2. Kepemimpinan
kepemimpinan adalah suatu
proses, bukan orang. Banyak
defenisi tentang kepemimpinan
(leadership), namun pada intinya
kempimpinan ialah
mempengaruhi orang lain untuk
melakukan perbuatan ke arah
yang dikehendaki.
01
02
03
Pendekatan Pada Sifat
Kepemimpinan
Pendekatan Tingkah Laku pada
Kepemimpinan
Pendekatan Kontingensi pada
Kepemimpinan
EMPAT PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
04
Pendekatan Kekuasaan (power
aprroach)
3. Pendekatan Kekuasaan (power aprroach)
1.
Pendekatan sifat merupakan salah satu pendekatan lama dalam mempelajari tentang kepemimpinan. Dalam
pendekatan sifat ini umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin itu mempunyai sifat- sifat baik
tertentu, tetapi dalam kenyataanya tidak akan mungkin ada orang memiliki keseluruhan sifat- sifat tersebut. Demikian
pula dalam kenyataan berorganisasi tidak akan dapat ditemuan pemimpin yang memiliki keseluruhan sifat- sifat seperti
itu. Ini hanya merupakan tipe ideal yang tidak akan ada dalam kenyataan.
Sifat- sifat tersebut adalah sebagai berikut:
A. Kemauan dalam kedudukannya sebagai pengawas ( supervisory ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar
manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.
B .Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.
C. Kecerdasan ( Inteligensia) Menurut Giselli bahwa para pemimpin lebih pintar dari pengikut- pengikutnya. Satu
penemuan yang signifikan adalah adanya perbedaan kecerdasan yang ekstrim antara pemimpin dan pengikut yang
dapat menimbulkan gangguan.
D. Ketergasan, atau kemampuan untuk membuat keputuan– keputusan dan memecahkan masalah- maslah dengan cakap
dan tepat.
E. Kepercayaan diri, atau pngan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
4. Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau
kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh
pemimpin. Dasar dari pendekatan gaya kepemimpinan diyakini bahwa pemimipin yang efektif
menggunakan gaya (style) tertentu mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
tertentu.
Adapun beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya:
1.Kepemimpinan Otoriter
Yakni jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada
pemimpin atau kalau pemimpin itu menganut system sentralisasi wewenang.
2. Kepemimpinan Partisipatif
Yakni apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan. 3.Kepemimpinan Delegatif
Yakni apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan
dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan
kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa.
2. Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan
5. 3. Pendekatan Kontingensi pada Kepemimpinan
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif (berdasarkan
perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telah dikenal. Manajemen
kontingensi berupaya untuk melangkah, keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang
dapat diterapkan dan menuju kondisi situasional.Ada 3 macam pendekatan kontingensi:
Model kepemimpinan kontingensi dari Friedler
Disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa
kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau
gaya kepemimpinan dan kesesuaian situasi yang dihadapinya.
Model tiga dimensi kepemimpinan dari William J. Reddin
Model ini menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan yaitu:
a. Gaya dasar (pemisah, pengabdi, penghubung, terpadu)
b. Gaya efektif dalam satu kesatuan (birokrat, bijaksana, pengembang, eksekutif)
c. Gaya tidak efektif (pelan, otokrat, penganjur, kompromis)
Model kontinum kepemimpinan dari Vroom dan Yetton
Ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagi pemimpin untuk
mengikutsertakan atau tidak mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan
keputusan, yakni:
a. Tingkat keefektifan teknis diantara para bawahan
b.Tingkat motivasi serta dukungan para bawahan
6. 4. Pendekatan Kekuasaan (power aprroach)
Kekuasaan atas dasar kedudukan (power of position)
Kekuasaan atas dasar pribadi (power of person)
kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or more
individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut
adalah pertukaran kekuasaan.
Orang-orang yang berada pada puncak pimpinan suatu organisasi seperti manajer, direktur, kepala dan sebagainya, memiliki kekuasaan power) dalam
konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural organisator berada di bawahnya.
Sumber kekuasaan:
1.
a. Power of Position
• Legitimate power: kekuasaan manajer yang berasal dari kedudukan formal mereka dalam manajemen perusahaan. Misal: kekuasaan untuk
mempekerjakan/memecat, memberikan tugas.
• Reward power: kemampuan untuk memberikan atau tidak memberikan reward. Misal: kekuasaan untuk memberikan kenaikan gaji, bonus, promosi
atau pujian secara lisan.
• Coercive power: kemampuan untuk memberikan hukuman atau tidak memberikan outcome positif. Misal: kekuasaan untuk memberikan teguran
secara lisan, pemotongan gaji ataupun pemecatan.
1.
b. Power of Person
• Expert power: kemampuan manajer yang berasal dari pengetahuan atau keahlian khusus. Seringkali berkaitan dengan kemampuan teknis, paling
banyak ditemui dalam diri manajer menengah dan manajer lini pertama.
• Referent power: kekuasaan yang berasal dari kharisma atau kekuatan interpersonal sehingga menumbuhkan rasa hormat dan kekaguman dari
bawahan. Biasanya dimiliki oleh para manajer yang mempunyai perhatian terhadap bawahannya.