1. 15 Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Agar Cerdas dan Aktif
1). Lihat Kebutuhan Utamanya
Jika ada kesalahan maka salah terjadi pada orang tua yang tidak bisa memenuhi kebutuhan, termasuk
anak usia 3 tahun. Anak yang berusia 3 tahun belum bisa menentukan apakah kebutuhan utama atau
prioritasmereka,makaorangtuadiharuskanmenyiapkan.Namun,bukanberarti harusselaludimanjakan.
Anak usia 3 tahun harus bisa melihat minimal kebutuhan sederhana seperti makan mengambil sendok
atau lainnya.
2). Berikan Waktu Istirahat
Pada anak usia 3 tahun, mengajarkan bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk istirahat sangat
penting. Dengan begitu mereka mengerti kapan harus istirahat kapan mereka tetap bisa bermain tanpa
harus rewel ataumerepotkanorangtuanya.Tak jaranganak sudahusia 3 tahun masihrewel seperti bayi
padahal hanya ingin minum atau tidur dan istirahat.
3). Ilmu agama penting
Anakusia3 tahunmungkinbelumtahuapakahayatdanarti dari sebuah kitab.Namunusia3tahunsudah
bisa dibiasakan dan diterapkan ilmu agama yang seringkali molos alias tidak diajarkan oleh kebanyakan
orang tua. Padahal anak usia 3 tahun masihlah sederhana dalam mengenal agama, seperti berdoa
sebelum makan, bagaimana berdoa sebelum tidur dan lainnya.
4). Etika hal utama
Etika merupakanhal utama yang harus diterapkan,karenaetikamerupakanhal yang pentingdansering
disepelekan. Etika juga seringkali menjelaskan darimana anak tersebut dan keluarga tersebut. Sehingga
etika bisa menjadi identitas secara tidak langsung.
5). Ajarkan berolahraga
olahragamerupakanhal yangmungkintidakperludilakukananakusia3tahun,karenamerekatelahaktif
dalam menggunakankegiatanfisiknyalebihdari orangtua.Namunolahraga bisamenjadi kebiasaanbaik
dan positif untukmenerapkanpolahidupsehattanpaharusmentitahataumenyuruhataupunmemaksa
karena sudah terbiasa.
6). Cara berpakaian yang baik
Cara berpakaianyangbaikbisadiajarkanpadausia3tahun.Takjarangorangtua masih membiarkananak
usia 3 tahun tak mengenakan pakaian lengkap karena kegerahan, atau mungkin menggunakan pakaian
pendekkarenamerekamasihkecil.Nyatanyaberpakaianyangbaikharuslahmenjadikebiasaansejakkecil
termasuk usia 3 tahun.
7). Bagaimana berbicara dengan benar
Seringmendengaranakberusia5tahunmasihcadel atau berbicaradengansulit?kenapahal ini terjadi ?
sebenarnyakejadianini bisajadi efekdari anakyang mengalami kendalaketikaberbicaradi usia bawah.
Mereka yang bisa berbicara dengan baik namun sengaja di cadelkan dan ditoleransi akan menyebabkan
kebiasaan dan akhirnya kesulitan berbicara dengan benar.
2. 8). Ajak permainan dengan level berbeda
Anak-anak pasti senang bermain, namun untuk usia 3 tahun apakah permainan harus selalu
menyenangkandanmenghibur?nyatanyatidakjuga.Dimanaanakusia3tahunsudahbisamemberontak
dan juga melanggar aturan, maka orang tua harus bisa mendidikanak usia 3 tahun dengan cara yang
berbeda.
9). Jangan terlalu kasar
Jangan terlalu kasar merupakan pelajaran selanjutnya yang bisa diaplikasikan oleh orang tua untuk
mendidikanakadalahjanganterlalukasarataujanganterlalumenggunakankontakfisikyangberlebihan.
Dalamusia3 tahunanaksudahmengerti,hal ini menjelaskanbahwasudahmemiliki rasadantraumafisik
dan mental.
10). Sering ajak keluar
Seringmengajakanakkeluarmerupakanhal utama yang palingbisadilakukanuntukmendidikanakusia
3 tahun. Sering mengajak keluar bisa mengajarkan anak sambil belajar. Ada banyak hal diluar yang bisa
dipelajari, diantaranya adalah eksploring dan hal lainnya.
11). Mandiri
Cara mendidik anak usia 3 tahun yang paling utama yaitu ajarkan kepadanya untuk latihan mandiri.
Mandiri di sini maksudnyaadalahsuatukegiatanyangdilakukansendiriolehanak,tentunyasesuaidengan
kemampuan sesuai umurnya. Pada usia 3 tahun hendaknya diajarkan untuk mulai mengenakan
pakaiannyasendiri,seperti memakai baju,celana,atausepatu.Tentunyajangandipaksauntuklangsung
bisa,bimbinglahdengansabarsedikitdemi sedikitdari pakaianyangmudah dikenakan terlebih dahulu.
12). Sosialisasi
Sejak usia 3 tahun hendaknya mulai diajarkan bersosialisasi kepada si kecil. Caranya yaitu dengan
mengajaknya keluar rumah pada acara-acara yang melibatkan orang sekitar, misalnya acara arisan,
resepsi atau hajatan,lomba-lomba,dansebagainya.Dengancara ini maka anak mulai dapat memahami
bahwa terdapat orang lain di luar keluarganya, sehingga dia tidak takut/phobia ketika bertemu dengan
oranglain.Selainitubiarkananakuntukbermaindengantemansebayanya,tentunyadenganpengawasan
yang intensif.
13). Berbagi
Kebiasaan untuk berbagi dengan orang lain harus diajarkansejak kecil,tentunya dengan cara-cara yang
sederhana.Misalnyasajaketikaanaksedangbermain,makabiasakanlahuntukmeminjamkanmainannya
kepadatemanyang lain,atau ketikamakan biskuitarahkanuntukmembaginyakepadatemanyanglain.
Kebiasaan berbagi ini sangat penting ditanamkan sejak dini agar ketika dewasa nanti dia mempunyai
kepedulian sosial kepada sesama.
14). Pendidikan Moral
Pada usia 3 tahun, mulai tanamkan kepada anak tentang nilai-nilai moral yang baik, misalnya tentang
indahnya berbagi dengan sesama, berbuat baik kepada teman, mulai mengenalkan dia kepada Tuhan,
3. mengajaknya untuk beribadah bersama, mengajarinya berdoa, berterimakasih ketika dikasih sesuatu,
minta maaf ketika salah, dan sebagainya.
15). Ajarkan Berempati
Saat melihat ada anak lain yang jatuh dan sakit, gunakan kesempatan itu untuk mengajarkan ia tentang
rasa kasihan. “Aduh dia jatuh, kasihan ya, pasti sakit kakinya,” adalah salah satu contohnya. Bila ia
mengenal rasakasihan,iaakanlebihmudahdiajarkanuntuktidakmemukulataupunmenyakitioranglain.
Berempati sebenarnya mengajarkan seorang anak untuk peduli terhadap sesama dan lingkunganya.
Mengingat biasaynya ada anak yang tumbuh tanpa rasa peduli, hal ini terjadi karena ia tidak dipupuk
sedari kecil.
Nah hal ini menyebabkanseorang anak berusia 3 tahun haruslah tahu apa yang diperbolehkan untuk
dipelajari dan diketahui.Namun kembali lagi untuk bisa mengetahui banyak hal anak berusia 3 tahun
haruslah diawasi denganbaik. Mengingat seorang anak berusia 3 tahun masih labil dan mencontoh apa
yang ia lihat dibandingkan mendengarkan apa yang orang tua katakan.
Masih ada beberapa cara lainnya seperti mengajarkan minta maaf, menjauhi hal yang memungkinkan
anak tersebut tiru bahkan diterapkan menjadi kebiasaan. Dan memperhatikan hal kecil , agar anak
tersebuttidakmenjadi pribadi yangsalahdimasa depannya.Usia3 tahun memangmenjadi usiadimana
anak masih manja, apalagi pada usia tersebut orang tua memutuskan untuk memiliki adik ataupun
mencoba untuk menggunakan kebiasaan yang baik.
Anak usia 3 tahun pada jaman sekarang sudah memasuki sekolah, meskipun begitu mereka hanya
bermainsaja belumbelajaryangmembebani anaktersebut.Anakusia3 tahun jugabisa diajarkanuntuk
menjadi leader yang dimanfaatkandalam kegiatan sederhana. Tidak terlalu rumit namun bisa dijadikan
kebiasaan kecil.
Anak Usia 3-5 Tahun masa paling aktif dan membuat orangtua frustasi, ini 5
Kesalahan dan Solusi Membesarkan Anak Usia 3-5 Tahun
Bagi Anda yang memiliki anak berusia 3-5 tahun, pernahkah merasa si kecil membuat kesabaran Anda
habis?Andatidaksendiri.Menurutpakarpendidikananak,anak-anakberusia3-5tahunmemangsedang
dalamtahapbermain-maindengankemampuannyayangdi satusisi sudahbisamandiri,namundi sisilain
tetap butuh perhatian dan cinta.
Anak 3-5tahun “Usia ini adalah usia paling aktif dan membuat frustasi untuk orangtua,” ujar Michele
Borba, EdD, penulis buku ‘The Big Book of Parenting Solutions’.
Di masa usia anak paling aktif dan membuat frustasi ini, tidak sedikit orangtua yang justru melakukan
kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut ini justru membuat orangtua makin pusing dan anak tidak
terkontrol. Berikut ini limakesalahan umum orangtua saat membesarkan anak usia 3-5 tahun
seperti dipaparkan WebMD:
4. 1. TIDAK KONSISTEN KARENA SESUATU YANG TIDAK DAPAT DIPREDIKSI DAN TIDAK DILAKUKAN
DENGAN RUTIN, INI MEMBUAT ANAK MERASA TIDAK NYAMAN DAN AMAN
Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka
lihat tidak dapat diprediksi,” ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner, seperti dikutip WebMD.
“Saat ada sesuatuyangsudahbisadiprediksi dandilakukandenganrutin,ini membuatanakmerasalebih
nyamandan aman.Merekapun jadi lebihbersikapmanisdantenangkarenatahuapa yangakan terjadi,”
tambahnya.
Solusi: Sebisa mungkin, usahakan lakukan segala sesuatunya sesuai rutinitas yang sudah dibuat.
Melakukan hal itu secara konsisten memang sulit, apalagi jika dalammengasuh anak Anda dibantuoleh
orang lain (babysitter atau orangtua). Namun minta semua orang untuk ikut berperan serta dalam
membuat rutinitas ini.
“Jangan sampai anak mendapatkan pesan berbeda,” ujar dokter anak Tanya Remer Altman, penulis
‘Mommy Calls: Dr Tanya Aswers Parents’ Top 101 Questions about Babies and Toddlers.
2. TERLALU BANYAK MEMBANTU ANAK KARENA ORANGTUA YANG TERLALU SERING MEMBANTU
ANAK MELAKUKAN SESUATU, MEREKA MENYABOTASE KEMAMPUAN ANAK UNTUK PERCAYA PADA
DIRINYA
Beberapa orangtua akan langsung membantu balita mereka saat si kecil tidak bisa melakukan sesuatu.
Sebelummelakukannya,Andaharuspahambahwadenganmenolonganakmisalnyamemakai sandalatau
memasang puzzle saat bermain, bisa membuat anak berpikir dia tidak bisa melakukannya sendiri atau
dengan kata lain anak tidak kompeten.
“Orangtua yang terlalu sering membantu anak melakukan sesuatu, mereka menyabotase kemampuan
anak untuk percaya pada dirinya,” ujar Betsy Brown Braun, penulis ‘You’re Not the Boss of Me’.
Solusi:“Orangtuaharusmengajarkananakuntukberusahasendiri,”jelasBraun.Saatmelakukannya,Anda
tentusaja bolehmemberinyasemangat.“Jadilahcheerleaderuntuknya.Andabisamengatakan,ayonak
kamu bisa,” tambah Brown.
3. FOKUS PADA HAL NEGATIF,TIDAK TERLALU PEDULI ATAU BAHKAN INGAT AKAN HAL POSITIF YANG
DILAKUKAN ANAK
Orangtua akan mudah terpancing emosinya ketika melihat anak melakukan hal-hal negatif dan tidak
terlalupeduli ataubahkaningatakanhal positif yangdilakukananak.“Orangtuafokuspadaapayangtidak
ingin anak mereka lakukan. Mereka akan mengatakan, ‘jangan memukul’, ‘jangan melempar’, ‘jangan
pipis di celana’,” jelas Altman.
Solusi: Mulailah memperhatikan hal-hal positif yang anak lakukan dan berikan mereka hadiah jika
berperilaku baik. Hadiah tersebut tidak harus berupa barang. Cukup dengan pujian atau memberikan
mereka pelukan dan cium. “Hal-hal itu bisa berhasil untuk anak-anak usia pra sekolah,” tutur Altman.
Altman pun mencontohkanbentukpujianapa yang bisa Anda ucapkan pada anak. “Aku senang melihat
kamu bisa berteman dengan anak-anak di taman bermain”. “Aku senang kamu bilang terimakasih saat
nenek membantumu mengambil mainan.”
5. 4. TERLALU BANYAK BICARA KARENA BALITA TIDAK BISA BERPIKIR LOGIS DAN MEREKA TIDAK BISA
MENGASIMILASI APA YANG ANDA KATAKAN PADANYA
Bicara pada balitabisajadi salahsatu cara untukmembuatnyamenurutdanmemahami sesuatu.Namun
cara itu tidak tepat dilakukan saat mereka marah atau menunjukkan sikap memberontak.
“Bicara akhirnya bisa membuat pola bicara-merajuk-berdebat-berteriak-memukul,” ujar Thomas W.
Phelan, Ph.D. “Balita bukan orang dewasa. Mereka tidak bisa berpikir logis dan mereka tidak bisa
mengasimilasi apayangAnda katakanpadanya,”jelas penulisbuku‘1-2-3Magic: Effective Discipline for
Children 2-12’ itu.
Solusi:Phelanmenyarankan,saatAndamemintaanakmelakukansesuatu,janganmendiskusikannyaatau
membuatkontakmata.Kalau anaktidakmau mematuhinya,berikanperingatanatau hitungsampai tiga.
Jika anak masih menolak, berikan time-out atau segera berikan ‘hukuman’, tanpa Anda harus
menjelaskan.
5.LUPA MENGAJAK BERMAIN, PADAHAL YANG JUSTRU MEMBUAT ANAK BERKEMBANG DI USIA 3-5
TAHUN ADALAH BERMAIN
Banyak orangtua yang merasa perlu untuk membanjiri anak mereka dengan program-program
pendidikan.Padahalbelumtentucaraitudisukai anak.Hal yangjustrumembuatanakberkembangdi usia
3-5 tahunadalahbermain,begitulahmenurutpsikologdanpenulis‘PlayfulParenting’,LawrenceJ. Cohen,
PhD.
“Denganbermainotakanakberkembangsangatbaik.Saatbermainanakakansecaranatural membiarkan
diri mereka mendapatkan tantangan, tidak terlalu gampang atau terlalu berat,” jelasnya.
Solusi: Biarkan anak punya waktu bermain yang cukup. Anak-anak usia pra sekolah mendefinisikan
bermain sebagai melakukan apa yang mereka memang ingin lakukan.
“Anak-anak pra sekolah suka melakukan tugas rumah tangga, tapi itu mereka anggap bermain, bukan
tugas mereka. Mereka memilih melakukannya karena mereka senang melakukan hal itu,” ujar Cohen.