2. Tujuan Perancangan Jaringan
• Menjamin seluruh area terjangkau sinyalCoverage
• Menjamin daya sinyal mampu menembus
bangunan dan kendaraan
Building/Vehicle
Penetration
• Menjamin seluruh Kebutuhan bandwidth
pelanggan tercukupiTraffic/Capacity
• Melakukan pengaturan waktu dan logistik
hingga jaringan siap digunakanSchedule
• Menjamin kualitas layanan jaringan
sehingga terhindar dari drop call dllPerformance
• Memastikan ROI (Return of Investment)
yang baik kepada investorEconomics
3. Tahapan Perancangan Jaringan
Tahap
Kasar
Meliputi
penentuan
jumlah BTS
berdasarkan
coverage dan
capacity,
dilakukan
untuk menilai
kelayakan
bisnis
Tahap
Menengah
Apabila bisnis
dinilai layak
dan feasible,
dilakukan
perencanaan
time frame
yang
diperlukan
sampai
jaringan siap
dioperasikan
Tahap
Detil
Meliputi
perencanaan
teknis seperti
penentuan
tinggi antena,
daya pancar
dsb
4. Perancangan Jaringan Akses (1)
• Output utama dari perancangan ini adalah
penentuan jumlah BS dan penempatannya
• Dalam melakukan perancangan jaringan
akses, dilakukan 2 buah metoda
dimensioning, yakni dengan
memperhitungkan coverage BS dan
kapasitas BS
5. Perancangan Jaringan Akses (2)
No Metoda Input Meliputi Output
1 Coverage BS
Data Wilayah (Urban,
SubUrban, Open Area)
Luas, Ketinggian, Obstacle
Jumlah
BS
Link Budget
Model Propagasi, Parameter
Sistem Pemancar, Penerima,
dan Kanal
2 Kapasitas BS
Bandwidth total yang
dibutuhkan
Jumlah Penduduk Potensial
(Urban, Sub-Urban), Peak
Hour, Jatah Bandwidth/User
Kapasitas 1 BS
Total kapasitas yang mampu
ditangani oleh sebuah BS
6. Contoh-Contoh Model Propagasi
Sui Model
• Digunakan
untuk
frekuensi
diatas 1900
MHz
• Terdapat 3
area
berbeda;
Terrain A,B
,dan C
Okumura-
Hatta
Model
• Frekuensi
Hingga 2000
MHz
• Pembagian
wilayah
urban dan
sub urban
Walfisch-
Ikegami
Model
• Frekuensi
diatas 2000
MHz
Ericsson
Model
• Digunakan
untuk
frekeunsi
hingga 1900
Mhz
7. Dimensioning Coverage
Pada metoda ini, area akan dibagi menjadi 3 bagian; yaitu rural, urban, dan sub urban
Selanjutnya, dengan menggunakan link budget dan analisa model propagasi
didapatkan Coverage sel. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan
diatas, akan diperoleh jumlah BS yang dibutuhkan untuk mengcover area tersebut.
Luas _ Wilayah
Jumlah _ BS
Coverage _1_ BS
Contoh pembagian area
8. Dimensioning Kapasitas BS: Pendekatan Trafik
Volume
• Jam sibuk diasumsikan
membawa 15% trafik harian
• Rata2 beban pada Busy hour
sebesar 50%.
• Hasil kalkulasi menunjukkan
total site throughput perbulan
adalah 4600 GB.
• Untuk menawarkan layanan
dengan volume 5 GB per
pelanggan per bulan, jumlah
pelanggan persite yang
terlayani adalah 920.
9. Dimensioning Kapasitas BS: Pendekatan Data
Rate
• Target : 1 Mbps per
pelanggan
• Karena hanya ada
beberapa pelanggan saja
yang melakukan download
secara bersamaan, maka
kita dapat menggunakan
suatu overbooking factor
(OBF) . Sebagai contoh
OBF : 20.
• Artinya bahwa pada kondisi
jam sibuk, laju data per
pelanggan adalah 50 kbps.
• Jumlah pelanggan per site
1050.
10. Perancangan Jaringan Core (Inti)
• Output utama dari perancangan jaringan
ini adalah Pemilihan topologi backhaul,
teknologi transport network dan
Penempatan Simpul Core Network.
11. Topologi Jaringan
Ring
• Simple, cheap, high
reliability
• Biggest delay
Star
• Simple, cheap,
centralized, delay
less than Ring
• Hub down, network
cannot work
Fully Mesh
• Smallest delay
• Very expensive
12. Teknologi Transport Network
• Alternatif teknologi transport yang bisa
digunakan untuk penyediaan konektivitas pada
simpul core network pada lapis fisik dan data
link adalah sbb :
– Dedicated Private Line
– ATM virtual circuit
– Frame relayed PVC
– VPN
– MPLS
– Carrier Ethernet
13. Analisis Tekno-Ekonomi (2)
CAPEX
• CAPEX terdiri dari biaya yang
dikeluarkan untuk perangkat,
instalasi, property dan lainnya
yang diperlukan untuk mendirikan
jaringan serta mempunya manfaat
yang lebih dari satu periode
akutansi.
Revenue
• Revenue adalah pendapatan yang
diterima oleh perusahaan dari
pengguna layanan.
OPEX
• Biaya OPEX adalah biaya yang
dikeluarkan rutin dalam satu
periode.
Cashflow
• Cashflow adalah perhitungan
pemasukan dan pengeluaran pada
setiap tahunnya berdasarkan
CAPEX, OPEX
14. Analisis Tekno-Ekonomi (2)
Setelah memperhitungkan keempat hal diatas, dapat ditentukan kapan bisnis ini
mencapai BEP (Break Event Point) dengan persamaan NPV (Nett Present Value)
Selanjutnya dapat dicari IRR (Internal Rate of Return) untuk menentukan kelayakan
bisnis dengan persamaan
Apabila IRR<0 maka bisnis tidak layak dilakukan, dan sebaliknya jika IRR>0 maka
bisnis layak dilakukan
15. Contoh Perancangan Jaringan: Perancangan
Jaringan LTE Kota Jakarta
Akan dilakukan perancangan jaringan
LTE di kota Jakarta dengan data
sebagai berikut;
WIlayah Luas
Urban 358,41 km2
Sub Urban 286,91 km2
Jumlah Penduduk 9.583.247 Jiwa
Peta Area Jakarta
17. Dimensioning Coverage BS (2)
Selanjutnya dengan memasukan parameter link budget pada slide sebelumnya ke
model propagasi yang dipilih (dalam Hal ini okumura-hatta dan Erceg) diperoleh;
Hasil Perhitungan coverage sel
Urban
Sub-Urban
23. Perancangan Jaringan LTE Kota Jakarta
Selanjutnya karena kebutuhan BS dari
dimensioning kapasitas lebih besar
dibanding
coverage, maka jumlah BS yang dipilih
adalah jumlah BS dari dimensioning
kapasitas yakni sebesar 450 BS untuk
area urban, dan 124 BS untuk sub
urban. Gambar di samping adalah
rancangan penempatan BS sesuai
dengan perhitungan yang diperoleh
pada dimensioning kapasitas.
Penempatan BS area Jakarta
24. Perancangan Jaringan LTE Kota Jakarta
Berikutnya, dilakukan penempatan
jaringan backhaul yang akan
menghubungkan BS-BS dengan EPC di
area Jakarta.
Penempatan jaringan backhaul area Jakarta
25. Perancangan Jaringan LTE Kota Jakarta
Selanjutnya dihitung EPC yang
dibutuhkan dengan persamaan berikut;
Penempatan jaringan backhaul area Jakarta
Dengan penempatan
26. Analisis Tekno-Ekonomi
Contoh Grafik dan Tabel NPV
Berdasarkan grafik di samping, dapat
diamati bahwa bisnis ini akan
mencapai BEP saat tahun ke 3.
Nilai IRR yang diperoleh pun >0
sehingga dapat dikatakan bisnis ini
layak untuk dilakukan
27. Daftar Pustaka
• Joko S. “Network Planning and Dimensioning”.
Slide Presentasi. Bandung.
• EVDO Engineering and Planning Bakrie Telecom
Training Center. “Perencanaan Akses dan Core
Jaringan EVDO”. Slide Presentasi. Jakarta.
• Aginsa, Bagus F.“Perancangan Jaringan LTE di
DKI Jakarta dengan Menggunakan DUAL BAND:
2,6 GHz &700 MHz”. Bandung. 2013
• Noman Shabbir, Comparison of Propagation
Models for LTE Network, IJNGN, 2011