Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor seperti keluarga, pergaulan, pendidikan, dan waktu luang. Faktor-faktor ini dapat memicu kenakalan remaja jika tidak dikelola dengan baik, seperti kurangnya perhatian orang tua, pengaruh teman yang negatif, dan kekurangan kegiatan bermakna di waktu luang.
1. 2.2 Ciri-Ciri Kenakalan Remaja
Ada beberapa ciri-ciri anak yang melakukan kenakalan remaja seperti (1) ngebut, (2) pornografi, (3) pengrusakan
barang rang lain, (4) geng, (5) berpakaian sembarangan, dan (6) mengganggu orang lain. Berikut ini penjelasan
mengenai ciri-ciri kenakalan remaja yang sekarang sedang marak terjadi.
(1) Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang di
tetapkan, sehingga dapat mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
(2) Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh,
majalah dancerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai perdaran obat-obat perangsang nafsu seksual,
kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik (missal internet dan handphone) dan sebagainya.
(3) Anak-anak yang suka pengrusakan-pengrusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain seperti mencuri,
membuat corat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase dan sebagainya.
(4) Membentuk kelompok atau gang dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato,
kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal. Yang di ikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah pada
perbuatan anarkis.
(5) Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, misal: memakai rok mini, youcansee,
mamakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, sehingga di pandang kurang sopan di mata
lingkunganya.
(6) Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas di depanya, jika menoleh atau marah sedikit saja di
anggapnya membuat gara-gara untuk dijahili.
2.3 Penyebab Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor- faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan
timbulnya kenakalan remaja antara lain adalah (1) keluarga, (2) pergaulan, (3) pendidikan, dan (4) waktu luang.
Secara rinci penjelasan masing-masing faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja tersebut sebagai
beriku.
(1) Keluarga
Hal inilah yang paling rentan . kenapa paling rentan ? Keluarga merupakan tempat pertama kali anak dididik dan
ditempa . Cara pendidikan yang diterapkan oleh orang tua akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak di
masa yang akan datang . Namun cara mendidik disini tidak terlalu otoriter , tegas , permisif , maupun demokratis
melainkan cara pendidikan tersebut digunakan secara seimbang dan sesuai kebutuhan .
Apabila orang tua terlalu otoriter dan tegas maka anak dan remaja akan berusaha mencari – cari celah utuk
melakukan pemberontakan maupun perlawanan-perlawanan dalam bentuk yang lain dari anak sebagi sikap protes
atas tindakan orang tuanya .
Orang tua yang terelalu permisif maka membuat sang anak akan berusaha mencari-cari perhatian dengan segala
tingkah lakunya yang sebagaian besar pada akhirnya baik disadari maupun tidak oleh remaja mereka akan menjurus
ke dalam kenakalan remaja maupun ada yang lebih parah ke dalam tindak krimnalitas .
Kebebasan namun bertanggung jawab dari paham demokratis juga akan sulit dilakukan karena jika hanya
berdemokrasi maka anak akan terbiasa mengeluarkan pendapat semaunya tanpa melihat kondisi orang sekitar dan
bahkan akan terbawa kebiasaan ini sampai mereka dewasa .
2. Selain cara mendidik ada faktor lain yang dapat memicu kenakalan remaja ini yaitu perhatian yang diterima remaja .
Perhatian ini sangat berpengaruh karena semaikin rendah perhatian yang diterima maka kecenderungan timbulnya
kenakalan remaja akan semakin tinggi . Yang mempengaruhi besar kecilnya perhatian yang diterima remaja antara
lain pekerjaan orang tua , keutuhan keluarga , dan hubungan keluarga dengan lingkungan .
Pekerjaan orang tua akan sangat berpengaruh kepada perkembangan remaja . Orang tua yang sibuk untuk mencari
nafkah di luar rumah dan kurang memperhatikan perkembangan anaknya akan menyebabkan kurangnya perhatian
yang akan diterima oleh remaja tersebut . Kurangnya perhatian inilah yang mendorong remaja untuk mencari sensasi
dengan cara melakukan perbuatan yang menyimpahg .
Secara teoritis keutuhan keluarga dapat berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Artinya banyak terdapat anak-anak
remaja yang nakal datang dari keluarga yang tidak utuh, baik dilihat dari struktur keluarga maupun dalam
interaksinya di keluarga . Hal ini dikarenakan dengan kurang utuhnya keluarga perhatian yang akan diterima remaja
akan semakin rendah . Yang secara otomatis akan memicu kenakalan remaja .
Hubungan keluarga dengan lingkungan akan berpengaruh besar kepada perkembangan remaja . Keluarga yang tidak
diterima oleh lingkungan akan menyebabkan kenakalan remaja akan meningkat di keluarga tersebeut sebagai akibat
terkekangnya dan terhambatnya akses informasi remaja terhadap lingkungan sekitar .
(2) Pergaulan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak
kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan
terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin
pusat atau pun anak orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya
membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau
anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya.
Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari
kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti
tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi.
Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat
terlarang, dan lain sebagainya.
Pengaruh kawan ini memang cukup besar.. Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk
apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu
cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan
sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja,
khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan
kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman
bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
Kriteria teman baik yaitu mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-
barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi
meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita.
Kriteria teman yang tidak baik. Mereka adalah teman yang akan mendorong seseorang untuk menjadi penjudi, orang
yang tidak bermoral, pemabuk, penipu, dan pelanggar hukum.
(3) Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak Agar anak dapat
memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain itu, perlu dipikirkan pula latar
belakang agama pengelola sekolah. Hal ini penting untuk menjaga agar pendidikan Agama yang telah diperoleh
anak di rumah tidak kacau dengan agama yang diajarkan di sekolah. Berilah pengertian yang benar tentang adanya
3. beberapa agama di dunia. Berilah pengertian yang baik dan bebas dari kebencian tentang alasan orangtua memilih
agama serta alasan seorang anak harus mengikuti agama orangtua.Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Seperti
yang telah disinggung di atas, biarkanlah anak memilih jurusan sekolah yang sesuai dengan kesenangan ataupun
bakat dan hobi si anak. Tetapi bila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah
pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan pilihannya, sedangkan hobi adalah
kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utama telah selesai dikerjakan.
(4) Waktu luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di
rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si
remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja
melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang
negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja.
Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian
lingkungannya.
Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan
sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat
membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius,
dan sebagainya.Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula karena dorongan
teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti
gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak
mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya ia
terjerumus. Tersesat.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng
negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan
pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan
remaja. Ada kemungkinan, keisengan remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan tugas-
tugas sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat memberikan penyaluran dengan mengikutkannya
pada satu kelompok olahraga beladiri.
Mengisi waktu luang selain diserahkan kepada kebijaksanaan remaja, ada baiknya pula orangtua ikut
memikirkannya pula. Orangtua hendaknya jangan hanya tersita oleh kesibukan sehari-hari. Orangtua hendaknya
tidak hanya memenuhi kebutuhan materi remaja saja. Orangtua hendaknya juga memperhatikan perkembangan
batinnya. Remaja, selain membutuhkan materi, sebenarnya juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Oleh
karena itu, waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi.
Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Kegiatan keluarga dapat berupa
melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble, monopoli, dan lain sebagainya. Kegiatan
keluarga dapat pula berupa tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati. Misalnya, dengan makan malam bersama
atau duduk santai di ruang keluarga. Selain itu, dihari libur, seluruh anggota keluarga dapat bersama-sama pergi
berenang, jalan-jalan ke taman ria atau mal, dan lain sebagainya.
2.4 Peran Orang Tua
Sebagian besar orangtua di jaman sekarang sangat sibuk mencari nafkah. Mereka sudah tidak mempunyai banyak
kesempatan untuk dapat mengikuti terus kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja banyak
bersumber dari pergaulan. Oleh karena itu, orangtua hendaknya dapat memberikan langkah konkret yang dapat
dilakukan oleh orang tua guna mencegah dan menangani masalah ini yaitu (1) kasih sayang, (2) kebebasan, (3)
pergaulan anak, (4) pengawasan pada media, (5) bimbingan, (6) pembelajaran agama, (7) dukungan pada hobi, dan
(8) orang tua sebaga tempat berkeluh kesah. Adapun penjelasan lebih rinci dari peran orang tua tersebut adalah
sebagai berikut.
4. (1) Pemberian kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
(2) Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Contohnya: orang tua boleh saja membiarkan dia
melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan orang tua dia telah melewati batas
yang sewajarnya, orang tua sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya
bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
(3) Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua
darinya. Karena apabila orang tua membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya,
yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum
perlu dia jalani.
(4) Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
(5) Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan
waktunya selain di rumah.
(6) Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah
sesuai dengan iman kepercayaannya.
(7) Orang tua perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah orang
tua mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif.
Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
(8) Orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing
dia ketika ia sedang menghadapi masalah.