKAN_PUBLIK.pdf
 
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
Pilkada Langsung: Antara Tuntutan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Harapan...
 

Persentase teori pemungutan suara

  • 1. TEORI PEMUNGUTAN SUARA • Dra Nirwani • f10212009 • Kurniadi S.Pd • f10212010
  • 2. Teori Pemungutan Suara • Dari bab – bab yang terdahulu telah dikemukakan bahwa sistem harga tidak dapat dipakai sebagai alat untuk menunjukkan kesukaan masyarakat akan barang publik. Dalam contoh, jika dalam masyarakat hanya ada dua orang konsumen atau dalam masyarakat kecil pencerminan kesukaan dapat dilakukan dengan proses negosiasi atau tawar menawar, tetapi proses negosiasi tidak dapat dilakukan dalam masyarakat yang besar. Oleh karena itu dalam masyarakat demokratis kesukaan-kesukaan masyarakat dan kesediaan mereka untuk membiayai barang publik harus dilakukan dengan cara pemungutan suara. Namun, dalam negara yang mempunyai sistem pemerintahan diktator, penguasalah yang memutuskan barang dan jasa publik apa dan berapa jumlah yang akan disediakan dan bagaimana cara pembiayaaan barang publik tersebut. Oleh karena itu hasil dari pemungutan suara tergantung dari dua faktor berikut ini : • Distribusi suara di antara para pemilih • Cara penentuan hasil pemungutan suara
  • 3. Ahli ekonomi yang pertama kali menganalisa pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara adalah Knut Wicksell. Ia berpendapat bahwa proses politik dalam bidang ekonomi sangat penting untuk mencapai alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien. Akan tetapi pemungutan suara dengan cara yang sangat sederhana, yaitu pemungutan suara mayoritas sederhana (simple majority) untuk menunjukkan kesukaan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa merupakan cara yang tidak tepat. Sistem pemungutan suara dengan cara satu orang satu suara tidak akan memberi hasil yang mencerminkan kesukaan masyarakat apabila cara pemungutan suara dilakukan dengan suara mayoritas sederhana, dimana apabila dalam masyarakat terdapat sejumlah M orang maka pemenangnya ditentukan dengan rumus (M/2)+1.
  • 4. Inefisiensi dan Keterpaksaan : Dalam pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana terdapat kemungkinan suatau proyek yang dilaksanakan merupakan proyek yang tidak efisien dan beberapa orang dipaksa untuk menerima proyek tersebut walaupun mereka memperoleh manfaat yang sangat kecil dari proyek tersebut sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut : PEMILIH BIAYA MANFAAT MANFAAT NETTO SETUJU / TIDAK Adil 10 15 5 Setuju Bei 10 11 1 Setuju Surya 10 2 -8 tidak 30 28 -2
  • 5. Teori Wicksell Menurut Wicksell cara pemungutan dengan suara mutlak 100 persen hasilnya akan sama dengan sistem harga pada pasar persaingan sempurna. Jadi penentuan harga untuk barang publik atau barang sosial tidak dapat dilakukan dengan cara sistem pasar pada masyarakat. Wicksell menyadari cara pemungutan dengan mutlak akan menghambat pertumbuhan perekonomian karena sulit memperoleh suara bulat dalam suatu pemungutan suara, karena itu ia mengusulkan cara kedua yaitu suara relatif dimana 5/6 suara yang menang.
  • 6. Teori buchanan dan Tullock Mereka mengemukakan pendapat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Mereka menganalisis berapa jumah suara sebaiknya yang menang dalam suatu pemungutan suara.
  • 7. Apabila wicksell menyatakan cara pemungutan suara terbaik adalah dimana 5/6 suara menyatakan setuju tanpa suatu dasar analisa, maka buchanan dan tullock menyatakan suatu teori mengenani jumlah suara yang diperlukan dalam suatu pemungutan suara untuk melaksanakan suatu proyek dengan mempertimbangkan biaya bagi seluruh masyarakat. Jadi, dalam pemungutan suara ada suatu hubungan searah antara efisiensi dan biaya, semakin besar efisiensi hasil pemungutan suara, semakin besar pula biaya pemungutan.
  • 8. Dalam suatu pemungutan suara, ada beberapa sistem yang dapat dilakukan, yaitu cara suara bulat (aklamasi), suara terbanyak, pilihan ganda, atau pilihan titik (point voting) 1. Pilihan berdasarkan suara bulat (aklamasi) cara pemungutan suara dengan suara bulat dimana 100% orang setuju akan diadakannya suatu proyek merupakan cara yang paling baik. Karena dengan cara ini dapat meindungi golongan minoritas dalam suatu masyarakat.
  • 9. 2.Pilihan berdasarkan suara terbanyak keputusan diambil apabila jumlah orang yang setuju jumlahnya lebih besar daripada jumlah orang yang tidak setuju.
  • 10. Arrow paradoks • Arrow mengemukakan masalah yang timbul apabila pemungutan suara diadakan untuk membutuhkan 3 pilihan atau lebih dalam sistem ini. • Ada 5 syarat yang harus dipenuhi, agar pemilihan suara dapat mencapai hasil yang efisien, yaitu :
  • 11. Lanjutan 1). Pilihan harus dilaksanakan secara konsisten. 2). Pilihan alternatif ( yang kedua) tidak boleh ditekuk dengan berubahnya urutan pilihan yang disukai. 3). Urut-urutan pilihan tidak boleh berubah apabila satu atau lebih pilihan alternatif dihilangkan. 4). Pemilih harus menentukan pilihannya dengan bebas. 5). Penentuan pilihan tidak boleh dilaksanakan secara diktatorial.
  • 12. Pilihan berdasarkan pilihan titik ( point voting) • Cara pemilihan suara mayoritas memberikan nilai yang sama untuk setiap jenis pilihan dan setiap pemilihan hanya menyatakan preferensi mereka berdasarkan rangking proyek yang paling disukai sampai proyek yang tidak disukai . • Dalam pemungutan suara berdasarkan pilihan titik, maka setiap pemilih akan dapat memenangkan proyek yang disukainya dengan menggunakan strategi.
  • 13. PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN TITIK (POINT VOTING) • Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik (point voting) merupakan cara untuk mengatasi kelemahan dengan cara memberikan angka tertentu kepada setiappemilih yang dapatmengalokasikannya pada setiapjenis proyek berdasarkan kesukaannya.angka tersebut mencerminkan kesukaan pemilih pada suatu proyek.misalnya setiappemilih diberikan nilai 100 yang dapat dialokasikan padaketiga jenis proyek.jadi pemilih yang tidak suka akan memberi nilai nol pada proyek trsebut dan akan mengalokasi semua nilainya untukproyek yang sangat disukainya.
  • 14. PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN GANDA (Plurality Voting) • Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda dilakukan dengan memberikan angka berdasarkan urutan kesukaan.untukproyek yang paling disukai diberi angka 1 dan semakin tidak disukai suatu proyek, nilai yang diberikan pada proyek tesebut semakin besar. Misalnya ada 3 proyek J,D, dan Pmaka maksimum angka untuk proyek yang paling tidak disukaiadalah 3.proyek yang mendapat nilai terkecil adalah proyek yang menang,sedangkan proyek yang mendapat nilai terbesar adalah proyek yang kalah
  • 15. Teori Demokrasi Perwakilan • Teori Demokrasi Perwakilan yaitu adanya tujuan untuk memikirkan kepentingan diri masing-masing individu menyebabkan proyek- proyek pemerintah yang dilaksanakan adalah proyek - proyek yang di inginkan oleh rakyat walaupun mereka tidak secara langsung mengadakan pemilihan suara ,tetapi melalui wakil-wakil mereka