Proses kehamilan meliputi fertilisasi sel telur oleh sel sperma, nidasi di mana blastocyst menempel pada endometrium, dan perkembangan janin selama tiga trimester kehamilan. Fase-fase penting termasuk penetrasi trofoblast ke dinding rahim dan pembentukan plasenta.
2.
Untuk mengetahui Pengertian Kehamilan,
Fertilisasi, dan Nidasi.
Untuk mengetahui proses terjadinya kehamilan
seorang ibu.
Proses Fertilisasi konsepsi
Serta mengetahui bagian – bagian Nidasi.
5.
a) Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam
kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh
sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik
dan hormon yang sangat berubah drastis.
b) Pengertian Fertilisasi
Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara
spermatozoa dengan ovum untuk membentuk zigot.
Atau suatu peristiwa penyatuan antara sel mani (sperma)
dengan sel telur ovum di ampula tuba fallopian.
c) Pengertian Nidasi
Nidasi adalah pelekatan blastocyst tepatnya bagian
tropoblasts pada endometrium, yang terjadi pada hari ke
7-8 setelah fertilisasi.
6.
B. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan, ketika seseorang
perempuan melakukan hubungan intim dengan
seorang lelaki, maka bisa jadi perempuan
tersebut akan hamil (Terjadi Kehamilan).
7. Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam
rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah
matang. Dalam proses ini sperma masuk ke indung telur
melalui saluran rahim pada saat melakukan hubungan badan.
8.
Kehamilan di bagi atas 3 trimester yaitu trimester I, trimester II, dan
trimester III.
Gejala pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah,
payudara membesar, sering buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi
tidak stabil, lebih sering cepat marah, penurunan libido seksual.
Pada trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat
signifikan karena nafsu makan yang meningkat tajam, payudara yang
semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang terlihat
semakin membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut
jantung meningkat, kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal
pada permukaan kulit di bagian perut. Kadang disertai dengan sakit
pinggang dan gangguan pada pembuangan air besar/sembelit. Emosi
menjadi lebih stabil dan seluruh perhatian tertuju pada sang bayi
yang akan lahir.
9.
Pada trimester III, bayi mulai menendang –
nendang, payudara semakin besar dan
kencang, puting susu semakin hitam dan
membesar, kadang – kadang terjadi kontraksi
ringan dan suhu tubuh dapat meningkat.
Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi
mulai tidak stabil, perasaan gembira disertai
cemas menunggu kelahiran sng bayi.
10.
11.
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista
(blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian
dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan
trofoblas akan berkembang menjadi plasenta.
Dengan demikian, blastokista
diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk
keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi
hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke
dalam plasentan dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human
chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa
emdometrium akan menerina (resesif) dalam proses implantasi embrio.
Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua
ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh
trofoblas. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di
satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium
mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat
(local) yaitu inhibitor cytokines danprotease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang
normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
12.
13.
Infasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas
menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekresi
hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat dengan
endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan
membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang
menghasilkan protein perekat plasenta
yaitu trophouteronectin. Trofoblas-trofoblas invasif lain yang melepas
dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan
menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi
proses invasi ke dalam jaringan maternal.
Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan
berlanjut dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi
trofoblas ke arteri spiralis maternal lemah atau tedak terjadi, maka arus
darah uteroplasenta rendah dan menimbulkan sindrom preeklamsia.
Kondisi ini juga akan menginduksi plasenta menyekresikan substansi
vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan tekanan darah ibu
dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga menjadi infark
plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak terkontrol akan
menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa dan
koriokarsinoma.